Melakukan Kesalahan dalam Pekerjaan, Aku Harus Bagaimana?



Melakukan kesalahan merupakan hal yang manusiawi hanya saja jika terjadi dalam lingkungan pekerjaan tentu kita tidak bisa menjadikan alasan tersebut sebagai alasan atau apology. Sahabat Mom of Trio, pernahkan melakukan kesalahan dalam bekerja? Entah apapun pekerjaan teman-teman ya.  Apakah yang bekerja di sektor formal maupun non formal. Bekerja sendiri atau bekerja pada institusi/perusahaan atau pada orang lain? Hmm adakah sosok sempurna yang zero mistake dalam melakukan pekerjaan? 

Rasanya tidak ada ya, tapi apakah Sahabat Mom of Trio sepakat dengan saya bahwa dalam melakukan pekerjaan apapun itu, sudah seharusnya kita anggap sebagai amanah yang akan kita kerjakan sebaik mungkin. Iya, sebaik mungkin. Saya gak bisa bilang sesempurna mungkin, karena kualifikasi sempurna dalam konteks penyelesaian pekerjaan rasanya tidak sekuantitatif itu. 

Kita gak bisa bilang 100% sempurna, karena ada aspek-aspek kualitatif juga di dalamnya. Apalagi pekerjaan yang membutuhkan kecermatan dan ketelitian di satu sisi namun sangat politis dan dinamis di sisi lain. Contohnya? Pekerjaan yang saya geluti 20 tahun terakhir ini.

Baca: Anggota DPR yang akan saya rindukan

Lalu jika dalam praktiknya terjadi kesalahan baik dilakukan oleh kita sebagai individu? oleh tim yang kita bagian dari tim tersebut? atau oleh anggota tim di mana kita menjadi ketuanya, atau oleh orang yang berada dalam tanggung jawab kita? 

Tulisan berikut ini sekedar sharing dari berbagai pengalaman hidup yang terjadi secara nyata dalam dunia pekerjaan daya dan kemudian bersama waktu memberikan saya insight, inspirasi, dan catatan yang ternyata insyaAllah bisa menjadi semacam guideline bagi saya pribadi dan semoga dengan sharing ini, bisa juga bermanfaat buat sahabat Mom of Trio lainnya.

1.  Akui! Berbesarhati dan terimalah bahwa dirimu tak sesempurna itu!

Tidak semua orang bisa menerima ketika kesalahan yang dilakukannya diketahui orang lain atau publik. Alih-alih merasa bertanggung jawab, tidak sedikit yang kemudian mengingkarinya dan merasa benar atas fakta bahwa memang terjadi kesalahan. Sosok pribadi seperti ini akan sulit menemukan solusi dan mendapat perbaikan diri. Mungkin karena merasa senmpurna? atau malu mengakui kekurangan dan kesalahan? atau merasa tak ada yang salah?

Saat fakta menunjukkan bahwa ada suatu kesalahan yang penyebabnya bisa macam-macam, apakah karena ketidaksengajaan, mungkin karena ketidaktelitian, karena sempitnya waktu, atau apapun ada baiknya kita tetap bisa membuka mata dan hati dan mengakui bahwa Iya, telah terjadi kesalahan dan kita melakukannya. Lagi-lagi bisa  jadi kita sendiri pelakunya atau sebetulnya orang lain tapi merupakan tim yang berada dalan tanggung jawab kita, atau bahkan terkadang kita tidak bisa mengidentifikasi salahnya pada saat mana dan oleh siapa, nyatanya kesalahan itu terjadi dan nyata.

Apalagi kalau kesalahan itu terjadi karena kesengajaan. Hmm jangan sekali-kali kemudian kita berusaha menginkarinya. Hati-hati karena berbohong tidak pernah menjadi solusi bagi masalah apapun. Tindakan manipulatif tidak akan pernah menyelamatkan dan membuat kita tampak hebat. Jika memang karena kesengajaan maka tentu dibutuhkan kesadaran untuk "bertaubat" atau niat sungguh-sungguh untuk memperbaiki.

Jadi terimalah!

Tentu menerima dengan lapang dada dan mengakui kesalahan tidaklah mudah. Butuh jiwa besar, pun bagi sebagian orang melakukan kesalahan menimbulkan kekecewaan terhadap diri sendiri dan luka yang mungkin tidak sederhana. Padahal mengakui hakikatnya justru akan memudahkan kita memulihkan lukanya ketimbang kita denial. No body is perfect, you don't have to be perfect! Just do your best. Si perfectionist kadang kurang bisa mentolerir diri saat terjadi kesalahan. Menyalahkan diri sendiri secara berlebihan juga tidak sehat untuk jiwa kita kan? 

