BTPN Sinaya: Peluang Bertumbuh dan Berkembang bagi Mass Market





Mass Market Stasiun Sudimara, Tanpamu Hariku Hampa.

Sepakat sekali bahwa para mass market yang berada di sekeliling kita tanpa kita sadari sudah banyak menopang kehidupan kita. Saya sih merasakan sekali hal ini. Para mass market yang setiap hari, dua kali sehari saya temui di Stasiun Sudimara misalnya. Sebagai Ibu bekerja yang sejujurnya waktu merupakan hal yang sangat berharga dan kepraktisan hampir menjadi pilihan utama. Maka kehadiran para mass market di Stasiun Sudimara seperti solusi yang hadir setiap hari.


Suatu Senin pagi saya terburu-buru - seperti biasanya-. Senin hari yang lebih berat karena merupakan hari pertama masuk kerja. Artinya akan ada drama pagi. Tidak hanya Ka Alinga dan Ka Zaha yang agak malas-malasan bangun pagi dan bersiap sekolah karena dua hari berlibur dan lebih santai. Dek Paksi juga lebih sulit melepaskan saya berangkat kerja dengan ikhlash.  Maka tukang buah di stasiun menjadi salah satu penolong agar saya tetap bisa sarapan buah.

Hmm bukan karena saya tidak punya persediaan buah di rumah juga sih. Tapi lebih sering karena saya terburu-buru dan lupa membawa bekal buah atau memang tidak sempat karena harus segera ngacir saat lampu kuning dari Dek Paksi menyala. Untungnya saya dan suami yang sudah setahun ini menjalani pola makan food combining hanya membutuhkan buah segar dan manis untuk sarapan. Jadi saat lupa mempersiapkan dari rumah, Tukang buah di Stasiun Sudimara yang sekarang sudah ada beberapa orang sangat membantu keberlangsungan aktivitas pagi kami.

Untuk mereka yang juga kurang lebih menghadapi masalah pagi seperti saya juga pasti tertolong dengan beberapa Ibu dan Bapak penjual sarapan dan penganan di Stasiun Sudimara. Mulai dari lontong, gorengan, roti, sampai nasi bakar. Makanan yang bisa jadi bekal sarapan pagi para pekerja yang punya waktu terbatas.  Tinggal pilih sesuai selera, mereka ada di sana siap menopang aktivitas pagi kita.

Karena saya juga jarang punya waktu ke pasar. Maka pedagang jilbab di Stasiun Sudimara menjadi pilihan saat tiba-tiba Ka Alinga atau Ka zaha meminta dibelikan jilbab baru. Seperti kemarin saat akan ada acara big assembly dan anak-anak harus memakai ciput, "dalaman jilbab". Maka Ibu penjual jilbab di Stasiun Sudimara inilah yang langsung membayang di pelupuk mata. Saya memangkas waktu untuk keliling pasar mencari jilbab ini.


Sore sepulang kantor. Jika saya malas masak atau memang sekedar ingin makan masakan rumah yang simpel ala warteg semacam oseng tahu tempe. oseng toge, atau terong balado dan teman-temannya. Maka Ibu pedagang lauk di Stasiun Sudimara menjadi pilihan untuk pelengkap makan malam. Bahkan pedagang bahan makanan mentah seperti tahu tempe dan beberapa jenis sayur juga ada di sini. Berdesakan dengan abang-abang tukang ojek, pedagang segala kebutuhan lainnya, bahkan dengan angkot yang parkir tak beraturan di sana.

Bapak penjual kebutuhan musim hujan juga sangat membantu para commuter menghadapi musim hujan seperti saat ini. Saya sudah dua kali membeli payung dari si Bapak yang meski harganya sedikit lebih mahal dari payung di pasar tapi cukup awet dan kuat. Selama beberapa tahun menjadi commuter saya hanya memakai dan membawa payung si Bapak ini. Selalu saya simpan di tas ransel. 

Selain payung, Bapak ini juga menangkap kebutuhan pasar. Ada beragam jenis jas hujan atau mantel. Mulai dari yang sekali pakai semacam ponco dari plastik hingga jas hujan ala princess. Tidak hanya itu beragam jacket juga disediakan untuk memenuhi selera dan kebutuhan pembeli. saya lihat kualitasnya juga lumayan bagus.

Ketika kepraktisan dan waktu menjadi catatan harian kami maka mereka yang sudah membantu hidup kami menjadi lebih mudah adalah penolong. Selain tukang buah, Ibu penjual jilbab, bapak penjual payung dan kebutuhan musim hujan, Ibu penjual lauk makanan, Bapak penjual kebutuhan dapur, ada beberapa pedagang juga yang sering membantu memenuhi kebutuhan akan makanan menjadi lebih mudah. Tukang roti, tukang siomay, tukang tahu krispy, Ibu penjual comro-misro, atau bahkan penjual cheese stik keju.

