101 Vaksinasi: Kupas Tuntas Vaksinasi Anak

Apa kabar Sahabat Mom of Trio? Semoga semua dalam kondisi sehat. Semangat sehat selalu yaa. So far gimana yang sedang menjalankan ibadah ramadan? Semoga lancar. Amiin. By the way sudah pada tahu belum ya kalau minggu  terakhir bulan April diperingati sebagai "World  Immunisation  Week", pekan imunisasi sedunia.  


Nah khusus di tahun 2021 ini, perayaan pekan imunisasi sedunia diperingati dengan tema dan tujuan khusus nih yakni meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksinasi di era Covid-19 dengan cara #LindungikuLindungimu.

Hmm Lindungiku Lindungimu. Maksudnya apa ya?

Jadi vaksinasi itu tidak semata hanya melindungi orang yang divaksinasi tapi sesungguhnya juga telah memberikan perlindungan bagi orang-orang lain di sekitarnya. Kalau kata Sissy Pricilia,  -Artis & Mom- Vaksinasi itu merupakan tanda cinta. Karena kita tidak hanya mencintai diri sendiri dengan melindungi diri dari berbagai ancaman penyakit namun juga usaha untuk melindungi orang-orang yang kita sayangi dan lingkungan kita secara keseluruhan.

Eh kok mengutip Sissy? Iyes akhir April kemarin aku mengikuti Webinar Pekan Imunisasi Sedunia yang diselenggarakan oleh "Kenapa Harus Vaksin" dan "The Asian Parent"  yang dibawakan dengan seru sama Sissy sebagai Host. Webinar penuh manfaat ini mengupas 101 Vaknsinasi.  Dr Atilla Dewanti sebagai narasumber mengupas tuntas tentang vaksinasi anak. Semacam A to Z soal vaksinasi yang mungkin kita selama ini belum terinformasi secara komprehensif atau bahkan ternyata mispersepsi soal hal-hal tertentu. 




Hmm kadang para Ibu dan orang tua pada umumnya hanya concern soal vaksinansi di tahun-tahun awal usia anak-anaknya. Padahal ada jenis imunisasi yang harus diulang (booster) di usia tertentu agar tetap makmsimal manfaat dan fungsinya. Selain itu perkembangan seputar vaksinasi semakin dimanis terlebih di masa pandemi seperti saat ini. Wajib banget nih para Mom and Dad mengupdate pengetahuan seputar vaksinasi ini.



Kenapa Harus Vaksin

Kita tidak bisa menghindari bahwa masih ada kontroversi diluar sana soal vaksinasi. Namun setidaknya kita bisa membekali diri dengan pengetahuan yang memadai sehingga kita bisa lebih yakin dengan pilihan kita. Kita setidaknya paham bahwa vaksinasi itu penting.  Kalau saya pribadi menyebutnya sebagai bentuk "Ikhtiar" - usaha. Iyes, yakin banget bahwa segala sesuatu di dunia ini sudah ada skenarionya dari Sang Maha Sutradara.  Tapi Sang Maha Kuasa juga mengaruniai kita akal dan fisik untuk mau berusaha yang terbaik bagi diri kita. Tawakkal itu sendiri harus dilakukan dengan tetap berikhtiar, Yes! 

Jadi saya memilih untuk berusaha mencegah dan menjaga diri dan keluarga dengan kemampuan saya. Vaksinasi salah satunya. Kalau mau dicari alasannya kenapa Vaksinasi penting? kenapa harus vaksin? setidaknya kita bisa melihat beberapa alasan berikut:

Mencegah Kematian

Sahabat Mom of Trio sudah terinfo belum kalau vaknsinasi dapat mecegah kematian terutama akibat penyakit-penyakit berat. Faktanya 2-3 juta kematian dapat dicegah dengan imunisasi. Sepenting itu yaa.

Mencegah Penyakit

So far vaksin diclaim dapat mencegah lebih dari 26 jenis penyakit lho. Ini tentu saja masih akan berkembang, dengan perkembangan ilmu dan teknologi di bidang kedokteran dan juga tantangan munculnya jenis penyakit baru yang mengancam manusia.

Mengurangi Resistensi Antibiotic

 Vaksinasi dapat membantu membatasi atau mengurangi terjadinya resistensi antibiotic karena dapat mencegah penyakit pada tahap awal.