"Mengakui kesalahan dan melakukan perbaikan merupakan bentuk tertinggi penghormatan atas diri sendiri." - John McCLoy2.

Baca: Terintimidasi Sendiri dan How to Deal With It 

2. Introspeksi, Evaluasi, dan Perbaiki sebagai wujud tanggung jawab

Setelah mengakui dan menerima bahwa kita atau tim kita melakukan kesalahan, segera lakukan introspeksi diri, evaluasi, dan telusuri di mana kerja tim yang tidak seusai dan mengapa bisa terjadi kesalahan tersebut. Berdasarkan hasil evaluasi dan introspeksi tentu kita kemudian bisa mengindentifikasi di mana celah atau hole yang menyebabkan kesalahan itu bisa terjadi.

Tidak teliti karena terburu-buru misalnya, tidak fokus atau kurang konsentrasi, asal cepat namun tidak akurat, tidak ada koordinasi tim yang baik, atau apa? buat catatannya di mana dan mengapa. Kemudian berdasarkan catatan tersebut kita bisa carikan solusi perbaikannya. Mungkin tidak akan langsung fixed! perlu proses lebih untuk memperbaiki atau bahkan memerlukan beberapa alternatif yang harus dicoba. Namun sebagai bentuk tanggung jawab profesional maka upaya apapun harus kita siapkan untuk memperbaikinya.

Jangan lupa jika kesalahan ini merugikan orang lain atau siapapun, berbesar hati juga untuk meminta maaf. Ini juga merupakan bentuk pertanggungjawaban. Permohonan maaf yang tulus memberi kita energi untuk bergerak memperbaiki diri dan berjanji tak mengulangi lagi.

3. Stop blaming others!

Menyalahkan orang lain atau mencari kambing hitam nyatanya tidak menjadi solusi sama sekali. Alih-alih menghabiskan energi dan merusak mood kita dengan tindakan tersebut lebih baik fokus pada solusi. Jika kesalahan terjadi pada suatu pekerjaan yang ditugaskan seca team work, identifikasi dan evaluasi sama sekali bukan ditujukan untuk mencari kambing hitam atau menyelamatkan satu atau beberapa orang.

Justru untuk mendapatkan solusi terbaik termasuk jika permasalahan tersebut adalah karena tidak berjalannya koordinasi atau komunikasi dalam tim dengan baik. Bisa jadi alur kerja dan pembagian tugas dalam tim juga tidak berjalan baik. Evalusi bukan untuk menemukan siapa yang salah lalu menunjuk yang bersangkutan untuk bertanggung jawab tapi bagaimana kemudian yang bersangkutan dan tentu saja tim secara keseluruhan bisa segera mendapatkan solusi terbaik.

4. Fokus pada Solusi! 

Iyes! just focus on what next to do? Jangan berputar pada persoalan siapa yang salah tanpa mencoba mencari solusinya. Fokus saja pada apa yang bisa kita lakukan selanjutnya setelah kita menemukan di mana letak kesalahan dan mengapa bisa tejadi kesalahan tersebut. Kita juga tidak butuh pengakuan dari siapapun yang kemudian siap memikulnya. Kuatkan resource agar bisa menambal kekuarangan dan menyempurnakan kekurangan serta memperbaiki kesalahan.

Jika ini terjadi dalam sebuah kerja tim, maka tim yang solid adalah yang bisa bersama-sama menanggungnya dan menyusun renca solusi tanpa membuat siapapun merasa bersalah berlebihan atau bahkan ciut nyalinya. Demikian juga jika kita menjadi pemimpin atau leader, tugas kita bukan sekedar marah atau memerintahkan a, b, c, tanpa mendengar secara obyektif dan menjadi bagian dari solusi. 

Dalam hal kita ditegur atau mendapatkan peringatan, maka jangan sampai membuat kita gelap mata atau galau tak karuan. Fokus pada bagaimana permasalahan yang sudah terjadi bisa kita selesaikan. Ya wajar saja, jika kita mendapatkan teguran tersebut. Bentuk konsekuensi dari profesionalitas kita tentunya.

Baca juga: Membangun The Best Version of You

5. Move on! Lanjutkan hidup!

"Kesuksesan tampaknya berhubungan dengan tindakan. Orang yang sukses terus maju. Mereka membuat kesalahan, tapi tidak menyerah." - Conrad Hilton

Jangan terlalu tenggelam dan menyalahkan diri secara berlebihan. Jika memang kita melakukan kesalahan, mengakuinya bukan hal yang buruk atau memalukan. Terlebih kemudian kita dengan sadar diri melakukan intropeksi, evaluasi, dan bertanggungjawab melakukan perbaikan tanpa mencari kambing hitam dan fokus pada solusi.

