9 Permainan Favorit Trio Krucils: Aman, Nyaman, dan Bermanfaat Melatih Kecerdasan Majemuk Anak

Main yuuk! Ah siapa sih yang gak suka main? Anak-anak pasti suka. Kita yang dewasapun hakikatnya membutuhkan aktivitas ini. Kita semua pasti sepakat bahwa bermain memiliki banyak manfaat khususnya bagi anak-anak. Iyes! Anak-anak yang tengah dalam masa tumbuh kembang wajib menikmati masa-masa indah mereka untuk bermain. Bukan hanya karena bermain adalah hak mereka, tapi karena bermain memiliki peran penting dalam proses tumbuh dan berkembang mereka.



Bermain mensupport pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental, dan bahkan kecerdasan anak-anak. Bermain juga merupakan sarana stimulasi yang paling lengkap dalam mengembangkan kecerdasan majemuk anak-anak. Multiple intelligence atau kecerdasan majemuk mencakup kecerdasan bahasa (language intelligence ), fisik/kinestetik (physical intelligence), logik matematik (logic mathematic intelligence), keceradasan alamiah (nature intelligence), visual spasial (visual spatial intelligence), musik (music intelligence), kecerdasan emosi atau intrapersonal (intrapersonal intelligence),  dan  hubungan antar personal atau interpersonal (interpersonal  intelligence).

Bermain melibatkan semua aspek kecerdasan majemuk anak. Jadi, dalam memilih permainan dan mengarahkan anak-anak bermain, kita sebaiknya mengupayakan agar permainan mereka memiliki makna, "meaningful" demikian para pakar parenting menyebutnya. PR nih buat orang tua terutama para Ibu. Kenapa? karena alih-alih membebaskan mereka bermain ternyata permainan yang harusnya menyenangkan malah tidak aman atau membahayakan mereka.


Aman dan bahaya ini tidak hanya dalam tataran fisik ya, bisa psikis atau mental juga.  Dari sekian banyak permainan yang sering dimainkan anak-anak saya, ada beberapa yang menurut saya aman, nyaman untuk mereka serta berkontribusi signifikan pada perkembangan kecerdasan majemuknya. Saat mereka "lapor", "bu...kita mau main yaa." Saya biasanya langsung say YES untuk permainan-permainan berikut.

1. Main Sepeda


Bersepeda keliling komplek. Aman, nyaman, dan sangat baik melatih motorik anak. Tidak hanya sehat karena membuat seluruh organ penting anak-anak bergerak dan berfungsi,  bersepeda juga melatih keseimbangan, sportifitas, dan konsentrasi anak-anak.

Bersepeda membuat kinerja jantung, paru-paru, dan sistem sirkulasi meningkat maksimal. Otot jantung makin kuat dan tekanan darah justru menurun. Saat bersepeda anak-anak mengeluarkan hormon endorfin yang memicu rasa nyaman dan hati yang riang.  Itulah mengapa bersepeda membuat anak-anak tampak ceria meski lelah, berkeringat, dan acem hahahaha.



Main sepeda sendiri, seru. Rame-rame? lebih seru. Bersepeda melaith kecerdasan fisik/kinstetik dan juga kecerdasan interpersonal saat mereka bersepeda bersama atau dengan teman-teman satu komplek.


2. Main Rumah-Rumahan



Ini juga salah satu favorit Trio Krucils. Main rumah-rumahan dengan boneka-boneka beraneka rupa dan ragam jenis serta perlengkapannya yang "segambreng". Saat sedang main rumah-rumahan ini mereka jadi akur. Permainan ini juga melatih imaginasi dan kemampuan komunikasi mereka. Memberi ruang untuk mengekspresikan ide dan kecenderungan mereka masing-masing.




