Apa kabar Sahabat Mom of Trio? Semoga semua dalam kondisi sehat. Semangat sehat selalu yaa. So far gimana yang sedang menjalankan ibadah ramadan? Semoga lancar. Amiin. By the way sudah pada tahu belum ya kalau minggu terakhir bulan April diperingati sebagai "World Immunisation Week", pekan imunisasi sedunia.
Hmm Lindungiku Lindungimu. Maksudnya apa ya?
Jadi vaksinasi itu tidak semata hanya melindungi orang yang divaksinasi tapi sesungguhnya juga telah memberikan perlindungan bagi orang-orang lain di sekitarnya. Kalau kata Sissy Pricilia, -Artis & Mom- Vaksinasi itu merupakan tanda cinta. Karena kita tidak hanya mencintai diri sendiri dengan melindungi diri dari berbagai ancaman penyakit namun juga usaha untuk melindungi orang-orang yang kita sayangi dan lingkungan kita secara keseluruhan.
Eh kok mengutip Sissy? Iyes akhir April kemarin aku mengikuti Webinar Pekan Imunisasi Sedunia yang diselenggarakan oleh "Kenapa Harus Vaksin" dan "The Asian Parent" yang dibawakan dengan seru sama Sissy sebagai Host. Webinar penuh manfaat ini mengupas 101 Vaknsinasi. Dr Atilla Dewanti sebagai narasumber mengupas tuntas tentang vaksinasi anak. Semacam A to Z soal vaksinasi yang mungkin kita selama ini belum terinformasi secara komprehensif atau bahkan ternyata mispersepsi soal hal-hal tertentu.
Hmm kadang para Ibu dan orang tua pada umumnya hanya concern soal vaksinansi di tahun-tahun awal usia anak-anaknya. Padahal ada jenis imunisasi yang harus diulang (booster) di usia tertentu agar tetap makmsimal manfaat dan fungsinya. Selain itu perkembangan seputar vaksinasi semakin dimanis terlebih di masa pandemi seperti saat ini. Wajib banget nih para Mom and Dad mengupdate pengetahuan seputar vaksinasi ini.
Kenapa Harus Vaksin
Kita tidak bisa menghindari bahwa masih ada kontroversi diluar sana soal vaksinasi. Namun setidaknya kita bisa membekali diri dengan pengetahuan yang memadai sehingga kita bisa lebih yakin dengan pilihan kita. Kita setidaknya paham bahwa vaksinasi itu penting. Kalau saya pribadi menyebutnya sebagai bentuk "Ikhtiar" - usaha. Iyes, yakin banget bahwa segala sesuatu di dunia ini sudah ada skenarionya dari Sang Maha Sutradara. Tapi Sang Maha Kuasa juga mengaruniai kita akal dan fisik untuk mau berusaha yang terbaik bagi diri kita. Tawakkal itu sendiri harus dilakukan dengan tetap berikhtiar, Yes!
Jadi saya memilih untuk berusaha mencegah dan menjaga diri dan keluarga dengan kemampuan saya. Vaksinasi salah satunya. Kalau mau dicari alasannya kenapa Vaksinasi penting? kenapa harus vaksin? setidaknya kita bisa melihat beberapa alasan berikut:
Mencegah Kematian
Sahabat Mom of Trio sudah terinfo belum kalau vaknsinasi dapat mecegah kematian terutama akibat penyakit-penyakit berat. Faktanya 2-3 juta kematian dapat dicegah dengan imunisasi. Sepenting itu yaa.
Mencegah Penyakit
So far vaksin diclaim dapat mencegah lebih dari 26 jenis penyakit lho. Ini tentu saja masih akan berkembang, dengan perkembangan ilmu dan teknologi di bidang kedokteran dan juga tantangan munculnya jenis penyakit baru yang mengancam manusia.
Mengurangi Resistensi Antibiotic
Vaksinasi dapat membantu membatasi atau mengurangi terjadinya resistensi antibiotic karena dapat mencegah penyakit pada tahap awal.
