"Assalamualaikum""Wa'alaikum salam""Sehat Mi?""Alhamdulillah, kamu?anak-anakmu sehat? ...?"Alhamdulillah" Agak nyesek jawabnya, seperti ada yang berat di balik dada"Hmm kemarin habis transfer Mi, udah dicek?""Oh belum, ya udah nanti besok deh dilihat..."...
....
Lalu percakapan via handphone itu diwarnai dengan isak tangis.
"Aku capek Mi... capek bangeet :("
Sudah tak bisa ditahan, suara bercampur isak tangis"Sabaaaar, kamu tahu sendiri dulu Mimi kayak gimana..."Suaranya di seberang sana juga mulai memberat, mungkin sedang menahan tangis juga....
"Capek! apa sih yang dicari? Cari duit?Gak dibawa mati."
"Urusan rumah sama anak-anak juga gak ada habisnya..."
Lalu tangisan makin kencang...
"Sabaaar...
Trus maunya gimana?"......"Diniatkan sebagai ibadah, supaya capeknya gak sia-sia. Bismillah, niatkan sebagai Ibadah. Niatkan karena Allah. Gak akan sia-sia kalo diniatkan karena Allah."
"Anak-anak nanti juga ngerti. Yang penting mereka sehat..""Ya kalau pada protes ya biasa, namanya juga sering ditinggal-tinggal, cari perhatian kamu..."..."Suka sedih, anak-anak kok kurus-kurus. Makannya susah...""Iya kenapa ya anak-anakmu susah makannya, atau mungkin lagi masanya mereka susah makan...""Coba cari tahu kenapa sih mereka makannya susah..."......
Demikian cuplikan percakapan (via telpon) antara saya dan Mimi, Ibu saya. Sebagian besar komunikasi berlangsung dalam bahasa Cirebon yang sudah saya terjemahkan supaya teman-teman tidak mengerutkan alis karena roaming. Percakapan ditutup dengan pesan Mimi, "Bismillah, niatkan untuk ibadah. Kamu harus ikhlash menjalani semuanya. Sehat-sehat ya anak-anak"
Panutanku, My Mimi.
Mimi, yang meski usianya sudah semakin sepuh, 70 tahun, alhamdulillah masih sehat. "Jag jag" ke sana ke sini, gak bisa diam di rumah. Saya anak ke 6 beliau yang bulan ini insyaAllah memasuki usia "paling okeh" baca 40, masih sulit menahan diri untuk tidak merepotkan beliau dengan curhat-curhat seperti itu. Curhatan Isteri dan Ibu yang sedang baper. Guilty feeling bercampur dengan lelah tak berkesudahan. Kondisi yang menyebabkan senyum tak hadir di wajah saya selama beberapa hari. *manyuuun mode on*
Hmm sebetulnya saya terhitung jarang curhat yang kurang enak sama beliau. Kalau telpon-telponan atau saat ketemu sekalipun, biasanya saya yang jadi pendengar setia. Beliau curhat banyak hal dan saya menjadi pendengar yang baik. Saya biasanya hanya cerita hal-hal yang baik, seolah hidup saya di rantau orang beserta keluarga kecil saya berjalan tanpa masalah. So far, alhamdulillah masalah selalu ada. Yah namanya juga hidup. Namun tidak perlulah sampai ke telinga beliau. Begitu dulu saya pikir.
Belakangan, entah mengapa beban di pundak terasa makin berat. Pikiran juga terasa ruwet. Bukannya makin tegar, karena tak tahan saya malah curhat sama Mimi. Ya seperti percakapan tadi. Ujung-ujungnya saya lalu malu sendiri, cemen banget ya saya.
Itu lhoo, Mimi anaknya 8 orang, belum lagi keponakan-keponakan yang tinggal di rumah. Kalau soal anak nakal atau bandel. Hmm siapa sih yang gak tahu, saya masih ingat cerita "bangor"nya kakak-kakak lelaki saya. Rasanya tidak luput dari ingatan saya, bagaimana melelahkannya dulu Mimi menjalankan peran sebagai Ibu dan Isteri.
