[Book Review] Novel Kekasih Semusim



Menghidu aroma wangi khas yang menyeruak dari lembaran kertas. Selalu menerbitkan rasa rindu. Pada rangkaian kata yang menjelma menjadi cerita. Novel Kekasih Semusim menemaniku beberapa hari setelah Lebaran yang sudah mulai hectic dengan tugas kantor dan tugas domestik yang berkejaran. 

Membacanya di sela waktu penat membuat keinginan berkelana kembali menggelitik kaki. Please, My Itchy Feet Need to Go. Rindu pada perjalanan yang selalu punya kisah tersendiri saat menyambangi belahan bumi lain tempat keindahan, cinta, sejarah, misteri, dan peradaban terbentuk. 

Novel ini tidak hanya menghanyutkanku pada rasa terdalam yang terjalin antara Ibu dan anak perempuannya dengan kisah yang membiru, jingga, dan ungu namun juga menerbangkanku pada keelokan khas Eropa. Latar di mana kisah ini diceritakan.  Praha dan sekitarnya, kota-kota khas abad pertengahan di Eropa  yang belum pernah aku kunjungi hiks. 

Tiga tahun lalu saat dinas ke Jerman, ada niatan untuk "memaksakan" diri mampir sejenak ke Praha yang hanya membutuhkan waktu 4-5 jam berkendara dari Berlin. Ah sayangnya masih sebatas "niat" karena satu dan lain hal tidak terwujud saat itu. Semoga suatu hari bisa menjejakkan kaki di sana menapak tilas perjalanan cinta semusim Kanaya, Nina, dan Reno.

Ketiganya adalah tokoh utama dalam Novel Kekasih Semusim karya Dini Fitria. Meski sudah pernah mendengar spoiler dan membaca potongan-potongan ceritanya, saya terpaksa harus menebak-nebak rangkain cerita ini akan berkahir seperti apa. 

Iya, ini memang buku romans yang mengkisahkan tentang kisah cinta yang tak panjang usia. Sesuai judulnya, hanya semusim saja. Namun kisah cinta semusim seperti apa ya yang dihadirkan Dini dalam novel ini? Rasanya baru akan tertebak di akhir-akhir bab dalam novel. Apakah kamu jenis pembaca yang mengharapkan kisah yang happy ending? Hmm atau bisa menikmati segala jenis ending kisah layaknya hidup yang nyata?

Pembaca yang suka menebak-nebak seperti saya, pasti akan punya beberapa alternatif tebakan akan ending cerita saat membaca judul bukunya. Namun sebelum sampai ke ujungnya dan mendapatkan jawaban. Bab demi bab yang disajikan dalam novel ini membuat kita tak ingin terburu-buru membaca bagian ujungnya. 

Bab demi bab menyajikan kisah dengan gaya story telling yang khas. Membuat kita seolah menikmati setiap episode yang diperankan para tokohnya saat menjelajah Praha dengan keindahan sekaligus kemisteriusannya, Altstadz Salzburg dan kisah Mozart di dalamnya, Fischerndorf yang damai, Karlovy Vary, atau Cesky Krumlov yang juga tak kalah mengesankan.

Konflik antara Nina, - Ibu tunggal-  dengan kisah masa lalu yang masih menyisakan luka dan membuatnya over protective pada putri semata wayangnya, -Kanaya-. Konflik yang menyeruak saat fakta akan hadirnya "cinta" lain selain cinta tulus seorang Ibu, yang ternyata membutakan mata dan melambungkan rasa gadis remaja yang haus akan kehangatannya. Hadir dan didapatkan dari sosok yang sedemikian sempurna sebagai cinta seorang pria dewasa yang dipuja banyak wanita, -Reno-. 

Andai saja Ia pria yang tepat. Mungkin konflik antara Ibu dan anak ini akan berakhir indah. Seindah latar di mana kisah pilu mereka terpentas. Jika saja Reno bukanlah seseorang yang menghadirkan cinta sekaligus luka di hati Nina, mungkin kisah asmarandana Kanaya gadis belia yang polos urusan cinta dan baru menemukan "first love" nya ini akan menjadi kisah bahagia yang akhirnya mendapat restu Ibunya. Ibu yang dengan segala lukanya mencoba memahami dan berkompromi dengan putrinya yang amat dikasihi.

Judul: Kekasih Semusim

Penulis: Dini Fitria

Penyunting: Jia Effendi 

Jumlah Halaman: 412

Penertbit: PT Falcon

Cetakan Pertama, April 2021

ISBN: 978-602-6714-63-3


Kisah romansa yang penuh hasrat antara Kanaya dan Reno dan kisah pilu Nina yang disembunyikan puluhan tahun dalam sebuah kotak pandora merupakan kombinasi kisah yang cukup menguras emosi. Sejujurnya terasa sekali emosi saya terlibat saat membaca bagian-bagian ini.




Entah, apakah perasaan saya sebagai seorang Ibu dengan anak perempuan yang beranjak remaja ikut terbawa pada apa yang Nina rasakan saat harus menyikapi dan menghadapi anak perempuannya. Sangat dipahami dan related sekali -love hate relationship- Ibu anak ini buat saya. 