Tidak hanya kecerdasan kinestetik yang dilatih namun juga kercerdasan intrapersonal, interpersonal, visual spasial, bahkan kecerdasan bahasa. Lengkap yaa. Saya sama sekali tidak khawatir saat mereka main rumah-rumahan. Selain biasanya mereka memainkannya di dalam rumah atau di teras, mereka menggunakan mainan yang sudah saya tahu dan kontrol "keamanannya". Mereka main rumah-rumahan, saya bisa ngeblog deh :)

3. Main Peran


Bermain peran mirip dengan main rumah-rumahan. Baik dari bentuk permainan maupun manfaatnya. Hanya saja tidak ada bonek yang mereka perankan, namun mereka memerankan sosok tertentu. Manfaat bermain peran terhadap perkembangan kecerdasan anak-anak cukup lengkap mulai dari kinestetik, bahasa, visual spasial, intrapersonal, interpersonal, hingga kecerdasan matematikanya.

Kok matematika juga? Iya saya perhatikan beberapa peran favorit yang mereka mainkan juga mengasah kecerdasan matematik mereka. Misalnya saat Ka Zaha menjadi pemilik bank, Ka Alinga dan Dek Paksi dengan profesi dan latarbelakang mereka masing-masing berinterkasi menyimpan dan meminjam uang di Bank milik Ka Zaha.



Contoh lainnya, Ka Alinga berperan sebagai pemilik perpustakaan. Ka Al akan mencatat pinjaman buku Ka Zaha dan Dek Paksi, jumlah buku, tanggal peminjaman dan pengembalian dan seterusnya termasuk dengan denda saat telat mengembalikan. Hiks ada aja ya idenya.  Kalau Dek Paksi biasanya jadi guru atau dokter hewan. Dek Paksi juga harus menerima jasa dari pelanggannya berupa sejumlah uang sehingga Ia belajar berhitung. Saat uangnya sudah terkumpul akan disetornya ke Bank Ka Zaha.


Seru juga sih kalau mereka sedang main peran. Kalau main rumah-rumahan mereka memerankan boneka sedang di main peran, memerankan diri dengan profesi yang berbeda-beda. Amanlah main peran ini, mereka juga bisa dengan nyaman memilih peran sesuai dengan keinginannya, belajar mengekspresikan diri, dan belajar komunikasi.

Kadang-kadang saya juga ikutan main. Seringnya jadi Ibu catering karena tugasnya menyiapkan makanan untuk banker, librarian, dan teacher yang sedang sibuk bekerja. Kadang kala Ibu catering harus menyuapi mereka karena mereka suka lupa makan karena keasyikan dengan peran mereka masing-masing. Kalau ayah mereka perannya "tukang comment" hahaha. "waduh kok Pak Dokter, kucingnya kok disuntik, kasian lhoo nanti nangis...bal bla bla."

4. Main Congklak


Siapa yang masih main congklak? Permainan tradisional ini masih kami mainkan lho di rumah. Ayah Trio Krucils sengaja membeli papan congklak yang unik dan tradisional lewat online shop agar kami bisa main congklak di rumah. Iya, kami juga memainkannya. Dulu kami sengaja ikut bermain sekaligus mengajari mereka. Sekarang anak-anak sudah bisa main congklak sendiri dan sudah lebih jago deh.


Main congklak melatih kesabaran anak-anak serta motorik halusnya. Secara tidak langsung tentu baik bagi perkembangan kecerdasan intrapersonal, interpersonal, dan matematik mereka. Bermain congklak juga melatih sportifitas dan kejujuran, Meskipun suka ngambek saat kalah, Dek Paksi harus diberi pemahaman kalau menang dan kalah dalam permainan itu hal yang biasa dan harus disikapi sewajarnya.

5. Main Catur


Permainan selanjutnya melatih konsentrasi. Catur melatih konsentrasi dan mengembangkan kecerdasan matematik logik. Sebetulnya bukan permainan anak-anak tapi justru olahraga otak. Awalnya Ka Alinga melihat teman-teman di sekolahnya suka main catur. Di rumah hanya ada papan catur butut tanpa pion entah diwariskan siapa 😃. Ka Al lalu meminta Ayah membelikan papan baru lengkap dengan caturnya.