Para mass market ini tentu tak selamanya ingin menjadi pedagang yang begitu-begitu saja. Tentu merekapun ingin bertumbuh seperti layaknya pelaku usaha. Meski memang skala usaha yang dilakukan sangat kecil atau biasa disebut usaha mikro. Namun nyatanya usaha yang sudah mereka jalani bertahun-tahun ini tetap "eksis", tetap dibutuhkan dan dicari pembeli seperti kami. 

Persoalan modal saya yakini menjadi kendala utama para pelaku usaha mikro seperti mereka. Dengan kemampuan dana dan aset seadanya tentu sulit menembus dunia perbankan guna mendapatkan pembiayaan. Sebetulnya saya yakin selain persoalan modal masalah skill dan peningkatan kapasitas usaha menjadi concern lain yang juga penting.

Sempat terpikir untuk menjadi bagian yang bisa membantu pengembangan dan pemberdayaan para mass market yang sesungguhnya sangat produktif meski dalam kondiri pra sejahtera ini. Namun apalah saya? paling bisa membantu (atau bahkan sebetulnya dibantu) mereka dengan membeli dan menggunakan produk mereka. Selain itu? membantu dana? Ah dari mana? saya kan bukan bank, kalau punya modal malah saya juga mau buka usaha. Eh kok? Nah kemudian saya mendengar ada bank yang punya program yang menghubungkan para debitur dengan para pelaku usaha mikro ini. 

Menabung Untuk Memberdayakan

Selama ini saya menggunakan jasa dunia perbankan selain untuk menerima gaji juga untuk menyimpan sisa gaji yang kemudian harus diputar untuk memenuhi kebutuhan setiap bulan. Sisa yang tersimpan memang tidak banyak. Tetapi selalu saya usahakan untuk tidak menggunakan semuanya. Tentu karena saya menyadari akan adanya kebutuhan yang mungkin timbul suatu hari diluar kebutuhan rutin bulanan, tri wulanan, atau bahkan semester dan tahunan.

Selain itu memang ada urusan pinjaman seperti KPR. Mengingat uang yang bisa saya simpan atau tabung tidak banyak selama ini saya tidak terlalu memperhatikan besarnya bunga yang saya peroleh. Karena memang saya menilainya bukan sebuah investasi. Kalau mau investasi sebaiknya di sektor ril saja supaya bisa lebih bermanfaat. tapi lagi-lagi mendengar kata investasi tentu, jumlah uang yang dibicarakan tidaklah sedikit.

Lalu dengan jumlah tabungan yang tidak terlalu besar dari uang bulanan yang bisa saya sisihkan apakah tidak mungkin saya mendapat keuntungan sekaligus bisa membantu memberdayakan pelaku usaha mikro? Yang hakikatnya jumlahnya jauh lebih banyak dari pelaku usaha besar dan menengah.

Bank BTPN menjawab: Bisa! 

Bagaimana caranya? 

Rupanya BTPN menawarkan konsep baru dalam menabung. BTPN Sinaya namanya. Kepanjangan dari "Sinar Yang Memberdayakan". Filosofinya agar tabungan kita tidak hanya bermanfaat bagi kita tapi juga bermanfaat bagi orang lain. Bersama BTPN Sinaya, setiap rupiah dari dana simpanan nasabah menjadi lebih bernilai karena disalurkan langsung untuk memberdayakan masyarakat yang membutuhkan, dalam hal ini pensiunan, usaha mikro dan kecil serta masyarakat prasejahtera.

Lebih dari itu, dengan BTPN Sinaya, nasabah juga berkesempatan untuk berpartisipasi langsung berbagi inspirasi dan pengalaman dengan nasabah mass market melalui inisiatif Sahabat Daya. Sahabat Daya adalah program yang mengundang seluruh pemangku kepentingan BTPN untuk berpartisipasi langsung dalam memberdayakan nasabah mass market. Dengan menjadi nasabah BTPN Sinaya, para penabung dan deposan bisa turut andil dalam upaya menciptakan kesempatan bagi mass market untuk tumbuh dan memiliki hidup yang lebih berarti.

Konsep yang menarik bukan? saya tidak melewatkan untuk ikut mencoba simulasi Menabung untuk Memberdayakan ini. Saya ingin mendapatkan gambaran bagaimana dengan menyisihkan sedikit uang saya ke dalam Tabungan BTPN Sinaya bisa turut membantu memberdayakan para mass market yang merupakan sosok yang sering kita abaikan padahal jasa dan perannya membantu kelancaran keseharian kita tidaklah sederhana.

