Indahnya Shalat Berjamaah di Rumah: Kenang-kenangan dari Almarhum Bapanda

Salah satu kenang-kenangan terindah dari almarhum Bapa adalah indahnya saat-saat shalat berjamaah di rumah. Kenangan ini demikian membekas di hati saya. Kebiasaan Almarhum yang membiasakan shalat berjamaah di rumah bersama kami anak-anak perempuannya, cucu-cucunya (waktu itu Beliau baru punya cucu dari 2 anak terbesarnya) dan Mimi, Ibu saya. 

Untuk Shalat Shubuh bisa dipastikan Bapa selalu Shalat dan mengimami di Masjid, tapi untuk waktu shalat lain di mana sebagian dari kami anak-anaknya di rumah, selalu beliau memilih shalat berjamaah di Rumah, di ruang tengah dan sering juga diikuti oleh santri-santri beliau. Hmm iya kebanyakan biasanya makmumnya perempuan, kecuali cucu laki-lakinya yang masih kecil karena utk kakak-kakak saya yang laki-laki dan santri laki-laki wajib berjamaah di Masjid.

kenang-kenangan bersama Almarhum Bapak :)

Selalu damai dan terasa rindu mengingat masa-masa ini. Sedemikian dalamnya kenangan ini di hati saya, saya kemudian ingin anak-anak saya memiliki kesan indah shalat berjamaah di rumah seperti yang saya punya. Saya agak galak dan keras saat awal-awal mengkompromikan hal ini pada suami. Kebiasaan seperti ini tampaknya tidak ada di keluarga suami saya dan saya juga ingin Ayah anak-anak saya ini, bersama2 saya membiasakan shalat berjamaah di rumah dengan anak-anak, tentunya Ayah support dan ini menjadi salah satu agenda kami. 

Pada Kaka Alinga (anak pertama saya, sekarang 6thn) sejak masuk TK sudah saya tanamkan mengenai shalat berjamaah ini, selain keutamaannya dari shalat sendirian, saya juga membagi kenangan saya dengan almarhum Bapa, kakeknya kepadanya. Saya sampaikan: Ka, Ibu mau kaka punya kenang-kenangan yang indah tentang shalat berjamaah, seperti Ibu dulu dapat dari Kakek, jadi nanti klo kaka sudah besar, sudah punya anak seperti Ibu, kakak juga bisa cerita sama anak-anak kakak, kalau kakak dulu sedari kecil sudah dibiasakan shalat berjamaah.






Alhamdulillah kebiasaan indah ini sudah berjalan hampir 3 tahun ke belakang, terhitung sejak Kaka Alinga sudah agak mengerti. Meskipun waktu shalat berjamaah kami tidak full 5 kali dalam sehari, 7 hari dalam seminggu tapi setidaknya semua anak-anak sudah tahu dan mulai terbiasa bahwa ada rutinitas shalat berjamaah. Paling rutin, saat shalat Maghrib dan Isya.  

Walaupun untuk hari Senin dan Rabu, biasanya kami melewatkan Shalat Maghrib berjamaah karena saya dan suami baru tiba di rumah saat waktu Isya masuk. Alhamdulillah ada Mbah Uti di rumah, sehingga pada si Kaka kami tekankan bahwa meskipun tidak ada Ayah dan Ibu, Kakak bisa berjamaah dengan Mbah Uti.

Bukan mudah dan sama sekali tidak mulus membiasakan berjamaah di rumah, setiap hari selalu ada masalah saat hendak shalat. Bermacam-macam masalahnya, pada awal-awal pembiasaan Ayah kadang-kadang tidak sabar dan akhirnya mengalah membiarkan anak-anak tidak ikut shalat berjamaah. Alhamdulillah untuk si Kakak pembiasaan ini sudah bisa dibilang berhasil, karena selain motivasi dari kami, sejak di TK sampai sekarang masuk SD, Sekolahnya pun membiasakan shalat berjamaah di Sekolah untuk Shalat Dhuha dan Zhuhur. 

