Tips Sukses ASI Ekslusif bagi Ibu Bekerja

Beberapa waktu lalu sempat ramai mom war terkait ASI VS Sufor. Tulisan ini bukan untuk memanaskan kembali suhu yang sudah mulai mendingin. Pun sebetulnya ini tulisan lama saya yang pernah dimuat di femaline.co. Saya sebagai Ibu bekerja lebih ingin berbagi beberapa tips agar Ibu bekerja yang menyusui (atau akan menyusui) bisa sukses memberikan ASI ekslusif pada bayinya minimal hingga usia 6 bulan. Saya yakin semua setuju bahwa ASI masih menjadi asupan terbaik bagi bayi kita. Sebagai asupan terbaik bagi bayi, alangkah baiknya jika semua Ibu berusaha semaksimal mungkin untuk bisa memberikannya pada bayi mereka. Yup berusaha semaksimal mungkin soal keberhasilannya tentu juga bergantung pada banyak faktor.


Menjadi tantangan tersendiri bagi para Ibu bekerja untuk bisa menunaikan kewajiban memberikan ASI Ekslusif (ASIX- hanya mengasup ASI) hingga minimal 6 bulan usia bayi. Sulit? Tidak mudah, namun bukan mustahil. Bisa? Iya... Sudah banyak Ibu bekerja yang sukses memberikan ASIX pada bayi mereka. Saya dengan pengalaman gagal pada anak pertama, berusaha lebih keras dan konsisten untuk bisa memberikan makanan terbaik ini bagi anak kedua dan ketiga. Alhamdulillah, Mereka berdua lulus S-1 (6 bulan) dan S-2 ASI (2 tahun). Tentu saja kisahnya tak semulus yang diharapkan, tantangan bagi Ibu bekerja menjadi lebih berat  terkait dengan ritme dan waktu kerja. 


Saat akhirnya selesai menunaikan minimal 6 bulan ASIX kepada kedua bayi saya. Luar biasa terharu rasanya, lebih dari itu saya merasakan bonding yang terbentuk memberikan efek rasa bahagia dan membantu mengurangi derpresi dari rutinitas pekerjaan di kantor saat di rumah mendapatkan senyum dan pelukan mereka. Salah satu hal yang ingin saya tekankan adalah bahwa pemberian ASIX menjadi salah satu sarana bonding, mengingat secara kuantitatif Ibu bekerja memiliki waktu yang lebih sedikit. Salah satu kehangatan hubungan antara anak dan Ibunya tidak semata-mata kuantitas kehadiran atau kedekatan fisik tetapi kualitas komunikasi dan kualitas ikatan psikologis. Bisa full memberikan ASIX meskin bekerja menjadi perekat hubungan emosional kami.


Jika ada stereotype bahwa mustahil bagi  Ibu bekerja bisa memenuhi ASIX bagi bayi mereka maka selain tidak sesuai dengan fakta. Ini kembali kepada pilihan kita. Sulit dan mudahnya akhirnya kembali pada kemauan kita. Lagi-lagi diluar pilihan dan kemauan tentu ada banyak faktor lain. Namun demikian menguatkan niat menjadi sangat penting. Berikut beberapa tips yang mungkin bisa diterapkan:

1. Mind Setting.

Ya, pastikan untuk mensett-up pikiran kita bahwa kita bisa menyusui secara ekslusif bagi bayi kita setidaknya selama 6 bulan.  Tanamkan di dalam alam bawah sadar kita bahwa kita bisa. Semua Ibu (bekerja atau tidak bekerja) punya kesempatan yang sama. Kita bisa, Iya jika ada yang sudah membuktikannya, maka kita punya kesempatan yang tidak berbeda untuk juga membuktikan hal tersebut.

Selain itu tanamkan dalam bahwa supply ASI kita pasti memadai. Salah satu alasan kegagalan pemberian ASIX adalah asumsi tidak cukupnya ASI atau ASIku sedikit dan semacamnya. Secara theori ini bukanlah alasan yang tepat. Sepanjang kita tetap memberikan ASI baik dengan cara langsung menyusui atau dengan memerah untuk kemudian di simpan (ASIPerah).  