Mimi juga bukan tipe perempuan yang berpangku tangan. Mimi juga berjuang untuk membantu menopang jalannya perahu keluarga kami agar tidak oleng. Mimi berjuang agar kami semua bisa sekolah bahkan hingga ke perguruan tinggi. Bahkan sejak Mimi ditinggal Bapa 16 tahun lalu, Mimi menjalani semuanya dengan demikian tegarnya. Duuh aku ini apalah! Terlalu manja dan cemen! Sabarnya kurang! Syukurnya kurang!
Sambil mengusap air mata lalu biasanya saya segera merapihkan "pikiran" saya. Well mostly semua karena sabar dan syukur saya yang kurang. Curhat sama Mimi, saya akui untuk menumpahkan sebagian sesak di dada saja. Meski jadi malu diri, saya juga bersyukur masih punya Mimi yang selalu mengingatkan saya saat sedang oleng untuk meluruskan niat. Hidup saya hakikatnya demikian mudah bahkan dibandingkan dengan jalan yang harus beliau perjuangkan dulu sebagai Ibu dan Isteri.
Mentari di Siang Hari, Bintang di Malam Gelap.
Betul kata Mimi, saya harus fokus kembali, tentu saja pada anak-anak. "Terima kasih Mi sudah menguatkan saya."
Anak-anaklah penyemangat hidup. Mentari di siang hari, bintang di gelap malam. Apalah hidup yang demikian riuh ini tanpa kebahagiaan dan senyum mereka. Sebagian besar mendung yang mendatangkan hujan dalam hidup saya karena sering muncul perasaan gagal menjadi Ibu. Pikiran yang tidak selalu benar bahwa karena saya bekerja lalu saya bukanlah Ibu yang baik. Ah saya harus berhenti berpikir untuk menjadi Ibu yang sempurna, karena mungkin memang sosok ini tidak pernah ada di dunia nyata.
Saya memang tidak sempurna, namun cinta saya pada anak-anak sungguhlah cinta sempurna. Toh anak-anak tak pernah mengurangi cinta pada Ibu mereka yang tak sempurna ini. Lalu apa lagi yang saya cari ? Mereka berharap Ibu begini, Ibu begitu. Mereka protes ibu harusnya begini, bukan begitu. Bukan karena mereka tak sayang, tapi karena mereka sangat sayang pada Ibunya ini. Seperti saat saya harus bilang pada mereka "Ibu marah karena Ibu sayang, Ibu harus kasih tahu mana yang benar dan salah, mana yang baik dan buruk, karena Ibu sayang, sangat sayang."
Ahh... lalu saya merasa lega. Alhamdulillah betapa baik Tuhan pada saya. Ada Mimi dan anak-anak yang membuat saya merasa bersyukur saat terbangun di pagi hari. Mereka yang membuat hidup saya menjadi lebih berwarna. Mereka yang dengan senyum bahagianya menghadirkan bahagia di hati saya, membuat saya bisa menarik segaris senyum di bibir dan siap menantang matahari, menjalani hari-hari dengan segala lika likunya. They are loves of my life. I Can't Smile without You dears.
Betul kata Mimi, yang penting anak-anak sehat. Kalau mereka sakit, sebagian bintang di langit malam rasanya tidak bersinar. Matahari tertutup awan di siang saya yang panjang. Anak-anak yang sehat rasanya memang syarat utama tumbuh kembang mereka yang baik. Soal makan dan asupan nutrisi dari dulu sampai sekarang, masih dan akan selalu jadi PR untuk semua Ibu bukan?
Anak-anak Susah Makan, Kenapa ya?
Terlebih di usia tumbuh kembang mereka seperti sekarang. Pada masa tumbuh kembang kebutuhan fisik berupa nutrisi yang sehat, bergizi dan memadai sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan mereka merupakan sesuatu yang sangat penting. Kadang masalahnya bukan kurang supply nutrisi tapi sulitnya mereka mengasup nutrisi.