Menyelamatkan Orang
In the end, ketika vaksinasi bisa dijalankan dan meningkat cakupannya secara worldwide atau secara global, maka diharapkan imunisasi dapat menyelamatkan lebih dari 1,5 juta orang setiap tahunnya. Sebuah usaha yang siginifikan bukan? Sejalan dengan tema yang tadi sudah disampaikan Lindungku untuk Lindungimu juga. #LindungikuLindungimu.
101 Vaksinasi Anak
Mengapa Anak Harus divaksin?
Nah sekarang kenapa sih si kecil kita harus diimunisasi Mom and Dad? Setidaknya ada 5 alasan mengapa anak kita perlu diberikan vaksinasi atau imunisasi:
➤ sistem imun tubuh si kecil yang belum smepurna sehingga membutuhkan vaksninasi agar di kemudian hari dapat melawankuman yang masuk ke dalam tubuhnya.
➤ vaksinasi memperkuat sistem imun si kecil
➤ vaksinaso dapat menghidarkan si kecil dari tertular penyakit yang membahayakan
➤ vaksinasi tidak hanya melindungi si kecil tapi juga semua orang di sekitarnya.
➤ melakukan imunisasi berarti menghemat waktu dan biaya.
Dampak Vaksinasi: Herd Immunity
Sebelumnya Mom Dad semua pasti pernah mendengar istilah "herd immunity", ini istilah yang viral juga nih di masa pandemi Covid 19. Nah apas sih sebenarnya herd immunity itu? Seperti sekilas disampaikan tadi bahwa peningkatan cakupan imunisasi yang lebih luas dalam suatu society dapat menciptkan kekebalan kelompok (herd immunity).
Konsep herd immunity atau kekebalan kelompok dalam konteks imunisasi adalah konsep yang biasa digunakan dan bukan hanya sebatas teori. Kebalnya sebagian besar sasaran dari suatu populasi melalui imunisasi, secara tidak langusng akan turut memberikan perlindungan bagi kelompok usia lainnya.
Jadi, bila ada satu atau sejumlah kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) di masyarakat, maka penyakit tersebut tidak akan menyebar dengan cepat sehingga Kejadian Luas Biasa (KLB) atau wabah dapat dicegah.
Perlu dicatat bahwa kekebalan kelompok ini hanya dapat terbentuk apabila cakupan imunisasi pada sasaran tinggi dan merata di seluruh wilayah. Jadi sangat penting memastikan cakupan yang tinggi dan merata dalam proses imunisasi guna membentuk kekebalan kelompok. Hal yang juga penting untuk diketahui bahwa upaya pencegahan penyakit melalui imunisasi, sejatinya akan jauh lebih hemat biasaua ketimbang jika harus dilakukan upaya pengobatan.
Jadwal Imunisasi
Naah setelah tahu pentingnya imunisasi untuk si kecil, sekarang yok kita pantengin jadwal imunisasi yang direkomendasikan sama IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) untuk anak umur 0-18 tahun. Lengkapnya bisa dilihat di tabel berikut ya (sumber: (http:// idai.or.id/publicarticles/klinik/imunisasi/jadwal-imunisasi-anak-idai.html)
Nah gimana cara membaca jadwal tersebut?
Untuk membaca kolom umur: misal 2 berarti umur 2 bulan (60 hari) s.d. 2 bulan 29 hari (89 hari). Sedangkan untuk warna: Warna biru = Primer , warna kuning muda = Catch-up, warna merah muda = Booster , sedangkan warna orange/jingga = Daerah Endemis.
Vaksin primer ini wajib diberikan kepada si kecil. Sebagian besar merupakan vaksin untuk balita. Nah Catch up vaksin meripakan vaksin kejar guna melengkapi yang tertinggal. Vaksin booster guna memaksimalkan fungsi dan manfaat vaksin sehingga perlu dilakukan lagi pada usia-usia tertentu. Nah selain itu ada beberapa jenis vaksin tambahan yang bisa diberikan untuk menjaga kesehatan sehari-hari dan menghindari satu penyakit seperti vaksin influenza misalnya.
