Untung aku bukan tipe yg sangat memperhatikan fashion terkini dari pakaian. Buatku, pakaian yg hrs dibeli yg terpenting nyaman dan berkualitas. Mungkin jadinya mahal, tapi akan lebih awet dan ga harus sering2 beli .

Beli baju preloved buatku juga ga masalah mba. Trutama kayak winter coat, aku LBH suka preloved. Krn negara kita toh bukan 4 musim, jadi membeli barang2 winter selalunya mahal kalo yg baru..makanya aku memilih beli yg preloved asalkan masih kondisi bagus.

Kalopun ada baju yg sudah tidak terpakai tp masih sangat bagus kondisinya, selalunya aku donasikan. Semua baju yg aku donasiin, pasti dlm good condition, Krn aku memang ga suka beli outfit yg tidak berkualitas. Selain buang2 duit, biasanya bahannya juga jelek, panas dan cepat rusak. Malah menambah sampah.

Keren, Teeeh. Ga kepikiran kalau soal baju yang ramah lingkungan ini apakah mempertimbangkan juga kesejahteraan karyawannya. Ngomong² soal baju second, asik juga ya konsep barteran. Jadinya dapat baju yang beneran aos di badan. Secara orang kayak aku tuh agak gede effortnya nyari yang pas dengan opostur tubuh. Banyakan harus dirombak lagi biar fit in

Terakhir belakangan trend Sustainable fashion sedang banyak di 'galakan' dgn tujuan untuk mengurangi dampak negatif industri pakaian. Harapannya pun agar ada pengurangan limbah, penggunaan energi yang lebih efisien. Semoga semakin banyak masyarakat yg lebih menyadari yg cukup mempengaruhi lingkungan juga

Masyaallah keren sekali baju ramah lingkungan yang juga sangat memikirkan kesejahteraan karyawannya, aku sih setuju banget soal preloved, tapi tidak semua preloved kubeli lebih ke baju baju yang aku jarang pake tapi perlu, seperti coat atau blazer, karena aku bukan tipe orang yang mengikuti perkembangan fashion.

Wuih keren. Di masa kayak sekarang, di mana kerusakan bumi udah semakin parah, berbagai bidang kehidupan sudah harus mulai menerapkan sistem sustainable ya. Walopun harusnya sejak dari awal. Tapi ya, better late than never. Semoga nih, akan makin banyak brand dan juga influencer yang menerapkan sistem sustainable ini. Supaya masyarakat seperti kita bisa terinspirasi. Demi bumi yang lebih baik, dan demi hidup kita yang lebih berkualitas.

Wuih keren. Di masa kayak sekarang, di mana kerusakan bumi udah semakin parah, berbagai bidang kehidupan sudah harus mulai menerapkan sistem sustainable ya. Walopun harusnya sejak dari awal. Tapi ya, better late than never. Semoga nih, akan makin banyak brand dan juga influencer yang menerapkan sistem sustainable ini. Supaya masyarakat seperti kita bisa terinspirasi. Demi bumi yang lebih baik, dan demi hidup kita yang lebih berkualitas.

Aku repair kaos kaki kan ya mba Ophiii, jahit tangan eh diprotes si kaka, katanya terasa gerinjil2 haha. Dasar aku yg nggak rapih jahitnya. Baju aku secukupnya tapi yg bikin banyak adalah dikasih ibu, mamah, teman dan sepupu. Jadi aja banyak lagi 😅
Anak2 juga gitu, baju secukupnya karena mereka kan kalau suka ya itu2 aja yg dipake 😆

Iya nih aku mulai mengurangi membeli pakaian yang ngak penting karena baru sadar pakaian sudah menumpuk di lemari, biasanya kalau sudah ngak muat lagi dan masih bagus, aku tawarin ke orang yang mau. Limbah pakaian bener-bener harus dicarikan solusinya dan aku rasa memang sudah saatnya memilih fashion yang sustainable karena tentunya lebih ramah lingkungan.

Mulai tahun 2016 saya mengurangi belanja baju. Bahkan, 2 x lebaran saya memilih untuk tidak beli baju lagi.

Saya sudah merasa miris akibat lingkungan yang tercemar dari berbagai aspek, terutama dari industri fashion ini.

Mencoba msnguranginya, baju-baju lama saya beberapa kali juga saya kasih ke yang membutuhkan. Selain ifu, biar lemari enggak numluk banget, jadi mudah dirapikan.

According to the research, the 10 countries most interested in sustainable fashion are: United Kingdom, Ireland, New Zealand, Iceland, Australia, Netherlands, Luxembourg, Norway, Denmark and Canada. Hopefully Indonesia will soon to be one of those country

Naahh, aku termasuk yang membeli baju trend sepanjang massa, jadi bisa dipake lamaaaa, ga terllau banyak numpuk di rumah. Udah belajar memakai secukupnya, kalo pun beli pasti ada yang keluar untuk didonasikan agar lebih bermanfaat.
Semoga hal2 kecil bisa membantu lingkungan kita tetep nyaman dan lestari.

