Kenali Tanda Anak Bahagia: Sehat, Ceria, dan Aktif



Menghadirkan kebahagiaan untuk anak-anak pasti menjadi cita-cita semua Ibu. Beragam cara yang dilakukan untuk menghadirkannya. Sebagai Ibu bekerja terkadang muncul perasaan khawatir dan tanda tanya besar  apakah dalam keterbatasan waktu yang saya miliki untuk hadir utuh bersama mereka saya bisa membuat anak-anak saya bahagia. Lalu saya memutuskan untuk percaya bahwa apapun yang saya niatkan meski dalam bentuk yang sederhana dan tampak sepele sekalipun untuk mencoba membahagiakan anak-anak tidaklah ada yang sia-sia.  


Memang tidak ada rumus khusus mengukur kebahagiaan anak. Kalau saya tidak memastikan pada mereka dengan bertanya langsung. "Kakak senang?", Ka Zaha suka?", "Dek Paksi senang?". Lalu mendapat anggukan kepala atau jawaban "Iya Pakci cukaa, rasanya seperti ada bunga-bunga sakura yang berjatuhan di sekitar saya di musim semi yang cantik. *Halaah. Tapi serius lhoo, sebagai Ibu bekerja yang sering "baper" dan galau dengan pertanyaan apakah anak-anak saya bahagia. Meyakinkan diri dan kemudian mendapati jawaban seperti ini rasanya seperti mendapat suntikan semangat yang luar biasa joss.

Tidak ada hal istimewa yang khusus atau rutin saya (kami) lakukan untuk menghadirkan rasa bahagia di hati anak-anak. Sepanjang pengalaman selama ini. Hampir 9 tahun menjadi Ibu dari Trio Krucils, saya menemukan hal yang paling membuat mata mereka berbinar serta senyum ceria dan tulus mengembang indah adalah saat saya hadir utuh bersama mereka. Utuh, tanpa ada gadget di antara kita. Utuh tanpa persoalan pekerjaan atau beban kewajiban lain yang memberatkan pikiran dan hati saya. 

Hadir utuh dalam aktivitas bersama mereka. Dalam aktivitas yang sederhana sekalipun. Bermain, bercengkarma, makan, memandikan, menonton TV, main game, mengajak mereka ke dapur, ngerumpi cantik, menemani belajar. Apapun asalkan saya sebagai Ibu hadir utuh. Hanya saja karena ada 3 anak yang usianya tak jauh berbeda, saya sering mendapati masalah kecemburuan. Saat dalam waktu bersamaan mereka sedang melakukan tiga aktivitas yang berbeda dan saya harus ada dan hadir, tentu saja saya tak bisa membelah diri menjadi tiga. Sehingga saya harus memilih dan memprioritaskan salah satu di antara mereka. 

Naah pada kasus-kasus inilah kemudian mucul protes sebagai wujud rasa cemburu. "Ibu mah sayangnya sama dek Paksi aja, Dek Paksiii terus yang ditemenin, yang dibecandain, yang dipeluk, aku dari tadi belum sama Ibu..." Bukan satu dua kali, sering sekali kondisi ini terjadi. Bahkan Dek Paksi sekalipun sering protes, "Ibuuu matanya liat aku aja, Ibu gak boleh liat kemana-mana, matanya liat Pakci aja." Buseeet dah nak. Bahkan saat saya mencoba berbagi perhatian pada kakak-kakaknya juga dalam waktu yang sama, dia sering protes seperti itu. Melakukan aktivitas bersama merupakan salah satu solusi meski tentu faktanya mereka tidak bisa selalu beraktivitas bersama. Begitulah dinamika menjadi Ibu bekerja bagi trio krucils. 

