Cirebon Menuju Smart City, Jangan Tinggalkan Akar Budaya dan Tradisi.

Dialog I
"Phi... aku ada di Cirebon nih, lagi ada urusan nih di Cirebon."
"Oh iya? nginep di mana?"
"Aston Hotel Cirebon, kebetulan meetingnya juga di sini."
"Sampai kapan di Cirebon?"
"Nah itu dia, cuma tiga hari di sini. Meetingnya full dua hari. Cuma sisa sehari buat sight seeing dan kulineran di Cirebon nih. Makanya, aku telpon kamu. Kasih referensi dung, satu hari aku bisa menikmati apa saja di Cirebon."
"Hmm, siap! asalkan telepon pintarmu nyala, gak bakalan susah deh nyari wisata kuliner, wisata belanja dan wisata budaya di Cirebon. Semua informasi termasuk lokasi dan rute sampai tempat, bisa kamu akses dengan mudah, semua informasi wisata sudah terintegrasi lhoo di Kota Cirebon"
"Waaw... keren ya Cirebon, akses untuk infomasi bisnis lumayan mudah dan transparan, pariwisatanya juga gak kalah pamor"
Aston Hotel Cirebon
Photo: https://www.aston-international.com/eng/hotel-detail/84/aston-cirebon-hotel-convention-center


Dialog II
Dalam sebuah obrolan setelah saya selesai presentasi dalam sebuah international conference di Leiden Belanda. *uhukk keselek

"So where are you come from Ophi? I mean which part of Indonesia. I've been in Bali and Jakarta couple times"
"Well actually I was born in a small city in West Java Province. It takes around three hours by car or by train from Jakarta, Capital City. But it will be a smart city in next couple years, It is Cirebon Smart City."
"Cirebon Smart City? sounds interesting."
"Yes, Cirebon will use digital technologies including information and communication technologies to increase quality and performance of city services. Not only in governance sector, it will cover environment, education, business, tourism, health, economy and for sure it will have smart people with smart living and mobility. It also will be a safe city for tourists."
"You have mentioned once that Cirebon has many cultural heritages and it has a great history in the past. Does it remain in its important role for your smart city?"
"Yes of course, though we are moving toward a smart city, cultural heritages and historical sites are well conserved and have a special treatment from the local government."
"That's good, indeed."
"Yup, you should come and visit it when you visit Jakarta. It's enough if you wanna have "one day trip" in Cirebon. Stay one night and explore our cultural heritages and also unique and tempting culinary. You may go by train or bus. I recommend Aston Hotel Cirebon since it has special offer for tourist and it is also a convenient place to stay."
"Cirebon also has an integrated information for tourism, so you will not find any difficulties to enjoy Cirebon and its culture".
"Hmm, how about business?"
"In fact, Cirebon is also recommended city to invest, we have harbor, train station, freeway and even plan to have an airport, Cirebon plans to have a convenient transportation and logistic to support your investment .
"So, Jan... Come and visit Cirebon..."
"Hmm I will.. Really I do will.."
Kedua dialog di atas memang imajinatif. Yup, saya berkhayal dengan bangga bisa memperkenalkan bahwa Cirebon akhirnya menjadi sebuah kota pintar, smar city. Sebuah kota yang tidak hanya nyaman bagi warganya namun juga bagi pendatang, karena kepintarannya. Sebuah khayalan yang bukan tidak mungkin menjadi nyata. Yaa...not exactly the same conversation tapi mirip gitu lah. Intinya, bukan tidak mungkin Cirebon menjadi kota pintar. Sebagaimana bukan tidak mungkin saya hadir di salah satu conference di Leiden. *uhuk uhuk, keselek lagi deh.

Smart City, sebuah tatanan kota cerdas yang memudahkan masyarakat mengakses informasi secara cepat dan tepat; pengelolaan warga masyarakat yang lebih maju dan cerdas dalam menjalankan pola hidup; penataan lingkungan dan prasarana yang mendukung gaya hidup cerdas; pertumbuhan ekonomi dan mobilitas yang terus bergerak positif, dunia pendidikan yang memiliki konsep yang mengarah pada pendidikan karakter, serta konsep smart living yang menjadi model atau pola hidup yang disepakati bersama oleh seluruh pemangku kepentingan, masyarakat secara umum dan pemerintah daerah sebagai pemegang kebijakan. What an ideal concept. 