Saat ini ada sekitar 12-15 jenis vaksin yang direkomendasikan oleh IDAI. Selain itu sangat penting untuk mengetahui dan membaca keterangan dari jadwal masing-masing vaksinasi tersbut. Apa sajakah?
- Vaksin hepatitis B (HB) monovalen:
Sebaiknya diberikan kepada bayi segera setelah lahir sebelum berumur 24 jam, didahului penyuntikan vitamin K1 minimal 30 menit sebelumnya. Bayi dengan berat lahir kurang dari 2000g, imunisasi hepatitis B sebaiknya ditunda sampai berumur 1 bulan atau lebih, kecuali ibu HBsAg positif dan bayi bugar berikan imunisasi HB segera setelah lahir tetapi tidak dihitung sebagai dosis primer. Bayi lahir dari ibu HBsAg positif, segera berikan vaksin HB dan imunoglobulin hepatitis B (HBIg) pada ekstremitas yang berbeda, maksimal dalam 7 hari setelah lahir. Imunisasi HB selanjutnya diberikan bersama DTwP atau DTaP.
- Vaksin polio 0 (nol):
Sebaiknya diberikan segera setelah lahir. Apabila lahir di fasilitas kesehatan berikan bOPV-0 saat bayi
pulang atau pada kunjungan pertama. Selanjutnya berikan bOPV atau IPV bersama DTwP atau DTaP. Vaksin IPV minimal diberikan 2 kali sebelum berumur 1 tahun bersama DTwP atau DTaP.
- Vaksin BCG:
Sebaiknya diberikan segera setelah lahir atau segera mungkin sebelum bayi berumur 1 bulan. Bila berumur 3 bulan atau lebih BCG diberikan bila uji tuberkulin negatif. Bila uji tuberkulin tidak tersedia, BCG dapat diberikan. Bila timbul reaksi lokal cepat pada minggu pertama dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk diagnosis tuberkulosis.
- Vaksin DPT:
Dapat diberikan mulai umur 6 minggu berupa vaksin DTwP atau DTaP. Vaksin DTaP diberikan pada umur 2, 3, 4 bulan atau 2, 4, 6 bulan. Booster pertama diberikan pada umur 18 bulan. Booster berikutnya diberikan pada umur 5 - 7 tahun atau pada program BIAS kelas 1. Umur 7 tahun atau lebih menggunakan vaksin Td atau Tdap. Booster selanjutnya pada umur 10 – 18 tahun atau pada program BIAS kelas 5. Booster Td diberikan setiap 10 tahun
- Vaksin pneumokokus (PCV):
Diberikan pada umur 2, 4 dan 6 bulan dengan booster pada umur 12 -15 bulan. Jika belum diberikan pada umur 7-12 bulan, berikan PCV 2 kali dengan jarak 1 bulan dan booster setelah umur 12 bulan dengan jarak 2 bulan dari dosis sebelumnya. Jika belum diberikan pada umur 1- 2 tahun berikan PCV 2 kali dengan jarak minimal 2 bulan. Jika belum diberikan pada umur 2-5 tahun, PCV10 diberikan 2 kali dengan jarak 2 bulan, PCV13 diberikan 1 kali
- Vaksin rotavirus monovalen:
- Vaksin rotavirus pentavalen:
- Vaksin influenza:
- Vaksin MR / MMR :
diberikan MMR. Umur 18 bulan berikan MR atau MMR. Umur 5 – 7 tahun berikan MR (dalam program BIAS kelas 1) atau MMR.
