Protein untuk Tumbuh Kembang
Asupan protein memang menjadi hal yang wajib terpenuhi di masa pertumbuhan pra remaja dan remaja. Protein bermanfaat untuk pertumbuhan otot dan tulang, fungsi otak, dan sistem kekebalan tubuh. Protein juga membantu membangun dan memperbaiki sel, jaringan, dan organ tubuh, serta menjadi sumber energi dan membantu berbagai fungsi metabolisme.
Sebetulnya makanan yang mengandung protein cukup banyak variasinya. Baik protein hewani maupun protein nabati. Untuk protein hewani makanan dari daging (baik daging merah maupun ayam), ikan dan telur bisa menjadi pilihan yang tepat untuk asupan protein anak dalam masa tumbuh kembang. Sumber protein hewani lainnya adalah susu. Untuk protein nabati banyak terkandung dalam kacang-kacangan, biji-bijian, dan sayuran hijau.
Daging sebagai sumber protein hewani yang lengkap tentu memiliki banyak manfaat dengan kandungan nutrisi di dalamnya. Daging kaya akan zat besi, zinc, dan vitamin B. Sebagai sumber protein hewani yang lengkap. Daging juga mudah dicerna.
Protein dalam daging penting untuk membangun dan memperbaiki sel-sel tubuh serta mendukung pertumbuhan otot dan jaringan. Zat besi dalam daging membantu pembentukan hemoglobin. Sebagaimana diketahui hemoglobin berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuh termasuk otak. Ini sangat penting bagi kecerdasan, konsentrasi, dan perkembangan kognitif mereka.
Zinc dalam daging berperan untuk menjaga kekebalan tubuh dan membantu tubuh melawan penyakit dan infeksi. Sedangkan kandungan Vitamin B terutama B6 dan B12 dalam daging berfungsi untuk membantu proses metabolisme energi, perkembangan otak, dan fungsi sistem saraf.
Tumbuh Kembang Remaja: Tumbuh Tuh ke Atas!
Salah satu masalah yang sering jadi pembicaraan di antara 3 pra remaja dan remajaku adalah soal tinggi badan. Jujur permasalahan inipun menjadi kekhawatiranku, saat mereka masih kecil. Menyaksikan masa tumbuh kembang mereka, tak pelak aku sering membandingkan dengan anak-anak lain seusia mereka. Kok anak si A sudah tinggi besar, anakku badannya masih mungil? dan pikiran sejenisnya.
Nah setelah mereka tumbuh di rentang usia pra remaja dan yang sulung sudah mulai remaja sebetulnya saya sudah tidak lagi terlalu merisaukan soal tinggi badan tersebut. Yang penting mereka tumbuh sehat dan bahagia. Eh ternyata mereka justru yang memiliki concern tersendiri soal tinggi badan.
Si sulung dulu awalnya mungil dan mendapat julukan cabe rawit saat SMP. Meski mungil, gadis kecilku menjadi ketua kelas di sekolah. Nah dia mulai tumbuh tinggi saat sudah masuk SMA. Saat ini lulus SMA tingginya sudah melebihi tinggi badanku, sekitar 165cm.
Nah si tengah (cewek) saat ini kelas X dan si bungsu (cowok) kelas VII, ternyata menghadapi kegalauan yang sama karena mereka merasa tidak setinggi teman-temannya. Sebagai anak-anak Gen Z mereka inisiatif mencari tahu tentang berbagai tips agar pertumbuhan mereka lebih maksimal dengan tinggi badan menyusul teman-temanya.
Si bungsu bahkan secara serius menargetkan angka tertentu yang harus dicapai selama tenggat waktu tertentu. Ia mendapatkan info seputar bagaimana memaksimalkan pertumbuhan badan. Mulai dari nutrisi dan asupan makanan, workout, bahkan pola tidur. Mengingat ini hal yang positif, tentu saya support dengan usahanya yang kelihatan cukup serius.
"Ibu, aku harus banyak makan protein nih supaya bantu pertumbuhan badanku. Ternyata protein penting banget ya bu."
"Nah pastinya nak, protein memang penting banget buat tumbuh kembang kamu, apalagi di usia-usia pertumbuhan."