Kadang atas nama cinta dan kasih sayang, kita sebagai Ibu merasa benar dengan menetapkan "jalan" mana, impian apa, dan pilihan yang mana bagi anak-anak kita. Padahal mereka adalah pribadi dengan mimpi dan jalan mereka sendiri.

Banyak orang tua yang ingin menitipkan mimpi-mimpi mereka kepada anaknya, tetapi lupa kalau anaknya bukan mereka. Kita hanya bisa mengantarkan mereka kepada versi terbaik sebagai manusia. Selebihnya biar mereka yang memilih (hal 376)

Sebuah wejangan dari Eyang Yono, Sosok sepuh Indonesia yang menjadi saksi dan pelaku sejarah yang harus terbuang jauh dari negaranya namun tetap memiliki cinta sepenuh dada pada tanah air kelahirannya. Wejangan Eyang pada Nina ini sungguh menyentuh nurani keibuanku. Tak dapat ku sangkal sedikitpun.

Ah, Tokoh Eyang Yono tidak hanya membuat kisah cinta semusim dua  insan terpaut usia, tali kasih berbumbu konflik Ibu dan anak, dan perjalanan wisata penuh makna, dalam bagian demi bagian novel ini menjadi lebih berwarna. Namun menjadikan kisah ini "berbeda" secara keseluruhan dan novel romansa pada umumnya. Rasa cinta  lain yang menjadi pelajaran penting di balik kisah romansa dalam novel ini adalah rasa cinta tanpa syarat kepada tanah air.

Rasa cinta pada Indonesia tanah airnya lah yang memberangus marah dan dendam pada Oknum penguasa yang telah membuangnya jauh dari cinta keluarga dan negaranya. Rasa cinta yang membuatnya hanya ingin mewariskan kisah hidupnya sebagai pelajaran bermakna. Bukan mewariskan luka yang telah dikhlashkannya, atau dendam yang telah dilepaskannya. Warisan kepada anak cucunya dan geneerasi muda secara keseluruhan yang akan membaca kisahnya.

"Karena aku tak ingin menitipkan mimpi atau benci kepada mereka. Karena setiap manusia itu punya nasib dan takdirnya sendiri. Mereka harus tahu siapa aku dan darimana aku berakar." hal 325

Kombinasi tokoh-tokoh utama dalam novel, latar atau setting yang digambarkan sedemikian detail dan menghadirkan imaji akan pesona kota-kota penuh aura magis di daratan Eropa, alur cerita yang dibagi-bagi dalam bagian yang tidak panjang sehingga tidak membosankan, serta petuah penuh makna di berbagai percakapan antar tokoh yang sangat humanis merupakan kombinasi menarik dari novel roman satu ini.

To sum up,  menuntaskan novel ini di tengah kesibukan hari memuaskan rasa rindu saya pada lembaran-lembaran buku. Ah hobby yang sudah lama tak saya lakukan ini selalu memberikan excitement tersendiri. And Yes, I enjoyed it! Seperti pesan yang ditulis Mba Dini secara personal untuk saya di bagian depan buku yang saya baca dilengkapi tanda tangannya.

Dear Mba Ophi,

Tiada Lara Tanpa Bahagia

Tiada Benci Tanpa Rindu

Selamat Menikmati Kisah Perjalanan di Musim Semi yang Gemetar.

Exactly, saya memang menikmati perjalanan para tokohnya di belahan Eropa sana dalam dinginya musim semi yang gemetar. Sekaligus membangkitkan kenangan pada musim gugur yang pernah saya lewati di beberapa kota Eropa bagian lain beberapa tahun lalu. Sejujurnya menyemangati diri semoga bisa juga menuntaskan kisah yang sudah saya mulai dan masih tertunda tentang Kelabu Jingga Eropa Utara. 



Kamu yang rindu travelling atau punya mimpi bisa jelajah keindahan Eropa sambil menikmati kisah romansa penuh makna, saya pastikan tidak akan menyesal membaca Novel satu ini. Oh iya Mba Dini Fitria bisa dihubungi lewat IGnya @Diary.Dinifitria. Yuk, rasakan cinta dan keindahan Eropa di musim semi yang gemetar dalam Novel Kekasih Semusim.

25 comments

  1. saya juga ada nih bukunya namun belum sempat baca.. lagi menunaikan yang lain. Alur certanya oke yaa mba

    ReplyDelete
  2. Baca penggalan sinopsisnya aja aku penasaran dan terhanyut. Ahkkk jadi kangen baca buku juga

    ReplyDelete
  3. Membaca judulnya saja ku mesem-mesem ini "kekasih semusim" padahal aku berniat dari awal tahun, kalau 2021 mau rajin baca buku. Tapi ini baca review tentang Kasih Semusim jadi pengen beli bukunya.

    ReplyDelete
  4. Makin gak sabar ingin baca juga Teh buku Kekasih Semusim ini, Mba Dini menulisnya benar-benar dari hati dan bisa menyentuh hati Para Pembacanya ya :*

    ReplyDelete
  5. Wah, udah lama banget nih ga baca novel. Kayaknya mulai membaca lagi dengan buku ini seru juga...