Menyelamatkan Orang

In the end, ketika vaksinasi bisa dijalankan dan meningkat cakupannya secara worldwide atau secara global, maka diharapkan imunisasi dapat menyelamatkan lebih dari 1,5 juta orang setiap tahunnya. Sebuah usaha yang siginifikan bukan? Sejalan dengan tema yang tadi sudah disampaikan Lindungku untuk Lindungimu juga. #LindungikuLindungimu.



101 Vaksinasi Anak

Nah saatnya mengupas A to z seputar vaksinasi, terutama vaksinansi bagi anak-anak nih! Stay tune yaa, jangan kemana-mana. Kita lanjut lagi nih materinya makin seru!

Mengapa Anak Harus divaksin?

Nah sekarang kenapa sih si kecil kita harus diimunisasi Mom and Dad? Setidaknya ada 5 alasan mengapa anak kita perlu diberikan vaksinasi atau imunisasi:

➤ sistem imun tubuh si kecil yang belum smepurna sehingga membutuhkan vaksninasi agar di kemudian hari dapat melawankuman yang masuk ke dalam tubuhnya.

➤ vaksinasi memperkuat sistem imun si kecil

➤ vaksinaso dapat menghidarkan si kecil dari tertular penyakit yang membahayakan

➤ vaksinasi tidak hanya melindungi si kecil tapi juga semua orang di sekitarnya.

➤ melakukan imunisasi berarti menghemat waktu dan biaya.

Dampak Vaksinasi: Herd Immunity

Sebelumnya Mom Dad semua pasti pernah mendengar istilah "herd immunity", ini istilah yang viral juga nih di masa pandemi Covid 19. Nah apas sih sebenarnya herd immunity itu? Seperti sekilas disampaikan tadi bahwa peningkatan cakupan imunisasi yang lebih luas dalam suatu society dapat menciptkan kekebalan kelompok (herd immunity).

Konsep herd immunity atau kekebalan kelompok dalam konteks imunisasi adalah konsep yang biasa digunakan dan bukan hanya sebatas teori. Kebalnya sebagian besar sasaran dari suatu populasi melalui imunisasi, secara tidak langusng akan turut memberikan perlindungan bagi kelompok usia lainnya.

Jadi, bila ada satu atau sejumlah kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) di masyarakat, maka penyakit tersebut tidak akan menyebar dengan cepat sehingga Kejadian Luas Biasa (KLB) atau wabah dapat dicegah.

Perlu dicatat bahwa kekebalan kelompok ini hanya dapat terbentuk apabila cakupan imunisasi pada sasaran tinggi dan merata di seluruh wilayah. Jadi sangat penting memastikan cakupan yang tinggi dan merata dalam proses imunisasi guna membentuk kekebalan kelompok. Hal yang juga penting untuk diketahui bahwa upaya pencegahan penyakit melalui imunisasi, sejatinya akan jauh lebih hemat biasaua ketimbang jika harus dilakukan upaya pengobatan.

Jadwal Imunisasi

Naah  setelah tahu pentingnya imunisasi untuk si kecil, sekarang yok kita pantengin jadwal imunisasi yang direkomendasikan sama IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) untuk anak umur 0-18 tahun. Lengkapnya bisa dilihat di tabel berikut ya (sumber: (http:// idai.or.id/publicarticles/klinik/imunisasi/jadwal-imunisasi-anak-idai.html)


Nah gimana cara membaca jadwal tersebut?

Untuk membaca kolom umur: misal 2 berarti umur 2 bulan (60 hari) s.d. 2 bulan 29 hari (89 hari). Sedangkan untuk warna: Warna biru = Primer , warna kuning muda  = Catch-up, warna merah muda = Booster , sedangkan warna orange/jingga  = Daerah Endemis. 

Vaksin primer ini wajib diberikan kepada si kecil. Sebagian besar merupakan vaksin untuk balita. Nah Catch up vaksin meripakan vaksin kejar guna melengkapi yang tertinggal.  Vaksin booster guna memaksimalkan fungsi dan manfaat vaksin sehingga perlu dilakukan lagi pada usia-usia tertentu. Nah selain itu ada beberapa jenis vaksin tambahan yang bisa diberikan untuk menjaga kesehatan sehari-hari dan menghindari satu penyakit seperti vaksin influenza misalnya. 




Saat ini ada sekitar 12-15 jenis vaksin yang direkomendasikan oleh IDAI. Selain itu sangat penting untuk mengetahui dan membaca keterangan dari jadwal masing-masing vaksinasi tersbut. Apa sajakah? 