Come on! sefatal apapun kesalahan. Kita tidak bisa berkubang di sana selamanya. Segera bangkit dan bergerak lagi. Karena kemarin adalah pelajaran terbaik untuk hari ini dan esok. Percayalah bahwa hidup kita belum dan tidak berakhir hanya karena kita melakukan kesalahan. Kita tak sempurna, kita hanya wajib menyempurnakan ikhtiar kita dalam berusaha. Yuk bisa yuk move on! Masih banyak hal yang menunggu kontribusi kita!



6. Jadikan pelajaran berharga!

"Beberapa pelajaran terbaik yang pernah kita pelajari, dipelajari dari kesalahan masa lalu. Kesalahan masa lalu adalah kebijaksanaan dan kesuksesan masa depan." - Dale Turner

Mungkin terdengar agak klise, tapi faktanya banyak kesuksesan yang lahir dari puluhan kesalahan di belakangnya. Jadi sepanjang kita menjadikan kesalahan yang terjadi sebagai sebuah catatan dan menjadi pegangan, tentu hal ini tidak hanya akan membangun diri, kemampuan, mental, dan bahkan cara pandang kita namun juga menjadi pondasi atas kesuksesan yang sangat mungkin datang setelahnya.

Jam terbang menjadi salah satu hal yang sangat penting bagi terasahnya kemampuan seseorang di dalam bidang atau profesi apapun. Jam terbang tidak hanya mengajarkan tentang hal-hal yang mulus tanpa permasalahan. 

Permasalahan, tantangan, dan bahkan kesalahan yang terjadi dalam proses karir dan hidup seseorang sesungguhnya menjadi lumbung bekal yang menjadikannya makin tangguh menjalani karir, profesi, dan bahkan kehidupan secara keseluruhan. Sikapi pengalaman salah dengan bijak, kebijaksanaan yang akan membimbing kita menjadi sosok yang lebih baik.

Berusaha menjadikan kesalahan yang sudah terjadi, untuk tidak terulang di masa yang akan datang. Pelajaran yang mungkin justru akan membuat kita lebih hati-hati, lebih mawas diri, dan lebih baik lagi.

7. Mohon petunjuk dan pelindungan pada Yang Maha Baik!

Di atas semua peristiwa, yakinilah bahwa Yang Maha Baik sudah mengatur semuanya. Saya pribadi menyandarkan setiap hal yang saya lakukan terutama di mana saya diberi amanah kepada Allah. Saya meyakini sesungguhnya IA lah yang memampukan saya menyelesaikan atau memenuhi amanah tersebut sehingga saat memulai mendapatkan tugas/amanah selalu yakinkan bahwa segala daya dan upaya hakikatnya milikNya. Kita hanya berusaha yang terbaik yang kita mampu.

Tawakkal ini yang kemudian membuat kita tidak terpuruk terlalu lama dan segera bisa menemukan solusi dan move on pada hal yang lainnya saat menemukan kegagalan karena adanya kesalahan yang kita lakukan. Sikap tawakkal ini juga membuat kita bisa lebih kuat dan menerima keadaan akibat kesalahan yang sengaja atau tidak sengaja terjadi tersebut.

Pengharapan yang ultimate pada petunjuk, pelindungan, dan pertolongan Allah juga membuat kita menjadi pribadi yang lebih tenang dan bisa tetap "waras" di tengah tekanan yang ada. Terlebih jika kesalahan itu merupakan hal yang fatal dan membutuhkan tanggung jawab kita. Percayalah bahwa semua akan berlalu dan Allah tidak akan meninggalkan kita begitu saja. InsyaAllah ada jalan. Mintakan petujuk dan pelindungan. Berpasrah dengan tetap memaksimalkan ikhtiar.

"Kesalahan kemarin adalah kebijakan hari esok." - Merry Browne

Sahabat Mom of Trio punya pengalaman dan tips menyikapi kesalahan yang kita lakukan? Yuk share di kolom komentar.

1 comment

  1. Bener banget kesalahan di masa lalu itu mendorong kita memperbaiki diri di masa depan, jadi kalau gagal itu jangan menyerah, tapi mencoba lagi dengan versi terbaik.

    ReplyDelete

Terimakasih sudah silaturahim, silahkan meninggalkan jejak di sini. Comment yang masuk saya moderasi terlebih dahulu ya. Mohon tidak meninggalkan link hidup.