Mengingat waktu yang lebih terbatas dibandingkan dengan para stay at home moms untuk hadir utuh dengan anak-anak. Sebisa mungkin dalam keterbatasan itu ada komunikasi yang intens dan mendalam dengan anak-anak. Melakukan aktivitas bersama. Saat saya di rumah, saya coba sempatkan membuat makanan kesukaan anak-anak. Tentu saja yang simpel yaa sesuai kemampuan saya. Menemani mereka main di luar, mulai main ayunan, main sepeda, mencari belalang dan kupu-kupu, memberi makan kambing akung. Cukup ada di antara mereka saat mereka beraktivitas. Ini membuat mereka makin senang.


Aktivitas di dalam rumahpun bisa menjadi ajang membangun komunikasi intens. Mengerjakan PR dan belajar, menonton film anak-anak, ngerumpi cantik, main congklak, main monopoli, main tebak-tebakan, main "rumah-rumahan". Intinya saya ikut aktif berperan dalam aktivitas mereka. Gadget lagi-lagi menjadi godaan terberat. Tapi saya sudah diultimatum anak-anak. Saat bersama mereka No gadget. Bahkan sering gadget saya disembunyikan dek Paksi entah di mana saat saya sedang beraktivitas bersama mereka. Anak pintar!. "Ibu gak boleh main hp, gak boleh main laptop, Ibu main sama aku aja" bhuehehehe...dia bilang main, padahal gak selalu main lho. Kadang-kadang terpaksa harus buka laptop atau gadget karena kerjaan dan ngeblog hahaha.

Bicara soal bahagia dan anak-anak. Rasanya tidak ada salahnya jika kita mencoba mengetahui apa tanda anak-anak bahagia. Tanda yang sekaligus menjadi syarat anak-anak bisa berbahagia. Saya pribadi punya rumus sendiri yang menjadi pegangan. Maklum lagi-lagi karena saya tidak full mendamipingi mereka dari hari ke hari, saya perlu memiliki indikator sederhana untuk saya sendiri.

Menurut saya BAHAGIA itu merupakan gabungan dari SEHAT, CERIA, dan AKTIF. Saat terlihat sehat, ceria dan aktif, akan menjadi lebih mudah mendapati anak-anak ini bahagia. Indikator ini juga yang menjadi pegangan saya memantau anak-anak.

Sehat, Ceria dan Aktif

Otomatis saat sakit atau tidak sehat tentu mereka akan terlihat tidak bahagia. Pada akhirnya kita juga merasakan kesedihan. Orang tua mana yang tega melihat anak-anaknya sakit. Dari sekedar sakit ringan apalagi harus mengalami sakit yang serius. Kata sehat, ini mudah-mudah susah untuk didapatkan. Anak yang sehat juga didukung oleh berbagai kondisi terutama pola makan yang baik, pola hidup yang bersih, serta pola aktivitas yang serimbang.

Sebagai Ibu yang memiliki tiga anak yang tidak gemuk. Bukan tidak pernah saya mendapat "penilaian" buruk karena dianggap tidak bisa merawat anak-anak. "Anak-anakmu kok kurus-kurus sih, bla bla bla." Iya dari keluarga besar saya dan suami kebanyak anggota keluarga kami berbadan subur dan besar. Meski sejujurnya tidak semua juga kok. Saya pernah baper dengan penilaian tersebut, tapi alhamdulillah sudah "sadar" bahwa gemuk bukan indikasi sehat. Meski berat badan anak-anak tidak besar, malah secara kasat mata mungkin kurus, selama saya memastikan bahwa pola makan mereka baik saya anggap mereka cukup sehat. 


Apalagi sejak saya membiasakan mereka mengurangi pola makan yang kurang sehat dan mengurangi asupan tertentu yang menurut saya kurang baik secara jangka panjang bagi anak-anak. Makan pabrikan, gula, coklat dan pemanis buatan, makanan beku, makanan cepat dan sejenisnya sudah lama saya kurangi. Anak-anak  lebih banyak disediakan makanan rumahan, termasuk camilannya. Sekali-kali dalam beberapa bulan saya membri surprise dengan membelikan sebatang coklat. Misalnya saat selesai sholat berjamaah, saya tanya "siapa yang tadi sholatnya pintar?", "aku bu", "sayaa", "aku juga pintar bu" lalu saya hdiahi mereka sebatang coklat yang kami nikmati bersama. Mereka tampak bahagia, sesederhana itu sih.