- Vaksin Japanese encephalitis (JE):
- Vaksin Varisela:
Diberikan mulai umur 12 – 18 bulan. Pada umur 1 – 12 tahun diberikan 2 dosis dengan interval 6 minggu sampai 3 bulan. Umur 13 tahun atau lebih dengan interval 4 sampai 6 minggu
- Vaksin hepatitis A:
Diberikan 2 dosis mulai umur 1 tahun, dosis ke-2 diberikan 6 bulan sampai 12 bulan kemudian
- Vaksin tifoid polisakarida:
Diberikan mulai umur 2 tahun dan diulang setiap 3 tahun
- Vaksin human papiloma virus (HPV):
Diberikan pada anak perempuan umur 9 – 14 tahun 2 kali dengan jarak 6 – 15 bulan (atau pada program BIAS kelas 5 dan 6). Umur 15 tahun atau lebih diberikan 3 kali dengan jadwal 0,1,6 bulan (vaksin bivalen) atau 0,2,6 bulan (vaksin quadrivalent).
- Vaksin dengue:
Diberikan pada anak umur 9 – 16 tahun dengan seropositif dengue yang dibuktikan adanya riwayat pernah dirawat dengan diagnosis dengue (pemeriksaan antigen NS-1 dan atau uji serologis IgM/IgG antidengue positif) atau dibuktikan dengan pemeriksaan serologi IgG anti dengue positif.
Lalu Bagaimana Jika Imunisasi Terlambat/Tidak Teratur?
Kapan Anak tidak boleh divaksin?
Lalu bagaimana dengan anak yang sakit?
Reaksi setelah Vaksinasi
Lebih dari 1 Vaksin dalam Waktu Bersamaan
Tips Melakukan Imunisasi di Masa Pandemi
Nah gimana dengan imunisasi di masa pandemi. Wajar sekali jika masa pandemi membuat kita sangat berhati-hati terlebih saat harus mengunjungi fasilitas kesehatan. Mungkin banyak orang tua yang skip jadwal imunisasi anak karena tterkendala pandemi. Nah seharusnya proses vaksinasi anak tetap berjalan sesuai jadwal namun demikian untuk yang skip kita bisa segera cacth up.
Supaya tidak was-was dan vaksinasi tetap bisa kita berikan sesuai jadwal kita bisa tetap lakukan vaksinasi dengan memperhatikan prosedur dan protokol khusus selama pandemi. Menjaga jarak dan higienitas selama berada di fasilitas kesehatan.
Setidaknya untuk menyiapkan kunjungan vaksinasi ke fasilitas kesehatan kita perlu memperhatiakn hal-hal berikut:
➢ Periksa kondisi si kecil, pastikan anak dalam kondisi sehat sebelum melakukan kunjungan.
➢ Batasi jumpah pendamping saat kunjungan vaksinasi anakdi fasilitas pelayanan kesehatan. Misalnya cukup hanya Ibu atau Ayahnya saja, jika tidak bisa salah satu maka Ibu dan Ayahnya saja. Untuk sementara yang biasanya membawa serta baby sitter sebaiknya tidak perlu didampingi mereka.
➢ Selalu kenakan masker dan perhatikan tata cara dan etika batuk dan bersin.
➢ Akan lebih baik jika kita mengunjungi fasilitas kesehatan yang sudah memiliki fasilitas yang memisahkan antara pasien sehat dan pasien sakit. Pada kondisi seperti saat ini rasanya, rumah sakit sudah mulai menerapkan pemisahan seperti ini ya.
➢ Saat menunggu giliran, perhatikan jarak aman di ruang tunggu.
➢ Jika ruang tunggu terlihat penuh, tunggu aja di mobil hingga tiba giliran vaksinasi. Tentu saja setelah proses pendaftaraan dan administrasi kita selesaikan terlebih dahulu.
➢ Selalu cuci tangan dengan benar selama dan setelah selesai keperluan di fasilitas kesehatan.
➢ Setelah vaksinasi dilakukan, tunggu sekitar 30 menit untuk memantau reaksi yang mungkin terjadi. Jadi sebaiknya tidak langsung pulang ya Moms. Antisipasi ini dilakukan agar kita tidak kerepotan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Bagaimana setelah kembali ke rumah?
➢ Ganti baju anak dan pendamping segera setelah sampai ke rumah, sebaiknya kita juga segera mandi dan mengganti pakaian.
