Berkunjung ke Palangkaraya dan tidak menikmati wisata susur sungai rasanya tidak sah! Akhirnya di tengah padatnya jadwal, kami memaksakan diri untuk bisa mencoba wisata khas daerah dengan sungai-sungai besar ini. Jika di Banjarmasin Kalimantan Selatan, kita bisa menikmati suasana pasar apung yang khas dengan menyewa kelotok dan menyusuri sungai Barito di subuh hari, maka di Kalimantan Tengah ada wisata susur sungai di mana kita bisa menikmati pemandangan khas hutan-hutan Borneo yang kabarnya sering disebut sebagai Amazonnya Indonesia, salah satunya di Sungai Kahayan.
Baca Juga: Menikmati Ikan Bakar di Tepi Sungai Kahayan
Siang itu selesai melakukan diskusi di salah satu institusi, kami yang semula hendak mencari tempat makan siang akhirnya berbelok arah menuju Tugu Soekarno di kawasan alun-alun kota Palangkaraya di mana dermaga tempat wisata susur sungai berada. Iya, salah satu stakeholder yang akan kami temui siang harinya meminta kami datang lebih lambat karena mereka harus menyelesaikan kegiatan tertentu dan baru bisa menerima kami satu jam lebih lambat dari jadwal semula. Yes, kesempatan itu akhirnya datang. Kami sepakat mengisi waktu dengan mencoba wisata susur sungai.
Setelah sejenak berphoto di kawasan taman Tugu Soekarno di suasana kota Palangkaraya yang basah karena hujan yang turun dan sejenak reda, kami segera menuju ke arah dermaga. Oh iya kita memang harus berphoto di icon Kota Palangkaraya ini ya. Gak sah juga kalau gak berphoto di sini. Saat saiang bisa saat terik di sini, namun di suasana sehabis hujan dengan langit yang biru cerah, Tugu Soekarno ini memang gak boleh dilewatkan setidaknya untuk sekedar mengambil gambar.
Baca juga: 6 Tujuan Wisata Sejarah di Washington DC yang wajib dikunjungi
Baca juga: 6 Tujuan Wisata Sejarah di Washington DC yang wajib dikunjungi
Sebelum sampai ke dermaga, ada seorang bapak yang menawarkan kami untuk naik kelotok. Beliau menggunakan bahasa daerah namun kurang lebih kami paham maksudnya. Tapi kami memilih turun ke bawah menuju dermaga untuk melihat pilihan lain. Driver yang mengantar kami mengarahkan sebaiknya kami mencoba mencari kapal lain lebih aman.
Menyusuri jalan dengan jembatan kayu yang mengarah ke dermaga bahkan memiliki tangga kayu menuruni dermaga kita akan mendapati dermaga yang tampaknya masih baru. Hanya saja, dermaga yang dilengkapi semacam cafe yang masih terasa nuansa barunya ini rupanya sepi. Entah memang belum dibuka atau memang sepi. Sayang sekali fasilitas dan infrastruktur yang dibangun cukup memadai. Dari sini kami melihat perahu atau kapal kecil yang tengah bersandar. Tampaknya cukup aman dan nyaman.
Perahu berukuran sedang itu lengkap dengan kursi dan sofa yang nyaman, Ada toilet yang cukup bersih dan kabarnya bisa juga jika kita ingin memesan perlengkapan untuk karaoke. Waah kalau mau susur sungai hingga ke pedalaman dan menuju hulu mungkin seru juga yaa. Menikmati suasana sungai sambil menyanyi hahaha.
Baca Juga: Wisata Tsunami Aceh
Baca Juga: Wisata Tsunami Aceh
Sayangnya kami hanya punya waktu sekitar satu jam sehingga kami memilih paket yang paling dekat. Perahu yang kami naiki melewati bagian bawah jembatan kahayan yang memiliki kisah mistis tersendiri itu. Tapi memang perjalanan kami menyusuri sungai Kahayan tidak terlalu jauh menjelajah hingga ke hulu.
Sayang yaa...padahal saya penasaran pingin menyaksikan potret kehidupan sebagain masyarakat suku Dayak yang tinggal di tepi-tepi sungai yang berbatasan langsung dengan hutan-hutan Kalimantan. Jika beruntung kabarnya kita juga bisa menyaksikan beragam fauna khas Kalimantan dari atas perahu.
Sayang yaa...padahal saya penasaran pingin menyaksikan potret kehidupan sebagain masyarakat suku Dayak yang tinggal di tepi-tepi sungai yang berbatasan langsung dengan hutan-hutan Kalimantan. Jika beruntung kabarnya kita juga bisa menyaksikan beragam fauna khas Kalimantan dari atas perahu.
Sungai Kahayan merupakan salah satu sungai terpanjang di Pulau Kalimantan, luasnya mencapai 81,648 km2, panjang 600 km, lebar 500 meter dan kedalaman mencapai hingga 7 meter. Sungai yang membelah Kota Palangkaraya ini juga biasa disebut dengan sungai Biaju Besar atau sungai Dayak Besar.