Dalam hal ini berlaku hukum atau adagium “the more you sucked, the more you produce”.  Semakin banyak ASI dihisap semakin banyak kita memproduksinya. Jadi selama tetap kita keluarkan baik dengan menyusui secara langsung maupun dengan memompanya, selama itu tidak akan mungkin kita kehabisan stock ASI. Jadi pastikan kita menanamkan sejak awal bahwa kita bisa dan kita punya cukup supply ASI.

Menurut teori ASI, once kita menanamkan pikiran bahwa ASI kita tidak cukup atau kurang otak kita bekerja menset-up agar organ yang memproduksi ASIpun tidak maksimal bekerja. Jadi penting sekali menanamkan rasa percaya diri pada semua Ibu bahwa ASInya akan mencukupi kebutuhan bayi. Hal mendasar ini tentunya harus juga didukung oleh berbagai usaha lain seperti mengonsumsi asupan makanan bergizi yang bisa meningkatkan produksi ASI seperti sayuran segar, buah dan minum air putih. 

Adakah yang kemudian melenceng dari theori tersebut?? bisa jadi ada, karena tidak semua Ibu berada dalam kondisi psikilogis, emosional, dan fisik yang sama. Justru dari kegagalan Ibu yang lain atau kegagalan kita di masa lalu kita bisa mengambil pelajaran. Jadi meski pernah gagal, jangan berputus asa. Hakikatnya Ibulah yang menyusukan bayinya. Jika ada kondisi luar biasa, tentu kita bisa mempertimbangkan jalan keluar terbaik bagi bayi kita.  


2.  Be Well Prepared

Persiapan bisa dilakukan bahkan sebelum kita hamil. Para wanita bekerja dengan status menikah dan berencana memilki anak sudah bisa bersiap-siap untuk bisa memberikan ASIX dengan sukses. Setidaknya persiapan tentang pengetahuan yang cukup. Faktor lain dari kegagalan pemberian ASIX adalah kurang memadainya pengetahuan Ibu dan Ayah (pasangan) baru. Informasi dan pengetahuan tentang pentingnya ASI bagi bayi dan Ibu, bagaimana tips agar bisa memberikan ASI dengan sukses, dan tentu saja obrolan dan sharing pengalaman seputar suksesnya pemberian ASI. Gali sebanyak mungkin informasi melalui buku, internet, bahkan pendidikan, seminar atau training seputar ASI banyak dilaksanakan akhir-akhir ini.  

Jangan lupa siapkan pula sarana dan prasarana untuk mendukung kesuksesan memberi ASIX meskipun bekerja. Kita bisa memilih apakah kita bisa memerah sendiri (manual) atau menggunakan alat (manual maupun elektrik). Sebenarnya bisa memerah secara manual jauh lebih praktis dan bersih, pelajari dan praktikkan caranya. Untuk yang karena alasan tertentu kita harus menggunakan bantuan alat, maka segera cari tahu, alat yang sesuai dengan kebutuhan, kenyamanan dan tentu saja budget kita. Selain itu siapkan botol-botol atau plastik kemasan penyimpan ASIP yang aman. Sekarang sudah banyak tersedia, bisa dibeli secara langsung maupun online. 

Selain itu pastikan kita bisa memerah di tempat yang bersih dan nyaman di kantor. Cari informasi adakah pojok laktasi atau semacamnya. Jika belum ada, kita bisa mengomunikasikan dengan pihak HRD, bahwa kita sebagai SDM membutuhkan sarana tersebut. Peraturan perundang-undangan menjamin hak perempuan bekerja untuk memberikan ASI, merupakan kewajiban instansi untuk menyediakan sarana ini.

Hal yang juga penting adalah menyiapkan suasana yang nyaman saat kita melakukan pumping. Karena kondisi yang nyaman dan tenang juga berpengaruh pada produksi ASI yang diperah. Lupakan sejenak beban pekerjaan, jika perlu dibantu dengan iringan lagu atau musik yang kita suka nyalakan saat kita melakukannya. Bayangkan wajah lucu bayi kita tercinta di rumah. Lebih seru jika ada rekan sesama busui kita bisa sambil berbagi cerita dengan "pumping bersama".

