Dear God, Thanks for This Melbourne Life Opportunity

sumber: Melbourne University Alumny Fanpage
Note dari J.K Rowling di atas dipersembahkan untuk para wisudawan wisudawati dari Art Faculty yang diwisuda pada 17 Desember 2013 kemarin, dengan latar belakang salah satu gedung favorit di Parkville area. Terkadang kita menanti sebuah keajaiban untuk suatu perubahan dalam hidup kita. Sebuah keajaiban yang sesungguhnya tak perlu kita harapkan karena sesungguhnya kekuatan dalam diri kita yang kita butuhkan untuk berubah. Semua potensi dan kekuatan ada di dalam diri kita.Bagaimana kita mampu mengenalinya...

Bersyukur, sangat  bersyukur bahwa dalam hidup saya pernah diberi kesempatan menimba "ïlmu", mengecap pengalaman dan menjadi bagian dari academic life salah satu university tersohor di Australia dan bahkan di jajaran world's university ini. Bukan hendak berbangga diri atau sombong, karena memang sejujurnya dalam semua syukur dan bahagia itu terselip sedikit kecewa kepada diri sendiri karena secara akademik saya merasa belum mencapai yang saya harapkan dari diri saya sendiri saat menjalani kesempatan emas tersebut.

Beberapa rencana dan harapan yang saya susun sebelum berangkat dan berjuang di Melbourne, harus kemudian saya terima sebagai hanya sebuah rencana karena banyak faktor yang akhirnya membuat saya tersadar bahwa ada suatu ketidakpastian yang sangat mungkin terjadi di hadapan kita. Dan pada akhirnya kita sendiri lah yang harus memutuskan, apa yang harus kita lakukan atas ketidakpastian itu.





Hmmm konkritnya??? iya saya, sebagaimana umumnya international student yang mendapat beasiswa lainnya tentu ingin bisa mengikuti semua aktivitas akademik dan peluang-peluang yang ada. Peluang conferrence, aktif diberbagai kegiatan kampus dan seterusnya. Sayangnya saya harus melewati semua itu dan fokus pada subject yang saya ambil saja, itupun jujur sebuah perjuangan yang luar biasa. 8 subject yang saya ambil, 7 diantaranya saya harus menyelesaikan satu research paper sebagai tugas akhir, tidak kurang dari 10.000 kata untuk 1 paper, jadi total 7 x 10.000 kata (dalam bahasa inggris tentunya).

Saya tidak malu untuk mengatakan bahwa ini benar-benar sebuah perjuangan buat saya, bahkan saya tidak terlalu berharap mendapat nilai H1 sebagai nilai tertinggi, bisa pass aja kayaknya kok bersyukur banget :D. alhamdulillah tidak ada yang gagal, walaupun nilainya relatively ada di tengah-tengah range. Dan semua terselesaikan sesuai waktunya. Walaupun tidak selalu menjadi nomor 1, tapi sejak SD sampai kuliah, saya selalu punya nilai raport atau IP bagus, termasuk minimal 5 besar. *Sombong??halaah apanya yang mau disombongin :D

Sekolahnya kan dulu di sekolah kampung ala Laskar Pelangi, tapi biarpun sekolah kampung alhamdulillah bisa merasakan kuliah di University TOP di OZ yaaa :D... Jujur lumayan shock dengan sistem penilaian dan standard yang tinggi di Melbourne University terutama di Graduate Law School ini. Kekhawatiran dan ketakutan akan kegagalan seperti menari-nari di pikiran saya. Banyak teman-teman seperjuangan dari Indonesia yang berhasil dan bahkan berprestasi, subhanaAllah luar biasa. Meskipun tidak sedikit yang harus struggling seperti saya.

Cultural Shock bahkan menjadi PR tersendiri, alhamdulillah Melbourne merupakan kota yang sangat multikultural, sehingga persoalan kultur bisa teratasi sedikit demi sedkit. Jujur saya terhitung lambat dalam beradaptasi dalam hal ini. Banyaknya teman-teman Indonesia membuat saya cenderung berada di zona nyaman sehingga agak kurang berbaur dengan kultur lokal.

Dengan teman-teman sekelaspun, saya cenderung lebih merasa nyaman berteman dengan international student dari negara lain seperti China, Vietnam dan India ketimbang dengan local student. Eits tapi bukan berarti saya tidak punya teman bule yaa, pastinya ada yaa. Tapi ya itu tadi akhirnya hanya sedikit yang komunikasinya intents...*unfortunatelly, karena saya akhirnya disibukkan oleh "family life" saya ... iya suami, kehamilan dan lahirnya anak pertama saya. Hmm tapi bukankah itu suatu anugrah lain yang tidak kalah indah dari nilai-nilai atau angka-angka??? *gantikacamataPOSITIF


Hidup adalah pilihan, saat kemudian suami menyusul saya saat break semester dan tidak lama kemudian saya hamil, bisa dipastikan dua semester berikutnya saya kuliah dan harus menyelesaikan berbagai paper tadi dalam kondisi hamil anak pertama. Hanya 3 bulan sebelum saya pulang saya melahirkan bayi perempuan saya. Kondisi kehamilan pertama, kendalanya adalah mabuk berat dan fluktuasi psikologis yang lumayan "mengagetkan" saya.