  • Vaksin hepatitis B (HB) monovalen:

Sebaiknya diberikan kepada bayi segera setelah lahir sebelum berumur 24 jam, didahului penyuntikan vitamin K1 minimal 30 menit sebelumnya. Bayi dengan berat lahir kurang dari 2000g, imunisasi hepatitis B sebaiknya ditunda sampai berumur 1 bulan atau lebih, kecuali ibu HBsAg positif dan bayi bugar berikan imunisasi HB segera setelah lahir tetapi tidak dihitung sebagai dosis primer. Bayi lahir dari ibu HBsAg positif, segera berikan vaksin HB dan imunoglobulin hepatitis B (HBIg) pada ekstremitas yang berbeda, maksimal dalam 7 hari setelah lahir. Imunisasi HB selanjutnya diberikan bersama DTwP atau DTaP.

  • Vaksin polio 0 (nol): 

Sebaiknya diberikan segera setelah lahir. Apabila lahir di fasilitas kesehatan berikan bOPV-0 saat bayi
pulang atau pada kunjungan pertama. Selanjutnya berikan bOPV atau IPV bersama DTwP atau DTaP. Vaksin IPV minimal diberikan 2 kali sebelum berumur 1 tahun bersama DTwP atau DTaP.

  • Vaksin BCG: 

Sebaiknya diberikan segera setelah lahir atau segera mungkin sebelum bayi berumur 1 bulan. Bila berumur 3 bulan atau lebih BCG diberikan bila uji tuberkulin negatif. Bila uji tuberkulin tidak tersedia, BCG dapat diberikan. Bila timbul reaksi lokal cepat pada minggu pertama dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk diagnosis tuberkulosis.

  • Vaksin DPT: 

Dapat diberikan mulai umur 6 minggu berupa vaksin DTwP atau DTaP. Vaksin DTaP diberikan pada umur 2, 3, 4 bulan atau 2, 4, 6 bulan. Booster pertama diberikan pada umur 18 bulan. Booster berikutnya diberikan pada umur 5 - 7 tahun atau pada program BIAS kelas 1. Umur 7 tahun atau lebih menggunakan vaksin Td atau Tdap. Booster selanjutnya pada umur 10 – 18 tahun atau pada program BIAS kelas 5. Booster Td diberikan setiap 10 tahun

  • Vaksin pneumokokus (PCV): 

Diberikan pada umur 2, 4 dan 6 bulan dengan booster pada umur 12 -15 bulan. Jika belum diberikan pada umur 7-12 bulan, berikan PCV 2 kali dengan jarak 1 bulan dan booster setelah umur 12 bulan dengan jarak 2 bulan dari dosis sebelumnya. Jika belum diberikan pada umur 1- 2 tahun berikan PCV 2 kali dengan jarak minimal 2 bulan. Jika belum diberikan pada umur 2-5 tahun, PCV10 diberikan 2 kali dengan jarak 2 bulan, PCV13 diberikan 1 kali

  • Vaksin rotavirus monovalen: 

Diberikan 2 kali, dosis pertama mulai umur 6 minggu, dosis kedua dengan interval minimal 4 minggu, harus selesai pada umur 24 minggu

  • Vaksin rotavirus pentavalen: 

Diberikan 3 kali, dosis pertama 6-12 minggu, dosis kedua dan ketiga dengan interval 4 sampai 10 minggu, harus selesai pada umur 32 minggu.

  • Vaksin influenza: 

Diberikan mulai umur 6 bulan, diulang setiap tahun. Pada umur 6 bulan sampai 8 tahun imunisasi pertama 2 dosis dengan interval minimal 4 minggu. Umur > 9 tahun, imunisasi pertama 1 dosis.

  • Vaksin MR / MMR : 

Pada umur 9 bulan berikan vaksin MR. Bila sampai umur 12 bulan belum mendapat vaksin MR, dapat
diberikan MMR. Umur 18 bulan berikan MR atau MMR. Umur 5 – 7 tahun berikan MR (dalam program BIAS kelas 1) atau MMR.

  • Vaksin Japanese encephalitis (JE): 

Diberikan mulai umur 9 bulan di daerah endemis atau yang akan bepergian ke daerah endemis. Untuk perlindungan jangka panjang dapat diberikan booster 1 - 2 tahun kemudian.