Pada dasarnya konsep smart city tidak melulu pada kepintaran perangkat akan tetapi jauh lebih mendasar pada kepintaran sistem atau tatanan. Dari beberapa konsep smart city, sangat multak didukung oleh smart society, Ada beberapa catatan penting yang menurut saya signifikan dalam mewujudkan hal tersebut. Pertama tentu saja kesiapan teknologi dalam menopang perwujudan atau pembangunan suatu smart city. Peran teknologi, terutama teknologi informasi dan jaringan sangat strategis dalam mewujudkan konsep kota pintar menjadi kenyataan.

Sejauh mana kesiapan Cirebon membangun infrastruktur teknologi infomasi yang memungkinkan terwujudnya sebuah kota dengan sistem informasi yang update, cepat, dan teraplikasi dalam setiap lini layanan masyarakat?. Tentu saja yang paling penting adalah kesiapan teknologi jaringan. Kabar gembiranya salah satu provider di bidang ini sudah memastikan diri akan memperkuat jaringannya di Cirebon. Smartfren 4G LTE  hadir dengan teknologi jaringan internet super cepat sebagai generasi ke-empat berbasis Internet Protocol (IP) yang membuat proses transfer data jadi lebih cepat dan stabil. Kecepatan teknologi jaringan internet merupakan prasyarat terwujudnya smart city. 


Catatan kedua, konsep smart city yang akan dipilih atau menjadi fokus dari Kota Cirebon. Pemilihan konsep dan fokus menjadi penting karena dari sekian banyak aspek kota pintar yang harus dipenuhi, Cirebon harus mampu mengedepankan suatu ciri khas atau jati diri yang menjadi "penanda" di antara kota pintar lainnya. Artinya, setidaknya ada salah satu aspek yang harus dimaksimalkan oleh Kota Cirebon dan menjadi fokus dalam mewujudkan smart city. Tanpa mengesampingkan aspek lainnya tentunya.

Jika kita berkaca pada best practice smart city di beberapa negara yang sudah berhasil, maka kita akan melihat bagaimana setiap kota tersebut memiliki sebuah konsep yang diusung dalam mewujudkan sebuah kota pintar. Sebutlah Copenhagen Denmark, yang alhamdulillah saya pernah ngebolang ke sana meski hanya satu hari. Copenhagen memberikan fokus kepada aspek lingkungan yang kemudian menopang pariwisata yang ramah lingkungan di kota yang modern tersebut. Seoul, Korea Selatan yang kita kenal sebagai kota dengan jaringan internet super cepat di dunia, mengoptimalkan diri dan fokus pada public service di bidang teknologi informasi. Amsterdam, New Zealand, dan banyak lagi. Tidak jauh-jauh,  Kota Bandung akan segera mewujud menjadi sebuah kota pintar yang memfokuskan diri dengan konsep Bandung Technopolis.

Keraton Kasepuhan
Photo Dokumen Pribadi

Dalam menentukan fokus tentu Cirebon dapat menghitung cost and benefit dari setiap potensi yang akan dipilih. Secara ekonomi, Cirebon terus tumbuh dan sangat ditunjang dengan perkembangan infastruktur yang luar biasa. Cirebon memiliki pelabuhan, dapat diakses dengan transportasi kereta api, terhubung dengan beberapa ruas jalan bebas hambatan, bahkan direncanakan akan memiliki pelabuhan udara. Sektor apapun yang akan dikedepankan, adalah penting untuk menata sistem birokrasi pemerintahan yang pintar yang mengedepankan layanan kepada publik dengan cepat dan nyaman. Iklim investasi juga sangat tergantung dari dukungan kebijakan dan layanan di daerah yang efisien.