Sekarang main catur menjadi salah satu permainan yang kami mainkan di rumah. Jujur karena saya sulit konsentrasi, saya lebih sering kalah atau mengalah hihihi... Ka Zaha juga setype dengan saya yang sulit konsentrasi. Top playernya masih didominasi 3 nama ini: Ayah, Mbah Uti, dan Ka Alinga


6. Main Masak-Masakan



Aih ini sih mainan favorit kesukaan saya waktu kecil dan ternyata ini menurun pada anak-anak. Mungkin layaknya anak-anak saya (terutama Ka Al) yang bermimpi menjadi chef, demikian pula dulu mimpi saya di waktu kecil. Anak-anak bisa anteng main masak-masakan di luar rumah, dengan tanah, air, dedaunan, rerumputan, buah-buahan dan segala macam yang tersedia di alam diramu dengan kreatifitas mereka.


They do enjoy it and I love to see them happy. Ka Al dan Ka Zaha bahkan sepakat memiliki AlZa Resto. Mereka chef sekaligus pemilik resto. Pengunjung tetapnya saya dan dek Paksi sih hihihi. Kreasi masakan mereka keren-keren lhoo. Well semoga cita-cita kalian bisa terwujud suatu hari kelak nak. AlZa Resto, what a great idea. Berikut ini menu-menu andalan AlZa Resto: Rebus Pete spesial, Nasi Goreng Kambing Special Pete, dan Black Coffee made with love by Chef Zaha & Al from Alza Resto :)







Main masak-masakan melatih banyak aspek kecerdasan anak-anak. Tebak apa? Yes, kamu betul!hehehe selain kecerdasan kinestetik dan morotik halusnya yang dilatih, main masak-masakan juga belajar memahami lingkungan dan alam sekitarnya. Dengan imaginasi mereka memanfaatkan tanaman di lingkungan rumah. 

7. Main Petak Jongkok/Petak Umpet


Nah ini juga permainan Ibu dan Ayah mereka saat kecil. Permainan yang membuat anak-anak bergerak, menyusun strategi, dan sekaligus melatih sportifitas. Permainan petak jongkok atau petak umpet juga bisa dilakukan di dalam atau di luar rumah.

Sebetulnya di luar rumah menjadi lebih bebas mereka berlari berkejaran atau mencari persembunyian namun tidak jarang mereka melakukannya di dalam rumah. Gaduh kayak pasar? pastinya! Padahal cuma bertiga tuh apalagi kalau anaknya banyak yaa. Alhamdulillah seru ya! Main petak umpet atau petak jongkok paling dominan mempertajam kecerdasan kinestetik-fisik dan  intrapersonal mereka.


8. Main Air dan Berenang



Yuhuuu, atuhlah Trio Krucils demen banget sama aktivitas yang satu ini. Ayah dan Ibu juga support mereka untuk bisa berenang dengan lebih baik. Tapi sekedar main air sekalipun, sebelum akhirnya mereka bisa berenang tetap merupakan aktivitas bermain yang sangat jelas manfaatnya bagi kesehatan fisik dan psikis juga. 


Dulu Dek Paksi sempat trauma, jangankan nyemplung dan memasukkan kepalanya ke air. Kepalanya disiram saja, Ia tampak panik dan ketakutan. Entah kenapa, saya sendiri belum tahu bagaimana awalnya sehingga Ia tampak seperti trauma. Anehnya, Ia senang sekali main air entah di bathtub atau di kolam renang. Tapi saat kepalanya disiram air, Ia langsung gelagapan dan ketakutan.

Alih-alih menjauhkannya dari air, saya kemudian membantunya memberanikan diri. Lomba menyelamkan kepala dengan kakak-kakaknya, membelikannya kaca mata renang, dan banyak lagi, hingga akhirnya sekarang Ia mulai enjoy. "Yuuk bu kita nyelam, tapi barengan ya, Ibu angkat kepala kalau aku juga angkat kepalanya..." dan seterusnya.


Berenang melatih otot-otot anak dan melatih motorik kasarnya. Selain baik untuk fisiknya. Berenang juga menumbuhkan kepercayaan diri anak-anak. Seperti bersepeda berenang juga menimbulkan efek senang dan ceria pada anak-anak. Selain melatih kecerdasan phisik/kinestetiknya berenang juga melatih kecerdasan natural anak.

