Perjalanan selanjutnya ke arah Belitung Timur. Sebelum sampai ke sana, ada beberapa obyek wisata yang kita lewati. Karena keterbatasan waktu kami sepakat memilih salah satu saja, yakni ke kawasan wisata Batu Mentas. Terletak di kawasan hutan lindung di Dusun Kelekak Datuk, Kecamatan Badau, sekitar 30km dari kota Tanjungpandan. Setelah melewati jalan raya yang berkelok-kelok yang dipagari perkebunan sawit akhirnya kami sampai ke jalan keci menuju lokasi yang kondisinya tidak sebagus jalan raya tadi. Menempuh sekitar 7 km jalanan yang rusak, berbatu di samping kanan kiri tampak perkebunan rakyat, terutama perkebunan lada, Sampailah kami ke Batu Mentas.
Kegiatan wisata yang dilakukan di wilayah ini adalah wisata sungai dengan kano atau ada juga river tubing. sayangnya saat itu debit air sungai sangat kecil, sudah beberapa bulan kemarau di sana dan lama tak turun hujan. Kita juga bisa hiking atau flying fox... disediakan juga tempat menginap berupa indosafaritent dan beberapa rumah pohon.
Tapi yang membuat kami penasaran ingin ke sana adalah karena kami ingin melihat icon Belitung yang lucu ini, yup "Trasius Bancanus Saltator" hewan primata unik ini memang hanya ada di pulau Belitung. Di sinilah lokasi konservasi Tarsius. Mengingat binatang lucu yang besarnya hanya segenggam tangan ini tidak terbiasa berinteraksi dengan manusi, pengelola menempatkannya pada sebuah kandang penangkaran. Saat itu ada Ibu Tarsius yang baru saja melahirkan bayinya, sehingga dia harus diisolasi. Kami tak bisa mengintip si mungil itu apalagi memotonya. pengelola mengisolasi dengan memberi pembatas yang cukup jauh dari kandang penangkaran dan melarang kami mendekat atau mengambil poto.
Tarsius enggan bertemu manusia dan bisa mendadak stress karenanya. Untuk itu Pengelola hanya menempatkan satu Tarsius yang sudah "jinak" di dalam sebuah kandang untuk bisa dilihat dan dipoto oleh pengunjung. Tarsius ini tampaknya sudah akrab dengan kehadiran manusia. Ia tak keberatan dipoto. Saat saya diberi tahu bahwa kepalanya bisa berputar 180 derajat. saya langsung berbalik, pengelola kemudian memanggilnya dan benar, si cute ini memutar kepalanya menghadap belakang. Saat cepat, sayang tak sempat saya poto. Ia lalu berbalik kembali. bentuk wajahnya yang unik dengan dua mata bulat dan besar. Bulu-bulu coklat halus, tangan dan kaki yang panjang serta ekor yang jauh lebih panjang dari badannya. Hmmm misteriusnya Tarsius iniih...
Berdasarkan keterangan mengenai Tarsius yang saya rangkum dari wikipedia, Tarsius adalah primata dari genus Tarsius, suatu genus
monotipe dari famili Tarsiidae, satu-satunya famili yang bertahan dari ordo
Tarsiiformes. Meskipun grup ini dahulu kala memiliki penyebaran yang luas,
semua spesies yang hidup sekarang hanya ditemukan di pulau-pulau di Asia
Tenggara Tenggara termasuk Filipina, Sulawesi, Kalimantan dan Sumatra.