Simulasi ini sangat mudah dicoba
  1. Saya masuk ke website http://www.menabunguntukmemberdayakan.com/
  2. Lalu akan tampak di bagian depan layar "Ayo Ikuti Simulasi Menabung untuk Memberdayakan",    saya klik Mulai Simulasi.
  3. Saya kemudian mengisikan data, alamat email, dan sektor usaha dari mass market yang ingin saya  berdayakan, lalu klik login.
  4. Selanjutnya kita bisa mencoba memasukkan jumlah uang tabungan yang bisa kita tabung setiap bulan dan jangka waktu menabung.
  5. Saya memilih Rp.500.000,- per bulan (tentu disesuaikan dengan kondisi) dan saya ingin melihat dalam jangka waktu 3 tahun berapa yang bisa saya kumpulkan dan bagaimana saya bisa membantu  mass market dengan uang tersebut.
  6. Lalu saya klik Lihat Hasil Simulasi.
  7. Hasilnya? Dengan menabung sebesar Rp.500.000,- per bulan selama tiga tahun akan terkumpul dana sebesar Rp. 19. 434. 501,-  Dana ini akan tumbuh secara optimal melalui Tabungan Taseto  Mapan, salah satu fitur dari BTPN Sinaya yang merupakan jenis tabungan berjangka dengan bunga setara deposito.

   
Kira-kira demikianlah gambaran simulasi jika kita menabung di BTPN Sinaya. Melalui dana yang kita simpan, kita berkesempatan turut memberdayakan masyakarat berpenghasilan rendah serta para pelaku usaha menengah, kecil dan mikro dengan meningkatkan kapasitas mereka melalui pinjaman dana dan berbagai pelatihan melalui program Daya yang diadakan BTPN.

Akses pinjaman modal bukanlah satu-satunya komponen penting bagi pertumbuhan usaha mass market sehingga melalui pilar Daya Tumbuh Usaha, BTPN membekali mass market dengan informasi usaha, keterampilan wirausaha, dan peluang usaha agar mereka dapat merintis dan mengembangkan usahanya.

Dalam simulasi yang saya lakukan misalnya, digambarkan salah satu pelaku usaha mikro di bidang culinary Ibu Samsul Anam. Seorang pengusaha kecap dari Blitar Jawa Timur. Pada awalnya Ibu Samsul hanya mampu memproduksi 7 botol per hari. Namun, berkat program Daya dan keuletannya, Ibu Samsul kini mampu meningkatkan produksi kecapnya hingga 6.240 botol dalam setahun dengan dibantu keenam orang karyawannya. Waah keren yaa

Kok saya jadi membayangkan, para mass market di Stasiun Sudimara yang saat ini berdesakan lahan usahanya dengan para tukang ojek dan angkot di pinggir jalan itu kelak bisa menyewa los atau toko kecil yang disediakan pihak stasiun yang memang kedepannya merencanakan revitalisasi semua kawasan stasiun kereta. Salah satunya dengan melengkapinya dengan toko/stand/booth untuk para pelaku UMKM. Sehingga selain mereka lebih tertata rapih tentu juga menjadi semakin nyaman bagi calon pembeli dan makin meningkatkan minat pembeli untuk membeli dan berbelanja.

Peluang berkembang sangat mungkin terwujud. Pangsa pasar dipastikan selalu ada. Stasiun ini baru berhenti beroperasi hingga pukul 24.00 malam lho. Bayangkan kesempatan yang mungkin mereka dapatkan. Jika para mass market bisa mengembangkan kapasitas usahanya dan menjadi bagian dari revitalisasi kawasan stasiun tentu peluang bertumbuh dan berkembang makin besar.


Ini bukan hal yang mustahil. Saat ini di Stasiun Sudimara saja sudah ada 2 usaha yang mendapatkan tempat/lokasi yang strategis di dalam kawasan stasiun. Salah satunya usaha UMKM juga yakni Roti Maryam. Tentu saja bersaing dengan kedai Roti O yang rupanya sudah memegang kontrak dengan PT KAI sebagai kedai roti resmi di semua stasiun. Meski demikian saya lihat Roti Maryam tetap memiliki pangsa pasar dan peluang tersendiri.

Bukan tidak mungkin dalam konsep revitalisasi kawasan stasiun, mereka para mass market yang membantu kebutuhan harian para commuter bukan tergusur dan tersingkirkan tapi menjadi bagian dan bisa berperan dalam rencana revitalisasi tersebut. Tentu saja lagi-lagi kekuatan permodalan dan peningkatan kapasitas usaha  menjadi sangat penting bagi mereka.

Selalu ada harapan untuk bertumbuh dan berkembang. Memberdayakan diri dan usaha mikronya tentu bukan hal mustahil bagi para mass market Stasiun Sudimara. Kelak jika lingkungan dan kawasan stasiun makin baik sebagai wujud revitalisasi seluruh stasiun, semoga para mass market bukan hanya jadi penonton apalagi tersingkir namun mendapat tempat untuk bertumbuh dan berkembang. Semoga mereka menjadi bagian dari nasabah mass market yang diberdayakan dalam program Daya, dan kita yang memiliki sedikit kelebihan bisa ikut menjadi bagian dari program Daya dengan menabung di BTPN Sinaya.