9. Menggambar dan Mewarnai


Yang terakhir ini entah masuk kategori bermain atau bukan. Aktivitas menggambar dan mewarnai "for fun" merupaka satu dari sekian kegiatan yang disukai Trio Al, Za, dan Paksi. Mereka menikmati berimaginasi menarik garis membentuk beragam bentuk lalu mempercantiknya dengan beragam warna. Saya bahkan menyiapkan tumpukan kertas berkas pakai dari sisa pekerjaan kantor untuk mereka oret-oret, menggambar, dan mewarnai.



Saya juga sengaja memberikan buku mewarnai bahkan meski mereka telah masuk SD dan sekarang Ka Al di kelas 4 dan Ka Zaha di kelas 2. Buku mewarnai mereka juga saya upgrade tidak lagi gambar kanak-kanak seperti milik Dek Paksi.

Menggambar dan mewarnai membuat mereka senang. Saya juga menikmatinya dan lumayan mengurangi stress. Gak percaya? coba deh 😉


Nah dari 9 permainan favorit Trio Krucils, mana diantaranya yang merupakan permainan favorit anak-anak Bunda dan Ayah di rumah? Saya tentu mendukung dan mencoba memfasilitasi jika mereka ingin melakukan permainan di atas, selain aman, nyaman, juga baik untuk melatih kecerdasan mereka. 

Alih-alih mereka kebanyakan menonton TV atau main gadget, permainan-permainan di atas sangat baik dijadikan alternatif. Menonton TV dan main gadget belum sepenuhnya bisa saya hentikan dari anak-anak. Namun demikian saya berusaha mengurangi sebanyak mungkin. Apapun asal bukan TV dan gadget. Selain itu ada jam-jam terlarang menyalakan TV dan gadget seperti ba'da maghrib. 

Supaya mereka tetap ceria dan menikmati keseharian dengan kegiatan belajar, mengaji, dan bermain tentu sebagai Ibu saya harus selalu well prepared. Kotak obat harus selalu siap dengan obat-obatan harian mulai dari obat luka, obat penurun panas/demam, obat oles dan sejenisnya. Kadang-kadang anak-anak suka lupa waktu  bermain. Hmm bukan kadang-kadang sih, kalau sedang keasyikan mereka sering lupa waktu.

Dek Paksi saat baru bisa menaiki sepeda roda dua (sebelumnya roda empat), sepanjang hari bahkan di tengah hari bolong gowes sepeda tanpa lelah. Pulang-pulang mukanya merah padam, sore dan malam badannya hangat. Hmm pasti kecapekan. Mungkin juga agak dehidrasi. Selain minta dipeluk dan digendong-gendong biasanya lalu minta dipijit. Mungkin agak "greges" badannya.


Lain waktu, saat pulang kantor saya dapati halaman depan basah dan agak banjir. Rupanya sejak siang anak-anak membuka kolam renang buatan dan main air hingga sore. Kalau sedang fit sih oke-oke saja. Tapi saat sedang lemah daya tahan tubuhnya, lalu asupan makannya kurang teratur mereka bisa dengan mudah nge-drop. Bisa kompakan kalau seperti ini, malam-malam badannya hangat dan tampaknya kurang nyaman.

Sejak Ka Al kecil, lalu Ka Zaha hingga sekarang Dek Paksi, untuk obat penurun panas dan pengurang demam atau nyeri saya selalu siapkan paracetamol. Terutama untuk pertolongan pertama, sebelum akhirnya diputuskan ke dokter saat gejala tidak berkurang selama 2 - 3 hari. Jadilah stock paracetamol ini harus selalu ready di lemari obat.

Saat mereka sakit dan ke Dokter Anak, Jika ada demam atau nyeri, biasanya dokter tanya: "punya paracetamol di rumah bu?" Saya jawab: "Punya." Oh ya sudah Ibu pakai saja yang ada di rumah, tidak usah saya resepkan lagi, sesuaikan dosisnya ya bu." Jadi alhamdulillah pas dengan rekomendasi dokter juga. Makanya tidak saya juga lebih tenang. 