  • Vaksin Varisela: 

Diberikan mulai umur 12 – 18 bulan. Pada umur 1 – 12 tahun diberikan 2 dosis dengan interval 6 minggu sampai 3 bulan. Umur 13 tahun atau lebih dengan interval 4 sampai 6 minggu  

  • Vaksin hepatitis A: 

Diberikan 2 dosis mulai umur 1 tahun, dosis ke-2 diberikan 6 bulan sampai 12 bulan kemudian

  • Vaksin tifoid polisakarida: 

Diberikan mulai umur 2 tahun dan diulang setiap 3 tahun

  • Vaksin human papiloma virus (HPV): 

Diberikan pada anak perempuan umur 9 – 14 tahun 2 kali dengan jarak 6 – 15 bulan (atau pada program BIAS kelas 5 dan 6). Umur 15 tahun atau lebih diberikan 3 kali dengan jadwal 0,1,6 bulan (vaksin bivalen) atau 0,2,6 bulan (vaksin quadrivalent).

  • Vaksin dengue: 

Diberikan pada anak umur 9 – 16 tahun dengan seropositif dengue yang dibuktikan adanya riwayat pernah dirawat dengan diagnosis dengue (pemeriksaan antigen NS-1 dan atau uji serologis IgM/IgG antidengue positif) atau dibuktikan dengan pemeriksaan serologi IgG anti dengue positif.




Selain mengetahui jadwal vaksin yang tidak kalah penting adalah rutin mengecek jadwal imunisasi si kecil agar jangan sampai ada yang skip. Setidaknya kita bisa tetap melakukan susulan/kejaran atau catch up jika ada jadwal imunisasi si kecil yang skip karena lupa mengecek jadwal.  berkonsultasi secara aktif kepada dokter anak kita juga akan sangat membantu.

Kelengkapan vaksin yang diberikan kepada si kecil sangat penting. Banyak penelitian di berbagai negara membuktikan bahwa bayi dan balita yang tidak diimunisasi lengkap tidak mempunyai kekebalan. Kondisi ini menyebabkan mereka mudah tertular penyakit sehingga akan mudah menderita sakit berat. Lebih jauh ada potensi untuk menularkan kepada anak-anak lain. Jika kondisi ini menyebar luas maka dapat terjadi wabah yang menyebabkan banyak cacat dan kematian.

Lalu Bagaimana Jika Imunisasi Terlambat/Tidak Teratur?


Dalam kasus ada jadwal imunisasi anak yang terlambat atau terlewat dan tidak teratur, kita tak perlu panik. Kita perlu perhatikan dan lakukan beberapa hal berikut:

➢ Segera lanjutkan imunisasi yang tertunda sesuai jadwal.
➢ Bila status imunisasi ragu/lupa: maka dianggap belum pernah diberikan dan vaksinasi tetap diberikan.
➢ interval (jarak) vaksin tetap atau tidak berubah
➢ tidak ada bukti pemberian vaksin akan merugikan penerima yang sudah imun.

Kapan Anak tidak boleh divaksin?

Dalam kasus tertentu memang dimungkinkan si kecil tidak boleh divaksin, yakni dalam kondisi sebagai berikut:

➢ Anak dengan keganasan (kanker) atau sedang menjalani kemoterapi.
➢ Anak yang sedang mengkonsumsi obat-obatan immunosupresi.
➢ Anak dengan riwayat alergi berat pada pemberian vaksinasi yang sama pada dosis sebelumnya.

Lalu bagaimana dengan anak yang sakit?





Anak yang sakit dengan gejala ringan tetap dapat doberikan vaksinasi meskipun sedag menderita: demam sub febris, gejala salesma (seperti batuk, pilek) dan diare. Vaksinasi tidak akan membuat penyakit anak bertambah parah. Anak yang sedang minum antibiotic juga boleh kok diberikan vaksinasi.

Lalu bagaimana dengan bayi prematur? Kapan boleh diberikan vaksin? Vaksinasi sebaiknya diberikan kepada bayi prematur saat sudah berusia 2 bulana tau beratnya lebih berat dari 2000 gram. Adapunjadwalnya tetap mengikuti jadwal imunisasi seperti biasa.

Reaksi setelah Vaksinasi

Demam yang terjadi pada anak setelah vaksinasi adalah hal yang wajar. Kadang kita terlalu khawatir saat anak tiba-tiba demam setelah vaksinasi. Padahal demam tersebut merupakan reaksi yang normal. Gejala demam menunjukkan bahwa vaksin tengah bekerja membentuk antibodi dalam tubuh. Umumnya reaksi ini akan menghilang dengan sendirinya dalam 24-36 jam. Dokter Atilla membolehkan juga jika kita ingin memberikan syrup penurun panas/demam pada anak saat mengalami hal tersebut. Untuk bayi dengan ASI, memberikan ASI juga dapat menurukan kejadian demam paska vaksinasi.




