Outing Pertama Tanpa Ayah


Yippiiii....finally kami berhasil! we did it dears krucils hahaha. Jujur saya belum pernah berani jalan keluar atau outing jauh dari rumah membawa tiga krucils tanpa ayah mereka. Kenapa? Alasan pertama pasti karena kerepotan yang harus saya handel. Trio krucils yang usianya masih berdekatan di usia-usia balita dan beranjak di usia sekolah saat ini sedang aktif-aktifnya membuat saya harus waspada tingkat tinggi.

Jangankan di luar rumah, di dalam rumah saja pun saya harus selalu dalam posisi "alarm on". Mereka yang terbilang sangat aktif, ketika tiba-tiba gedebak gedebuk, tiba-tiba ada yang menangis, menjeit atau tertawa terbahak, atau malah praang!, prak!, bruk!, bam! suara benda jatuh, terbanting, dan seterusnya. Uhuuy life is really just like roller coaster when you have lil kiddos.

Eh balik ke soal outing tadi. Yakin nih mau ngajak jalan trio krucils sendirian? begitu pikiran yang membisiki kepala saya berkali-kali saat saya mencoba meyakinkan diri. Kenapa sih segitu khawatirnya membawa krucils jalan keluar. Pertama, karena saya belum pernah membawa mereka bertiga tanpa ayahnya. So kalau jadi ini bakal jadi pengalaman pertama. Kedua, mereka tiga anak kecil ( 8,5 thn, 7thn, dan 4,5 th) yang sangat aktif, tak bisa diam, tidak mudah diorganisir apalagi saat berada di tempat publik. Saya dipastikan bakal kewalahan mengawasi mereka. Satu jalan ke mana, satu melesat ke sana, satu pingin ke sebelah sini. Duh!

Ketiga, mereka tuh gak bisa akur kalau urusan berebut sama Ibu. Kalau jalan, pasti berebut aku pegangan sama Ibu... nah tangan Ibu cuma dua, pasti ada yang berantem dan satu yang mengalah dan akhirnya "terpaksa" pegangan sama ayah. Bukan sekedar pegangan. saat duduk misalnya, duduk dekat Ibupun jadi bahan rebutan. Gak beda dengan drama jelang tidur tiap malam. Bobo deket Ibu.  Alhamdulillah Nah kalau gak ada ayahnya gimana nih? 

Keempat, jujur ini yang paling mengkhawatirkan buat saya. Kalau ke mall atau tempat dengan eskalator, mengawasi saat mereka naik turun eskalator selalu bikin jantungan. Berebutan turunlah, berebutan pegangan Ibulah. Sementara Ibunya sendiri suka dag dig dug ketakutan melihat mereka saat naik atau turun eskalator, apalagi kalau eskalatornya curam dan tinggi. Mostly kami selalu mecari lift meski harus berputar atau menunggu lama. Daripada jantungan hahaha. Nah yang kelima ini sih kayaknya salah satu yang paling nyebelin. Ibunya ini gak bisa nyetir *Duuuh Tuhan, aku pingin bisa nyetir tahun ini, Amiin*. Walhasil, mobil nongkrong di carport sekalipun ya gak bisa jalan jauh karena Ibu gak bisa nyetir. "Makanya Ibu belajar nyetiiir!". "hiksss!" Lalu nangis di pojokan. Entahlah!

Naik kendaraan umum kan bisa! Hmm pernah beberapa kali ngajak anak-anak naik angkot tapi ya gak bertiga juga sih. Berdua masih bisa saya handel. Bertiga pernah juga tapi ya jarak dekat, jadi amanlah. Kepanasan pasti mereka rewel, apalagi kalau ada yang aneh-aneh selama perjalanan. Kalau naik bus yang ber-AC, mereka malah seneng sebetulnya. Apalagi naik Commuter line. Tapi ya itu tadi saya gak bisa sendirian sih, pasti dikawal ayahnya juga. Kalau bersolo karir mengajak trios naik public transport ya belum pernah. 