Selain menyimpan di lemari obat, alangkah baiknya saat bepergian juga dibawa. Pernah suatu kali saat mereka berenang mungkin kondisinya kurang fit tapi semangat mau renang. Seharian di wahana air, sesat sebelum pulang Dek Paksi muntah-muntah. Tak lama badannya panas dan tampak menggigil. Saya baluri dengan minyak kayu putih untuk menghangatkan dan membuatnya nyaman. 

Agar tidak berkepanjangan karena kebetulan kami berenang di wahana yang agak jauh dari rumah (dan macet), setelah sedikit mengisi perutnya Dek Paksi diminumkan paracetamol. Sepanjang jalan tertidur lelap, alhamdulillah dan sampai rumah sudah sedikit lebih baik.

Pengalaman seperti ini sama sekali tidak membuat saya kapok memberikan kesempatan mereka bermain. Mereka juga tidak kapok. Tidak ada kata "Kapok" dalam kamus permainan mereka hahaha. Ya sudah nak, tidak masalah, mainlah sepuas kalian. Selama aman dan membuat kalian nyaman dan senang. 

Hmm jadi yuuk ajak anak-anak main, lupakan gadget dan TV...jangan lupa siapkan segala sesuatunya ya Bunda, termasuk obat demam dan nyeri mereka. :)

Have Fun....!


51 comments

  1. Semua ya pernah dilakukan masa kecil hehe terutama mainan masak masakan deh

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya saya biarkan mrk merasakan masa kecil saya juga mba

      Delete
  2. anakku paling suka main peran mba soalnya dia bisa ngarang cerita sesuai dirinya atur2 temennya hahhaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha ni anakku yang pertama, ka al jg begitu...

      Delete
  3. Wah, main congklak nih kayaknya seru. Anak-anakku belom kenal sama mainan ini. Jadi keingetan nyimpen congklak di mana, ya. Cari aaaah...

    ReplyDelete
  4. Anak-anakku suka banget itu main rumah-rumahan sampai semua berantakan,tapi seru

    ReplyDelete
    Replies
    1. katanya klo ga berantakan rumah krn anak2 ga afdol ya mba eni

      Delete
  5. Jadi inget waktu kecil congklak kesayangan dipatahin mamaku karena aku dan kakakku berantem terus mainnya hahahhahaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahahaha biasa nih penyakit kakak adik di mana2 yaaa

      Delete
  6. Maen masak-masakannya seru bangetttt

    ReplyDelete
  7. Rumah Barbienya diisi Robocar Poli, hihi.

    Suka banget bacanya, rapi pula. Dokumentasi kegiatannya juga keren-kereeeen. Suka sama yang mainan peran itu, kok anak-anak udah kepikiran main dengan peran serumit itu yak? terstruktur rapi gitu..waa, calon generasi emas nih!

    ReplyDelete
    Replies
    1. amiin, makasih mbaa...
      kakanya nih biasanya yang skenario nih kebetulan dia suka baca

      Delete
  8. Wah banyak permainannya ya Bund.. Bakal ga pernah kesepian si kecil karena banyak sodaranya dirumah.. Kalo anak saya mainnya ya sama tetangga.. Hihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya ada untungnya punya anak seumuran bertiga, mrk ada temen main...cm ya itu suka tiba pak pik pek berantem

      Delete
  9. Waa dek Paksi ikutan main sama kakak-kakaknya ya.. gitu lebih sering rukun atau bertengkar mbak? Dan lagi rumah barbienya mengingatkan sama mimpi-mimpiku dulu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya Paksi selalu ikutan, main rumah2an jg ikutan diaa

      Delete
  10. Waah. Yang disebutin mainan-mainan sederhana semua. Tapi, yang sederhana juga bisa bisa mendukung kecerdasan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. sengaja kita arahkan mainan yang kayak gini fifah... klo kayak slime dn sejenisnya jadinya main sendiri2

      Delete
  11. Wah permainannya seru semua, sampe bikin AlZa resto lengkap sama menunya gitu, imajinasinya berkembang banget nih pasti ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya...mereka suka nonton acara masak gt di TV, idenya dr situ kayaknya

      Delete
  12. Waktu aku kecil, aku suka bermain sama kakak perempuanku. Kakak perempuanku suka banget yang namanya mainan sebagai kasir. Sekarang kakakku menjadi bendahara di kantornya.