Sampai usia 8 bulan saya masih kesulitan makan dan mengalami "morning sick" yang sebetulnya tidak hanya terjadi pagi hari, bahkan sepanjang hari. sejak 8 bulan sampai persalinan, berat badan saya meningkat luar biasa, kenaikan total 17 kilo *tutupmata. Pembengkakan yang sukses, dan ternyata kenaikan berat badan tidak berpengaruh pada kenaikan berat badan baby saya, Kaka Alinga terlahir hanya dengan berat 2.5 kg sajaah... so silahkan berhitung, sisanya kemana hahaha.






Selama proses kehamilan semua alhamdulillah relatif lancar untuk kehamilan pertama. Pada bulan ke 8 saya disarakan petugas medis untuk melakukan ECV - Eternal Cephalic Version, yakni memutar posisi bayi saya yang sungsang secara manual. Iya sampai usia 8 bulan bayi saya masih dalam posisi sungsang. Alhamdulillah berhasil dan posisi sudah normal dan menetap sampai 9 bulan. Namun sampai usia 10 bulan 3 minggu (43 weeks) belum ada tanda-tanda apapun. Dalam kondisi normal atau tidak ada kelainan, Ibu hamil disarankan untuk melahirkan secara normal.

Pada minggu ke 43, hari senin 24 Sepetember saya dijadwalkan proses induksi untuk merangsang proses persalinan. Saat CTG, sebagai prosedur awal,  ternyata kondisi jantung baby-saya kacau, setelah dipastikan beberapa kali akhirnya tim medis memutuskan saya harus melahirkan baby saya sesegera mungkin. Sehingga tidak ada pilihan harus dilakukan section, an emergency cesarean.

15 menit setelah CTG saya sudah masuk ruang operasi, dan alhamdulillah si mungil bisa lahir selamat walaupun kulitnya mengelupas karena terlalu lama ngendon di rahim Ibunya sementara air ketubannya sudah tidak bagus. Jujur sangat tidak siap harus menjalani proces sectio yang sangat mendadak ini, karena tak terbayang akan melahirkan dengan cara ini.

Namun atas semua kejadian yang akhirnya bisa kami lewati, saya sangat bersyukur. Demikian indah skenario Tuhan bagi kami.. bagi saya. Dan saat saya menetapkan hati bahwa sesulit apapun akan kami lewati, pada akhir berbagai persoalan bisa terselesaikan. 




Melahirkan di Negeri orang dengan sectio (emergency), hanya berdua ditemani suami. Kondisi baby yang terhitung sangat kecil dan hampir menedekati batas minimal berat badan newborn baby, sempat hampir infeksi pada bekas jahitan (tidak ada konsumsi antibiotik sama sekali). Saya mau mengakui kalo saat itu akhirnya saya inisiatif minum jamu kunyit yang saya blender sendiri (beli kunyit di Asian Market) dan mengkonsumsinya 3 kali sehari. Sangat membantu sembuhnya luka. Saat jadwal ketemu dokter (3 hari setelah mebuat janji) infeksi tadi sudah mengering.

Baby saya ternyata punya tounge tie sehingga dia kesulitan menyusui dan menghisap ASI, serta menyebabkan luka pada nipple saya. Luar biasa sakitnya. Akhinya di usia seminggu kami putuskan untuk me-release- touneg tie-nya.  Deadline untuk submit paper saya sekitar 2 minggu setelah kelahiran bayi saya. Jujur saya luar biasa stress saat itu, akhirnya dengan rekomendasi dari Dokter yang menangani saya, saya minta extend, -perpanjanagn waktu- dan dikabulkan untuk extend 1 minggu kemudian.  Alhamdulillah .. detik-detik terakhir my last ten thousand words paper submitted . 

Tinggal dag dig dug menunggu nilainya. Sekitar 2 bulan kemudian nilai keluar, alhamdulillah nilainya melebihi yang diharapkan hahaha... iya saya cuma berharap bisa lulus di subject tersebut tanpa berharap banyak pada nilainya. Selesai sudah semua subject yang saya ambil dan saya bisa ikut wisuda, pada 20 Desember 2007. Hanya saya yang bisa mengikuti ceremony wisuda dari total 6 siswa Indonesia satu angkatan di Melbourne Law School saat itu.