Memang idealnya begini ya..
Dengan menerapkan sustainable fashion, kita semua bisa lebih bijak dalam membeli fashion item. Bukan hanya karena seneng dan punya uang untuk beli, tapi deep thinkingnya lagi memikirkan fashion item kita sudah termasuk terbuat dari bahan ramah lingkungan, tidak?

Dan kini mulai menerapkan Repurpose pakaian, Thrifting, atau cari ide pakaian preloved atau vintage style.

For long time, it happened when we get flood in 2019. We lose so many clothes. Since that our family start to be minimalis person, especially buy clothes and so like mix and match our fashion

Lewat artikel ini jadi ada gambaran ternyata industri fashion butuh supply air dan rawan mencemari lingkungan. Aku sendiri alhamdulillah jarang beli baju. Biasa dapat warisan baju yang kondisinya memang masih sangat layak pakai. Trus yaa harga memang ga bohong. Kualitas bagus, harga lebih tinggi, tapi juga awet. Jadinya malah ga perlu sering beli baju, kan.

Aku udah jarang ngikutin tren busana atau pakaian. Sekarang beli itu kalau butuh. Belinya juga kalau bisa yang long lasting, bisa dipakai sampai kapanpun. Beli preloved juga gak masalah sih, gak harus semua baru

Ada untungnya juga, aku tipikal orang yang nggak suka belanja pakaian. bisa dihitung deh pakaiankua ahaha, kalau sudah nggak muat atau sobek diaman-mana wkwkwk...baru deh beli. Biasanya baju bekas yang rusak aku olah jahit tangan, biasanya jadi lap dapur,keset dan aku bagi-bagiin ke adik-adikku..

Sejak belajar gaya hidup minimalis jadi kebuka mindset-nya untuk merasa cukup dan pakai yang ada, termasuk urusan fashion. Kalau pun harus beli sekarang lebih mempertimbangkan untuk thrift atau kalau beli baru harus lihat bahannya, aku biasanya beli bahan linen sih, Mbak.

Btw, Diana Rikasari favorit aku dari dulu awal-awal nge-blog. Aku pikir dia bakalan terus-terusan menerapkan fast fashion, karena you know lah branding dia unik dan colorful pasti fashionnya harus gonta ganti terus yaa kaan hehe. Nggak taunya sekarang aku makin nge-fans karena dia selalu upcycling clothes.

Semoga lebih bijak lagi ya dalam belanja fashion nih, kadang beli cuman karena lucu aja huhuhu

Such a long way to have a habit to wear sustainable fashion. Not only for users, but also for producers, it will take so many steps to get sustainable certificate.

Saya termasuk jarang yg beli baju selain hemat ternyata mengurangi sampah ya. Pake baju seken udah biasa tp biasanya bekas adik sendiri heheh. Beli pakaian seken sekarang trend tp sy ga setuju kalau baju sekennya impor, krn sebenarnya jd nambah sampah . Dulu pas sma pas jaman baju bekas cimol di Bandung pernah ngobrol sm pedagangnya katanya dlm 1 kontainer itu campir bajua layak pakai/jual dan nggak, jdnya sampah kalau baju ga layak

There are many advantages to supporting sustainable fashion projects, including more durable items of clothing leading to fewer resources needed to produce requisite lines. Also, smaller-scale, greater-sustainable brands need custom to compete with larger, unsustainable operators.

Mode pakaian memang sanga cepat sekali pergantiannya ya mbak, kalau dituruti bisa tiap bulan beli baju, bahkan bisa jadi dalam sebulan bisa lebih dari sekali beli baju baru.

Kalau saya sendiri sih, termasuk orang yang biasa aja pakai baju yang itu lagi itu lagi, selama dipakai masih nyaman, nggak bakal ganti beli yang baru. Kalau ngikuti trend mode, capek sendiri

Duh tapi memang benar deh kalau industri fashion itu penyumbang terbanyak di dunia. Apalagi kalau pengikut fast fashion, kebayang deh tumpukan sampah tekstilnya. Salah satu yang aku suka tuh Diana Rikasari, karena dia bisa menciptakan upcycle fashion yang bisa dicontoh juga nih.

Fast fashion has big impact for longer time of period. Cheap clothes made of polyester are hardly decompose material. Better to choose cotton fabric even though the price will be higher but the quality is better.