Keraton Kanoman
Photo Dokumen Pribadi

Potensi wisata Cirebonpun sesungguhnya tidak kalah signifikan. Wisata budaya dan kuliner Cirebon sangat potensial dan seharusnya menjadi vocal point dalam pengembangan kota pintar. Cirebon punya Keraton Kasepuhan, Kanoman bahkan Kacirebonan, termasuk berbagai warisan sejarah yang melengkapinya. Harus diakui pengembangan dan pelestarian berbagai cagar budaya bernilai sejarah di Cirebon ini belum maksimal. Padahal jika dikembangkan dengan management yang lebih baik, berbagai potensi tersebut dapat lebih optimal dan di sisi lain membantu mengkonservasi cagar budaya itu sendiri. 

Berbagai upacara dan tradisi budaya dan agama yang merupakan kegiatan rutin dari ketiga Keraton Cirebon sesungguhnya tidak hanya menajdi daya magis bagi mereka yang memiliki kedekatan kultural dan keagamaan dengan Cirebon namun menjadi sebuah event budaya yang sangat khas, menarik, dan potensial untuk diperkenalkan secara global ke dunia luas. Jika Tana Toraja sangat eksis di dunia wisata manca negara dengan death tourism site yang mereka miliki, maka tradisi muludan, pajang jimat dan sejenisnya sesungguhnya memiliki potensi yang sama menariknya bagi penikmat wisata budaya. 

Paksi Naga Liman, Cagar Budaya Tradisional
Photo Dokumen Pribadi

Sebagai penunjang aspek wisata di bidang industri kreatif dan tradisional, Cirebon punya banyak produk khas yang unik. Tak kalah dengan kota wisata di manapun. Cirebon punya batik trusmi, produk kreatif dari kerang bahkan produk berkualitas internasional dari rotan. Berbagai kuliner khas Cirebon juga merupakan potensi yang tidak akan habis digali. Kuliner khas Cirebon makin memperkuat pertumbuhan wisata kota Cirebon. Kuliner juga merupakan daya tarik yang potensial bagi datangnya para pelancong baik lokal maupun mancanegara.

Hai...Apa kabar dengan budaya tradisional Cirebon seperti Sintren? Tarling? Tari Topeng atau Gambyung. Cirebon sebagai kota santri-pun sesungguhkan icon budaya yang khas dan unik.

Mengapa tidak, Cirebon menjadi sebuah kota pintar yang tidak meninggalkan akar budaya dan identitas tradisionalnya. Smart City yang menguatkan aspek budaya dan tradisi sebagai fokus utamanya. Sounds great, I think.

Selain kedua catatan saya tadi, satu hal yang juga tidak sedikit bahkan cukup krusial perannya adalah sosialisasi tentang rencana Cirebon menuju smart city. Sosialisasi dan edukasi bagi seluruh warga Kota Cirebon dan sekitarnya, bahkan bagi masyarakat luas. Pentingnya sosialisasi guna turut menyiapkan masyarakat untuk mengambil peran penting dalam pembangunan kota pintar. Tanpa kesiapan dan kemauan masyarakat, mustahil konsep kota pintar bisa terwujud. Sekali lagi karena smart city tidak hanya berangkat dari kepintaran perangkat dan infrastruktur namun juga kepintaran masyarakat di dalamnya. Yes, smart society.

Salah satu media sosialisasi yang efektif adalah melalui media sosial dan media komunitas. Para Blogger yang belakangan menjadi salah satu media influencer di banyak bidang, memiliki peran yang dapat dimaksimalkan guna semakin menggaungkan rencana Cirebon smart city ini. Para Blogger Cirebon dan sekitarnya dengan media blog, networking dan komunitas mereka layaknya menjadi partner dalam mengedukasi masyarakat luas dalam membangun Cirebon menuju Smart City.

29 comments

  1. Replies
    1. Aapanya yangs eru nih hahaha... iya klos dh jadi smart city, warga jadi lebih nyaman

      Delete
  2. Kota kelahiranku juga ini mbak...moga2 makin maju ya Cirebon tercinta tapi tetep mempertahan kearifan lokalnya. Goodluck lombanya mbak :*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waah masak sih mak Muna...wah satu kebangsaan dung kita ya, eh dirimu numpang lahir aja kali yaa. darahmu tetep Aceh hahaha. Makasih yaa

      Delete
  3. Cirebon, oh, Cirebon, kota tempat aku dilahirkan...kata nenekku, hehe... OPhie, emang OPhie Cirebon tinggal di Cirebon or dilahirkan di Kota Udang itu. Woow your English is splendid, booo...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Eh bunad...iya bun ophi wong cirebon juga jeh bun... tapi kita tetanggan kok bunda. Ophi di Ciputat...duuh kapan yaa bisa kopdar sm bunda *aah malu blom terlaksana juga niih

      Delete
  4. Saya lahir di cirebon mak, cirebon kampung halamanku. Keluarga dan orang tua tinggal di sana otomatis kalao mudik ke cirebon donks.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihi iya mak Irma aku juga klo lebaran pulang kampung...Ibu dan kakak2ku sebagian besar masih di Cirebon.