    ReplyDelete
  6. Wow lbh dari 400 hal. Jd pengen mulai lg mdmbiasakan membaca. Ophie,baca untaian kata2 di tulisan ini jadi inget Penyair Khalil Gibran tentang anak dan ibu - anzk adalah individu lain kita hrs memahami secara mendlm tentang ini. Sinopsis bikin bunda punya keinginan baca bukunya. lv u Ophie.

    ReplyDelete
  7. iya mbakk seru banget mengikuti perjalanan Nina dan Kanaya di Praha ya mbak
    seperti diajak menjelajah indahnya Praha
    romansanya lengkap

    ReplyDelete
  8. Baca novel Kekasih Semusim nampaknya seru dibaca yah Kak apalgi seolah diajak traveling gitu. Duh wajib baca ini

    ReplyDelete
  9. baca novel, ini kegiatan yang cukup lama gak aku lakukan, kayaknya aku harus mulai membangunkan minat baca buku novel lagi deh

    ReplyDelete
  10. Cerita Kekasih Semusim ini sepertinya menarik..
    Jadi penasaran bagaimana akhir kisahnya, apakah hubungan mereka terus berlanjut

    ReplyDelete
  11. Pasti tiap babnya punya kisah seru, makanya ngga pengen cepet-cepet baca bab akhir.

    Kalo novel ini suatu saat difilmkan pasti keren, berlatar belakang Praha.

    ReplyDelete
  12. Wah menarik ya, bisa belajar mengenai hubungan ibu dan anak perempuan, salah satu topik yang menjadi poin perhatian saya sekarang.

    ReplyDelete
  13. Aku suka baca novel Dini Fitria, suka dengan gaya menulis novelnya, kebetulan aku belum baca novel yang ini, padahal aku paling suka kalau ada novel settingnya di kota-kota Eropa, seperti Praha, kayak ada mistik2 nya. Harus baca nih novelnya

    ReplyDelete
  14. Saya sedang menyelami dunia Kanaya, nina dan reno juga nih. Bagus banget ini novelnya, banyak hal yang bisa kita jadikan pelajaran yah. Keren, visualisasi mbak Dini ini membuat saya terasa ada di Praha.

    ReplyDelete
  15. Mbak Ophi ... kata-kata dalam tulisan ini terjalin indah. Kayak nyastra ... eh apa ya istilahnya. Keren.

    ReplyDelete
  16. Kebayang ya tokoh Reno itu pasti bapak-bapak ganteng karismatis hehe...agak awkward ceritanya bisa cinta segitiga begitu..oh noo...

    ReplyDelete
  17. Waah..bisa serasa menjelajah Eropa dalam buku Kekasih Semusim.
    Dengan setting yang sangat kuat, tentu akan meninggalkan kesan kisah yang mendalam untuk pasangan Nina dan Kanaya.

    ReplyDelete
  18. Menarik mba ulasannya, bikin pengen baca lebih lanjut tentang isinya. Aku sih tipe yang oke untuk segala ending, karena happy ending terus biasanya untuk disney aja hahahaha

    ReplyDelete
  19. Kisah romantis dengan nuansa perjalanan suka menarik. Apalagi kalau cara menceritakannya mampu menghayutkan pembacanya. Berasa kayak diajak jalan-jalan ke tempat tersebut

    ReplyDelete
  20. Ayok Mbak, selesaikan kisahmu tentang kelabu-jingga di sana Pasti sama menariknya. Saya jadi pengen mencob amerasai kehidupan di Eropa karena baca ini. Penasaran juga sama Eyang Yono

    ReplyDelete
  21. Kisahnya kayaknya mengharu biru gitu ya, Mbak. Dan pas sekali dibaca sama orang-orang seperti mbak Ophi, yang suka traveling dan sering keliling dunia, jadi bisa ikut membayangkan setting tempatnya dst.. hehe..
    Tapi buat yang kurang suka traveling, ceritanya kayaknya seru juga disimak ya :)

    ReplyDelete
  22. Kayaknya seru nih ceritanya, sambil membayangkan gimana suasana yang jadi latar tempat novel ini. Sudah lama sekali gak baca cerita berlatarkan negara di luar Indonesia.

    ReplyDelete
  23. Wah, baca cerita singkatnya jadi pingin banget baca buku ini mbk. Selalu suka novel yang latar belakang negara lain. Aku lama banget nih nggak baca buku novel

    ReplyDelete
  24. Menarik nih kalau saya lihat dari reviewnya Mak. Sudah lama juga nggak baca novel Indonesia. Mau mampir toko buku deh nanti buat coba cari bukunya :))

    ReplyDelete
  25. Menarik nih kayaknya mbak, saya suka banget baca novel romance apalagi jika latarnya luar negeri seperti jepang, korea, eropa, wah makin manis pastinya

    ReplyDelete

Terimakasih sudah silaturahim, silahkan meninggalkan jejak di sini. Comment yang masuk saya moderasi terlebih dahulu ya. Mohon tidak meninggalkan link hidup.