Pada sebuah webinar mengupas Buku Anger Management For Life di mana saya berkontribusi sebagai salah satu kontributor dalam antology tersebut, ada pelajaran yang demikian membekas bagi saya. Sesi webinar kali ini memang difokuskan pada tema marriage dan parenting. Pada sesi tanya jawab, salah satu peserta pria (sebagai peserta minoritas karena mayoritas peserta yang hadir virtual adalah wanita) menyampaikan sebuah pertanyaan yang langsung menarik perhatian saya dan mungkin sebagian besar Ibu-ibu di room zoom meeting tersebut.
"Saya cuma mau tanya, ini kan kebanyakan Ibu-Ibu di sini. Gimana ya caranya supaya isteri gak gampang marah-marah. Saya bingung, gak ngerti kenapa? Biasanya kenapa sih wanita suka marah-marah?"
Saya belum selesai mencerna pertanyaan tersebut karena kok kayak tertohok sendiri. Hahaha. Baper nih, karena kok kayak lagi ngomongin saya yang suka ngambekan mulu terutama pada Pak Suami hehehe. Tiba-tiba salah satu narasumber yang juga merupakan kontributor dalam buku tersebut menjawab dan memberikan insight yang tidak kalah efeknya dengan pertanyaannya hehehe. Tercerahkan dan kok kayak related banget.
"Sebenarnya tidak ada cara yang sama yang berlaku pada semua orang Pak." "Yang perlu bapak lakukan adalah mengenali bahasa cinta isteri Bapak."
"Bahasa cinta setiap wanita berbeda-beda."
"Bahasa cinta saya dan isteri bapak bisa jadi berbeda".
"Saya tipe wanita yang memiliki bahasa cinta yang sederhana, cukup dibantu saat sedang kerepotan namun ada tipe wanita dengan bahasa cinta yang lain. Diajak shopping, dibelikan benda kesukaan, atau diajak makan makanan kesukaan."
Sebetulnya sesederhana itu meredam emosi wanita. Kenali bahasa cintanya. Rengkuh hatinya, gapai cintanya dengan bahasa mereka masing-masing. Hanya saja permasalahan yang sering menimbulkan PR tersendiri adalah tidak semua pria bisa memahami bahasa cinta pasangannya dengan mudah.
Terlebih wanita dengan kekhasannya memang kadang selayaknya misteri yang butuh waktu bertahun-tahun untuk mendalaminya. Jiyaah... Well ini sebetulnya berlaku sebaliknya. Wanita pun perlu memahami bahasa cinta pasangannya. Hanya saja pria kadang lebih logis dan lebih mudah dikenali bahasa cintanya.
Bahasa Cinta
Alasan yang mendasari seseorang merasa tidak dicintai oleh pasangannya karena mereka tidak berkomunikasi dalam bahasa yang sama. Bukan bahasa biasa, namun bahasa cinta.
Bahasa Cinta adalah ungkapan yang digunakan oleh seseorang sebagai ekspresi kasih sayang. Setiap orang memiliki bahasa cinta dominan masing-masing.
Baca juga: Manajemen Konflik Rumah Tangga
Konsep love language atau bahasa cinta dikenalkan oleh Dr. Gary Chapman, penulis buku Five Love Language. Buku ini membahas prinsip komunikasi dalam suatu hubungan. Dari situ, Gary mengenalkan sebuah bahasa cinta yang dapat diaplikasikan ke berbagai jenis hubungan. Bisa hubungan romantis, keluarga, sampai pertemanan. Chapman membagi love language menjadi lima jenis.
1. Words of Affirmation
Bagi pemilik bahasa cinta "words of affirmation" kalimat-kalimat positif seperti pujian, apresiasi, atau kalimat yang mengekspresikan rasa sayang merupakan hal yang membahagiakannya. Kalimat afirmasi seperti ini menjadi dasar keyakinan bahwa pasangan mereka benar-benar mencintai diri mereka. Mungkin terdengar sedikit klise dan agak gimana gitu ya. Tapi gak ada yang salah kok dengan jenis love language satu ini.