Lalu kemarin, bertepatan 9 April hari ulang tahun Ka Zaha yang ke-7. Ayah sudah 5 hari pergi dinas. Sempat pulang semalam lalu pergi lagi. Agak menyebalkan karena weekend juga dipake dinas. Saya sangat tidak setuju deh, termasuk kalau saya juga kena dinas di hari libur. *misuh-misuh. Kok yaa, kasihan karena ayahnya gak ada, mereka gak bisa ngapa-ngapain di weekend ini bertepatan dengan hari istimewa Ka Zaha lagi. 

Jujur saya sedang kurang fit sudah dua minggu ini. Sebenarnya lebih pingin istirahat di rumah aja. Tapi lagi-lagi, terbayang sama wajah Ka Zaha... baiklah. Malamnya meski saya pulang larut karena jumat malam macet parah, saya berusaha mencari info tentang brithday cake yang bisa dipesan secara online. Mau ngasih surprise maksudnya. Apa daya, sampai rumah boro-boro buka hp. Mereka langsung ngerubutin Ibunya, dan saya gak bisa ngapa-ngapain selain pasrah hahaha.

Pagi hari, saya menyiapkan menu makan pagi yang sudah saya konsultasikan semalam dengan Ka Zaha. Ibu masak cumi asin cebe ijo kesukaan Ka Zaha (Ka Alinga juga sih), sambal goreng kentang sama lalap daun singkong. "Daun singkongnya kita petik pagi-pagi ya dek, Dek Paksi bantuin Ibu". Deal sebelum tidur sama dek Paksi. Maksudnya supaya besok pagi saat bangun saya gak dikekepin mulu dan gak boleh bangun sama dek Paksi. "Ibu metik daun singkong, Pakci cari belalang aja buu." Oke, deal!"

Ternyata ada sedikit drama, di tengah-tengah acara masak pagi. Dek Paksi yang kemudian terbangun dan mendapati Ibu tak ada di samping langsung "rewel". Duuuh terancam acara masak bubar di jalan. Akhirnya setelah ada drama. Beres juga urusan pagi hari. Semua sudah kenyang sarapan pagi, sudah pake baju rapi setelah mandi sendiri. Baiklah sudah pada pintar bantuin Ibu yang riweuh sendirian dengan pintar mengurus diri, Ibu merasa perlu memberi mereka rewards. Ibu mandi dulu ya, nanti kita jalan keluar yaa.

"Asiik..." "Naik angkot bu..." "Hmm ya kita lihat aja nanti." Terlanjur berjanji saya kemudian berpikir keras kemana mengajak mereka. Bintaro Plaza rasanya pilihan yang pas, jujur alasan utamanya karena dekat dan paling mudah dijangkau entah dengan kendaraan umum seperti angkot atau jika harus naik taxi. Selain itu yang paling penting kami sudah familiar dengan suasana di Binplas plus eskalator di sana gak bikin saya dag dig dug hahaha. 

Sayangnya matahari kian terik mendekati waktu zhuhur. Saya kemudian memilih mencoba grab car. Jujur ini pertama kali saya menggunakan grab car dari rumah. Kalau dari kantor sudah sering sih. "Ibu, beneran mau jalan-jalan sama anak-anak bertiga? Ibu sendirian? gak repot?"  Hahaha Bude As bahkan menyangsikan keputusan saya. "Iya bude, gak apa-apa kok, kan nanti pake grab car." Saya gak yakin bude as paham grab car itu apa. "Ya sudah sekalian Ibu berangkat, saya pulang ya." "Iya gak papa bude, kalau belum kelar kerjaan bude juga tinggal aja kalau bude gak mau di rumah sendirian." "Udah selesai kok bu, wong setrikaan sedikit." "kamu nanti jangan rewel ya pak...pegangan tangan sama Ibu, Ka Alinga jagain adeknya.." Bude As ikut memberi wejangan. kelihatan dia khawatir saya gak bisa menghandel anak-anak. Bude tahu persis gimana rempongnya mengawasi mereka bertiga.

Saat mobil grab car datang, yang kebetulan avanza berwarna hitam. Bude baru kelihatan yakin kami bakal baik-baik saja. "Nah mobilnya udah datang bude. Kita berangkat dulu yaa." Alhamdulillah tadi tidak lama mendapat mobilnya. Anak-anak yang sudah rapih mulai rewel karena menunggu. "Mereka langsung masuk mobil. Hmm grab car, mobilnya sama kayak mobil ayah ya bu.." Duuh ternyata weekend apalagi Sabtu memang bukan waktu yang pas keluar siang dari Ciputat. Fly over Ciputat macet parah. Kami lama berada di sana. Anak-anak yang semula tenang mulai rusuh. Berebutan duduk dekat Ibu.