Ka Alinga misalnya, badannya mungil banget. Saya suka khawatir melihatnya.
"Kamu kok kecil dan kurus sih nak."
"Ah Ibu gak tahu aja, ada temenku yang lebih kecil dan kurus dari aku... bla bla bla.."
"Yang penting kan sehat kata Ibu, Ibu jangan bandingin aku sama Ibu dung!"
*Glek, keselek deh.
"Iya yang penting sehat nak, tapi kamu kok makannya sedikit banget sih. Percuma Ibu masak capek-cpek, kamu makannya se-uprit. Ibu mau kamu makannya banyak"
Ka Alinga ini memang dari kecilnya susah makan. Makanan bisa diemut lama banget dan gak ditelan-telan. Sampai besar masih suka begitu. Bahkan sempat kena lambungnya, bisa jadi karena pola makannya yang kurang baik. Makannya susah, paling suka minum susu atau makan yang manis-manis dan pabrikan. Nah karena asupan serat dari buah dan sayurnya kurang, Ka Alinga ini paling sering kena masalah pencernaannya, termasuk mulut.
Beda sama Ka Zaha dan Dek Paksi yang justru suka masakan rumah. Bedanya Ka Zaha kurang suka buah tapi masih suka sayuran. Kalau Dek Paksi suka banget sama buah nih. Alhamdulillah, sayuran asal dimasak dalam masakan yang enak, Paksi suka. Sejak ayah dan Ibu menjalani food combining, Ka Alinga ini yang paling sering protes karena harus menyesuaikan dengan pola makan sehat Ibu dan ayah.
Bersama waktu mereka mulai terbiasa dan akhirnya tanpa sadar mulai ikut suka makan buah dan sayuran. Mereka jauh lebih baik ketahanan tubuhnya dan jarang sakit, meskipun badan mereka tidak juga "menggendut". Ah yang penting sehat dan masih dalam batasan wajar dan normal ya. Terlebih mereka bertiga ini luar biasa aktif dan tak bisa diam. Mungkin makanan dan nutrisi yang mereka asup sebagian besar justru tersalurkan pada aktivitas mereka yang luar biasa itu.
Tapi sebagai Ibu saya sulit merasa tenang saat salah satu di antara mereka mulai terganggu pola makannya. Malas makan ini itu, bekal yang dibawakan ke sekolah tidak dihabiskan, atau gurunya melaporkan makanan catering di jam makan siang tidak dihabiskan padahal porsinya terhitung mini. Masalah ini silih berganti, ada kalanya Ka Alinga yang diserang malas makan, ada kalanya Ka Zaha, tidak jarang juga dek Paksi. Repot kalau pas tiga-tiganya lagi kompak susah makan. Pusing pala berbie...:(
Kenapa sih nak, kok susah banget makannya?
Hmm mungkin karena sering mendengar pertanyaan, "anakmu kok kurus gitu, gak doyan makan apa kenapa?" dan saya sering baper sama pertanyaan itu, reaksi saya suka sedikit berlebihan saat mereka mulai menunjukkan malas makan. Alih-alih saya fokus apa penyebabnya, malah sensi dan mikir kemana-mana. Untungnya bisa curhat sama Mimi.
Well, akhirnya saya harus fokus. Kenapa mereka susah makan? Akhirnya setelah melakukan investigasi dan berpikir dengan lebih jernih, saya menemukan beberapa hal yang membuat mereka malas makan dan apa yang merusak selera makan mereka.
Bosan dengan Menu Makanan
Kadang-kadang mungkin mereka bosan dengan menu makanannya. Saya harus lebih kreatif dan hafal apa saja menu kesukaan mereka yang ternyata sebetulnya kadang tidak terlalu berlebihan. Masing-masing anak punya kesukaan yang berbeda.
