Berbagi kebahagiaan itu sederhana, yup sederhana...saking sederhananya kita sering menganggap remeh dan lupa mempraktikkannya. Mempraktikkan hal sederhana yang menumbuhkan rasa bahagia. Kesederhanaan berbagi bahagia versi saya dan tengah terus saya jadikan bagian terpisahkan dari cara saya membahagiakan diri setidaknya berangkat dari sebuah fakta bahwa berbagi tidaklah mengurangi, berbagi sesungguhnya mengembalikan apa yang kita bagikan dalam jumlah yang berlipat. Bahagia itu bukan soal hitungan rupiah yang mendasari semua yang bersifat materi. Materi, salah satu saja dari sekian hal yang membuat kita berbahagia. Kita tetap layak berbahagia meski kita tak memiliki sejumlah materi tersebut. Pun tak ada rumusnya, berapa kadar materi yang mampu membahagiakan setiap orang.
Suatu hari saya pernah naik angkot pulang dari kantor, sudah larut dan lelah. Seorang gadis usia belasan duduk di salah satu bangku panjang. Di sebelahnya tiga orang anak kecil tengah asik berebutan gorengan dalam satu kantong plastik. Saya menduga tiga anak kecil itu adalah adik dari gadis usia belasan tersebut meski mukanya tak mirip satu sama lain. Jarak dengan ketiga anak kecil itu tampaknya cukup jauh. Anak-anak dengan nikmatnya makan gorengan sambil bercengkrama, wajah mereka bahagia. Aaah seplastik gorengan yang bahkan tampak tak hangat lagi itu mampu memancarkan rona bahagia di wajah ketiga anak kecil tersebut.
Pun ketika tiba-tiba dua diantaranya berebut dan menginginkan gorengan yang sama, risol kalau saya tak salah lihat. Risol yang tinggal satu-satunya. Sang abg kemudian menengahi, dengan wajah tenang, dilerainya, "Hmm kalo gitu Kakak mengalah yaa, kasian adek. Adek bagi dikit kakaknya ya...berbagi yaa, Ubi juga enak kok". Rupanya yang tersisa hanya ubi, selain risol. Hmm setelah agak tegang, wajah mereka kembali sumringah. Risol dipotong dua, lalu mereka kembali menikmatinya di remang cahaya malam. Saya terenyuh sekaligus bersyukur mendapati peristiwa yang penuh makna ini. Berbagi membawa kebahagiaan, meski hanya berbagi sepotong risol.
Lesson learned dari kejadian berbagi risol itu adalah bahwa hal-hal kecil, jika kita bagikan tetap memberi efek bahagia yang tidak kecil. Selama ini terkadang saya berpikir bahwa erbagi ya ketika lebih, berbagi ketika yang kita bagikan pantas dan seterusnya. Ah nyatanya, hitung-hitungan seperti itu tak selalu tepat. Dari hal yang tampak kecil dan sederhana itulah kemudian saya belajar berbagi kebahagiaan. Termasuk membagi kisah sederhana saya ini yang semoga menjadi inspirasi kebahagiaan bagi sahabat semua :).
- Membawakan Oleh-oleh
"Bu, mau pergi lagi??" Bude As, yang membantu kami menyetrika dan merapihkan rumah, tampak kaget melihat saya packing lagi. "Kok sering banget pergi bu?? jauh-jauh lagi, sendirian, gak sama suami... apa gak takut atau gak nyasar gitu bu.." "Hahaha ya enggak lah Bude, kan sama rekan dari kantor, sudah disiapin sebelumnya jadi insyaAllah gak nyasar..." saya mencoba menjelaskan secara sederhana. Saya pergi memang untuk urusan pekerjaan, mana mungkin barengan suami meski kami satu kantor. "Naik pesawat ya bu, itu jauh banget bu.." masih dengan logat Jawanya yang medok, Bude As meyakinkan diri. "Iya Bude, naik pesawat, lumayan satu jam lebih naik pesawat". "Oooh , saya tooh sampai setua ini belum pernah Buuu, naik pesawat. Sampai mati juga mungkin gak bakal merasakan naik pesawat.", Nyesss hati saya seperti ditetesi air es. Saya cuma bisa tersenyum. Bagi sebagian orang naik pesawat mungkin semacam impian besar. Mimi (ibu) sayapun berkesempatan naik pesawat pertama kali saat pergi haji.