Selain pola makan yang sehat, kebiasaan hidup bersih juga tidak kalah penting. Kebiasaan yang sedini mungkin sudah diterapkan. Hidup bersih bukan berarti hanya main di dalam rumah, tidak pernah kena debu, tidak pernah keluar rumah dan berinteraksi dengan lingkungan dan bahkan hewan-hewan. Hidup bersih adalah saat mereka terbiasa dengan aktivitas bersih-bersih sejak dini dan tahu manfaatnya. Mandi, sikat gigi, dan cuci tangan. Tiga hal ini harus menjadi kebiasaan yang menyenangkan buat mereka agar mereka terbiasa sekaligus menikmatinya.


Alhamdulillah seriring waktu, mandi dua kali sehari sudah menjadi kebiasaan yang tidak memberatkan mereka. Duo Ka Alinga dan Ka Zaha sudah bisa mandi sendiri. Kecuali lagi manja, kadang mereka pingin sekali-kali dimandikan Ibu. Dek Paksi masih harus dipantau dalam aktivitas mandi. Ditemani dan dibantu, misalnya saat menyampo atau memastikan seluruh badannya sudah bersih dari busa sabun. Kamar mandi harus bersih dan harum agar anak-anak nyaman dan suka mandi. Lengkapi juga dengan kelengkapan yang memadai. Alat mandi yang lengkap dan praktis merupakan keharusan dalam proses pembiasaan bisa mandi sendiri.

Sikat gigi dan odol yang mereka suka dan tentu saja sabun mandi yang praktis namun mampu menjaga anak-anak dari serangan kuman. Mengingat kebutuhan anak-anak akan fisik yang sehat dan kerentanan mereka terpapar kuman karena aktivitas harian mereka yang luar biasa tinggi. Sabun anti kuman menjadi pilihan saya sebagai sabun keluarga. One for all, tidak hanya untuk anak-anak, kita orang dewasa sekalipun tentu tidak luput dari si kum kum. Paksi menyebut kuman dengan si kum kum. "Ibu kenapa dari dulu selalu pakai sabun ini bu?" Ka Zaha suka penasaran kenapa di semua kamar mandi kami tersedia sabun anti kuman. "Iya karena Ibu percaya sabun anti kuman bisa melindungi Kakak Al, Ka Zaha, Dek Paksi, Ibu dan Ayah dari si kum kum yang jahat."

Si kum kum memang masih jadi "musuh dalam selimut" bagi kita. Tentu kita tidak bisa memusnahkan mereka. Yang paling penting adalah menjaga dan melindungi diri dari efek buruk si kum kum yang makin hari makincanggih dan kuat. Iya mereka terus berevolusi. Lihat saja saat terkena flu, sekarang kita merasakan nyeri dan sakit yang jauh lebih mengganggu dan sulit diobati dibandingkan dahulu. Kalau mereka berevolusi dan memperkuat diri tentu kita tidak boleh ketinggalan langkah agar bisa tetap sehat, ceria dan aktif. Kita juga butuh media yang inovatif yang mampu menangkal kecanggihan si kum kum dan teman-temannya.

Ibu senang sekali saat tahu ada solusi dan inovasi baru dari Lifebouy, sabun anti kuman keluarga, dengan menghadirkan Lifebuoy clini-shield10. Meskipun sudah lama menggunakan Lifebouy dari berbagai bentuknya mulai yang batangan (Si Ayah yang konvensional gak berasa mandi kalau sabunnya gak batangan hahaha), sabun cair (busanya yang melimpah dan praktis membuat anak-anak betah mandi), sampai yang terkini berbentuk shower gel, namun saya tetap merasa 'amaze" saat sekitar dua bulanan lalu mulai mencoba menggunakan produk inovatif ini.