Ambil contoh yang paling simpel. Telor ceplok. Mereka punya selera yang berbeda meski sama-sama suka. Asalkan Ibu yang bikin, ah gampil laah telor ceplok mah. Kalau Ka Alinga suka telor ceplok yang digoreng kering hingga putih telurnya agak hangus dan krispy, "tapi bagian tengahnya jangan terlalu matang ya bu." Jangan lupa tambahkan kecap yang banyak.
Ka Zaha suka telor ceplok yang tidak terlalu kering dan pakai kecapnya dikit aja. Nah kalau dek Paksi suka telor ceplok yang matang seluruhnya asal tidak sampai gosong dan tidak pakai kecap.
Sudah dibuatkan menu sesuai selera mereka kok masih susah makan?
Cek Kesehatan Mulut dan Gigi
Hmm saya suka agak baper lagiii? juga saat saya sudah masak kesukaan mereka, kok makannya masih ogah-ogahan. Kenapa sih naak?
"Ibuu, gigiku sakiit."
...
"Ibuu, mulut aku sakit, nih ada sariawan."
Nah ternyata penyebab mereka susah makan antara lain gigi yang sakit atau sariawan di mulut. Hmm kebayang sih. Ka Alinga dan Ka Zaha ini sedang dalam usia di mana gigi susu mereka mulai berganti dengan gigi tetap. Ka Alinga karena dulu gigi susunya banyak yang rusak akibat susu formula sering kesulitan makan karena banyak gigi terutama geraham dan taring yang berperan penting dalam proses mengolah makanan kondisinya sudah tidak bagus. Plus saat gigi tetap mulai tumbuh sehingga kadang gusinya bengkak. Hmm perfect yaa, makannya susah, senyumnya juga hilang. Cemberut karena sakit gigi dan gusinya.
Ka Zaha juga mulai berganti gigi susu ke gigi tetap. Gigi susunya masih bagus, sudah tumbuh gigi tetap di tempat yang sama. tabrakan deh.
Sariawan dan Penyebabnya
Selain soal gigi, mereka juga sering terganggu dengan sariawan di mulut. Alhamdulillah sih bukan sariawan yang parah. Kadang cuma satu luka kecil di mulut, di gusi, atau di bibir. Eitss tapi jangan dianggap remeh. Kitapun orang dewasa saat terkena sariawan, bisa berubah 180 derajat kan? Bawaannya sensi, baper, kesel karena makan susah, bicara sakit, senyum sajapun rasanya sakit, Tersiksa!
"Kok bisa sih sariawan nak? Ibu kan selalu stock buah-buahan di rumah. Sayuran juga selalu ada di menu harian kita?"
Wew ternyata sariawan tidak hanya disebabkan oleh kurangnya asupan serat dan vitamin C lho. Ada beberapa penyebab sariawan di mulut yang perlu kita cermati, antara lain kebersihan mulut yang kurang terjaga dengan baik sehingga menyebabkan bakteri dan jamur mudah tumbuh di sekitar mulut, penggunaan gigi palsu atau kawat gigi, dan kekebalan tubuh yang sedang menurun.
Dalam beberapa kasus, stress juga bisa menjadi pemicu sariawan. Sariawan bisa juga disebabkan infeksi, iritasi, dan alergi. Untuk kaum wanita, gangguan hormon juga bisa memicu sariawan. Wah pantas saja menjelang PMS selain jerawat serta badan kaku dan pegal-pegal, saya juga sering terkena sariawan. Ini toh penyebabnya?
Yang juga sering kita tidak sadari, salah satu penyebab sariawan atau luka di mulut adalah trauma. Bisa karena tergigit, tersodok sikat gigi karena menggosok gigi terlalu keras, atau bahkan saat mulut terbentur benda keras baik sengaja maupun tidak sengaja yang menyebabkan kulit mulut robek atau luka. Oh iya untuk kasus bayi yang masih menyusui, mereka juga bisa terserang sariawan akibat jamur dari puting ibunya.
