Serunya Main Air Panas di Puncak Darajat Garut

Long weekend... 

Mau liburan kemana-mana males sebenernya pasti macet di mana-mana. Hmm kalau sudah begini maunya sih ngendon aja di rumah. Ee tetiba sebelum diputuskan mau ngendon di rumah atau jalan, Kakak sulung saya di Bandung posting poto di FB Grup keluarga besar. Pemandangan sebuah kolam renang yang dilatarbelakangi pegunungan. Wuiiiih keren banget..
Kolam renangnya bukan air dingin lhoo air panas. Di mana tuh?? Di Garut yaaa...pasti macet. Eh tapi ternyata keluarga di Cirebon, salah satu kakak saya yang lain menyambut antusias. Sahut menyahut di grup akhirnya positif 4 keluarga yang bisa ngumpul... ke Garut lagiii.

Sebelumnya kami memang pernah ke Garut, sudah lama juga sih. Beberapa tahun lalu. Hanya saya sekeluarga plus mbah uti dari ayahnya krucils, adik saya sekeluarganya (dulu masih di Ciputat, belum berangkat ke Iowa), Mimi dan adik bungsu saya yang kebetulan sedang berada di Bandung di rumah Kakak sulung saya, satu kali Keluarga Kakak sulung saya plus anak menantu dan cucunya. Hmm alhamdulillah waktu itu bisa dapat penginapan yang lumayan afordable dengan fasilitas dan lokasi yang lumayan strategis di daerah Cipanas. Saya masih ingat saat itu kami disambut hujan di Garut plus macetnya..
Tapi seru...terutama sesi belanja belanji barang-barang dari kulit di Sukaregang hehehe. Kamoimenginap di Penginapan milik Cipaganti mengambil dua unit rumah yang lumayan besar dengan 2 tempat tidur besar, ruang keluarga, tv dan kamar mandi yang lega dengan fasilitas air panas mengalir langsung di kamar mandi.
Eh kok malah bernostalgia. Kali ini yang pergi keluarga kakak ke dua saya dari Cirebon, Mimi dan adik bungsu saya, dan keluarga Kakak sulung saya di Bandung. 

Ternyata karena saya terjebak macet parah di Bekasi...ohh selaluu deh Bekasi. Saya terlambat cukup lama sampai ke Bandung sementara keluarga dari Cirebon sudah sampai ke Bandung sebagai titik pertemuan sejak pagi. Karena tidak enak membuat mereka menunggu, terlebih tak tahu pasti berapa lama kami bisa melewati parkir berjamaah maka kami persilahkan rombongan Cirebon dan Bandung jalan duluan ke Garut.

Oke macet yang luar biasa, akhirnya kamipun harus istirahat cukup lama di rest area tol Cipularang yang luar biasa macet. Baru melanjutkan perjalanan ke Bandung. Di tengah perjalanan kami mendapat kabar bahwa perjalanan ke Garutpun harus menemui kemacetan. Rasanya tak mungkin dan tak tega memaksa driver sayah untuk lanjut ke Garut dengan kondisi luar biasa macet. Maklum saya tak bisa jadi driver sampingan *gak bisa nyetir sih...garuk-garuk tembok*

Akhirnya kami putuskan untuk melanjutkan perjalan ke Garut esok harinya. Pagi menjelang siap-siap menuju Garut. Besar harapan hari Sabtu sudah tidak macet dari Bandung. Kan wisatawan sudah sampai si Garut kemarin. Joss jalanan menuju Garut lumayan lancar sedikit tersendat saat menuju arah Darajat. Akhirnya setelah melewati jalan yang berliku dan menanjak, sampailah kami ke lokasi. Di daerah Darajat ini banyak wahana taman air panas, termasuk yang cukup ramai adalah Darajat Pass. Namun kami memutuskan naik lebih tinggi, ke puncaknya Darajat. Yupp objek wisata taman air panas puncak Darajat.