Gimana enggak? Bahkan anak-anakpun sepakat bahwa Lifebuoy clini-shield10 kece banget. Mereka suka yang warna merah karena harumnya yang khas. Kalau saya suka yang hijau, serasa fresh mencium aromanya. Hmm tapi bukan cuma itu yang bikin Lifebuoy clini-shield10 lebih kece dari sabun biasa lainnya. Inovasi bentuknya yang berupa shower gel konsentrat di mana gel ini lebih pekat dari sabin cair biasanya memungkinkan untuk menggunakan secara lebih hemat dan irit. 


Kenapa? karena cukup hanya 1 tetes menghasilkan busa yang melimpah dan memberikan perlindungan menyeluruh.  "Beneran cuma satu tetes bu?" awalnya anak-anak sangsi. "Yuuk kita coba buktikan saja.." Nah ternyata benar kan?.Meskipun hanya 1 tetes tapi tak perlu khawatir dengan kekuatannya karena Lifebuoy clini-shield10 terbukti memberikanperlindungan terhadap kuman penyebab penyakit 10x lebih baik dari sabun biasa lainnya.

Bentuk yang inovatif ini pastinya bikin saya gagal untuk tidak melirik dung ya. Namanya anak-anak, kalau mandi sendiri tentu agak sulit mengontrol penggunaan sabun. Alih-alih saya larang ini itu mereka malah gak puas mandi dan merasa kurang bersih. Jadi kalau selama ini suka kedodoran dengan sabun cair karena anak-anak kalau mandi wajib banyak busanya. Busa yang banyak artinya sabun yang banyak. Jadi memang agak boros dan sulit dikendalikan nih. Stock sabun cair wajib banget di rumah. Dengan cukup 1 tetes dan busa melimpah jadi lebih mudah mengingatkan anak-anak dan memastikan pada mereka bahwa mereka cukup bersih dan terlindungi dengan 1 tetes  saja. Busa melimpah? tetep dung.

sabun shower gel dengan kemasan yang juga praktis dan tidak terlalu besar membantu memudahkan anak-anak menggunakannya sendiri. Sekarang saat kami ada aktivitas keluarga di luar seperti harus menginap saat liburan arau sekedar berenang atau mandi air panas. Tidak perlu lagi ada drama sabun cair tumpah di pouch dan mengotori toiletries lain. Praktis banget buat dibawa bepergian. Anak-anak juga jadi lebih disiplin menggunakan sabun secara hemat. "Cukup satu tetes ya bu..." "Iya sayang, satu tetes saja..."


Seleteh mandi pagi dengan perlindungan Lifebuoy clini-shield10, rasanya jadi lebih pede kalau mereka akan aman dan terlindungi beraktivitas seharian mulai dari sekolah yang full time sampai jam 3, lalu pulang ke rumah dan langsung main keluar rumah, les mengaji hingga waktu mandi sore tiba. Selepas mandi sore tidak ada jaminan mereka tidak main keluar rumah lagi. Main di sekitar bunderan komplek sambil menunggu waktu maghrib dan sholat di musholla dekat bunderan atau sekedar keliling bersepeda. Jadi selain mandi kebiasan bersih yang saya ajarkan adalah mencuci tangan dengan sabun selesai beraktivitas terutama seletah aktivitas di luar rumah.

Gampang-gampang susah juga membentuk kebiasaan ini. Saya sih hampir selalu mengingatkan mereka saat saya ada di rumah. Nah PRnya sebagian aktivitas mereka kan tidak selalu bersama saya. Saat di sekolah atau di rumah tanpa saya, saya coba tanamkan juga kebiasaan cuci tangan dengan sabun ini. Tidak hanya saat hendak makan sesuatu. Tapi setiap selesai aktivitas apapun, main di dalam rumah terutama di luar rumah. Alhamdulillah rutinitas mencuci tangan sebelum break time dan lunch di sekolah anak-anak sudah dibiasakan mencuci tangan. Kagiatan ini jadi lebih seru dan menyenangkan karena dilakukan bersama-sama teman.