Sustainable Fashion sebenarnya bisa menjadi solusi mengatasi masalah sampah pakaian apalagi sebagian pakaian tersebut susah untuk di daur ulang, meskipun ada aktivitas untuk daur ulang pakaian bekas tapi masih terbatas dan persentase-nya kecil sekali. Di tambah lagi keberadaan bahan tekstil yang tidak ramah lingkungan lebih banyak dan murah berimbas pada murahnya harga pakaian. Meskipun hanya satu langkah kecil, tapi yang bisa saya lakukan hanya mengurangi membeli baju jika tidak perlu.

Disanalah kita harus menguatkan diri, bahwa membeli baju itu berdasarkan kebutuhan, bukan keinginan. Ya daripada ujungnya tidak dipakai, kan emang lebih baik mix and match yang ada aja dulu ya

Nah iya, saya pernah dengar ada yang sharing kalau di laut itu udah banyak sampah kain. Dan untuk mengurangi tumpukan sampah sebaiknya kita bijak dalam hal fashion, termasuk menerapkan sustainable fashion

Paling pas memang kembali ke gaya hidup minimalist ya ka, beli oakaian yang aedikit mahal tapi awet, hingga kita nggak perlu sering ganti dan menumpuk limbah pakaian aerta produk fashion lainnya.

Soal fashion di negara kita kudu ada kampanye yang gencar terus nih. Pasalnya makin ke sini makin banyak juga lho yang konsumtif beli baju baru.

Ibarat kata, mau keluar rumah sehari 5x ya, ganti baju 5x dengan baju yg berbeda.

Sudah lama aku sangat tertarik dengan isu sustainable fashion ini ketika lagi beres-beres lemari stress sendiri dengan banyaknya baju yang bahkan aku baru sadar ada baju tersebut di lemari. Dari situ aku tobat bener, nggak mau beli-beli baju dulu sebelum yang ada sudah usang dan nggak bisa dipakai lagi. Alhamdulillah, ringan di beberesnya, ringan pula hisabnya nanti insyaallah.

Keren nih tulisannya. Aku baru tahu loh istilah sustainable fashion. Aku juga beberapakali memakai baju preloved, oke kok dan nyaman

Ulasan yang lengkap dan menarik tentang Sustainable Fashion. Beberapa sudah aku lakukan, meski terlihat sepele tapi smeoga bisa ikut ambil bagian dalam misi mulia untuk planet kita tercinta. Termasuk Preloved, Vintage, or Barter: aku tuh sering hunting preloved lewat marketplace khusus yang jual ini, atau beli di tokonya langsung. terus vintage kadang kalau bongkar barang lama tinggal diperbarui terus dipakai lagi, sementara barter, aku bersaudara 6 perempuan semua. Tiap mudik kami tukeran baju, tas dll. Jadi terlihat punya baru padahal lama...:)

Bahkan sekrang juga banyak seniman atau pengrajin asesoris yg memanfaakan bahan bekas dan dari sampah untuk didaur ulang. Patut diberikan pengharagana meksipun sekecil apapun cara yang dilakukan dalam sustanable fashion. Aku ada kok mbak beberapa preloved, kalau masih bagus kenapa gak dibeli apalagi harganya juga lebih murah

Kebayang banget untuk menghentikan pembelian fast fashion yang memang harganya sangat terjangkau dan modelnya macem-macem.
Jadi kudu bersaing antara fast fashion dan sustainable fashion di dunia mode agar bangga digunakan anak muda zaman sekarang.

Aku tuh masih moody sih untuk persoalan fashion ini, karena pernah ada di tahun2 yg aku bener2 cuma pakai itu2 aja dan lemari jadi ramping banget tapi tiba-tiba pengen punya referensi baju yg berbeda, jadi gembung lagi deh lemarinya

From this article I know that everything could be thought
We need good support system to make them realistic
Everyone must know that sustainable from fashion make some many advantages not only for one person but overall population

Ada masanya aku pernah keranjingan belanja fashion, padahal sudah punya baju dengan model yang sama, cuma rasa ingin punya yg model itu sangat kuat. Padahal akhirnya baju-baju itu ya cuma numpuk aja di lemari. Jadi pengen aku kasih2in aja ke keluarga dekat biar bermanfaat. Sekarang, kalo nggak butuh ya nggak beli

love the earth by using natural materials for the garment industry, for example, those that do not use synthetic materials

Baru dengar nama desainer ini, Diana Rikasari. Dia bertahan dengan idealismenya dengan peduli pada lingkungan melalui usaha daur ulang mode. Pensaran jadinya, mau kepoin instagramnya ah.

Aku suka fashion dari muda, tapi aku ga mau menumpuk barang ga bermanfaat. Makanya kalau beliin anak yang branded sampai lintang usia 17 tahun bisa kukasih ke Binar yang usia 4 tahun, begitu juga baju mas Pijar ke Pendar. Kesannya branded mahal, tapi aweeet sampai lama dan ga jadi sampah. Bisa dikasihkan ke orang dalam kondisi bagus, bahkan bisa disale lagi loh