Sebagai informasi, Garut dengan beberapa gunungnya merupakan tempat dengan potensi geothermal atau panas bumi yang terkandung di dalam bumi yang dipagari oleh gunung-gunungnya. Potensi geothermal inilah yang kemudian salah satunya dialirkan menjadi kolam-kolam air panas yang menajdi tempat wisata keluarga. Air panas yang mengandung belerang dari sumber panas bumi ini memiliki khasiat yang baik bagi kebugaran tubuh, selain baik untuk kulit air panas ini memberi rasa nyaman bagi tubuh dan mengurangi pegal-pegal pada tubuh.

Puncak Darajat merupakan lokasi wahana air panas yang paling tinggi di Darajat. Wuiihhh menuju ke sana cukup menengangkan apalagi saat kami ternyata tak kebagian parkir di depan wahana karena sudah penuh dan harus memutar ke bawah dengan jalan yang sempit dan berliku. Countur wahana air ini dibiarkan seperti aslinya yang berbukit-bukit. Masuk ke sana dikenai biaya Rp.25.000/orang. Dewasa dan anak-anak tidak dibedakan. Dengan harga tersebut selain menikmati beberapa wahana air mendapat bonus minuman ringan.

Suasana cukup ramai, aroma belerang juga mulai tercium. Di dalam wahana terdapat beberapa kolam yang letaknya bertingkat-tingkat sesuai ketinggian countur tanah di masing-masing lokasi. Kita harus ekstra hati-hati karena selain licin akibat dari air kolam, saat itu hujan turun. Suhu makin dingin dengan turunnya hujan, namun pengunjung yang tengah berada dalam kolam tidak bergeming. Hmm rupanya justru berada di dalam air membuat tubuh mereka tetap hangat. Kami langsung mencari tempat menyimpan baju dan perlengkapan yang berbentuk saung-saung yang banyak tersedia. Sayangnya kita tetap harus menyewa alas atau tikar yang tahan air karena saung becek dan basah. Setelah berganti baju, krucils langsung masuk salah satu kolam yang tampak ramai. Saya awalnya hanya ingin mengawasi dari saung, tapi apa daya anak-anak tak mau jika Ibunya tak menemani mereka nyebur...haishhhh cinta banget sama Ibu yaks.

Di wahana ini juga terdapat penjual makanan dan mini market. Kita bisa memesan minuman hangat dan makanan hangat seperti seblak, gorengan, mie instan, nasi goreng dan lainnya. Lumayan membantu jika kita tak sempat membawa bekal. Harga makanannya relatif masih terjangkau dibandingkan di objek wisata di Jakarta atau Bandung. Setelah puas main air, krucils menikmati bakwan goreng dan nasi goreng. Mengisi perut yang mulai keroncongan.

Setiap kolam memiliki karakteristik yang berbeda. Kolam di depan saung kami tampaknya ditujukan untuk kolam anak-anak dan balita, meski banyak orang tua dan manula yang juga berendam di sini. Selain lebih dangkal, airnya cukup hangat, terdapat seluncuran kecil yang mudah dijangkau anak-anak. Yang paling seru ada ember besar yang jika penuh akan menumpahkan air panas. Air yang tumpah dari ember besar tersebut lebih panas dari air yang ada di dalam kolam. Saat ember menumpahkan air, banyak pengunjung yang menunggu di sekitar bawah ember, byuuuurrrr... Banyak yang menjerit dan berteriak karena kepanasan. Ehh tapi justru panasnya ini yang bikin seru. Katanya enak buat badan yang pegal-pegal.


Di kolam yang letaknya di lebih rendah, tersedia kolam rendam yang lebih panas. Rasanya kolam ini yang paling panas. kita harus turun ke bawah melalui tangga yang menghubungkannya. Kolam ini lebih sepi. Hanya tampak orang-orang dewasa yang sedang menikmati sensasi panasnya air beraroma belerang. Anak-anak mungkin tak dianjurkan, suhunya lumayan panas.