Nah untuk di rumah memang harus ditanamkan dan menjadi semacam doktrin di alam bawah sadar mereka, Selesai main dan beraktivitas wajib cuci tangan pakai sabun. Tidak lain untuk melindungi mereka sendiri dari keganasan si kum kum yang main canggih menyerang kekebalan tubuh kita. Tak ada larangan bermain di luar rumah sepuasnya. Bahkan saat ada kejadian terjatuh dari sepeda, lecet kaki dan tangan karena jatuh saat berkejaran, atau belepotan karena terpeleset dan jatuh di kebon kacang samping rumah saat mengajar kupu-kupu atau belalang.


Menjaga mereka tetap ceria dan aktif ternyata sederhana saja.  Membiarkan mereka bereksplorasi dengan imajinasi dan aktivitas yang mereka anggap seru. Jangan lupa jaga mereka tetap bersih dan sehat dengan menjaga kebersihan badan dan tangan dengan sabun yang tepat  Mencegah lebih baik daripada menanggulangi. Cegah kejahatan si kum kum dengan perlindungan untuh sabun anti kuman bukan dengan melarang mereka main keluar rumah dan bereksplorasi dengan lingkungan sekitar. 

Lagi pula mereka butuh, sangat butuh bermain. Meski sekolah yang full time sampai jam 3 sore tidak full belajar namun tetap perlu aktivitas luar rumah yang berimbang buat mereka. Beraktivitas dan berinterkansi dengan teman-teman dan gurunya di sekolah baik di ruang kelas maupun di luar ruangan tetap saja berbeda sensasinya dengan bermain sendiri di luar rumah dan berinteraksi dengan lingkungan baik teman maupun makhluk hidup lain.  Selain bermain, istirahat yang cukup juga mutlak buat anak-anak. Saat mereka merasa kurang istirahat, mereka mudah marah dan rewel. Karena layaknya makan dan bermain, kualitas istirahat terutama tidur yang nyenyak juga prasarat mereka sehat, ceria, dan aktif.


Bahagia itu saat saya mendapati mereka sehat, ceria dan aktif. Seseruan memberi makan kambing akung, berlarian menangkap belalang dan kupu-kupu, lomba naik sepeda, menjerit-jerit saat main ayunan karena ayunan yang tinggi dan cepat. Membentuk kebiasaan hidup sehat dan bersih tampak sepele namun harus diakui memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan kebahagiaan anak-anak. Kebahagian anak-anak dalam diri yang sehat, ceria dan selalu aktif. Jaga mereka dari bahaya si kum kum dan lihatlah betapa anak-anak yang sehat, ceria, dan aktif sungguh merupakan kekayaan tak ternilai.

Tulisan ini memenangi 5 tulisan terbaik dari MBcommunication

26 comments

  1. Setuju mba ophi, rasanya bahagia banget kalo anak2 sehat, ceria seperti yg mba ophi bilang. Jadi mau nyoba sabun ini, smua bilang cukup 1 tetes ya hehe..
    Berbagi perhatian, wah ini nih, aku harus belajar lagi, baru mau lahiran anak kedua ^^
    Dek paksi juga ngga mau kalah yah, minta perhatian melulu :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mba satu tetes sebesar gundu gitu di aku juga cukup kok...
      iya masalah perhatian merupakan yg agak2 gimana mbak...mrk msh ngiri2an gitu. kayaknya yg anak2nya udah gede jg begitu kok

      Delete
  2. Anak tampil ceria,bahagia, senang bereksplorasi dan mecoba hak-hal baru adalah salah satu dari sekian tanda dari anak-anak yang terpenuhi kebutuhan emosinya dab berpeluang kelak menjadi anak yang cerdas.
    Aamiinn.