Paksi dan Ka Zaha tertidur. Ka Alinga pun mulai mengantuk. Perjalanan yang jika lancar hanya memakan waktu tak lebih dari 30 menit harus kami tempuh satu jam lebih. Anak-anak terkantuk-kantuk dan tidur. Serba salah, dibangunkan pasti rewel. Dibiarkan tidur, saat sudah sampai dan masih mengantuk pasti nanti rewel dan menangis. Menggendong Paksi yang tertidur masih bisa saya lakukan tapi Ka Al biasanya mudah pulas dan sulit dibangunkan jika tidur di mobil. Menjelang sampai di Bintaro sektor 3, saya langsung tepuk pipi-pipi mereka. Ka Zaha, Ka Al, bangun sebentar lagi sampai. Ayo siap-siap! Jujur sebenarnya tak tega. Saat mereka tertidur dalam perjalanan di mobil. biasanya bahkan ketika kami sudah parkir kami tidak langsung membangunkan mereka. Sekiranya agak cukup mereka tertidur baru kami bangunkan. Apa daya kami harus segera turun sesampainya di lobby belakang plaza.

Dek Paksi awalnya tidak akan saya bangunkan. Saya sudah siap menggendongnya. Ketika saya pindahkan posisinya untuk digendong tiba-tiba dia terbangun langsung menangis. Duh...! "Kita udah sampai dek, masih ngantuk ya, Ibu gendong ya.." Eh ndilalah dia langsung terbangun dan batal melanjutkan tangisannya. "Udah sampai ya bu. Ini sudah di mall ya bu. Kita sudah pernah ke sini kan bu?" "Iya nak, kita kan dah sering ke sini."

Alhamdulillah sampai ke lobby, setelah membayar kami semua turun. "Nah sudah sampai gak boleh rewel dan harus nurut ya sama Ibu. Soalnya Ibu sendirian, gak berebutan ya...kita jalan bareng-bareng." Kami lalu berjalan keliling mall. Jujur saya sambil dag dig dug. Hanya Ka Zaha yang memegang tangan saya. Ka Alinga menarik tangan dek Paksi dan mereka melaju dan bergerak ke sana kemari semau mereka.

Saya mulai deg-degan saat mendekati eskalator karena sudah berkeliling di lantai bawah. "Nah kita naik eskalator ya. Ka Alinga sudah bisa ya sendiri, jangan buru-buru dan jangan becanda. Ibu pegangin dek Paksi dan Ka Zaha ya. Kalian jangan berebutan nanti yaa." saya berusaha tenang dan menyampaikan dengan nada setenang mungkin. 

"Aku gak mau dipegangin, aku sudah bisa sendiri buu.." Dek Paksi langsung menimpali saya. Duh, anak ini gak bisa dilarang. Makin dilarang makin jadi. "Oh ya, adek bisa sendiri." Hmm boleh Ibu di belakang adek ya. Ka Alinga jagain dek Paksi yaa...jangan sampai jatuh yaa. " Okeh..." Ka Alinga menyahut mantap.

Hup, dek Paksi dengan mantap melangkahkan kaki pertamanya ke tangga eskalator. Dia tak mau memegang pinggiran tangga dan tak mau dipegangi. Badannya agak goyang tapi kemudian segera menyesuaikan diri. Duuh lega rasanya. tak lama Ka Alinga menyusul. Saya kemudian menyusul sambil memegang tangan Ka Zaha yang memang masih suka takut naik/turun eskalator.  Saya belum lega sampai kemudian Dek Paksi berhasil menyelesaikan tangga eskalator terakhirnya dengan sukses. Alhamdulillah.  Saya mulai bisa lega setelah kesuksesan kami melewati saat-saat menegangkan.