Sejak sebelum Bude As membantu kami, saya memang sudah sering tugas keluar kota. Kebetulan selama kurang lebih 6 bulan Bude bekerja di rumah, saya dan suami terhitung sering tugas keluar kota. Kadang belum sempat ketemu Bude, saya sudah pergi lagi. Bude sampai ke rumah kami pukul 7.00 pagi dan kembali sekitar pukul 13.00. Salah satu kebiasaan kami meski sudah berkali-kali mengunjungi kota yang sama adalah membawa pulang oleh-oleh. Terhitung wajib, selain untuk di rumah, ya untuk Mbah uti yang saya titipin anak-anak saat kami pergi dan tentu saja karena ada Bude, yang wajib mendapat oleh-oleh berikutnya ya Bude.
"Ibu, kalau pergi-pergi itu ya jangan bawa oleh-oleh mulu bu. Saya jangan dibawain oleh-oleh terus bu..". "Ah gak papa bude, biasa kok, kalau saya sempet ya saya bawa, tapi kalau kebetulan gak sempet ya juga enggak kok." Tetapi selalu saya usahakan bawa, meski harus beli di bandara. "Saya gak enak, ngerepotin Ibu terus." "Ahh enggak bude, saya seneng kok". "Ibu pulang selamat dan sehat aja saya sudah seneng kok"... "Makasih Bude..." Naah sedikit berbagi kebahagiaan dan saya mendapat doa tulus.
Saya tahu percakapan kami bukan sebuah basa basi. Yang disampaikan Bude tulus. InsyaAllah demikian pula dengan saya. Meski nilainya tidak besar, membawakan oleh-oleh - biasanya makanan khas setempat - menunjukkan perhatian. Bude merasa dihargai sebagai bagian dari keluarga kami. Sedikit kebahagiaan yang ingin saya bagikan padanya yang ternyata juga berimbas pada rasa bahagia di hati saya. Selain itu saya ingin sedikit menyenangkan hatinya, karena meski tidak pernah berkunjung langsung, setidaknya bisa mencicipi kekhasan daerah yang saya kunjungi. Bagi Bude, Malang, Surabaya, Bali, Medan, apalagi Aceh itu jauh sekali. Bahkan Bude baru satu kali jalan-jalan ke Bogor, diajak anaknya ke Mekar Sari. Saya jadi pingin kapan-kapan ngajak Bude jalan-jalan juga bareng krucils. Turut merasakan bahagia bersama keluarga kecil kami. Hmm meskipun ada kemungkinan tak diizinkan oleh anak-anaknya atau Bude sendiri merasa segan, tidak ada salahnya saya coba tawarkan.
- Saling Support di Media Sosial
Media sosial, ada manfaat dan mudharatnya, cost dan benefitnya. Tergantung bagaimana kita menyikapinya. Salah satu yang saya ambil manfaat dari media sosial adalah saya bisa bersilaturahim bahkan dengan orang yang belum pernah saya temui di dunia nyata. Saya hampir selalu merasa kesulitan untuk bisa berkegiatan dan berkomunitas yang mengharuskan pertemuan fisik karena waktu kerja dan weekend sudah terbagi habis. Berselancar di dunia maya dan bergabung dengan beberapa komunitas yang berisi orang-orang yang membawa aura positif membuat saya merasa tetap bisa bersilaturahim. Thanks God, ada Facebook, Instagram, Twitter, dan Blog, dimana saya punya akun. Saya bisa sedikit berbagi dengan sahabat dan saudara di dunia maya, melalui hal yang mungkin tampak sepele. Memberikan support, yup sesederhana klik like, love, retweet, atau share atau memberikan komentar.