    ReplyDelete
    Replies
    1. amiin..bener banget bunda.
      smoga aku bs ya membentuk mrk menjadi anak bahagia n cerdas

      Delete
  3. Anak uang bahagia tidak takut mencoba hal-hal baru ya Mbak..

    ReplyDelete
  4. Eh, masih suka ada yang cemburu-cemburuan juga? Berarti kayak Amay yang suka caper sama saya kalau saya sama adiknya terus.
    Tapi ener Mbak, kalau anak udah ga kelhatan "usil"nya, saya suka khawatir. "Kenapa ini anak? Jangan-jangan sakit..." pasti kepikiran begitu. Makanya musim hujan seperti ini mesti lebih sering bersih-bersih ya Mbak.. Itu ikhtiar minimal yang bisa kita lakukan buat menjaga kesehatan mereka.

    ReplyDelete
    Replies
    1. aah banget mbak...
      beneran deh yang paling susah ini cemburuannya
      tp ya itu kalau ga rame justru mencurigakan yaa

      Delete
  5. wah, bersih itu sehat ya, pilihan sabun menentukan kebersihan tubuh kita

    ReplyDelete
  6. aku jg lg ngebiasain si ken cuci tangan nih mak ophi, tp masih gagal2 sih. semangat wes. demi kesehatan si kecil yak. sip
    tengkiu share pengalamannya breng trio krucil ya mak

    ReplyDelete
    Replies
    1. pelan aja bunda ken..iya memang harus diulang terus smp mereka merasa butuh dan terdoktrin..
      jangan bosen juga kita ngingetin

      Delete
  7. kalau anak-anak seenggaknay bisa terliha dari raut mukanay ,senang dengan wajar gak dibuat2 ya mbak. Mbak Ophi apa akabar? maafbaru bisa mampir nih

    ReplyDelete
    Replies
    1. kabar baik mbal Lidya...
      aku udah mampir kmrn di mbak lidya tp ga bs ikutan lombanya euy

      Delete
  8. Maak, itu congklaknya baguuss. Ada bunga2nya -salah fokus :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha...iya sini kalau mau maen bareng. anak2 anteng main congklak..ortunya juga sih

      Delete
  9. Trio bocah seru banget mainannya. Habis main sama kambing jangan lupa cuci tangan yang bersih yaaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya tante...ga bisa diem..gpp deh yang penting balik ke rumah cuci tangan

      Delete
  10. betul mba, praktis dan tidak mudah tumpah

    ReplyDelete
  11. Syarat utama bahagia adalah sehat. Dan yang membuat kita sehat adalah perasaan bahagia. Pengin nyobain lifeboy baru :)

    ReplyDelete
  12. mbak, keponakan ku aktif bngt apa ya kira-kira penyebab dan solusinya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. harus dikonsultasikan mas ke pakar kesehatan. karena aktifnya masih wajar malah bagus...klo sudah hyperaktif mungkin harus ditangani khusus gt deh

      Delete
  13. Senangnya yah melihat tawa ceria anak-anak. Paling sedih kalo liat anak sakit. Btw baru tau kalo mbak Ophi krucilnya 3 juga, sama denganku hehe.
    Lifebuoy aku suka yg warna merah wanginya khas :)

    ReplyDelete
  14. Saya juga sangat senang dan gembira ketika melihat anak-anak berlarian di luar rumah, berinteraksi dengan alam dan setelah itu mandi untuk membersihkan kotoran. Setelah itu, mereka akan mendapatkan pengalaman yang lebih menyenangkan daripada hanya berinteraksi dengan gadgetnya

    ReplyDelete

Terimakasih sudah silaturahim, silahkan meninggalkan jejak di sini. Comment yang masuk saya moderasi terlebih dahulu ya. Mohon tidak meninggalkan link hidup.