Sambil tetap memberi wejangan agar mereka hati-hati, jangan lari-lari menjauh dari Ibu, akhirnya kami mulai bisa enjoy. Keliling mall dilanjutkan ke Cinema 21. Ada film The Jungle Book, alih-alih tertarik dengan film yang sudah familiar untuk mereka karena sudah ada versi fim di TV dan kami punya buku ceritanya dr Disney, Dek Paksi malah tertarik dengan Superman VS Batman dan Duo Kakak malah minat dengan film Ghost Diary. Hmm kita muter aja dulu ya...

Kami lalu jalan ke area photobox dan seseruan di sana. Ingat dulu rempongnya photobox di tempat yang sama berlima dengan Ayah. Keriwehan meladeni selera Trio Krucils untungnya masih bisa saya handel. Selesai sudah potrat potret, kami memutuskan sholat Zhuhur dulu. Hmm pintar nih mereka kompak mau nurut sholat Zhuhur dulu. Ka Al dan Ka Zaha tinggal memakai kaus kaki karena sudah memakai jilbab. Dek Paksi sudah memakai celana panjang.

Beres sholat kami kemudian makan siang yang alhamdulillah setelah mereka berdebat akhirnya sepakat memilih tempat makan yang ada tempat mainnya. Alhamdulillah lagi makanan habis dan bersih. Jempol ah! lanjut main sampai bosen. Lanjut main lagi ke hall di bagian tengah mall sambil menikmati ice cream. Ka Al dan Dek Paksi berlarian, berkejaran, bahkan rupanya sempat naik turun eskalator. Saya tahu kemudian setelah menunggu mereka lama tidak muncul. "Iya bu, kita mau melancarkan Paksi naik turun eskalator bu.." Ka Alinga memberi penjelasan. "Duuh naak."

Hmm di mall yang ber-AC, Dek Paksi bercucuran keringat. Maklum tak bisa diam. Ka Alinga dan Ka Zaha tak berbeda. Sebelum mereka terlalu kelelahan dan menjadi rewel, saya memutuskan untuk segera pulang. Waktunya pulang sayang, sebelumnya kita pilih-pilih cake ulang tahun Ka Zaha dulu. 

Kami kemudian pulang ke rumah dengan grab car. Kebetulan kali inipun mendapat mobil avanza. Hmm mobilnya sama kayak mobil ayah ya bu. Kami harus agak mengantri saat mobil melewati stasiun Pondok Ranji, sehinga terhadang kemacetan karena kereta melintas. Tak sampai separo jalan, Dek paksi yang sudah mulai mengantuk dan lelah kemudian menjadi rewel dan merengek tak henti. Tak sabar ingin sampai ke rumah. Alhamdulillah akhirnya sampai ke rumah.

Malam hari selesai sholat Isya berjamaah berempat saya membahas sebentar tentang outing pertama kami. Saya mencoba mereview bahwa so far, we did it! mereka sudah pintar dan bisa bekerja sama menyukseskan outing kami. Meski ada beberapa catatan namun secara keseluruhan saya memuji mereka karena sudah sangat kooperatif dibandingkan biasanya. Jadi next time kita bisa dan lebih berani jalan bareng (lebih jauh mungkin) tanpa ayah yaa.

28 comments

  1. wahh, beruntung banget ya Zaha,Alinga, dan adek Paksi, punya bunda yang ada waktu untuk bermain bersama, hem seruuu. teladan yg baik perlu ditiru

    ReplyDelete
    Replies
    1. Duuuh jadi gak enak. Soale hanya bs nemenin jalan anak2 pas weekend aja

      Delete
  2. Wah walaupun terkantuk alhirnya krucil pada senang ya mba. Kebayang repotnys bawa 3 krucil

    ReplyDelete
  3. Ada suasana yang berbeda ya mba Opi saat membawa anak-anak tanpa ayahnya. Kebayang deh ramenya seperti apa. Untungnya naek angkutan online ya. Kalau angkutan umum biasa kasian makin ribet :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. hihi naik angkutan umum takut mrk rewel n ganggu penumpang lain mba

      Delete
  4. Hehe, kebayang gimana riweuhnya mengawal tiga anak yang jarak usianya begitu berdekatan dan sangat aktif seperti itu ya, Mba. Hihi.

    Ternyata, outing tanpa kehadiran ayah pun tetap asyik dan bisa ya, Mba? You did it, see? Hehe. Salam sayang untuk ketiga kiddosmu ya, Mba Ophi!