Jangan-jangan kamu tipe yang satu ini. It's totally fine, if you have this love language. Pasanganmu harus terlatih untuk mengucapkan kata-kata manis tanpa merasa jemu atau terkesan alay. Again, It's totally fine. "Love you Ayang." kata-kata manis yang tidak hanya di awal-awal pernikahan pastinya. Let him knows that you are always in love with affirmative words.
2. Quality Time
Pemilik bahasa cinta ini fokus pada kualitas waktu yang dihabiskan bersama pasangan. No gadget, no intruder, just you and me. Kualitas komunikasi menjadi hal krusial. Rasa cinta yang terpenuhi karena kebersamaan dengan pasangan. Menghabiskan waktu bersama, berbagi rasa, cerita, canda, tawa, bahka duka sekalipun.
Baca juga: Manajemen Komunikasi Suami Isteri
3. Receiving Gifts
Bahasa cinta satu ini tidak sepenuhnya diartikan harus memberi hadiah yang mahal juga sih. Pemberian yang tulus dan makna perhatian dari pemberian ini dianggap sebagai bentuk kasih sayang oleh pemilik bahasa cinta 'receiving gifts". Memberi dengan tulus sarat akan makna.
Bahkan dalam ajaran Islam, saling memberi hadiah merupakan salah satu cara menumbuhkan rasa saling cinta. Ada yang ingat dengan salah satu hadits Rasulullah S.A.W yang artinya seperti ini: “Saling memberi hadiahlah kalian, niscaya kalian saling mencintai.” (HR. Bukhari). Tentu hadits Rasul ini dimaknai secara luas tidak hanya dalam hubungan dengan pasangan ya.
4. Acts of Service
Nah pemilik bahasa cinta jenis ini agak berseberangan dengan jenis pertama. Ucapan cinta, afirmasi, dan sejenisnya menjadi tidak terlalu berarti. Bagi mereka bagaimana pasanganmu memperlakukanmu, itulah tanda cinta. Seberapa penting kita di mata pasangan, Bagaimana mereka menempatkan kita dalam prioritas hidupnya. Bagaimana mereka mentreatment kita. Bagaiman mereka mau berkorban dan memberikan perlakukan yang membahagiakan.
Membantu meringankan tugas domestik, membantu mengasuh anak-anak saat isteri butuh istirahat atau "me time", atau sekedar menyiapkan teh hangat saat pasangan sedang penat. Iya lebih ke “Talk less do more”. Buktikan dalam tindak nyata. Jangan cuma ngomong! Kurang lebih begitu deh.
5. Physical Touch
Sentuhan fisik adalah bahasa pertama yang manusia gunakan untuk berkomunikasi. Cara ini juga memiliki peran penting dalam perkembangan sosial dan perilaku manusia. Bahasa cinta satu ini merupakan bentuk afeksi dari pasangan kepada kita. Pelukan hangat, gengaman tangan, cium sayang, elusan lembut di punggung atau di rambut akan membuat pemilik bahasa cinta ini merasa dicintai sepenuh hati.
Sebuah studi menemukan bahwa sentuhan fisik dengan pasangan bermanfaat dalam menciptakan dan memperkuat hubungan yang romantis. Dengan sentuhan fisik pula, konflik yang terjadi pada pasangan diyakini lebih mudah teratasi. Hmm saat pasangan ngambek, terus tiba-tiba dipeluk hangat dan dicium lembut, terbukti bisa menyelesaikan separuh masalah.
Baca juga: Tips Menjadi Jodoh Impian
Kita semua kadang memiliki semua bahasa cinta ini. Iya, kita memang membutuhkan semua ekspresi cinta dalam 5 jenis bahasa cinta ini. Namun masing-masing orang memiliki kecenderungan yang berbeda-beda satu sama lain. Akan ada satu bahasa cinta yang lebih dominan dalam diri kita. Kalau kamu kira-kira dominan pada bahasa cinta yang mana?