3. Support dari Pasangan.

Sejak awal bicarakan dengan pasangan tentang rencana dan target untuk memberikan ASIX sampai 6 bulan.  Banyak hal yang bisa dilakukan oleh pasangan kita untuk mensupport kesuksesan pemberian ASI. Saat kita mencari pengetahuan tentang ASI, ajak pasangan untuk juga terlibat agar pengetahuan kita sepadan. Mudahnya kita berada dalam satu frekuensi yang sama. Samakan niat, tujuan, target dan cara mencapainya bersama. Saat ini banyak komunitas ayah pendukung ASI (Breastfeeding Father). Peran para ayah merupakan salah satu faktor keberhasilan pemberian ASIX terlebih jika Ibu bekerja.
Kumpulan Ayah ASI

4. Bergabung dengan komunitas positif.

Kita dapat bergabung dengan berbagai komunitas Ibu menyusui dan bahkan pendukung atau pengusung advokasi bagi para Ibu hamil dan menyusui. Salah satu komunitas yang cukup kompeten adalah Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) yang merupakan organisasi nirlaba yang concern dengan isu pentingnya pemberian ASI. AIMI memiliki group dalam social media facebook, twitter dan juga dalam yahoogroup.  Beberapa komunitas sejenis juga muncul belakangan. Keuntungan dari bergabung dengan komunitas semacam ini adalah selain informasi dan pengetahuan dari para pakar dan pengalaman dari sesama Ibu menyusui. Support sangat penting untuk bisa sukses ASIX, berkumpul dengan sesama pejuang ASIX sangat signifikan menumbuhkan semangat dan berbagi.

5. Jangan pernah merasa gagal, selalu ada waktu memperbaiki dan mengambil hikmah.

Jika karena satu dan lain hal, kita tidak bisa sepenuhnya memberikan ASI secara ekslusif selama 6 bulan, jangan pernah merasa gagal lalu berhenti menyusui sama sekali.  Ada proses relaktasi, dimana kita dapat memulai kembali proses pemberian ASI. Jika kita membutuhkan bantuan, saat ini sudah banyak klinik laktasi yang salah satunya melayani juga cara melakukan relaktasi. Selain itu kegagalan pada satu anak memberikan pelajaran berharga untuk bekal kita sukses pada anak berikutnya atau bahkan bagi orang lain. Keep positive...!

ASI  Is the Best... Go For it Moms... 

Sumber Gambar:  FB Group AIMI

12 comments

  1. Noted, krn blm menikah :-)
    salut sama moms yg kerja tp msh ngasih ASI..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sip mudah2an bs jd bahan referensi ya. Siap2 jauh hari say

      Delete
  2. Kalo berangkat kerja tidak boleh ketinggalan "peralatan tempurnya" utk memerah asi, terutama yg gak sukses memerah pake tangan macam saya...alhamdulillahَ hal tsb dpt terlampaui dg baik

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah mak. Iya sy jg harus selalu bawa alat tempurnya. Pernah sekali lupa dan terpaksa harus pake tangan. Waduuuh krnngak biasa smp bengkak2 hiksss

      Delete
  3. Alhamdulillah, anak pertama, saya sukses ASIX sampai usia 14 bulan sambil kerja, terpaksa stop karena harus berjauhan. Insya Allah, anak kedua inginnya bisa ASI sampai 2 tahun. Aamiin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah...semoga bs lebih baik ya di anak ke 2 mak. Amiin

      Delete
  4. Alhamdulillah tiga anak saya sukses ASI sampai umur dua tahun lebih. Kok bisa lebih? soalnya pas tepat umur dua tahun ada perasaan ga tega untuk menyapihnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillahm nah itu dia PR selanjutnya adalah perkara sapih menyapih ya mak.
      Weaning with love aja yaa

      Delete
  5. Salut mak ophi..bekerja tp ttp bs ngasix bwt si kecil,

    ReplyDelete
    Replies
    1. perjuangan say...tp semangat krn ingat luar biasanya ASI buat anak2

      Delete
  6. salut Mbak Ophi. bekerja tapi tetap bisa ngasig asi buat si kecil..

    tips yang sangat bermanfaat, terutama bagi seorang ibu yang bekerja di luar rumah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. semoga bermanfaat yaa...semangat semua Ibu bekerjaa

      Delete

Terimakasih sudah silaturahim, silahkan meninggalkan jejak di sini. Comment yang masuk saya moderasi terlebih dahulu ya. Mohon tidak meninggalkan link hidup.