Meski bukan anggota aktif dalam satu komunitas media sosial, saya selalu berusaha menyempatkan diri memberikan apresiasi kepada postingan, gambar, tweet, atau sharing anggota lain. Apalagi untuk yang bermanfaat dan bagus. Selain mensupport, membahagiakan orang lain kan tidak ada salahnya bukan?? Salah satunya saya bergabung dalam suatu grup media sosial yang merupakan kumpulan orang tua dengan anak yang memiliki kebutuhan khusus. Meski tak punya anak dengan masalah tersebut, *alhamdulillah, namun saya pernah mengalami kondisi divonis memiliki anak dengan resiko tersebut, yang alhamdulillah atas kasih sayang Allah bisa pulih sempurna.
Setiap hari selalu ada berbagai kabar, kabar bahagia atau kabar duka. Klik like menjadi sangat berarti. Terlebih jika kita sempatkan untuk menyampaikan sepatah kata entah turut berbahagia atau turut berduka, atau turut mendoakan yang terbaik. Saya merasakan kondisi tersebut, dan klik like entah mengapa secara piskologi memberi makna bagi saya. Semoga demikian bagi yang memposting. Tak selalu saya mengenal mereka yang memposting berita atau informasi. Terutama mereka yang dengan jelas memohonkan doa dan dukungan, saya sempatkan meng-amini, dengan harapan semakin banyak yang meng-amini semakin dekat dengan keridhoan Tuhan menuju pengabulan. Sesederhana itu...
Meskipun tak pernah saling jumpa, komunikasi yang intens dan saling memberikan perhatian serta support satu sama lain dalam komunitas dunia maya secara tidak langsung memanjangkan tali silaturahim. Benih-benih kasih sayang, saling menghargai, saling memiliki, dengan tanpa disadari tumbuh. Berbagi bahagia bersama sahabat-sahabat maya, yang kadang bahkan seperti keluarga. Sikap tulus pula yang menyebabkan aura bahagia itu menyebar.
- Mengucapkan Terimakasih
Saat kita mendapati sesuatu yang mungkin merupakan hal yang biasa dan layak, kita sering lupa bersyukur dan mengucapkan terimakasih. Hmm padahal ada keajaiban dari ucapan terimakasih. Tidak harus hal besar atau sesuatu yang luar biasa yang membuat kita bisa mengucapkan kalimat magic ini. Hal-hal sederhana tetap bisa dihargai dengan ucapan terimakasih. Tahukah orang yang mendapatkannya merasa bahagia dan senang. Tukang ojek, supir angkot, atau pedagang yang kita beli, meski transaksi yang terjadi, jasa dan barang yang kita nikmati ditukar dengan sejumlah uang namun mengucap terimakasih sebagai sebuah tambahan atau bonus merupakan sesuatu yang memberi nilai tambah. Hmm atau office boy/girl di kantor yang memang tugasnya membantu kita dan digaji untuk itu. Tentu akan berbeda jika kitapun rajin mengucapkan terimakasih atas bantuan mereka ketimbang jika kita pelit mengucapkannya.
Terimakasih dari hati yang tulus akan sampai kepada hati. Meskipun kita membayar jika semua ojek tidak bersedia mengantar kita misalnya, tentu kita tidak sampai ke tujuan. Ah pasti mau, siapa bilang?? Mungkin saja ada yang tidak mau. Rasanya tidak enak lhoo saat ditolak, entah karena tidak cocok harga atau hal lainnya. Secara emosional ucapan terimakasih menimbulkan penghargaan. Merasa dihargai menimbulkan efek bahagia. Rasa bahagia tersebut anehnyan tidak hanya akan muncul pada si penerima ucapan tapi kemudian akan kembali kepada yang mengucapkan. Terimakasih merupakan bentuk rasa syukur. "Jika kamu bersyukur maka akan aku tambahkan nikmatKu". Demikian janji Tuhan.