Karena Bahasa Cinta Kita Berbeda, Pahamilah Aku
Saya sepakat bahwa wanita kadang tidak mudah (mencoba menghindari kata sulit) untuk dipahami. Sering kita mendapatkan gambaran perempuan diibaratkan Venus sementara lelaki adalah Mars. Benar atau benar lebih banyak perempuan yang sulit ditebak maunya ketimbang mereka yang to the point saat menyampaikan apa yang dirasa dan apa dipikirkan. Benar atau benar, kalau perempuan tuh maunya A bilangnya zyxbstu ujung-ujungnya baru A. Benar atau benar, kata para pria; "ditanya salah! gak ditanya juga salah." Hihihi... itulah uniknya perempuan.
Kadang kita sendiri sebagai isteri juga perlu memetakan apa sih sebetulnya bahasa cinta yang bisa membuat kita "damai" dan "bahagia". Mungkin kita sebagai isteri bisa membantu suami untuk mengetahui dan menemukannya lebih mudah. Well, memang gak gampang karena si "moody"-an kadang yang berubah-ubah juga indikator bahasa cintanya hehehe. Tapi setidaknya itu akan membantu.
Para suami juga tak perlu gengsi jika memang terjebak dalam kebingungan. Sudah mencoba menebak dan bahkan mewujudkannya, tapi kok masih salah aja, Masih tetap belum "tenang" isteri tersayangnya. Ya bisa ditanyakan saja pada isteri tercintanya. Hmm bakal digalakin karena dibilang "Ih kamu kok gak tahu sih, selama ini kemana aja? kamu gak perhatian. Kamu ga kenal aku!" serba salah kaaan? Ya, gak apa-apa. Engkau harus berjuang lebih keras saja Pak Suami! Maju terus pantang mundur hehehe. Well, tapi banyak juga kok para wanita yang lebih sederhana. Tak perlu ditanya, mungkin sudah bisa tertebak bahasa cintanya.
Karena pria dan wanita basically beda planet #eh. Jadi memang sangat penting untuk mengkomunikasikan bahasa cinta masing-masing. Ya memang tidak harus sama, tetapi dengan saling memahami bahasa cinta masing-masing, komunikasi bisa berjalan lebih baik. Uring-uringan bisa berkurang dan marah-marah bisa dinetralisir.
Karena aku termasuk yang mungkin agak complicated, maka kemudian aku menceritakan soal sesi tanya jawab terkait "bahasa cinta pasangan ini" pada Pak Suami.
"Menurut Ayah, bahasa cinta aku apa?"
"Hmm apa ya?"
Kayak ragu-ragu menjawab, takut salah nanti daku makin uring-uringan kaaan? Wkwkwk
"Hmm dipijitin, kalau lagi capek banget. Kamu suka dipijitin sampe akhirnya bisa tidur."
Well, bener sih salah satunya. Aku tuh emang sejujurnya sering kecapekan. Urus rumah tangga, kerja, anak-anak, edebreh edebreh. Eh kok curcol. Kadang saat kurang sehat atau memang badan rasa-rasanya udah gak karu-karuan, mau tidur aja kok susah. Trus kalau ada yang sudi memijitku mesti pijitannya tidak seprofesional Mbah Urut Pijat favoritku, rasanya nyaman lalu lama-lama bisa tidur deh. Kondisi yang awalnya mudah meledak karena overwhelmed bisa mereda dan pulih setelahnya.
Alhamdulillah sih rasanya aku juga bukan type yang berbahasa cinta dengan modal uang banyaklah. Shopping bukan bahasa cintaku, perhiasan bling-bling juga bukan, rumah mewah dan kendaraan mahal juga rasanya bukan. Diberi waktu untuk mengekspresikan diri, ngeblog misalnya. Didukung untuk kegiatan yang aku suka. Rasanya mungkin bahasa cinta yang lebih tepat.