    ReplyDelete
  13. Mainan Trio Krucil niy seru banget dan kayanya kalo bertiga ramee yaa. Dadah2 dari Bandung, aku ngepens sama Kaka Alinga

    ReplyDelete
  14. Yg d sebutin mainan paforit smua,,, good luck y teh,,,,.

    ReplyDelete
  15. Anak saya juga senang bersepeda, berenang dan masak-masakan. Hampir setiap anak memang senang bermain dan bisa dijadikan stimulasi kecerdasan juga, ya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mba...mayoritas anak2 suka yg 3 itu yaa dan mmg bagus gak ahnya buat fisik

      Delete
  16. Seru banget lihat Paksi main air. Seneng ya proses bermain sekaligus mengasah kecerdasan majemuk

    ReplyDelete
  17. Mba rumahnya asri banget sih.. Pantesam anak2nya juga betah mainnya yak..

    ReplyDelete
  18. Aih...serunya itu yang pada main bareng. Ayo kapan-kapan ikut mama ke Lombok nak, kita main-main di pantainya Lombok. hehehehe

    ReplyDelete
  19. Anakku tuh senang banget berenang dan main congklak mba. Hihii

    ReplyDelete
  20. Anakku juga lagi suka main rumah-rumahan, tapi sayang gak ada temennya jadi yang disurug ikutan main cuma mamanya. Sayangnya mamanya suka mati gaya >,<

    ReplyDelete
  21. Wah seru banget ya Mom permainannya :) Happy Parenting...

    ReplyDelete
  22. Bunda cerdas memilih mainan, bagian dari penagsuhan anak yaa, siip.

    ReplyDelete
  23. Ternyat masih ada ya main msak-masakan pakai daun dan tanah di kalangan anak2 jaman skrng hihihi top deh :D

    ReplyDelete
  24. Nama Restonya cakep :D
    Aku nggak bisa main catur.l. Ajarin yaaa trionyaa ibuk ^^

    ReplyDelete
  25. pas banget si sabil minta sepeda baru lebaran ini, dia mau nambahin katanya, hihihi.. Thanks artikelnya ya mba Ophi, jadi makin smangat bliin si bungsu sepeda baru. Btw, aku juga pake Tempra buat anak2 sejak mreka masih kecil2..

    ReplyDelete
  26. Ahaha..jadi pengen kecil lagi. :D Maen congklak, lompat tali, lari-larian, sepedaan.... Eh ternyata aku nggak terlalu suka main masak-masakan. Sekarang juga masak kudu nunggu dapat hidayah :D

    ReplyDelete
  27. hahaahah mbak pas baca ..kayak nostalgia waktu masih kecil .. heheheh apa lagi main masak masakan

    ReplyDelete
  28. Main sepeda! Most fave deh dari jaman kita masih kecil sampe punya 'anak kecil' sendiri XD btw, kami di rumah juga pake Tempra :)

    ReplyDelete
  29. duuhh... itu 'masakan'nya kenapa tampak lezat sekali ya? hihihii...
    ibu dan anak2 kreatif nih :)

    ReplyDelete
  30. main tanah dan air itu yang sangat disukai anak2 ya

    ReplyDelete
  31. Ternyata trik agar anak tidak trauma lagi dengan air dgn mengadakan lomba menyelamkan kepala ke air ya mbak. Makasih sharenya, manfaat banget

    ReplyDelete
  32. Main air dan berenang, role play, main tanah dan masak-masakan, main sepeda, hehehe ... mainan favorit anak-anaknya hampir mirip ma DuoNaj, Btw Tipsnya manfaat banget, Mbak. TFS

    ReplyDelete
  33. Anak anak sy pun suka main congklak n catur

    ReplyDelete
  34. Raffi lagi suka bermain peran dan bercerita. Iya mak kalau anak sakit itu sedih banget untung ada tempra

    ReplyDelete

Terimakasih sudah silaturahim, silahkan meninggalkan jejak di sini. Comment yang masuk saya moderasi terlebih dahulu ya. Mohon tidak meninggalkan link hidup.