Referensi:
1. http://www.btpn.com/
2. http://www.menabunguntukmemberdayakan.com/

23 comments

  1. Iya bener banget Mbak, mass market sangat berjasa buat kita. Dari hal-hal yg kecil saja bisa diakomodir sm mereka. Smg dg tabungan memberdayakan dapat membantu eksistensi mereka yaa

    ReplyDelete
  2. Smoga mass market semain bertumbuh dan berkembang krn peranannya juga bermanfaat banget nih.
    Sukses lombanya ya :)

    ReplyDelete
  3. Udh seharusnya ya kita saling gotong royong, melalui btpn kita scr ga langsung membantu mrk membangun dan membantu para pelaku pengusaha kecil mikro.

    ReplyDelete
  4. Selain bermanfaat untuk diri sendiri manabung bisa bermanfaat untuk orang juga ya mba ophi

    ReplyDelete
  5. Program BTPN ini bagus banget ya Mba.. Menabung utk membantu pemberdayaan masyarakat .. Semoga sukses kontesnya ya..

    ReplyDelete
  6. Mendingan memberdayakan UMKM ya drpd konglomerat. Konglomerat membuka lowongan kerja tapi dg kriteria tertentu. UMKM bisa buat siapa saja & mendukung masyarakat mandiri.

    ReplyDelete
  7. suka bgd dah ah sm programnya btpn ini, bs mmbwt para mass market bertahan hingga berkembang lbh baik lg, dn kita pun akan semakin terbantu dg kehadiran mereka.
    sukses ya mak ophiiii :)

    ReplyDelete
  8. Saatnya kita dan BPTN bersinergi membantu para pelaku mass market ini, sesuai dengan porsi kita masing-masing.

    ReplyDelete
  9. Kehadiran mereka sangat membantu, dan bagus sekali ya jika kita juga bisa ikut membantu mereka sekaligus menabung :)

    ReplyDelete
  10. Semoga para mas market bisa bersaing di era MEA. :)

    ReplyDelete
  11. wo'oo..stasiun sudimara itu banyak yg berjualan y. Setuju sekali tanpa disadari pelaku mass market itu yg membantu kita untuk memenuhi apa yg kita butuhkan

    ReplyDelete
  12. Keren ya programnya BTPN..semoga makin banyak mass market yg terbantu dgn program ini. Sukses lombanya mak :*

    ReplyDelete
  13. Saya seneng bgt deh ada program BTPN ini semoga banyak mass market semakin terbantu dengan program ini.

    ReplyDelete
  14. kehadiran mass market di sekitar kita memang sangat membantu yah Mbak :)

    ReplyDelete
  15. Setiap memperhatikan para pelaku mass market, saya selalu berharap mereka akan mendapat hidup yang lebih baik dari usahanya. Semoga bisa bersinergi dengan btpn ya,mbak. Aamiin.

    ReplyDelete
  16. Semoga banyak lembaga keuangan yang bikin program kayak gini, kan bisa membantu lebih banyak lagi umkm dan lebih memberdayakan simpanan juga

    ReplyDelete
  17. iya ya mba, di sudimara itu suka macet angkot dan pedagang ><

    ReplyDelete
  18. bagus juga program BTPN ya, semoga para pedagang di stasiun2 spt ini bisa terbuka pola pikirnya utk lbh maju

    ReplyDelete
  19. Memang bagus sekali ya bun program Bank BTPN ini :)

    ReplyDelete
  20. dulu waktu saya masih jadi "KRL Mania", hehe, saya cukup terbantu dengan pedagang-pedagang di sekitar stasiun. (tapi katanya sekarang udah ditertibkan ya?)
    kalau pagi belum sarapan, ada tarahu dan lontong, atau susu di penjual minuman dingin.
    yang paling saya ingat ya kalau hujan, kadang lupa bawa payung, jd bisa beli di stasiun setelah turun dr kereta.

    ReplyDelete
  21. semoga berjalan lancar, thx atas sharingnya

    ReplyDelete
  22. Indonesia masih butuh mass market untuk menggerakkan perekonomian. Tp sekarang sistem kapitalis mulai memonopoli terutama di kota2 besar. Pernah ngobrol dgn salah satu pedagang yg sedih skrg org gak melirik dagangannya.

    ReplyDelete

Terimakasih sudah silaturahim, silahkan meninggalkan jejak di sini. Comment yang masuk saya moderasi terlebih dahulu ya. Mohon tidak meninggalkan link hidup.