Nah jadi PR kita ya soal kebersihan mulut dan gigi ini. Trio krucils sih sudah terbiasa disiplin menggosok gigi minimal 2 kali sehari, alhamdulillah. Cuma memang kayak Ibunya mereka nih kalau sikat gigi gak bisa pelan, kadang sampai luka gitu. Kadang sariawan mereka juga karena benturan saat bercanda atau bermain. Duh! Tapi sariawan yang mereka rasakan mostly saat daya tahan tubuh mereka sedang menurun. Kalau bahasa awamnya, panas dalam gitu lhoo.
Jangankan anak kecil ya, kita oang dewasapun bisa dibuat salah tingkah gara-agar sariawan. Meski kecil tapi sangat mengangu. Repotnya hampir semua obat sariawan itu bikin kita malas menggunakannya. Periiih bok! Apalagi anak-anak. Mereka memilih sariawan daripada diobati.
"Takut bu, sakit, perih."
Kadang saya harus merelakan mereka pulih dengan cara alamiah. Iya memberi asupan nutrisi untuk meningkatkan daya tahan tubuh mereka tanpa mengobati langsung sariawannya.
Takes time! Iya makan waktu yang tidak sebentar. Biasanya butuh waktu beberapa hari, dan selama itu saya harus tahan sabar menyuapi mereka makan dan memilihkan menu yang mudah mereka makan tanpa tersiksa saat mengunyah. Plus mereka juga jadi lebih uring-uringan karena sakit di mulut ini mengganggu aktivitas dan keceriaan mereka. Sebagian bintang redup sinarnya, Mataharipun bersembunyi di balik awan.
Alhamdulillah saya punya pengalaman baru nih. Saat beberapa waktu lalu Ka Alinga yang baru saja pulih selera makannya tiba-tiba mengeluh.
"Ibu aku jadi malas makan lagi, ini ada sariawan deket gigiku, di bawah bibir."
Saya cek dan ternyata ada luka kecil. si kecil yang mengganggu. Nah alhamdulillah saya baru saja kenal dengan Aloclair Plus.
Saya bilang sama Ka Alinga, "Ibu punya obatnya."
"Gak mau bu perih" Dia langsung menolak.
"Hmm ini beda kak, obatnya gak bikin perih lho, malah dingin rasanya. Kalau ternyata bikin perih gak usah dipake lagi deh, Ibu janji."
Well, sejujurnya saya sendiri belum membuktikannya, tapi tidak ada salahnya mencoba kan?
"Ini obatnya beda kak, cara pakainya juga gampang kok. Cukup diteteskan di sariawan kakak. Bentuknya gel nih"
Aloclair yang ada di rumah memang yang berbentuk gel. Aloclair Plus Gel. Kemasannya memudahkan saya mengaplikasikan ke mulut kakak yang luka karena sariawan. Jangan langsung makan dulu ya kak. Setelah saya teteskan ternyata kakak tidak menjerit seperti saat saya beri obat sariawan lain.
"Tidak perih kok bu." Alhamdulillah, ucap saya dalam hati.
Esok harinya saya pulang agak malam. Tanpa diminta Kakak Al melapor bahwa hari ini dia memakai sendiri Aloclair ke sariawannya.
"Emang bisa kak?"
"Bisa bu, gampang kok. Kayak Ibu kemarin"
"Trus gimana sekarang, coba Ibu liat." Hmm lukanya makin membaik padahal baru dua kali pemakaian.
"Mudah-mudahan lekas sehat ya kak."
------
Hari itu saya menggoreng ikan lele dan membuat sambal tomat. Anak-anak makan dengan lahap. Ikan lele digoreng atau dipepes memang kesukaan mereka. Asalkan masakan Ibu, begitu kata mereka. Saat ada ikan lele goreng dari catering mereka tidak begitu antusias.
"Kak, kok makannya pintar?"
"Aku kan suka makan lele, tapi jangan yang besar-besar trus Ibu yang masak. Ikan lele durinya dikit bu."
"Alhamdulillah deh, emang sariawanya udah sembuh?"
"Udah bu, aku lupa kasih tahu Ibu, nih lihat deh."