Teman-teman yang lain masih punya subject yang belum mensubmit research paper, karena memang belum deadline maupun masih menunggu nilai. Sebagian bahkan harus pulang sebelum nilai subject keluar, memang semua bisa diakses secara online, termasuk submit paper. 

Di luar nilai dan angka-angka itu, sungguh saya belajar banyak. Lebih dari sekedar belajar dari proses di bangku kuliah dan transfer knowledge mahasiswa dan dosen. Beberapa kelas memberi kesan mendalam untuk saya, selain substansi, atmosfer belajar, dosennya sendiri dan juga rekan-rekan sekelas. Duuuh kok jadi kangen yaaa, kalau diberi kesempatan lagi, maunya bisa maksimal dan lebih baik dari sebelumnya.

Nah, sebetulnya tidak ada salahnya bertekad seperti ini, dan memang seharusnyalah kita melakukan yang terbaik yang kita mampu. Kadang yang tak kita sadari, kita menggunakan suatu standar dan ukuran yang kita "buat"sendiri. Kita tanamkan sendiri di älam bawah sadar kita. Standar yang kita paksakan menjadi yang paling benar. Bukankah angka-angka, nilai nominal dan matematis hanyalah simbol??? prestasi adalah saat kita menjadi diri kita yang selalu berusaha menjadi lebih baik dari diri kita sebelumnya.

Dan kata "baik", tidak selalu berbanding lurus dengan posisi. Pun dalam keterbatasan saya membuat pencapaian saat itu, saya pada akhirnya mendapat banyak sekali pelajaran, termasuk bahwa ketakutan akan kegagalan itu sesungguhnya berakar dari dugaan dan pikiran kita sendiri. Kita kadang harus mengapresiasi diri dan tidak selalu menyalahkan diri sendiri dan memendam kecewa untuk sesuatu yang sesungguhnya memberikan pelajaran berharga bagi kehidupan kita selanjutnya.

Back to the Graduation Ceremony,  peristiwa bahagia ini meninggalkan kenangan yang tak terlupa, karena my luvly baby ternyata menangis sepanjang saya tinggal ke dalam gedung ceremony. Padahal sudah saya titipkan ASIP pada ayahnya. Ini kali pertama dia ditinggal lama Ibunya dan ternyata ogah memakai dot dari botol, mungkin karena lapar dan dingin.

Selesai acara, kami langsung mencari tempat yang agak sepi untuk bisa menyusui. daan saya salah kostum pula... baju yang saya pakai tidak berkancing depan. Otomatis saya harus membuka resleting belakang, tentunya suami saya menjaga agar kami bisa menunaikan tugas mulia yang tertunda dengan "äman", mengamankan lokasi menyusui hahaha.


Melbourne, Parkville, Law Building, Library, Student center
are there any other opportunities for me???  the dream is still there ...:) 

2 comments

  1. ya Allah,,,sungguh salut dengan perjuangan mbak di sana.
    kita bernasib sama mba, sama2 studi di luar dan sama2 punya baby tongue tie.
    tapi bedanya saya melahirkan di indo.
    kalo boleh tau, dulu kronologis tongue tie nya gimana mbak?boleh share kah?

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasih say...salut juga utk perjuanganmu yaa...
      ketahuan tounge tienya gara2 susah menyusui...air susuku waktu itu melimpah sekali tapi si babay al kok kayaknya gak naik signifikan badannya trus kok maaf nipple ku kok lukanya gak sembuh2... padahal dah dikasih cream utk neymbuhin gitu...akhirnya pas konsultansi ke midwife di community council gt (semacam posyandu)... direkomemndasikan dateng ke sebuah center khusus utk menangani permasalah ibu2 yang menyusui... centernya merupakan bagian dari rumah sakit di melbourne (Royal Women Hospital) trus kami datang ke sana, diobservasi selama satu hari..lalu dicek mulut dan lidah baby Al..dan ketahuan deh klo ada tounge tie...
      Nah karena mild aja..disarankan segera dirilis...setelah ditimbang2... positif negatifnya akhirnya kami pilih segera me-release toune tienya...setelah itu alhamdulillah baby Al bs menyusui dengan lancar dan berat badannya mulai naik..luka di nipple sayapun berangsung sembuh.
      menurut dokter salah satu penyebab toune tie adalah keturunan. setelah diamati ternyata dari keluarga suami memang ada yang bicaranya "cadel"...menyebut huruf r agak sulit...ternyata itu karena lidahnya "pendek" terikat oleh si toune tie ini. jadi betul utk kasus baby al krn faktor keturunan...untungnya tidak berat dan sudah di release...

      Delete

Terimakasih sudah silaturahim, silahkan meninggalkan jejak di sini. Comment yang masuk saya moderasi terlebih dahulu ya. Mohon tidak meninggalkan link hidup.