      Delete
  5. Dulu pernah niat banget mau mampir Cirebon agak lamaan, eh aku malah sakit di jalan, harus buru2 pulang :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. smoga ada kali lain mampir dan nyobaik kuliner atau keratonnya ya mak Lus

      Delete
  6. Wah keren deh kalau bisa menjadi smart city, semacam kota modern gitu ya.... :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya..s.emacam kota modern yang terintegrasi dengan IT

      Delete
  7. Saya ke Cirebon beberapa kali dulu, saat ada Om yang tinggal di sana. Kotanya enak, asik buat kulineran ya mbak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya kulinernya ngangenin mbaak...ayo kapan2 sini lagi. mirip2 semarang yaa klo soal kuliner, banyak yang khas

      Delete
  8. Udah lama gak main ke Cirebon. Yang aku selalu inget dari Cirebon, kulinernya. Tahu gejrot asli yang beda banget dari yang ada di Bandung sama es duriannya. Nyaaaam. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. tahu gejrotnya klopun bikin sendiri atau nyobain di tempat lain beda ya mak hihihi
      waah es durian di mana niih. malah blom nyobain

      Delete
  9. bapak saya ada keturunan dari cirebon, mbak. kalau bapaknya bapak sendiri dari kuningan. tapi karena udah kepaten obor alias ga sambung lagi jadi ga pernah ke cirebon. sekali doang pas mbak saya tinggal di cirebon.

    ReplyDelete
    Replies
    1. ayoo kapan2 main lagi mbak... napak tilas hahaha. sekalian kulineran dan wsiata budaya

      Delete
  10. Luar biasa mak Ophi, ada aja idenya nulis dan ada foto2nya pula. Sayang, saya belum pernah ke Cirebon

    ReplyDelete
    Replies
    1. weeew jadi malu dikomenin gt sama bu penulis hahaha. kebetulan pas ada idenya spt ini mak, makasih yaa

      Delete
  11. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  12. Saya juga ikutan lombanya hehehhee. Cirebon tuh bisa pisan jadi tempat wisata favorit, tapi gak tau yah kayak yg memble gitu orang2 yg kudunya ngurusin beginian. Keratonnya aja berantem melulu :D pengen bikin tur ih di cirebon. Waktu kuliah dulu pernah nyusurin satu-satu masjid tua di cirebon, seru banget!

    ReplyDelete
    Replies
    1. ah masak, ga ada di bandung diary? apa di blog satunya?
      itulaaah makanya catetan aku gitu sih potensinya banyak, infastruktur dan transportasi memadai tinggal dibenerin manajemennya nih.
      Miris deh pas ke Kanoman kemarin liat benda2 cagar budaya tidak mendapat perhatian kayak gt. History bowww... Masjid merah panjunan itu juga prihatin kondisinya
      Nah Masjid tua, bangunan tinggalan belanda termasuk stasiun cirebonnya juga kan iconic bgt yaa

      Delete
  13. semoga terlaksana cirebon jadi smartcity, sebagai tetangga..dukung aja :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha... Harus didukung atuh kan tetangga pasti kecipratan efek baiknya hahaha

      Delete
  14. Lah, Mbak Ophi orang Cirebon?
    Saya baru tahuuuuu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbaak asli Cirebon tp dah jadi orang Ciputat sekarang

      Delete
    2. Mba Anaz orang cirebon juga kah???

      Delete

Terimakasih sudah silaturahim, silahkan meninggalkan jejak di sini. Comment yang masuk saya moderasi terlebih dahulu ya. Mohon tidak meninggalkan link hidup.