Alhamdulillah cepat juga ya, hanya dua kali pemakaian sudah terlihat hasilnya.
"Ya udah, syukur deh kalau gitu. Sana makan lagi yang banyak..."
"Aku gadoin ikannya aja ya bu, nasinya udah. Aku udah kenyang tapi masih pingin ikannya."
Saya mengangguk dan sesimpul senyum tak bisa saya tahan di bibir. Bahagia itu sederhana, saat anak-anak sehat dan lahap makannya.
Aloclair Plus itu Apa Ya?
Nah ternyata Aloclair Plus manjur membantu menyembuhkan sariawan anak-anak. Untung saya punya simpenan di rumah, awalnya untuk jaga-jaga aja sih. Pantesan ya, rasanya tidak panas dan bikin perih ternyata Aloclair Plus mengandung ekstrak alove vera (lidah buaya), sodium hyaluronate, glycyrrhetinic acid (akar kayu manis), dan polyvinylpyrrolidone. Semua bahan alami tersebut memiliki fungsi sebagai antiinflamasi, antiseptik, analgesik, pelembab dan healing wound effect.
Aloclair juga tidak mengandung alkohol, sehingga tidak membuat sensasi menyengat saat diteteskan dan dapat mengurangi rasa sakit pada luka di mukosa rongga mulut dalam hitungan menit dan berlangsung hingga 6 jam.
Aloclair juga aman dan cocok digunakan oleh anak-anak bahkan bayi. Jadi kita tidak perlu khawatir kalau ternyata tanpa sengaja tertelan oleh anak-anak karena selain aman juga memiliki rasa manis yang sangat ringan. Selain itu Aloclair juga aman dan bisa dikonsumsi bersamaan dengan obat lain.
Uniknya cara kerja Aloclair Plus ini membuat kita yang menggunakan tetap merasa nyaman dan tidak merasa perih karena Aloclair Plus akan membentuk lapisan pada luka untuk melindungi luka dari stimulasi makanan, minuman, tekanan dan gesekan. Selain itu, juga mengurangi rasa nyeri dan mempercepat penyembuhan sariawan.
Pantas ya, diam-diam si Kakak sudah sembuh sariawannya saat menggunakan Aloclair Plus Gel.
Aloclair Plus memang obat untuk membantu mengurangi rasa sakit akibat sariawan sekaligus mencegah keparahan sariawan lebih lanjut. Aloclair juga membantu meredakan rasa nyeri yang disebabkan oleh iritasi pada mulut seperti sariawan, luka tergigit, dan lain-lain.
Kemasan Aloclair juga memiliki sifat fingers off atau tidak bersentuhan langsung dengan luka, membuat luka tidak semakin infeksi.
1. Aloclair Plus Gel
Fungsinya:
- Membantu mengatasi stomatitis aftosa dan tukak pada rongga mulut.
- Lesi kecil pada mulut termasuk lesi traumatik yang disebabkan oleh kawat gigi palsu.
- Tukak aftosa difus
Pemakaiannya: cukup teteskan gel pada luka atau sariawan. Lebih lengkapnya lihat gambar berikut ya:
(sumber: Instagram Aloclair Plus)
|
2. Aloclair Plus Oral Rinse
Fungsinya:
- Meredakan nyeri secara tepat da membantu proses penyembuhan ulkus rongga mulut
- Cocok untuk sariawan yang berjumlah banyak (lebih dari 2)
Pemakaiannya: untuk obat kumur. Selengkapnya seperti gambar berikut:
(sumber: Instagram Aloclair Plus)
|
3. Aloclair Plus Spray
Fungsinya:
- Mempercepat proses penyembuhan
- Membantu mengatasi nyeri yang diakibatkan lesi minor pada mulut.
