Menikmati Hening dan Bening di Pantai Pink


Pink Beach atau Pantai Pink ini sebetulnya memiliki nama lokal Pantai Tangsi. Satu dari sedikit pantai di dunia yang memiliki keunikan di mana pasirnya pada waktu tertentu tampak berwarna pink atau peach lebih tepatnya. If I am not mistaken, there are only 7 pink or peachy beaches in the world. Kalau di Indonesia, selain di Lombok, Pink beach ada juga di Gugusan Kepualuan di Flores Nusa Tenggara Timur. yang waktu itu gagal saya kunjungi karena cuaca sedang tidak bersahabat. Hiks


Secara geografis, Pink Beach posisinya nyaris di ujung selatan Pulau Lombok. Pantai Pink atau Pantai Tangsi ini terletak di Jerowaru, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Saya yang menginap di pusat Kota Mataram harus menempuh perjalanan sekitar 2,5 jam untuk sampai ke sana. Kalau dari Bandara Internasional Praya Lombok mungkin lebih singkat sekitar 1,5 jam saja.

Pagi hari kami segera bersiap. Saya dan beberapa teman, Dani, Teja, Faik, dan Mei ditemani oleh Mas Dadang, Driver sekaligus guide tour yang kebetulan masih saudara Dani. Mas Dadang sudah wanti-wanti agar kami siap-siap sedari pagi. Karena selain Pantai Pink Kami juga berencana lanjut ke Tanjung Aan dan sekitarnya dalam satu hari ini.

Baca Juga: Pantai Lubang Buaya Morella Ambon

"Jangan lupa kacamata atau topi, bakalan panas banget." begitu pesannya. Satu lagi karena di sana bakal susah mencari makan (besar) kami juga harus membawa ransum supaya gak kelaparan.

Berangkat dari hotel, kami berhenti sejenak mencari kaca mata "CengDem", karena saya lupa bawa kaca mata dan saya tidak kuat dengan sinar matahari. Mas Dadang menyempatkan mampir dan menemani saya mencari kaca mata CengDem di deretan toko di sebuah pasar. CengDem itu Seceng Adem, maksudnya kaca mata harga Rp.10.000 tapi sudah cukup adem. 

Sayangnya memang sekarang meski tetap kategori CengDem, sudah tidak ada lagi yang harganya Rp.10.000. Deal Rp.25.000 untuk sebuah kacamata yang cukup membantu saya menghalau terik dan silau matahari plus gaya dikit. Hmm hasil nawar dibantu Mas Dadang lho padahal, ya sutralah Rp.25.000, worth it. Biasanya yang murah gini malah awet dan gak ketinggalan mulu hahaha.

Di perjalanan kami juga berhenti di salah satu rumah makan, RM Cahaya yang menjual nasi rames khas Lombok. Namanya Nasi Balap, tepatnya Nasi Balap Puyung. "Kalau versi original Nasi Balap itu porsinya luar biasa, ini saya carikan rumah makan yang porsi Nasi Balapnya cukuplah buat kita-kita," begitu kata Mas Dadang.

Nasi Balap Puyung plus Ayam Kampung dihargai 16.000. Nasinya dibungkus daun pisang berbentuk kerucut.  Sejarahnya Nasi Balap ini memang semacam nasi rames untuk para pekerja jadi porsinya besar dan murah.


Saya sempat terkantuk-kantuk sepanjang perjalanan hingga beberapa kilometer menjelang Pantai Tangsi akhirnya saya terbangun. Suasana terik kian memberi kesan gersang. Pepohonan di kanan kiri jalan tampak kerontang dan mengering. Dedauan hijaun memberi warna tersendiri di antara kerontang bukit.


Jalanan yang rusak membuat badan mobil yang kami kendarai bergoyang kencang ke sana ke mari. Tidak disarankan membawa kendaraan dengan body rendah seperti sedan.

Baca Juga: Pantai Tanjung Tinggi Belitung


Meski jalanan terjal dan berbatu, rusak cukup parah namun pemadangan yang disuguhkan sepanjang jalan buat saya tetap eksotis. Sebagian besar pohon-pohon yang meranggas karena kekeringan menyajikan  pesona tersendiri. Diselingi daun yang hijau kekuningan diterpa mentari. Untungnya siang hari yaa. Kalau malam hari , mungkin beda ceritanya.

"Berapa jauh jalanan yang rusak seperti ini mas? "
"Yaa sekitar 7 kilo lah mba.."

Waah sayang ya, itulah mungkin meski Pink bBach ini "kabarnya" sangat cantik tapi masih jarang dikunjungi orang. Jalanan dan infrastrukturnya kurang bersahabat. Hampir tidak ada penginapan atau hotel di sepanjang jalan menuju Pink Beach. Hanya ada satu villa/cottage exclusive, mungkin milik perseorangan yang gerbang depannya kami lewati di jalan menuju Pantai Pink.