Sebaliknya jika tidak ada demam, kita juga tidak perlu khawatir bahwa vaksin tidak bekerja sebagaimana mestinya. Karena memang kondisi dan reaksi tubuh setiap anak terhadap vaksin berbeda. Sekali lagi demam tidak perlu dikhawatirkan dan tidak adanya demam bukan pertanda vaksin tidak bekerja. Ada beberapa jenis vaksin yang memang memiliki resiko demam tinggi setelah diberikan misalnya DTwp dan Campak.

Lebih dari 1 Vaksin dalam Waktu Bersamaan




Pertanyaan yang sering muncul dari para orang tua adalah apakah boleh memberikan vaksin untuk anak lebih dari 1jenis dalam waktu bersamaan? Nah jawabannya ternyata BOLEH. Semua jenis vaksin tanpa kecuali dapat diberikan bersamaan.  Caranya dengan melakukan imunisasi pada bagian tubuh yang berbeda. Misalnya jika yang satu pada lengan kiri, maka yang lainnya pada lengan kanan dan tentunya menggunakan alat suntik yang berbeda/berlainan.


Bila tidak diberikan secara bersamaan, jarak di antara 2 injeksi vaksin hidup yang dilemahkan adalah 28 hari sedangkan untuk vaksin mati tidak ada jarak khusus.

Waah sejujurnya, 101 vaksinasi ini bener-bener memberikan prespektif baru dan banyak buat saya. Semacam mengingatkan kembali hal-hal yang sudah lupa hahaha. Bahkan banyak informasi baru yang mungkin menjadi pertanyaan di benak banyak orang tua seputar vaksin yang mungkin bisa berasal dari berbagai informasi yang menyebar di jagat maya. Informasi ini makin meyakin bahwa vaksin aman untuk anak-anak kita.

Tips Melakukan Imunisasi di Masa Pandemi

Nah gimana dengan imunisasi di masa pandemi. Wajar sekali jika masa pandemi membuat kita sangat berhati-hati terlebih saat harus mengunjungi fasilitas kesehatan. Mungkin banyak orang tua yang skip jadwal imunisasi anak karena tterkendala pandemi. Nah seharusnya proses vaksinasi anak tetap berjalan sesuai jadwal namun demikian untuk yang skip kita bisa segera cacth up. 

Supaya tidak was-was dan vaksinasi tetap bisa kita berikan sesuai jadwal kita bisa tetap lakukan vaksinasi dengan memperhatikan prosedur dan protokol khusus selama pandemi. Menjaga jarak dan higienitas selama berada di fasilitas kesehatan.

Setidaknya untuk menyiapkan kunjungan vaksinasi ke fasilitas kesehatan kita perlu memperhatiakn hal-hal berikut:

➢  Periksa kondisi si kecil, pastikan anak dalam kondisi sehat sebelum melakukan kunjungan.

➢  Batasi jumpah pendamping saat kunjungan vaksinasi anakdi fasilitas pelayanan kesehatan. Misalnya cukup hanya Ibu atau Ayahnya saja, jika tidak bisa salah satu maka Ibu dan Ayahnya saja. Untuk sementara yang biasanya membawa serta baby sitter sebaiknya tidak perlu didampingi mereka.

➢ Selalu kenakan masker dan perhatikan tata cara dan etika batuk dan bersin.

➢ Akan lebih baik jika kita mengunjungi fasilitas kesehatan yang sudah memiliki fasilitas yang memisahkan antara pasien sehat dan pasien sakit. Pada kondisi seperti saat ini rasanya, rumah sakit sudah mulai menerapkan pemisahan seperti ini ya. 

➢ Saat menunggu giliran, perhatikan jarak aman di ruang tunggu.

➢ Jika ruang tunggu terlihat penuh, tunggu aja di mobil hingga tiba giliran vaksinasi. Tentu saja setelah proses pendaftaraan dan administrasi kita selesaikan terlebih dahulu.

➢ Selalu cuci tangan dengan benar selama dan  setelah selesai keperluan di fasilitas kesehatan.