Pemakaiannya: dengan cara menyemprotkan pada sariawan atau luka. Detailnya bisa dilihat digambar berikut nih
(sumber: Instagram Aloclair Plus)
|
Alhamdulillah senang sekali bisa mengetahui obat sariawan yang aman dan nyaman digunakan bahkan untuk anak-anak sekalipun. Anak-anak kembali ceria, makannya kembali lahap, dan sayapun sudah tidak baper lagi hehehe. Alhamdulillah bisa tersenyum lagi, melihat mereka sehat dan makannya lahap. Sehat-sehat terus ya nak. Kalau kalian sakit, Ibu sedih.
Masalah kita sama mba. Anak kurus, dan susaaaah bgt makan, trutama si kaka :(. Sampe capek kalo dokter protes knapa berat bdn mereka msh kurang.. Pdhl udh diusahain bgt makanannya di sesuaikan kesukaan mereka, dikasih sering, minum vitamin penambah napsu makan.. Msh blm kliatan hasil :(
ReplyDeletekatanya vitamin2 itu gak terlalu signifikan klo ga disupport sm asupan yang natural mba..mmg harus dirangsang spy mau makan, memang kudu kreatif kita kasih menu n mrk memang lg sehat pencernaanya
DeleteSaya pun sampe sekarang masih sering curhat sama Mamah. Dari hal sepele sampe yang bisa bikin baper tingkat dewa. Dan allhamdulillah abis curhat sama Mamah rasanya plong.
ReplyDeleteMasalah sariawan emang bikin bete sih Mak, saya aja yang udah gede gini aja kalo sariawan malah jadj uring2an soalnya makanan apa aja ga enak rasanya :(
alhamdulillah salam hormat buat mamah ya peh..
Deletecobain aloclair buat sariawannya
Sehat2 ya semuanya. Duh iniii pak suami yang sering sariawan mba, duluu. Senang banget ada aloclair. Nggak perih ya mba ophii, aku udah coba juga..
ReplyDeleteKaina pernah sariawan, Ashika belum... Bisa untuk adik juga ini.
Jadi diam2 si kakak udah sembuh ya sariawannya hihiii...
udah coba ci?adem kan yaa gak bikin perih
Deleteudah sebulan belum pulang lagi jenguk emakku
ReplyDeletepaling tidak ditelpon mas
DeleteWah ada obat sariawan buat anak-anak. Semoga ga pake perih ya. Orang dewasa aja katanya perih banget kalau sariawan, kasian kalau anak-anak.
ReplyDeleteMbak Ophi sekeluarga semoga diberi kesehatan selalu ya. Semoga anak-anak Mbak Ophi akan mengerti perjuangan mbak untuk mereka. Aamiin.
ini kata ka Alinga sih gak bikin perih mba..nyaman2 aja dia
Deleteamiin makasih ya doanya, doa yg sama buat mba Dian n keluarga
Anakku, pas banget lagi sariawan. Sakit semua bibir meski cuma satu titik yang terkena sariawan
ReplyDeletebener setitik tapi bikin memble sepanjang hari yaa
DeletePas banget nih.Aku baru tau ada obat sariawan yang bisa untuk anak-anak. Trims infonya ya Mb. Ophi :)
ReplyDeletesama2 mba airaa, cobain deh adem obatnya
DeleteAhhh nyesss bacanya... Seneng bgt sama kalimat Mimi soal "niatkan untuk Allah". Btw si bungsu jg lg susah makan nih, jadi pengen ngecek juga, jng2 memang butuh aloclair ya..
ReplyDeletecoba dicek mba...atau organ pencernaan lainnya juga dicek
DeleteAnakku juga makannya kudu tlaten mb... Kadang 1 jam baru selesai.. Diemut.
ReplyDeleteAda ya sekarang obt sariawan yang nggak perih..
Mksih reviewnya mb, bisa buat referensi klo lg ada yang lg sariawan di rmh.
iya mba monggo dicoba mba
Deletewah ini bisa aku rekomendasikan buat mamaku mbak..beliau sering sariawan.TFS
ReplyDeletebisa banget mba...gak perih, jd nyaman makenya
DeleteSariawan memang bikin bete, makan susah, ngomong susah hehehe.