Tukang ojek, supir angkot dan taksi, atau kondektur bus mungkin akan sedikit tercengang kaget saat kita mengucapkan terima kasih *dengan tulus*. Bisa jadi tidak semua orang melakukannya. Coba cermati ekspresi wajah mereka sesaat setelah kita ucapkan terimakasih. Ada sesuatu yang cerah di sana. Saya mencoba membiasakan diri melakukan hal tersebut dan mendapati sedikit rona bahagia yang kemudian tertular dan kembali kepada saya. Ojek-ojek Pasar Ciputat, dimana saya selalu naiki saat tidak pulang dengan suami, alhamdulilah selalu terlihat senang setelah mengantarkan saya, salah satunya pasti karena magic word "terimakasih" tadi dan ajaibnya sayapun ikutan senang karenanya.
Jadi mari Berbagi Bahagia sesederhana membawakan oleh-oleh, saling mensupport melalui media sosial dan mengucapak terimakasih :). Karena meski dalam bentuk yang paling sederhana, apa yang dari hati akan sampai ke hati :)
Jadi mari Berbagi Bahagia sesederhana membawakan oleh-oleh, saling mensupport melalui media sosial dan mengucapak terimakasih :). Karena meski dalam bentuk yang paling sederhana, apa yang dari hati akan sampai ke hati :)
Berbagi bahagia memang mudah ya Mbak. Gak perlu yang rumit2.
ReplyDeleteMoga sukses Mbak lombanya
Febriyanlukito.com
Kita mulai dari yang mudah2 dulu. Makasih Ryan
DeleteBerbagi bahagia itu sederhana dan gak sulit... namun biarpun nilainya sederhana kalau tak pernah kita pahami esensinya maka makna bahagia itu pupus... Semoga kita semua senantiasa diingatkan untuk berbagi bahagia walaupun itu sederhana namun sesederhana apapun kalau kita iklhas nilainya akan sangat bermakna bagi orang lain...
ReplyDeleteBetul banget mak rita... apa yg dr hati akan sampai ke hati
DeleteDimulai dari yang kecil-kecil.. Terima Kasih memang Magic Word bangett
ReplyDeleteHal kecil yang memang kita mampu bagi...tidak harus menunggu yg besar baru berbagi. Makasih mb Irly sdh mampir
DeleteWa pasti bahagia klo dibawain oleh2 :)
ReplyDeleteHal sederhana yg semoga bisa membahagiakan sang penerima mak
DeleteBahagia memang ga harus mahal ya Mak. Justru hal sepele bikin bahagia luar biasa :)
ReplyDeleteYang kadang kita tak perhitungkan mak...
DeleteMeski sepele ketika ada ketulusan...efeknya kok bs luar biasa yaa
enteng emang mak, susah aplikasinya dalam keseharian hehe
ReplyDeleteHahaha tergantung niatnya kali ya mak.
DeleteKetiganya hal yg akhirnya menjadi hal yg membuat saya ingin lagi dan lagi melakukannya dg niat berbagi kebahagiaan tadi mak
betul mak, berbagi bahagia itu sederhana dan mudah, asal kita mau
ReplyDeleteSetuju banget mak...asal kita mau. Tidak harus yg besar2..mulai dr yg kecilpun efeknya ternyata tidak kecil
DeleteSetuju mak, berbagi kebahagiaan dari hal-hal yang kecil akan membawa perubahan yang begitu besar. Ceritanya sangat inspiratif, semoga menang ya
ReplyDeleteIya mak... al least mulai dr yg kecil dulu lalu konsisten....
Deletemakasih mak
waahh...bahagia banget kalau dikasih oleh-oleh. apa lagi oleh-olehnya yg kita penginin banget hehe...
ReplyDeleteHehehehe..
DeleteMakanya meski sepele atau hal kecil..sy berusaha membawakan oleh2..
Kadang klo sempet juga buat temen2 n gurunya krucils.