Daging: Si Tinggi Protein
Nah saya sendiri cukup rutin memasukkan daging merah dalam menu makanan harian. Setidaknya dalam seminggu ada satu atau dua kali menu makanan dengan bahan daging merah. Ayam malah lebih sering lagi. Dua bahan sumber protein ini, semua anak-anak suka. Sedangkan ikan dan sejenisnya, si sulung dan si bungsu agak pemilih. Hanya jenis ikan tertentu dengan olahan tertentu saja.
Nah mengingat si bungsu yang sedang punya target khusus untuk memperbanyak asupan protein tentu saya memperhatikan ketersediaan bahan makanan dengan protein tinggi di rumah. Buka apa-apa, selain porsi makannya tidak banyak, dia memang agak picky soal makanan.
Meskipun untuk sayur -sepanjang diolah dengan menu yang disuka, dia masih mau asup, namun untuk protein memang agak pemilih. Nah untungnya Ia suka daging merah dan ayam. PR saya adalah bagaimana mengkreasikan kedua jenis bahan makanan ini untuk menggugah selera makannya.
Saya mencoba berbagai jenis resep mengolah daging. Mostly anak-anak suka sih ragam olahan daging yang saya buat mulai dari rendang, sop daging, bumbu teriyaki, daging bumbu cabai, termasuk yang diolah dengan dibakar semacam steak atau barbecue. Dua jenis terakhir ini hampir ga pernah gagal sih pasti mereka lahap memakannya apalagi saat masih panas atau hangat.
Meski tidak terlalu sering makan di luar. Namun saat makan bersama keluar rumah pilihan pertama anak-anak biasanya, menu perdagingan sih. Referensi nomor 1 ya steak. Nah kalau ngobrolin steak saya langsung inget sama holycow sih. Holycow yang asli ya. Steak Hotel by Holycow! itu lho brand yang sudah sejak 2010 memanjakan pecinta daging, para carnivores.
Aku inget banget waktu awal-awal mereka buka, sempet-sempetin mampir buatin cobain sepulang kantor. Jadi dari Senayan sengaja melipir lewat Radio Dalam meskipun ada resiko macet buat mencoba Steak Hotel by Holycow ini.
Oh ya founder Holycow, Wynda Mardio ini kreatif banget lho. Gak cuma buka resto steak yang sekarang udah tersebar di berbagai kota di Indonesia tapi juga sediakan berbagai jenis daging siap dimasak lewat meat shop mereka di beberapa toko online. Jadi membantu banget buat pecinta daging yang ingin menikmati steak dengan beragam pilihan jenis potongan daging dan bumbu tapi dari rumah aja.Yang bikin tenang, selain sudah bersertifikasi halal, Holycow juga memiliki sertifikat Cleanliness, Health, Safety & Environment Sustainability (CHSE) dari Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif Indonesia.
Awal-awal anakku suka banget per-steak-an, ada salah satu rekan di kantor yang menjual daging-daging steak yang sudah dikemas per-potong dengan potongan ala steak. Jadi saat ada open P.O saya langsung pesan beberapa. Nah beberapa waktu ke belakang, ia sudah tidak lagi bukan pre order. Untungnya ada Holycow's Meat Shop yang bisa ku order dari ujung jari dari beberapa platform toko online. Ya sudah deh aman.
Meskipun menu daging namun saya selalu menambahkan sayuran sebagai pelengkap. Untungnya anak-anak juga tidak rewel bahkan cenderung suka dengan sayuran stir-fry yang masih segar dan krenyes. Paling favorit sih buncis. Untuk carbo pelengkap mereka paling suka kentang. Saya malah lebh suka mengolah sendiri dari kentang segar daripada menggunakan kentang frozen. Rasanya masih manis dan enak, jadi pas dan mantul banget kalau dipadu padankan dengan steak dan buncis.
Nah kalau sahabat Mom of Trio biasanya suka olahan daging seperti apa nih? Share yuk di kolom komentar siapa tahu bisa jadi ide untuk mengolah daging supaya punya alternatif menu nih di rumah.
No comments
Terimakasih sudah silaturahim, silahkan meninggalkan jejak di sini. Comment yang masuk saya moderasi terlebih dahulu ya. Mohon tidak meninggalkan link hidup.