Jika dilihat dari atas Sungai Kayahan memiliki bentuk yang sangat unik terlihat seperti teluk yang menjorok kedalam. Alur sungainya dalam, tampak ada di keliling sungai sebagai akibat dari sendimentasi di mulut sungai. Selain itu memang pemandangan di sekitar sungai dan suasana kehidupan suku Dayak menjadi daya tarik tersendiri.
Baca Juga: Sawarna Trip, Pantai Legon Pari
Baca Juga: Sawarna Trip, Pantai Legon Pari
Coklatnya air sungai saat itu karena hujan yang turun menderas saat kami sedang susur sungai. Hmm kalau sama pasangan pasti romantis ya menikmati tepian sungai dan hutannya Kalimantan di tengah rinai hujan. Hasssaaah! Baeklah lupakan karena kami hanya punya waktu sekitar satu jam saja menyusur sungai. Saran saya agar tidak penasaran, lakukan di waktu yang luang dan sebaiknya susuri hingga ke hulu sungai.
Suasananya sih enak, tp warna aìr sungainya ga enak huhuhu
ReplyDeleteKarena hbs hujan ituu jadi memang butek
DeleteWow... aku suka parno kalau kelamaan diair hahahahaa, suka mikir yg ngga2 tetiba ada buaya lewat gituuuu XD Tapi asli keren ya! Kalau ngga hujan mungkin airnya ngga sebutek itu ya mba?
ReplyDeletehahha dulu aku jg gitu, tp ini kapalnya nyaman banget...iya karena habis hujan kayaknya
Deleteseru banget kaya nya mbak, tapi gak dikasih pelampung gt ya..saya parno kalo kebalik heheh
ReplyDeletediniratnadewi.blogspot.co.id
hahaha iya mungkin krn kapalnya besar jd pada gak dikasih pelampung
DeleteMba Ophiii itu orang yg di belakang moto2 jg yaaa, bapak2 hihii salah fokus..
ReplyDeleteTapi ngga bebau kan mba, aku mah yg penting ngga bau, klo warnanya apa saja kumenikmati :))
Adem ya mba
iyaa gak bau kok...karena habis hujan kali jadi butek gt...airnya mengalir dan dera jd ga bau kayak selokan di jakarta
Deletewwah sayang ya warna aerna coklat
ReplyDeletepadahal kalo bersih pasti cantik
iya habsu hujan mbaa
DeleteKalimantan emang wisata andalannya sungai ya mba.. aku takut naik kapal hehe mabok
ReplyDeleteyang kayaknya gak bikin mabok mba...selain kapalnya besar ombaknya ak besar kyk klo di laut
DeleteMba Ophie, kalau ke Palangkaraya ajak aku yaa. Biar bisa menyusuri sungai. Aku pernah menyusuri sungai pas di Riau
ReplyDeleteayoo mbak kapan2 kita ke sana
DeleteOh sungainya coklat karena hujan, emang biasanya warna sungainya gimana mba?
ReplyDeleteBudy | Travelling Addict
Blogger abal-abal
www.travellingaddict.com
Wahh sini bahasa daerahnya aku yg terjemahin deh hihihi...
ReplyDeleteItu kalo lebar 500meter masih bs di sebut sungai yak? Buset itu lebar buangettt ya
iya yaa harusnya ada mba ruli sekalian bisa nawar harga nya hehe
Deletewah pal satu (tempat tugu soekarno) skr kelihatan lebih bersih dan terawat.
ReplyDeletedulu pengen naik susur sungai tp banyak mikir krn punya bayi. plus waktu itu masih mahal biayanya (kapalnya bagus banget, yg dipake miss world jalan2)
iya mba sekarang bersih dan kece
DeleteJadi inget pas bocah sering banget naik perahu keliling Kalimas, Surabaya. Meskipun treknya gakjauh2 banget dan galama2 banget, waktu seumur gitu udah seneng banget naik perahu di sungai.
ReplyDeletehahah anak2 mah pasti seneng mas
DeleteJd kangen ama kalimantan. Dlu kecil disana suka banget klo diajak susur sungai naik kapal kelotok gtu
ReplyDeletewalah walah pernah di kalimantan juga mak say
Deletewuaaaahhh, aku malah belum prnh susur sungai yg bagian kalimantan ini... pernahnya naik boat susur sungai di brunei :D.. setidaknya sama2 di pulau kalimantan ya mbak :D.. kebayang kok panasnya gimana, yg di brunei juga panasnya ampyuuunn :D
ReplyDeletenah krmn ini malah hujan deres mba
Deletewahhh tinggal di palangkaraya juga ya mba, sama dong (toss)...tahun kemarin aku juga mencoba susur sungai kahayan bareng keluarga pakai perahu yang kecil itu. pas sore pas sunset wuihh pemandangannya asoyy geboyy apik :)
ReplyDeleteenggak mbak sy lagi kunjungan aja ke sana ...wah seru kayaknya bs liat sunset
Delete