➢ Setelah vaksinasi dilakukan, tunggu sekitar 30 menit untuk memantau reaksi yang mungkin terjadi. Jadi sebaiknya tidak langsung pulang ya Moms. Antisipasi ini dilakukan agar kita tidak kerepotan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Bagaimana setelah kembali ke rumah?

➢ Ganti baju anak dan pendamping segera setelah sampai ke rumah, sebaiknya kita juga segera mandi dan mengganti pakaian.

➢ Rendam dan cuci pakaian pendamping dan anak yang digunakan saat kunjungan.


Tips Sebelum Membawa si Kecil Imunisasi dan Membuat Mereka Nyaman 




Ada beberapa tips sederhana yang bisa dilakukan sebelum membawa si kecil imunisasi agar imunisasi berjalan lancar.  Yuk disimak!

➢ Biasakan untuk membaca informasi tentang vaksin yang akan diberikan dokter. Jadi jangan kosong sekali ya kepala kita. Bekali diri dulu Moms.

➢ Nah catat pertanyaan atau keluhan yang nanti akan kita sampaikan ke dokter.

➢ Jangan lupa membawa buku vaksinasi anak tentunya.

➢ Bawakan mainan atau benda favorit si kecil untuk menemaninya selama imunisasi. Menunggu itu menjemukan Moms, jadi bantu si kecil lebih relax saat harus menunggu antriannya.

➢ Kita juga perlu memberikan penjelasan secara sederhana kepada si kecil bahwa vaksin akan membuatnya lebih sehat dan tidak perlu merasa takut sakit.

Hmm boleh deh ditonton video Youtube berikut yang dibuat (sendiri) oleh Trio saya dan teman-temannya soal imunisasi atau vaksin.  Sebentar dan tidak sakit katanya. Cuss enjoy yaa.



Untuk membuat si kecil merasa lebih nyaman saat diimunisasi, pelukan dan sentuhan dari Moms bisa sangat berarti.  Pelukan dan sentuhan membuat mereka lebih tenang dan nyaman. Pelukan membuatnya tidak banyak bergerak saat dilakukan suntikan. Kondisi ini tentu saja akan membantu dokter atau petugas kesehatan mencapai area yang akan divaksin. Kita bisa menyesuaikan posisi pelukan dan sentuhan tergantung pada area mana yang akan disuntik, di lengan atau di paha.

Imunisasi Kejar dan Imunisasi Ganda

Nah soal imunisasi kejar atau catch up immunization, ternyata merupakan salah satu strategi yang dianjurkan untuk meningkatkan cakupan vaksinasi dalam rangka membentuk kekebalan kelompok seperti yang sudah kita bahas sebelumnya.

Imunisasi kejar atau catch up immunization adalah upaya melanjutkan vaksinasi yang tertunda pada individu yang memnuhi syarat (sesuai anjuran usia pada jadwal imunisasi).

Dalam hal ini WHO merekomendasikan untuk merencanakan imunisasi kejar sesegera mungkin  antara lain dengan melakukan imunisasi kejar bersamaan dengan pelayanan kesehatan rutin. Hal ini sangat penting untuk kelanjutan program imunisasi itu sendiri. 

Pelaksanaan imunisasi kejar diutamakan bagi pencegahan beberapa Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi  (PD3I) yang rentan mewabah seperti campak, polio, difteri dan yellow fever.

Sedangkan multiple injection atau imunisasi ganda adalah pemberian lebih dari satu jenis imunisasi dalam satu kali kunjungan yang bermanfaat untuk mempercepat perlindungan kepada anak, meningkatkan efisiensi pelayanan dan orang tua tidak perlu datang ke fasilitas kesehatan berulang kali.

Pemberian imunisasi ganda sudah terbukti aman, efektif dan tidak meningkatkan risiko efek samping atau KIPI pada anak. Ketidaknyamanan akibat rasa nyeri suntikan ketika diberikan imunisasi ganda hanya akan dirasakan dalam waktu singkat.

Dalam kondisi pandemi seperti saat ini, vaksin kombinasi juga cukup penting dan bisa menjadi solusi. Vaksin kombinasi merupakan gabungan beberapa komponen vaksin ke dalam satu vaksin untuk mencegah lebih dari 1 jenis penyakit. Vaksin kombinasi berpotensi dapat mengurangi jumlah suntikan dan jumlah kunjungan orang tua/ pengasuh ke fasilitas kesehatan yang secara obyektif dapat mengurangi risiko paparan infeksi juga.