Pelukan hangat, ciuman kasih sayang, bercanda dengan anak-anak. Sungguh itu bahasa cinta lainnya. Kadang, saat ransel emosi seperti sudah demikian berat dan bingung mau mengalirkan seperti apa, aku sengaja meminta pelukan baik pada suami maupun anak-anak. It helps me much, in my case. So far menurutku, pelukan selalu manjur menjadi bahasa cinta untuk semua usia sih. Menurutmu gimana?
Anak-anak juga terbiasa dengan bahasa cinta "physical touch" ini dari saya. Peluk dan cium masih rutin saya lakukan hingga saat ini. Anak-anak menagih jika saya cukup lama absen tidak memeluk mereka. Meskipun sang remaja sudah mulai risih dan pilih-pilih saat diperlakukan seperti ini tidak mau di ruang publik. Saat sang remaja uring-uringan tanpa sebab yang jelas, sekear mood swing. Biasanya saya peluk mereka, elus-elus punggungnya. Tanpa mengucapkan kata-kata apapun. Cukup dipeluk dan dielus, biasanya tidak lama amarah mereka perlahan mereda. Hugging and cuddling, It works for us.
Yang paling enak sih kalau bahasa cintanya diajak makan hehehe. Eits, tapi makan apa dulu nih. Kalau aku mah gampil banget. Kalau diajak makan juga cukup ada sambal sama pete aja aman saya mah. dibeliin gorengan kesukaan juga anteng. Apalagi kalau diajjakin makan yang lebih istimewa. Hehehe...
Malahan kalau mau makan keluar sama anak-anak yang agak gimana-gimana, saya gak keberatan kalau saya yang bayarin. Alhamdulillah saya ada uang juga kan? Yang kayak gini biasanya kalau buat nyenengin anak-anak sih. Klo Ibuknya mah, gampang aja selera makan bahagianya. How lucky you are, Pak Suami. Hehehe. Oh iya, saat bisa menyenangkan anak-anak, hakikatnya kita juga tengah memetik buah-buah kebahagiaan juga. Sehat untuk jiwa kita juga sebagai orang tua kan?
Baca juga: Tips Menjaga Cinta Anak Untuk Ibu Bekerja
Sejujurnya, karena setiap wanita adalah unik dan punya kebutuhan "psikis" tersendiri maka mengenalinya adalah hal yang sangat penting untuk menjaga stabilitas emosi mereka. Proses belajar mengenali ini juga berjalan sepanjang usia pernikahan. Dulu waktu awal menikah bisa jadi hal-hal "romantis" yang masih jadi bahasa cinta para pasangan muda, namun seiring waktu tentu bisa jadi berubah. Wajar-wajar saja rasanya karena tidak ada yang abadi selain perubahan itu sendiri.
Jadi jangan kaget kalau doi tetap marah padahal anda sudah menggunakan strategi bahasa cintanya. Mungkin memang sudah berganti dari bunga mawar menjadi bunga bank misalnya hehehe. Kalau dulu senang banget dibeliin coklat dan cakes, eh sekarang kok tetap cemberut ya? Lhaa, ya iyalah doi sedang berjuang menurunkan berat badan atau kadar gula mungkin. Jadi coba untuk saling mengenali terus bahasa cintamu dan pasangan.
Semoga meskipun kita berbeda bahasa cinta namun bisa saling memahami satu sama lain.
Wah bagus ini untuk pasangan yang harus saling memahami bahasa cinta, hadiah kecil kadang juga sudah buat seseorang bahagia.
ReplyDeleteKadang itu udah tau pasangan sukanya apa tapi karena gengsi jadi pingin dikasih bahasa cinta duluan. Dunia oh dunia...