➢ Rendam dan cuci pakaian pendamping dan anak yang digunakan saat kunjungan.
Tips Sebelum Membawa si Kecil Imunisasi dan Membuat Mereka Nyaman
Ada beberapa tips sederhana yang bisa dilakukan sebelum membawa si kecil imunisasi agar imunisasi berjalan lancar. Yuk disimak!
➢ Biasakan untuk membaca informasi tentang vaksin yang akan diberikan dokter. Jadi jangan kosong sekali ya kepala kita. Bekali diri dulu Moms.
➢ Nah catat pertanyaan atau keluhan yang nanti akan kita sampaikan ke dokter.
➢ Jangan lupa membawa buku vaksinasi anak tentunya.
➢ Bawakan mainan atau benda favorit si kecil untuk menemaninya selama imunisasi. Menunggu itu menjemukan Moms, jadi bantu si kecil lebih relax saat harus menunggu antriannya.
➢ Kita juga perlu memberikan penjelasan secara sederhana kepada si kecil bahwa vaksin akan membuatnya lebih sehat dan tidak perlu merasa takut sakit.
Hmm boleh deh ditonton video Youtube berikut yang dibuat (sendiri) oleh Trio saya dan teman-temannya soal imunisasi atau vaksin. Sebentar dan tidak sakit katanya. Cuss enjoy yaa.
Imunisasi Kejar dan Imunisasi Ganda
Nah soal imunisasi kejar atau catch up immunization, ternyata merupakan salah satu strategi yang dianjurkan untuk meningkatkan cakupan vaksinasi dalam rangka membentuk kekebalan kelompok seperti yang sudah kita bahas sebelumnya.
Imunisasi kejar atau catch up immunization adalah upaya melanjutkan vaksinasi yang tertunda pada individu yang memnuhi syarat (sesuai anjuran usia pada jadwal imunisasi).
Dalam hal ini WHO merekomendasikan untuk merencanakan imunisasi kejar sesegera mungkin antara lain dengan melakukan imunisasi kejar bersamaan dengan pelayanan kesehatan rutin. Hal ini sangat penting untuk kelanjutan program imunisasi itu sendiri.
Pelaksanaan imunisasi kejar diutamakan bagi pencegahan beberapa Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) yang rentan mewabah seperti campak, polio, difteri dan yellow fever.
Sedangkan multiple injection atau imunisasi ganda adalah pemberian lebih dari satu jenis imunisasi dalam satu kali kunjungan yang bermanfaat untuk mempercepat perlindungan kepada anak, meningkatkan efisiensi pelayanan dan orang tua tidak perlu datang ke fasilitas kesehatan berulang kali.
Pemberian imunisasi ganda sudah terbukti aman, efektif dan tidak meningkatkan risiko efek samping atau KIPI pada anak. Ketidaknyamanan akibat rasa nyeri suntikan ketika diberikan imunisasi ganda hanya akan dirasakan dalam waktu singkat.
Dalam kondisi pandemi seperti saat ini, vaksin kombinasi juga cukup penting dan bisa menjadi solusi. Vaksin kombinasi merupakan gabungan beberapa komponen vaksin ke dalam satu vaksin untuk mencegah lebih dari 1 jenis penyakit. Vaksin kombinasi berpotensi dapat mengurangi jumlah suntikan dan jumlah kunjungan orang tua/ pengasuh ke fasilitas kesehatan yang secara obyektif dapat mengurangi risiko paparan infeksi juga.
Ada beberapa kelebihan dari vaksinasi kombinasi. Diantaranya vaksin kombinasi dapat berpotensi meningkatkan cakupan imunisasi, mengejar peningkatan cakupan khusus nya bagi anak-anak yang tertinggal jadwal imunisasinya, mengurangi biaya pengiriman dan penyimpanan vaksin, mengurangi biaya kunjungan vaksinasi pasien, serta menyederhanakan jadwal imunisasi untuk program pengenalan vaksin-vaksin baru.