Ada beberapa kelebihan dari vaksinasi kombinasi. Diantaranya vaksin kombinasi dapat berpotensi meningkatkan cakupan imunisasi, mengejar peningkatan cakupan khusus nya bagi anak-anak yang tertinggal jadwal imunisasinya, mengurangi biaya pengiriman dan penyimpanan vaksin, mengurangi biaya kunjungan vaksinasi pasien, serta menyederhanakan jadwal imunisasi untuk program pengenalan vaksin-vaksin baru.

Hm gimana Mom dan Dad?, ulasan seputar vaksinasi anak ini bermanfaat banget kan ya? Yuk kita sharing dan edukasi sesama orang tua akan pentingnya vaksinasi. Pandemi Covid 19 masih berlangsung, kita tal boleh lalai dengan protokol kesehatan. Beban pandemi tidak perlu kita tambah dengan beban wabah PD3I tadi yaa. jadi Yook buruan lengkapi vaksinasi anak-anak kita yang tertunda.

Sepanjang mematuhi protokol kesehatan, kita tetap bisa dengan aman berkunjung ke fasilitas kesehatan untuk vaksinasi si kecil kok. Jangan lupa pastikan kelengkapannya termasuk dosis booster. Agar lebih optimal dosis booster harus diberikan tepat waktu.

Jadi siapkan untuk #LindungikuLindungimu dengan mengawal pemberian vaksin anak-anak kita sampai lengkap. Semangat sehat semuanya. Untuk selalu update informasi seputar vaksin, kamu bisa follow instagram @kenapaharusvaksin, klik aja ya dan cuss follow.

24 comments

  1. Anak-anak saya dulu juga imunisasi lengkap sampai usia 18 bulan aja, sesuai yang ada di buku KIA. Komplet jadwal imunisasi di buku KIA, ya sudah nggak cari tahu soal vaksin lagi, tapi ternyata masih ada juga ya vaksin untuk anak-anak.

    Sekarang makin banyak ya jenisnya untuk imunisasi anak sampai usia 18 bulan ini, beda dengan jaman anak-anak saya dulu. Tentu ini sebagai upaya lebih lagi untuk menjaga kesehatan generasi mendatang

    ReplyDelete
  2. Wow, lengkap benar ulasan tentang vaksinnya, Mbak Ophi :D Kalau anak2ku sih ya alhamdulillaah sudah lengkap vaksin wajibnya, termasuk yang direkomendasikan oleh dokter. Buku catatannya juga ada di lemari. Hati tenang ya, semoga terhindar dari penyakut2 berbahaya aamiin.

    ReplyDelete
  3. Anakku ada jadwal vaksin sekali lagi hanya udah terlewat karena taun lalu masih takut sekali tapi baca ini jadi mau lanjut aja

    ReplyDelete
  4. Haddduh..buku imunisasi anak2ku entah pada di mana :D
    BacA ini jadi kepikiran deh mbak Opphi hihi
    Sampai usia balita, vaksin anak2ku uda komplet
    Tapi yg selanjutnya biasanya dikasih di sekolah
    dan uda setahun ini kan kita daring
    jangan2 jadi ada yg terlewat

    ReplyDelete
  5. Mba ophiii aku baru tau klo bayi prematur divaksin setelah 2 bulan yaa.. noted. Oia itu meja kerjanya unyu2 😍 salah fokussss...
    Btw, vaksin ini jadi salah satu ikhtiar aku juga. Semua divaksin.. mudah2an sehat semuanyaaa ya

    ReplyDelete
  6. Buat aku wajib banget vaksin ke anak. Tapi ada tetanggaku yang milih ga vaksinkan anaknya. Padahal mnurutku itu ikhtiar buat jaga kesehatan

    ReplyDelete
  7. wah senang sekali ya mbak bisa ikutan acara bermanfaat seperti ini
    Jadi tahu banget soal vaksin
    Dan bagiku vaksin itu penting, agar kekebalan tubuh anak terjaga

    ReplyDelete
  8. Aku juga termasuk mama yang rempong dengan jadwal vaksin, Ophie, karena paham pentingnya mencegah daripada mengobati

    Dan untuk bayi - balita - ya jangan coba coba menyalahi aturan yang udah diterapkan. Salah dikiiit aja fatal!

    Berbagi pengalaman dikit ya, adikku itu bukan anti vaksin tapi bayi dikasih madu dan teh manis udah dari kecil, alhasil sempat diare terus menerus dan kalo kulihat sekarang, istilahnya stunting ya? Jadi pertumbuhannya kurang optimal.