Akhirnya sampailah kami di Pantai Pink. Suasana tampak lengang karena memang bukan hari libur atau musim liburan. Hanya beberapa kendaran terparkir di sekitar pantai. Pengunjungpun tampak bisa dihitung jari.


Hamparan pasir halus putih diselingi pepohonan yang juga kering meranggas menyajikan pemandangan unik tersendiri. Mobil di parkir dekat sebatang pohon yang agak rimbun. Tampak beberapa gazebo yang juga lengang.


Kami memilih duduk sejenak sambil menikmati angin dan pemandangan pantai yang demikian tenang di salah satu Gazebo di ujung sebelah kanan pantai. Ada beberapa anjing liar yang juga bermain di sekitar pantai.
Pada bagian sebelah kiri pantai ada beberapa warung. Mereka menjajakan makanan kemasan dan kelapa muda. Puas berphoto, kami kemudian menuju warung tersebut. Memesan kelapa muda yang sangat baik untuk mengembalikan ion tubuh karena teriknya udara.



Kami juga meminta izin untuk membuka bekal Nasi Balap yang kami bawa. Beberapa dari kami memesan kopi dan minuman dingin. Bekal dibuka dan kami makan diatas bale-bale bambu. Ramesan Nasi Balap berisi nasi, oseng buncis, serundeng, irisan kentang mustopa, lalu ada irisan semacam jeroan atau rempela. Yang mantap memang sambalnya, entahlah sambal apa tapi membuat ramesan menjadi demikian sempurna rasanya. Plus ayam goreng tentunya.


Ternyata penjual di warung ini orang Jawa, isterinya penduduk lokal. Di Warung ini juga kami menumpang wudhu dan sholat di tempat yang ala kadarnya. Perlu diketahui meskipun kita sangat ingin bermain air, sarana untuk bilas dan mandi tidak tersedia. Jadi mungkin pikir-pikir dulu. Kecuali tahan dengan lengketnya air laut. Kalau saya sih kayaknya gak bakal tahan. Jadi, meski beningnya air yang menerpa pantai dan pasir lembutnya yang menggoda saya memutuskan untuk tidak main air.

Baca Juga: Sisi Lain Pulau Nusa Kambangan


Suasana terik luar biasa dipadu dengan keheningan suasana dan beningnya air laut yang menerpa pantai dengan pasir putih yang agak peach. Hmm rupanya pasir-pasir ini akan tampak terlihat pink atau peach pada jam-jam tertentu. Warna pink akan menguat saat matahari mulai menepi dari siang menuju sore hari. Nuansa pink kabarnya berasal dari partikel coral dalam butiran pasir halus yang diterpa air laut.


Setelah perut terisi, kami sempat naik ke bukit sebelah kiri dan melihat dari kejauhan pemandangan alam yang luar biasa cantik. Satu sisi laut biru dengan air yang bening menghempas ringan pantai yang cantik berpasir lembut dan pink. Di sisi lain terlihat bukit-bukit yang gersang dengan pepohonan yang meranggas menyatu menjadi pemandangan yang eksotis.

Baca Juga: Pantai Liang Ambon nan Eksotik



Semakin siang, semakin banyak pengunjung berdatangan. Beberapa tampak menyewa perahu motor dan islands hopping. Pengunjung mayoritas dari mancanegara. Ada turis Jepang, China, dan tentu saja bule (entah dari mana). Beberapa menggunakan motor untuk sampai ke Pink Beach. Rupanya motor trill yang disewakan.


Potensi dan keindahan luar biasa yang belum dikelola secara maksimal. Hmm sebetulnya tidak ada yang perlu diubah dari nuansa natural yang eksotis ini. Cukup dilengkapi sarana dan prasarana yang memadai saja. Termasuk sarana pembuangan sampah.

Baca Juga: Mencari Senja di Pantai Kuta

Oh iya, tidak ada biaya masuk ke lokasi ini, kami hanya memberikan semacam tips saat menyewa gazebo dan membayar parkir. 

Sayangnya kami masih punya agenda lain sehingga tidak bisa menyaksikan pink beach menampakkan pasir pink dan peach yang lebih kuat di sore hari. Mungkin suatu hari akan kembali saat sarana dan prasarana jauh lebih nyaman di sini. 




36 comments

  1. Cakep banget ya mbak pantainya..
    Sayang sarana jalannya belum mendukung, harus krndaraan yang jarak tanah-mobil tinggi..