ReplyDeleteIni macamnya banyak ya aloclair, ada yg spray juga. Mau nyari ah di apotik.
iya mba ada yg dlm bentuk spray jugaa
DeleteAlhamdulillah ya. Sekarang ada solusi gak.perih. goodluck mbak ophy
ReplyDeleteiya alhamdulillah, gak perih. makasih mbaa
DeleteEmang harus cari tahu yah penyebab anak-anak susah makan..
ReplyDeletesoalnya penyebabnya bisa jadi beda2 mba
Deletelihat Mimi adem banget yaa...Merasakan juga dah kalau anak sariawan emang yaa ibu serasa ikut sariawan juga, di hati tapi..
ReplyDeletehahaha...smp ke hati ya mba efeknya :P
DeleteBahagianya mba Ophi masih bisa curhat ke mama. Saya gak bisa curhat ke mana2, disimpan di blog xixi. Cepet ya nyembuhin sariawan, dua kali pakai sudah hilang.
ReplyDeletealhamdulillah masih ada mimi saya mba.
Deleteiya ka Al pake 2 kali udah sembuh
sariawan memang gak mengenakkan Mbaa, kadang bisa bikin demam loh, huhuhu :(
ReplyDeleteuntungnya sekarang udah ada obat sariawan yang gak perih yaa :)
nah klo yg parah bs demam segala ya mba...
Deletekecil tp nyiksa
Aku baru tau ada aloclair ini buat sariawan hahahha #kemanaajaneng biasanya pake merk lain & alhamdulillah selama ini Raya blm kena sariawan (dan semoga ga akan kena) palingan suami aja yg sering sariawan gegara jarang makan buah2an :D
ReplyDeletebisa dicoba buat pak suami nih mamih... raya sehat2 ya
DeleteSariawan emang bikin malas makan, apalagi kalau anak2 ya. Kasihan juga sih kalau dipaksa. Harus cepat diobati ya sariawannya.
ReplyDeletealhamdulillah dah nemu obat yg cocok buat anak2 nih
Deletebaru tahu juga nih tentang Aloclair Plus ..........
ReplyDeletePas Banget ada Trouble sariawan
monggo dicoba mas
DeleteAku juga pakai mb untuk keluargaku, alhamdulillah cocok, jadi bisa tersenyum terus sama mereka ya
ReplyDeletealhamdulillah cocok juga ya miss...
DeleteAlocair ini andalan banget lah pokoknya, nggak perih sama sekali jadi anak2 mau makai. Sering nih diresepin sama dokter :)
ReplyDeleteowh sering diresepin dokter juga ya mom...
DeleteWah,makasih mbak infonya....
ReplyDeleteiya juga ya,anak susah makan,jangan2 karena sariawan.
salah satunya karena sariawan ini mba
Deletekatanya kalau sariawan diobati atai gak waktu sembuhnya sama saja, hii jadi aku jarang diobati. ini kayaknay patut dicoba deh
ReplyDeleteiya mah, cuma biasanya lamaa...gak tahan tersiksa hiks
DeleteKalau sariawan tuh ga enak bangettt,,kesenggol dikit perihnyaa.
ReplyDeleteiya...senggol bacok ya mel wkwkwk
DeleteWalah mba,, bukan krn mba ophi kerja kayanya. Ini ketiga anakku tiap hari makan masakanku, seringkali menu kesukaan mereka dan makannya banyak. Tp ya kurus2 juga, hehehe..maklum mba anak skrg byk bgt aktivitasnya... Semua makanan jd energi
ReplyDeleteiya mba harapannya begitu...makanannya langsung tersalur ya mba
DeleteSaya biasanya nyembuhin sariawan pakai jeruk nipis. Soalnya tumbuhan lidah buayanya udah ga da dirumah ;)
ReplyDeleteiya minumin jepier jg membantu..tp anaknya suka keperihan
DeleteWahhh kemasannya mudah digunakan nih..praktis
ReplyDeleteiya mir...praktis banget
Delete