ReplyDeleteMemang perlu proses panjang buat sama-sama memahami bahasa cinta pasangan yah mbaaak. Kadang walo udah tahu jugak, tetep aja sih masih susah ngejalaninnya karena emang beda bahasa cintanya hahaha
ReplyDeletePerlu kompromi dan pengertian tingkat tinggi nih, Semoga kita semua bisa sama2 paham bahasa cinta pasangan yaaaah
Makin lama bersama pasangan, dan juga setelah sekian lama waktu berlalu dengan segudang pengalaman, bahasa cinta yang ingin didapat dan yang lebih nyaman / istimewa untuk diberi lebih kepada hal-hal yang sifatnya bukan material. Seperti yang mbak Ophi bilang, sekedar pelukan, tangan yang digenggam, dirangkul, rasanya seperti mampu merontokkan segala emosi yang datang, entah sedang ngambek, kesal, marah, letih, tertekan, luruh semua berkat rasa damai yang pasangan berikan lewat sentuhan, bahkan walau tanpa kata-kata.
ReplyDeleteBahasa cintaku rada rada metere emang Phie,
ReplyDeletediajak shopping peralatan gambar dan makan yang AKU SUKA dan BUKAN YANG DIA SUKA!
soalnya beda banget,
dia suka gado gado - ketoprak - soto betawi
aku sukanya pasta - lasagna - ayam goreng penyet .. see! Bahasa CINTA kami akhirnya menyatu di KAREDOK!
si abang tu suka maksain ajak makan di tempat yang dia doang yang suka! Yaaaaah walau setelah berlalu 20 tahun aku menyadari aku juga suka (akhirnyaaaaa) tapi kan tapi kan.... curhat!
Awal nikah emang gitu sih, banyak demanding trus marah kalau nggak dipenuhi, tapi makin kesini, makin bisa terkontrol. Sekarang aku sama suami udah nggak sering marah, tapi sama anak kadang suka merepet kalau lagi ngomel, duuuhh.. Harus dikurangi ini kasihan anaknya.
ReplyDeleteWah, menarik ini tema bahasa cinta, tiap orang memang beda karakternya ya, dan mesti kita pahami terlebih bahasa cinta pasangan kita. Kalau suamiku talk less do more, dia acts of service tipenya. Maka meski ga lewat omongan tapi tindakan lebih utama. Seperti saat pandemi saat si mbak ART-ku pulkam ga kerja di Jakarta lagi, yo wis, suami WFH dan mau bantu kerjaan rumah tangga. Ga perlu diminta, dia kerjakan apa yang perlu dikerjakan, juga ngajak anak barengan jadi anak-anak punya teladan kalau laki-laki(suami) juga mesti bisa mengerjakan kerjaan domestik dan bantu istri nanti
ReplyDeleteAku termasuk yang kadang suka ngambek gitu ke suami padahal urusan sederhana. Untung suamiku sabar. hahaha. Sepakat bahwa sentuhan fisik itu ngebantu deh dalam hubungan suami istri
ReplyDeleteBahasa cinta setiap orang berbeda-beda. Pun saya juga. Duuh, saya jadi tertohok nih setelah baca postingan di sini. Kemarin kami sempet berselisih paham yang masalah sepele. Tapi saya jadi ngambek, manyun dan irit bicara.
ReplyDeleteAlhamdulillah gak lama, pas pulang kerja suami bawa kebab. Terus saya makan bersama, dan kami tertawa lagi hahaha.
Ya, makanan bahasa cinta saya. Kalau makannya itu-itu mulu pasti mulai deh.. untungnya gak tiap bulan ngambek soal makanan saya-nya. 🤣🤣
Memahami bahasa cinta suami (dan anak-anak juga) memang penting ya... Saya masih terus belajar nih...