    ReplyDelete
  2. subhanallah indahnya..mba, lautnya biru dan pasir nya beneran agak ke pink-pink gitu ya mba..

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mba, klo jelang sore makin pink katanya mba

      Delete
  3. Bikin mupeng huhu jd kpingn kesana futunya keren mba,,. Mdh2an dlm waktu dekat bs traveling ya,,

    ReplyDelete
  4. kerennyaa..semoga aku bisa kapan-kapan ke sana..aamiin

    ReplyDelete
  5. makan ayam ditemenin es degan itu enak banget..apalagi menikmati sepoy2 di tepi pantai kan ?

    ReplyDelete
  6. Masyaallah pemandangannya Indah banget. Saya pun senang ke pantai karena bisa mendengar debur ombak yang bikin nyaman.

    ReplyDelete
    Replies
    1. benerrr... menikmati suara ombak dan angin pantai iku bikin hati tenang

      Delete
  7. Setuju dengan mba sulis. Pantainya indah yah. Jadi pengen ke sana. :D

    ReplyDelete
  8. Mupeng pantai pink-nya. Bagus bangeeettt. Ditambah foto makanannya itu lhoo, duh jadi pengen kesana deh.

    ReplyDelete
  9. cantik banget warna pantainya :)

    ReplyDelete
  10. Saya kalau ke sana pakai baju pink atau peach ya, Mbak. Biar samaan sama pasirnya. Hehehe... Itu kelapa mudanya segar banget...

    ReplyDelete
  11. Cakep banget ini. Cuacanya pas lagi cerah ya. Lombok bening euy. Ah pengen.

    jurnaland.com

    ReplyDelete
  12. Walo ga kuat kalo ke pantai, krn panasnya itu, tp selalu seneng liat pantai yg cantik begini dan sepi! :)

    Ga sumpek liat pengunjung yg terlalu crowded.. Tapi semoga kalo sarana dan prasarana udh dilengkapi, pantai ini ga jd kotor yaa krn pengunjung yg mulai rame..

    ReplyDelete
    Replies
    1. resiko kulit menggelap memang mba klo habis mantaiiii

      Delete
  13. wah sayang banget jalan ke pink beach nya belum dikelola..padahal kalau akses jalan bagus, bakal nambah rame wisatawan uat berkunjung kesana ya mbak?

    ReplyDelete
  14. baru abis liat postingan sade skrg liat ini. hmmm lomboook kapan aku ke sanaa...

    ReplyDelete
  15. Lombok ternyata masih menyimpan banyak potensi wisata yang belum terjamah ya, mbak. Pink Beach ini menarik banget buat dikunjungi, terutama bagi yang ingin mencari ketenangan diri. :)

    ReplyDelete
  16. wew ayamnya mantep kayaknya pas di makan di tepi pantai pink hahahah,, lombok bener bener amazink

    ReplyDelete
  17. kenapa aku jadi fokus ke kacamata CengDem nya yak :D

    cakep banget pantainya. Sayang memang jalan kesana masih kurang bagus, tapi sisi lain asik juga kalau blm rame pengunjungnya hehe

    ReplyDelete
  18. Jadi makin sore makin keliatan pink nya ya Mba? Btw aku sering ketiduran kalau abis makan langsung naik mobil yg jarak jauh gitu, hehe. Ternyata jalanan ke pantai pink begitu ya :o

    ReplyDelete
  19. Cakep cakep banget fotonya mba. Seneng ngeliatnya.

    Menurutku, mungkin kalau jalanannya makin mulus banyak penginapan di sekitar pantai tangsi, bisa jadi pantainya nggak seasri sekarang.

    ReplyDelete
  20. Hahahahha baru tau kalau ada istilah kaca mata "CengDem".. wkkwkw..
    boleh juga. Benerjuga sih. Yang penting adem


    Hmmmm ... mungkin jalanan masih rusak karena masih belum tersentuh perhatian pemerintah kali yah?
    Tapi setau aku sih pantai pink ini udah cukup terkenal di kalangan anak muda yang hits hits di instagram itu mba.
    Saaya siih... masih wishlist untuk main kesini :D

    Hmm kalau gaada tempat bilas sih, saya mending gak main air karena basah nya air laut itu kan lengket.

    Btw.. gambar pantai nya bagus bagus.. tapi kayaknya panas terik. Jadi saya salah fokus sama gambar es degannya deh. *tiba tiba hausss

    ReplyDelete
  21. wah, ombaknya bisa tenang banget gitu ya, gak khawatir bawa anak-anak berenang di situ...

    ReplyDelete

Terimakasih sudah silaturahim, silahkan meninggalkan jejak di sini. Comment yang masuk saya moderasi terlebih dahulu ya. Mohon tidak meninggalkan link hidup.