Hm gimana Mom dan Dad?, ulasan seputar vaksinasi anak ini bermanfaat banget kan ya? Yuk kita sharing dan edukasi sesama orang tua akan pentingnya vaksinasi. Pandemi Covid 19 masih berlangsung, kita tal boleh lalai dengan protokol kesehatan. Beban pandemi tidak perlu kita tambah dengan beban wabah PD3I tadi yaa. jadi Yook buruan lengkapi vaksinasi anak-anak kita yang tertunda.
Sepanjang mematuhi protokol kesehatan, kita tetap bisa dengan aman berkunjung ke fasilitas kesehatan untuk vaksinasi si kecil kok. Jangan lupa pastikan kelengkapannya termasuk dosis booster. Agar lebih optimal dosis booster harus diberikan tepat waktu.
Jadi siapkan untuk #LindungikuLindungimu dengan mengawal pemberian vaksin anak-anak kita sampai lengkap. Semangat sehat semuanya. Untuk selalu update informasi seputar vaksin, kamu bisa follow instagram @kenapaharusvaksin, klik aja ya dan cuss follow.
Anak-anak saya dulu juga imunisasi lengkap sampai usia 18 bulan aja, sesuai yang ada di buku KIA. Komplet jadwal imunisasi di buku KIA, ya sudah nggak cari tahu soal vaksin lagi, tapi ternyata masih ada juga ya vaksin untuk anak-anak.
ReplyDeleteSekarang makin banyak ya jenisnya untuk imunisasi anak sampai usia 18 bulan ini, beda dengan jaman anak-anak saya dulu. Tentu ini sebagai upaya lebih lagi untuk menjaga kesehatan generasi mendatang
Wow, lengkap benar ulasan tentang vaksinnya, Mbak Ophi :D Kalau anak2ku sih ya alhamdulillaah sudah lengkap vaksin wajibnya, termasuk yang direkomendasikan oleh dokter. Buku catatannya juga ada di lemari. Hati tenang ya, semoga terhindar dari penyakut2 berbahaya aamiin.
ReplyDeleteAnakku ada jadwal vaksin sekali lagi hanya udah terlewat karena taun lalu masih takut sekali tapi baca ini jadi mau lanjut aja
ReplyDeleteHaddduh..buku imunisasi anak2ku entah pada di mana :D
ReplyDeleteBacA ini jadi kepikiran deh mbak Opphi hihi
Sampai usia balita, vaksin anak2ku uda komplet
Tapi yg selanjutnya biasanya dikasih di sekolah
dan uda setahun ini kan kita daring
jangan2 jadi ada yg terlewat
Mba ophiii aku baru tau klo bayi prematur divaksin setelah 2 bulan yaa.. noted. Oia itu meja kerjanya unyu2 😍 salah fokussss...
ReplyDeleteBtw, vaksin ini jadi salah satu ikhtiar aku juga. Semua divaksin.. mudah2an sehat semuanyaaa ya
Buat aku wajib banget vaksin ke anak. Tapi ada tetanggaku yang milih ga vaksinkan anaknya. Padahal mnurutku itu ikhtiar buat jaga kesehatan
ReplyDeletewah senang sekali ya mbak bisa ikutan acara bermanfaat seperti ini
ReplyDeleteJadi tahu banget soal vaksin
Dan bagiku vaksin itu penting, agar kekebalan tubuh anak terjaga
Aku juga termasuk mama yang rempong dengan jadwal vaksin, Ophie, karena paham pentingnya mencegah daripada mengobati
ReplyDeleteDan untuk bayi - balita - ya jangan coba coba menyalahi aturan yang udah diterapkan. Salah dikiiit aja fatal!
Berbagi pengalaman dikit ya, adikku itu bukan anti vaksin tapi bayi dikasih madu dan teh manis udah dari kecil, alhasil sempat diare terus menerus dan kalo kulihat sekarang, istilahnya stunting ya? Jadi pertumbuhannya kurang optimal.