    So, menyalahi aturan dikit aja - kasian berdampak ke anak ya Ophie

    ReplyDelete
  9. Memberikan anak vaksin merupakan salah satu ikhtiar untuk menjaga kesehatan si kecil ya mbk. Yang bikin aku sedih, buku jadwal vaksin anakku hilang pas pindahan huhu.
    Semoga anak anak kita sehat selalu ya mbkkk

    ReplyDelete
  10. Sebenarnya saya sedikit ragu untuk vaksin anak di masa pandemi ini, tp setelah baca artikel nya mba, jd mikir lagi

    ReplyDelete
  11. informasi seperti ini harus banget orangtua terutama ibu ketahui ya, semua tentang vaksinasi agar lebih paham dan tau manfaatnya

    ReplyDelete
  12. Harus paham banget dgn serba serbi vaksinasi ini ya Mak
    Jangan abai
    ortu jaman now kudu bijak, demi anak sehaaatt

    ReplyDelete
  13. Ternyata dengan vaksin, bisa memberikan perlindungan juga ketika diberi antibiotik yaa... Vaksin ini memang pro-kontra.
    Semoga usaha pemerintah untuk mengedukasi masyarakat bisa berjalan dengan baik dan anak Indonesia sehat bebas penyakit.

    ReplyDelete
  14. Ternyata banyak juga ya jenis vaksin. Ini salah bentuk ikhtiar dan bentuk cinta orang tua ke anak. Ilmu nih buatku kalau punya anak nanti. Terimakasih sharing nya, Mbak 😃

    ReplyDelete
  15. Nah memberikan vaksin itu bukti cinta kita sebagai orang tua pada anak-anak. Aku sampai punya dua catatan di rumah dan kantor karena waktu itu masih kerja. Jadi agar nggak lupa dengan jadwal vaksin anak-anak gitu. Aku juga gak peduli lha sama orang yang anti vaksin asal bukan saudara atau tetangga atau teman. Tapi alhamdulilah di circle ku semua peduli dengan vaksinasi untuk anaknya

    ReplyDelete
  16. Aku gak mau nanti anakku kenapa-kenapa. Jadi ya harus punya suami yang pro vaksin juga. Gak kebayang kita pro tapi dia gak. Kasihan anak kalau gak dapat haknya untuk sehat

    ReplyDelete
  17. Ini sih harus ngecek Buku KIA anakku, sampe lupa kapan terakhir vaksin, karena saya sendiri adalah ibu yang pro vaksin. tagar #LindungikuLindungimu ini cocok banget dah pokoknya, makasih ya remindernyaa..

    ReplyDelete
  18. aku pun vaksin anakkku tapi yang booster belum ini
    duh ternyata penting banget vaksinasi
    emang penting banget jangan sampai nyesal karena gak vaksin buat anak kita semua

    ReplyDelete
  19. Semoga edukasi lewat postingan blog gini bisa turut mendukung capaian vaksinasi pada anak yaa mbak. Tahu sendiri kan, sampai sekarang masih banyak yang anti-vaksin

    ReplyDelete
  20. Aku termasuk orang tua yang harus kejar imunisasi anak yang banyak ketinggalan nih. Sejak pandemi was-was mau bawa bayi ke faskes. Sambil masih memantau faskes yang bisa booking jadwal vaksin biar gak ketemu banyak orang.

    ReplyDelete
  21. Anak bulu aja harus divaksin apalagi anak beneran yaaa. Aku termasuk yang pro vaksin mbak, karena bisa mempengaruhi tumbuh kembang anak ke depannya.

    ReplyDelete
  22. Kalau baca jadwal IDAI terbaru anakku yang besar udah waktunya vaksin HPV dan booster TD, nih. Makasih infonya ya, Mbak. Kalau anak udah di atas 7 tahun itu biasanya suka abai samaa jadwal imunisasi jadi lupa kalau masih adaa booster yang harus dilakukan.

    ReplyDelete
  23. Semoga semakin banyak yg sadar utk melakukan vaksinasi setelah membaca postingan ini.

    ReplyDelete
  24. Mencegah lebih baik dari pada mengobati... Makasih informasi nya bu dok...

    ReplyDelete

Terimakasih sudah silaturahim, silahkan meninggalkan jejak di sini. Comment yang masuk saya moderasi terlebih dahulu ya. Mohon tidak meninggalkan link hidup.