Turun ke bagian yang lebih bawah, jauh lebih ramai lagi. Di kolam ini airnya tak terlalu panas. Kolam lebih besar dengan dua seluncuran panjang yang cukup tinggi. Dari kolam ini kita bisa langsung mendapati pemandangan gunung-gunung di sekitarnya. Kolam ini tidak dibatasi dinding sehingga pemandangan alam pegunungan di Garut bisa kita nikmati sambil bermain air. Krucils dan ayah mereka sempat mencoba meluncur dari seluncuran yang paling tinggi. Aiiih mereka jempol banget sih, Ibu mengabadikan gambar ajah dari bawah. *alesan, padahal takut ketinggian*

Menjelang tengah hari, anak-anak sebetulnya tak mau naik dari kolam namun dengan rayuan maut akhirnya mereka mau juga. Rasa lapar membuat mereka menyerah hehehe... setelah berbilas dan mandi, mereka makan sekedar mengganjal perut karena kami tetap berencana makan siang di bawah. Oh iya, sayangnya air berbilas dan mandi luar biasa panas. Anak-anak sampai menangis dan hampir tak mau dimandikan. Sayapun kepanasan saat berbilas dan mandi. Ihhh padahal biasanya di pemandian air panas, untuk berbilas dan mandi airnya tak sepanas ini walaupun bukan air dingin tapi tidak mendidih seperti ini. Tragedi menangis saat berbilas bukan hanya terjadi pada krucils saya hampir semua balita menjerit dan menangis saat tersentuh air panas.

Selasai mandi kami turun ke parkiran dan segera kembali ke kota Garut. Aduh sayangnya saat kami turun, kami harus bertemu kemacetan karena kecilnya jalan dan ada rombongan dengan bus yang sangat besar yang membuat kendaraan harus bergantian. Hmm setelah cukup resah akhirnya lepas juga dari macetnya Darajat. Lanjut makan siang di rumah makan yang letaknya tepat di depan sungai besar sebelumnya menjemput ponakan dari Pesantren Darul Arqam. Jalan di Garut diakhiri dengan mengelilingi pasar Sukaregang tempat oleh-oleh khas garut dari kulit.

Menjelang malam kami kembali ke Bandung, lancar sampai memasuki lingkar nagreg tiba-tiba kendaraan stuck... setelah dicek ternyata macet karena banjir di Rancaekek. kami akhirnya mencari jalan tikus menghindari kemacetan panjang yang kemungkinan besar tidak berakhir sampai besok pagi. Setelah beberapa kali bertanya pada orang-orang di pinggir jalan, akhirnya kami sampai kembali ke Cipadung rumah Kakak saya hampir tengah malam. Fuihhhhh perjalanan panjang. Untung krucils tertidur lelap sepanjang jalan tadi.


16 comments

  1. Air Panas di Puncak Darajat Garut ya mba sudah bagus, dulu kesana belum sebagus sekarang

    ReplyDelete
  2. aku juga pernah ksana.. enak bgt.. pingin lagi :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Seru ya mak...panas2 di tengah dinginnya puncak garut

      Delete
  3. Aku mupeng maak...moga ntar kalau mudik bogor, bisa main kesini...

    ReplyDelete
  4. Aku pernah ke situ juga mak, kabutnya tebaaal...

    ReplyDelete
  5. Tempatnya asyik kayaknya Mak. Sayang, jauh banget dari rumah saya uhuhu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihihi iya ..
      Kalau kapan2 pas lg ke jawa barat kali yaa

      Delete
  6. Bagus ya tempatnya...anak-anakku juga paling suka berenang

    ReplyDelete
  7. Wuuiihh aayik nih kyanya..udara dingin terus brendem di air panas...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya kombinasinya pas mak muna... udara dingin airnya panas. Klo renang di jakarta udara panas airnya dingin hwhee

      Delete

Terimakasih sudah silaturahim, silahkan meninggalkan jejak di sini. Comment yang masuk saya moderasi terlebih dahulu ya. Mohon tidak meninggalkan link hidup.