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasih tante Al..salam sayang juga dr my trio kiddos

      Delete
  5. horeee berhasilll...hihihi i feel u mak. aku sesekali kefefet bawa 3boyz ngangkot or nge-krl olangan. capek, riweuh, tp puas. yuk jalan2 lagi :D

    ee kita masih mending lho, cuma bawa 3 anak. aku pernah liat ibu yg bawa 4 anak kecil sendirian. yg bungsu masih bayi pula. hebat yaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya makanya jempolll klo yg bs hendil sendiri anaknya banyak hahaha

      Delete
  6. Jadi ngebayangin anak2 klo udah tambah gede beginiii mba,
    Hihi..
    Ibu jadi rebutan trionya ya ^^ ngga keulang lagi deh momennya yah mba ophi

    ReplyDelete
    Replies
    1. hihi iya klo dah pada gede mungkin gak berebuatn ibunya lagi yaa

      Delete
  7. dulu lagi anak2 masih ekcil, aku sering bawa anakku jalan2 sendiri tanpa bapaknay. alhamdulilah anakku anteng sih, bahkan ke bandung naik bispun aku sendiri. Kalau gak berani, bisa2 aku gak bisa kemana2 secara bapaknya suka malas keluar

    ReplyDelete
  8. Yaaaaayyyy...berhasil...berhasil...hore aku kebayang riweuhnya deh peenah jg ngemall sama nadia n ponakan2 n paling deg2an emang pas naik eskalator hehhee...

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha naik eskalator tuh bikin sport jantungg bawa krucils mah

      Delete
  9. Seruuuu mba. Kebayang lah betapa rempong dan dag dig dug bawa trio krucil yang aktif-aktif.

    ReplyDelete
  10. jadi ingin cepat menikah dan punya banyak anak...

    ReplyDelete
  11. emang punya anak itu emang jadi kebanggaan terendiri untuk suami istri. pasti seru jika mempunyai anak dan bermain bersama di mall-mall gitu. jadi pengen punya satu,hhehe

    ReplyDelete
  12. Good job, mom. Hehehe
    Akhirnya berhasil ya. Setidaknya ini awal yang bagus, pembiasaan memang awalnya suka ragu-ragu, tapi memang kudu juga sih ada waktu tertentu benar-benar pergi jalan" sama ibu saja, atau sama ayah saja.

    ReplyDelete
  13. Horeee... tuk mom nya. Dulu, sebelum nikah udah sering bawa krucil (nya orang) buat seseruan, sekarang udah nikah malah khawatir ^^

    ReplyDelete
  14. Horeee... tuk mom nya. Dulu, sebelum nikah udah sering bawa krucil (nya orang) buat seseruan, sekarang udah nikah malah khawatir ^^

    ReplyDelete
  15. hahahaha, kalo aku sih ga bakal berani mbak bawa jalan anak2 tanpa papinya :D.. tobaaat itu mah... mending aku jln2 sendiri ;p. apalagi si kaka yg aktifnya super duper dan cuma bisa dihandle ama papi tercintanya -__-.. ga mempan maminya ini pake acara teriak2 sekalipun, ga bakal didenger ;p Jadi daripada aku kena serangan jantung pas bawa mereka jalan2, mnding harus ada papinya deh :D.. Dulu pernah bawa si kaka ke sibolga dari medan naik pesawat, dan papinya naik mobil kesana... Mana pake acara delay 3 jam pula, ampuuuuun, si kaka udah cranky to the max -__-. untung ada mamaku yg bantuin jaga .. setelah itu kapok, dan aku lebih milih jalan darat ikut papinya drpd naik pesawat cuma berduaan ama anak ;p

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha...anak2ku juga aktifnya minta ampun mba..jadi ya gitu deh. rasanya gimana banget bs pergi2 tanpa ayahnya gitu

      Delete
  16. hahaha... yaa begitulah anak kecil :D jadi pengen cepet2 punya anak hehe

    ReplyDelete

Terimakasih sudah silaturahim, silahkan meninggalkan jejak di sini. Comment yang masuk saya moderasi terlebih dahulu ya. Mohon tidak meninggalkan link hidup.