ReplyDeleteAhh, love banget sama postingan ini. Berasa ketampar, tetapi juga dapat banyak insight baru dari penjelasan Mbak Ophi. saya pribadi merasa belum memahami bahasa cinta untuk suami saya. Dengan anak-anak, sepertinya gabungan antara physical touch dan word of affirmation. Namun dengan suami yang lempeng itu saya malah masih kebingungan, hehe. Dan saya yakin suami pun belum memahami bahasa cinta saya. Nice sharing banget, Mbak. Kusuka postingan ini.
ReplyDeleteEmang perlu banget belajar memahami bahasa cinta, sudah kami lewati diawal 5 tahun pernikahan, ego dan komunikasi menjadi hambatan
ReplyDeletesuka marah-marah udah kayak kodratnya wanita ya,Mak...heheh... aku sama suami juga sering banget marah-marah. ngomongin bahasa cinta ya emang perlu banget,dan seiring berjalannya waktu, lebih mengenal dan memahami,InsyaAllah lebih paham sama bahasa cinta pasangan
ReplyDeleteBahasa cinta bisa berubah gak sih mbak? Misal waktu kecil suka physical touch, gedenya suka quality time? Dulu pernah assessment bahasa cinta tapi lupa linknya
ReplyDeleteBajasa cinta saya lebih banyak ke sentuhan fisik an karena sekarang zamnnya gadget, jadi banyak juga via WA, kirim gabar, video dll. Pokoknya mana yang bisa dilakukan aja, biar sama2 nyaman dan penting banget gak salah komunikasi
ReplyDeleteAku apa yah keknya sederhana sih ga yang harus keluar duit sayangnya kadang suamiku baru peka saat aku wes jadi Tarzan ngamuk wkwkk..padahal ketika aku minta tolong sekali aja didengerin wes aku makin manis seperti gulali halal dan bener mba komunikasi adalah kunci!
ReplyDeletewkakak, jadi inget diri sendiri mbak, aku juga gitu sama pak suami. Dulu sih waktu masih baru menikah. anggapan gak romantis kadang suka salah juga ya. padahal banyak jalan atau perilaku romantis lainnya selain memberikan bunga misalnya dengan perkataan yang baik dan ringan membantu pekerjaan rumah tangga. itu romantis banget.
ReplyDeleteBahasa cintaku sederhana mba. Cukup dibiarkan berlama-lama di depan laptop, sudah bahagia rasanya. Sedang dia, cukup biarkan ia main musik sampai lelah, kelihatan dia sudah bahagia.
ReplyDeleteBukankah bahasa cinta itu adalah saling membahagiakan?
Betul banget... Kadang tu yang bikin emosi karena merasa nggak dimengerti. Intinya memang dikomunikasi sih ya, dan kepekaan hati juga.. Wkwkwk... Semoga bisa semakin mengerti bahasa cinta masing-masing ya..
ReplyDeleteNah ini dia rasanya aku kadang enggak paham bahasa cinta pasangan
ReplyDeleteJadinya yaa gitu, sering miss communication dan akhirnya konflik kecil terjadi
Butuh pemahaman nih
Saya mengenal bahasa cinta pasangan ini setelah mengikuti sekolah parenting. Lalu saya praktikkan di keluarga saya. Alhamdulillah ada perubahan dalam hubungan saya dengan pasangan.
ReplyDeleteSaya mengenal bahasa pasangan ini ketika belajar parenting lalu saya terapkan pada rumah tangga saya. Alhamdulillah memang ada perubahan dalam hubungan saya dan suami, jadi lebih saling pengertian karena tahu bahasa pasangan masing-masing
ReplyDeletengomongin bahasa cinta ngga ada basinya ya mam... masih banyak yang belum paham bahasa cinta pasangan, bahkan bahasa cintanya sendiri. semangat semuanya..
ReplyDeleteKalau wanita bahasa cintanya lebih mudah dipahami ya. Dari sorot mata saja sudah keliatan. Kalo laki-lqki tu yang sulit, karena wanita kadang meakipun sudah diperlakukan dengan sangat baik, kalau ucapan belum keluar rasanya masih berasa kurang. Wakakakkak
ReplyDelete