Tetapi tidak berarti semua berjalan mulus, terkadang ada saja masalah, hhhmmm berantem dengan adiknya sebelum shalat, terlalu banyak syarat dan permintaan saat dia merasa malas, Aku mau shalat asal Ibu yang pakaikan mukenaku, Ibu yang lipatkan dan seterusnya padahal biasanya saat sedang "pintar" semua dilakukan sendiri, atau di tengah-tengah shalat mereka (kaka Alinga 6 th, kaka Zaha 4 th, adek paksi 2th) tiba-tiba saling bercanda gurau, atau bahkan berantem dan akhirnya ada yang menangis :). 

Masalah yang paling sering adalah berebutan untuk berdiri di sebelah Ibunya ini :) ...alhamdulillah adek Paksi sekarang mau berdiri di sebelah (agak belakang) Ayah dan sudah punya sajadah kecil -hijau - sendiri, warisan dari Kakak Zaha, sehingga meminimalisir perebutan posisi di samping Ibu, Hmm itu pun masih tetep berebut "aku mau di sebelah kanan Ibu, gak mau di sebelah kiri ":D

Tapi Alhamdulillah semua kejadian tidak menyurutkan saya dan suami untuk terus membiasakan, untuk hari libur kami bahkan melakukannya untuk waktu shalat yang lain terutama saat ada di rumah. Kami saat terbantu karena di rumah ada Mbah Uti dan Mbak bisa bergantian menjaga salah satu/dua yang tidak ikut berjamaah, karena selama kami berjamaah, kadang Kaka Zaha tidak mau sama sekali dengan bermacam alasan ikut berjamaah dan biasanya sieng mengganggu kakak dan adiknya yang sedang sholat.

 Di lain waktu, adek Paksi yang sudah punya sajadah kecil sendiri dan dengan gerakan yang belum sempurna shalatnya, kadang tiba-tiba di tengah waktu sholat berhenti dan mengajak bicara/ngobrol atau mengajak bercanda/bermain kakak2nya ... di saat-saat seperti ini biasanya Mbah Uti atau Mbak akan langsung menghandel mereka. Saat tidak ada Mbah atau Mbak, dulu kami cuma bisa bergantian shalat, atau berjamaah hanya dengan si Kaka, sementara salah satu dari kami menjaga adik-adiknya yang lain.


Salat pulang kampung ke Cirebon (rumah orang tua saya), kami juga membiasakan shalat berjamaah ini, apalagi jika di ruangan yang sama dengan dulu biasa kami shalat berjamaah dengan Bapak, saya merasakan suasana yang sama. Saya selalu merasakan keindahan kenangan itu :). tapi terkadang juga kami lakukan di mushalla depan rumah (baru satu tahun) atau di Masjid di lingkungan kami. Di manapun, berjamaah serasa indah :)

Kekurangan dan belum sempurnanya, tapi selalu diusahakan ada waktu 1 kali shalat kami berjamaah di rumah. Saat saya dan suami baik dalam waktu bersamaan atau tidak mendapat tugas keluar kota, kami titipkan pada Mbah Uti dan Akungnya untuk tetap menjalankan kebiasaan ini. Kaka Alinga juga sudah mulai percaya diri memimpin menjadi Imam untuk Adeknya. Alhamdulillah, masih belajar tentunya.

Semoga Allah memberikan rahmat berkah dan hidayah serta kekuatan agar kami bisa terus membiasakan indahnya berjamaah dalam shalat dan terus meningkatkan diri, semoga anak-anak bisa memiliki kesan dan kenangan yang indah tentang shalat berjamaah. Yang akan mereka bawa sampai mereka memiliki anak dan cucu, seperti kenangan yang saya bawa dari Almarhum Bapa saya.

Allhamuáj alnaa wa min Dzurriyatinaa Muqiima al Shalah, Ya Allah jadikanlah kami dan anak cucu kami oarang-orang yang mendirikan Shalat, Amiin YRA...

3 comments

  1. moh syaifuddin zuhriAugust 22, 2014 at 10:09 AM

    memang untuk ibu-ibu shalat berjama'ah tidak wajib, tapi bagi kaum laki-laki itu wajib selama tidak ada halangan yang syar'i.

    ReplyDelete
    Replies
    1. MOH. SYAIFUDDIN ZUHRIAugust 22, 2014 at 10:10 AM

      maksudnya adalah berjama'ah di dimasjid

      Delete

Terimakasih sudah silaturahim, silahkan meninggalkan jejak di sini. Comment yang masuk saya moderasi terlebih dahulu ya. Mohon tidak meninggalkan link hidup.