Bagi mrk yg jarang bepergian...hal semacam ini bikin seneng mak
Menjadi bahagia itu pilihan, terutama bahagia dengan sharing hal -hal kecil seperti mak ophi bilang bahagia bersama sahabat ^^
ReplyDeleteIya mak echa... sy memilih utk memulai dr yg kecil2..dan ternyata efeknya gak kecil
Deletekarena bahagia itu sederhana, apalagi berbagi utk yg dikasihi terasa lebih istimewa :)
ReplyDeleteSatujuuuh mak....
DeleteSmall things result in a big happiness
Ya..bahagia itu sederhana :)
ReplyDeleteTerimakasih sudah mengingatkan mba ^_^
Sama2.. 😊
DeleteJadi teringat dengan buku ceritanya punya anak-anak, judulnya indahnya berbagi :)
ReplyDeleteBerbagi memang indah 💙💜💜
Deleteselama ini berbagi selalu identik dengan materi ya mak
ReplyDeleteiya mak, materi dibagi materinya mungkin berkurang tp multiflier efekknya justru bertambah yaa...kenapa tidak kita berbagi bahagia meski tdk dalam bentuk materi yaaa.
Deletebahagia itu sederhana ya mba
ReplyDeleteklo kita buat sederhana ternyata sederhana yaaa
Deletebener banget mbak, berbagi bahagia itu sederhana, tak perlu dengan materi...sesungguhnya ia bersumber dari hati kita yang tulus dan ikhlas. semoga menang ya mbak
ReplyDeleteAmiin makasih mba
Deletequote terakhirnya ngena banget mak. apa yang dari hati akan sampai ke hati. berbagi bahagia itu gak perlu yang rumit rumit ya mak. bahagia itu sederhana :)
ReplyDeleteIya mak...kita mulai dr yang sederhana yaa...spy utk yg lbh besar gak susah
ReplyDeleteSetuju mak...berbagi bahagia ? Kenapa tdk ?. Harus donk, kan bs dimulai dari yg sederhana kan mak ophi ya..:)
ReplyDeleteHihi iya mak Inda.. yuuuk berbagi maak
DeleteTapi kalau jalan-jalan, saya itu paling males beli oleh-oleh. Jangankan untuk berbagi, untuk diri sendiri aja males hihihi. Sebagai gantinya, saya juga berusaha gak minta oleh-oleh ke siapapun, sih
ReplyDeleteKadang ada rasa malas mak... tp klo inget sm mrk yg sy tinggal, sy titipi krucils atau sering tahu sy pergi2 pdhal mrk kayaknya jarang bgt bs pergi2...ilang rasa malasnya mak.
DeleteMeski kadang belinya di bandara sbg "tanda" sy berusaha sempetin.
wah sukses ya mbak berbagi itu emang menyenangkan.... hehe... dan gak ada habisnya buat berbagi apa aja ya mbak terutama ilmu...
ReplyDeletebener ki, berbagi ilmu semakin dibagi semakin bertambah
DeleteMakasih Angki... iya berbagi apa yang kt punya meski hal yang sederhana...
ReplyDeletesukses ya mbak,,qu baru masuk blog mbak,,tapi udah suka sama postingannya
ReplyDeleteSuka banget baca postingan mbak ophi yg satu ini. Padahal itu hal sepele ya, tapi kadang sy masih merasa sok"an jaim dan terlewatkan begitu saja, padahal gak ada gunanya juga sok" jaim"an, hehehe. Makasih ya mbak udah diingatkan... Semoga kedepannya bisa lebih sering menerapkan... :)
ReplyDeletehahaha iya kadang2 kita menyepelekan hal kecil padahal hal sepele itu kadang berefek besar terhadap kebahagiaan apalagi klo tulus
Deletesetuju mbak,berbagi fari hal kecil dan bermanfaat pasti akan memberikan rasa bahagia tersendiri.bahagia itu sederhana ya mbak asal kita ikhlas berbaginya :))
ReplyDeletesetuju mbak nindi...yang penting ikhlas...
DeleteTerima kasih mbak, hadiahnya sudah sampai dengan selamat... hehe
ReplyDeletesama2 Adi... semoga bermanfaat
Delete