Diindikasikan bahwa tarsius, yang semuanya dimasukkan pada
genus Tarsius, sebenarnya harus diklasifikasikan pada dua (grup Sulawesi dan
Filipina-Barat) atau tiga genera yang berbeda (grup Sulawesi, Filipina dan
Barat)
Keunikan Tarsius
Tarsius bertubuh kecil dengan mata yang sangat besar; tiap
bola matanya berdiameter sekitar 16 mm dan berukuran sebesar keseluruhan
otaknya. Kaki belakangnya juga sangat
panjang. Tulang tarsius di kakinya sangat panjang dan dari tulang tarsus inilah
tarsius mendapatkan nama. Panjang kepala dan tubuhnya 10 sampai 15 cm, namun
kaki belakangnya hampir dua kali panjang ini, mereka juga punya ekor yang
ramping sepanjang 20 hingga 25 cm. Jari-jari mereka juga memanjang, dengan jari
ketiga kira-kira sama panjang debngan lengan atas. Di banyak ujung jarinya ada
kuku namun pada jari kedua dan ketiga dari kaki belakang berupa cakar yang
mereka pakai untuk merawat tubuh. Bulu tarsius sangat lembut dan mirip beludru
yang bisanya berwarna cokelat abu-abu, cokelat muda atau kuning-jingga muda. Tidak
seperti prosimia lain, tarsius tidak mempunyai sisir gigi, dan susunan gigi
mereka juga unik:
Semua jenis tarsius bersifat nokturnal, namun seperti
organisme nokturnal lain beberapa individu mungkin lebih banyak atau sedikit
beraktivitas selama siang hari. Tidak seperti kebanyakan binatang nokturnal
lain, tarsius tidak memiliki daerah pemantul cahaya (tapetum lucidum) di
matanya. Mereka juga memiliki fovea, suatu hal yang tidak biasa pada binatang
nokturnal.
Otak tarsius berbeda dari primata lain dalam hal koneksi
kedua mata dan lateral geniculate nucleus, yang merupakan daerah utama di
talamus yang menerima informasi visual. Rangkaian lapisan seluler yang menerima
informasi dari bagian mata ipsilateral (sisi kepala yang sama) and
contralateral (sisi kepala yang berbeda) di lateral geniculate nucleus
membedakan tarsius dari lemur, kukang, dan monyet, yang semuanya sama dalam hal
ini.
Tarsius merupakan satwa insektivora, dan menangkap serangga
dengan melompat pada serangga itu. Mereka juga diketahui memangsa vertebrata
kecil seperti burung, ular, kadal dan kelelawar. Saat melompat dari satu pohon ke pohon lain,
tarsius bahkan dapat menangkap burung yang sedang bergerak. Kehamilan
berlangsung enam bulan, kemudian tarsius melahirkan seekor anak. Tarsius muda
lahir berbulu dan dengan mata terbuka serta mampu memanjat dalam waktu sehari
setelah kelahiran. Mereka mencapai masa dewasa setelah satu tahun. Tarsius
dewasa hidup berpasangan dengan jangkauan tempat tinggal sekitar satu hektar.
sumber: wikipedia |
Tarsius merupakan salah satu jenis hewan langka yang hampir
punah. Adapun di Indonesia…Tarsius tidak pernah sukses membentuk koloni
pembiakan dalam kurungan, dan bila dikurung, tarsius diketahui melukai dan
bahkan membunuh dirinya karena stress. Satu situs mendapat keberhasilan
mengembalikan populasi Tarisus di pulau Filipina Bohol. Philippine Tarsier
Foundation telah mengembangkan kandang besar semi-liar yang memakai cahaya untuk
menarik serangga nokturnal yang menjadi makanan tarsius. Pada tahun 2008
dideskripsikan tarsius Siau yang dianggap bestatus kritis dan terdaftar dalam
25 primata paling terancam oleh Conservation International dan IUCN/SCC Primate
Specialist Group tahun 2008.
Jadi saya beruntung bisa melihat salah satu jenis Tarsius yang makin langka ini...semoga konservasi yang dilakukan dapat menjaga hewan lucu dan unik ini dari kepunahan.
Tarsiusnya lucu banget ya.... gemes deh.
ReplyDeleteiya aslinya imuut kecilll deh
DeletePernah ketemu sama Tarsius di Menado.. Imuttttt
ReplyDeletelucuu ih kaya koala yaa
ReplyDelete