So, menyalahi aturan dikit aja - kasian berdampak ke anak ya Ophie
Memberikan anak vaksin merupakan salah satu ikhtiar untuk menjaga kesehatan si kecil ya mbk. Yang bikin aku sedih, buku jadwal vaksin anakku hilang pas pindahan huhu.
ReplyDeleteSemoga anak anak kita sehat selalu ya mbkkk
Sebenarnya saya sedikit ragu untuk vaksin anak di masa pandemi ini, tp setelah baca artikel nya mba, jd mikir lagi
ReplyDeleteinformasi seperti ini harus banget orangtua terutama ibu ketahui ya, semua tentang vaksinasi agar lebih paham dan tau manfaatnya
ReplyDeleteHarus paham banget dgn serba serbi vaksinasi ini ya Mak
ReplyDeleteJangan abai
ortu jaman now kudu bijak, demi anak sehaaatt
Ternyata dengan vaksin, bisa memberikan perlindungan juga ketika diberi antibiotik yaa... Vaksin ini memang pro-kontra.
ReplyDeleteSemoga usaha pemerintah untuk mengedukasi masyarakat bisa berjalan dengan baik dan anak Indonesia sehat bebas penyakit.
Ternyata banyak juga ya jenis vaksin. Ini salah bentuk ikhtiar dan bentuk cinta orang tua ke anak. Ilmu nih buatku kalau punya anak nanti. Terimakasih sharing nya, Mbak 😃
ReplyDeleteNah memberikan vaksin itu bukti cinta kita sebagai orang tua pada anak-anak. Aku sampai punya dua catatan di rumah dan kantor karena waktu itu masih kerja. Jadi agar nggak lupa dengan jadwal vaksin anak-anak gitu. Aku juga gak peduli lha sama orang yang anti vaksin asal bukan saudara atau tetangga atau teman. Tapi alhamdulilah di circle ku semua peduli dengan vaksinasi untuk anaknya
ReplyDeleteAku gak mau nanti anakku kenapa-kenapa. Jadi ya harus punya suami yang pro vaksin juga. Gak kebayang kita pro tapi dia gak. Kasihan anak kalau gak dapat haknya untuk sehat
ReplyDeleteIni sih harus ngecek Buku KIA anakku, sampe lupa kapan terakhir vaksin, karena saya sendiri adalah ibu yang pro vaksin. tagar #LindungikuLindungimu ini cocok banget dah pokoknya, makasih ya remindernyaa..
ReplyDeleteaku pun vaksin anakkku tapi yang booster belum ini
ReplyDeleteduh ternyata penting banget vaksinasi
emang penting banget jangan sampai nyesal karena gak vaksin buat anak kita semua
Semoga edukasi lewat postingan blog gini bisa turut mendukung capaian vaksinasi pada anak yaa mbak. Tahu sendiri kan, sampai sekarang masih banyak yang anti-vaksin
ReplyDeleteAku termasuk orang tua yang harus kejar imunisasi anak yang banyak ketinggalan nih. Sejak pandemi was-was mau bawa bayi ke faskes. Sambil masih memantau faskes yang bisa booking jadwal vaksin biar gak ketemu banyak orang.
ReplyDeleteAnak bulu aja harus divaksin apalagi anak beneran yaaa. Aku termasuk yang pro vaksin mbak, karena bisa mempengaruhi tumbuh kembang anak ke depannya.
ReplyDeleteKalau baca jadwal IDAI terbaru anakku yang besar udah waktunya vaksin HPV dan booster TD, nih. Makasih infonya ya, Mbak. Kalau anak udah di atas 7 tahun itu biasanya suka abai samaa jadwal imunisasi jadi lupa kalau masih adaa booster yang harus dilakukan.
ReplyDeleteSemoga semakin banyak yg sadar utk melakukan vaksinasi setelah membaca postingan ini.
ReplyDeleteMencegah lebih baik dari pada mengobati... Makasih informasi nya bu dok...
ReplyDelete