Bagaimana Anak Gifted dan Berkebutuhan Khusus Melihat Dunia?


"Anak yang memiliki kecerdasan istimewa, adakalanya memiliki cara unik dalam memahami fenomena alam. Mereka mendapatkan pemahaman dengan cara yang mungkin tidak sama alurnya dengan umumnya seorang anak. Sehingga adakalanya bereaksi negatif ketika diberikan pendidikan yang mengasumsikan pelajarannya memiliki pola nalar yang umu. Hal itu yang saya pahami setelah membaca catatan menarik tentang Izzan. Dia memiliki potensi yang tidak lazim dimiliki banyak orang, sehingga tidak mudah bagi orangtua mapupun guru untuk mengasah potensi itu. Anak seperti Izzan memerlukan stimulus dan metode pengajaran yang berbeda. Dalam kasus Izzan sepertinya kekuatannya terutama pada pemahaman metematika geometri... "- Anto Satriyo Nugroho, Computer Scientist di BPPT 

Postingan kali ini sebagai tulisan keempat dari #BookReviewSeries Buku Melihat Dunia akan membawa kita pada sudut pandang yang "tak biasa", perspektif yang berbeda dari cara melihat seorang anak gifted seperti Izzan. Endorsement  dari Scinentist BPPT tersebut kiranya mewakili apa yang terjadi pada Izzan dalam keunikannya melihat segala sesuatu dan obyek yang ada. Cara melihat yang tak sama dengan cara kita, orang biasa atau orang pada umumnya melihatnya. Yang mencengangkan karena cara pandang berbeda yang ternyata sangat "tingkat tinggi" itu berasal dari seorang anak di usia balita. Well, saya terbengong-bengong membaca lembar demi lembar catatan Bu Yanti, Ibu Izzan. 

Terlebih cara pandang uniknya ini juga dilengkapi dengan keunikan lainnya seperti mengumpulkan, melemparkan atau melambungkan batu dan mainan di mana-mana, mengumpulkan, mempermainkan, bahkan memakan binatang yang ditemuinya termasuk cacing dari comberan. Hmm agak aneh bahkan ketika seorang anak usia 3 tahunan mengumpulkan berbagai batu dari lingkungan sekolahnya lalu membawanya kemana-mana dalam tasnya. Apa yang ada di pikiran Izzan tentang batu-batu itu?

Beruntung Izzan memiliki Ibunya yang bisa memahaminya, yang bisa membangun jembatannya sendiri untuk sampai pada apa yang dipikirkan Izzan dan menyampaikannya pada dunia.

"Bagi saya, Izzan seperti "menyimpan energi" yang akan membuat saya tidak bisa membatasi atau banyak melarang perilakunya yang sangat eksploratif. Kontak batin antara saya dan dia begitu kuat. Dunia saya menjadi begitu sempit karena sedikit yang bisa memahami kami. Dunia saya adalah dunia Izzan dan dunia Izzan adalah dunia saya." (hal 49)

Seorang anak dengan usia 5 tahun 6 bulan menggambar rancangan kereta api berbahan bakar daun dan mobil berbahan bakar udara sebagai solusi kenaikan harga BBM yang memicu demo besar-besaran di mana-mana? Apa yang ada di pikirannya hingga menawarkan solusi yang sangat akademis untuk anak usia 5 tahunan? 

Seorang anak di usia 6 tahun 9 bulan mampu membuat analogi yang pas untuk membedakan benda-benda yang sebangun dengan benda yang kongruen sebagai kakak-adik dan sudara kembar. Benda sebangun ibarat kakak-adik, ukurannya beda tapi bentuknya sering sama, sedangkan benda kongruen ibarat saudara kembar, ukuran dan bentuknya sama. 


Di usia yang sama, Izzan menurunkan rumus luas permukaan bola dengan menemukan "begitu saja" hubungan empat buah lingkaran dengan sebuah bola hanya dengan memandangi bola tersebut. Hal serupa terjadi ketika akhirnya Izzan menemukan konsep dan menurunkan rumus luas kerucut, luas lingkaran,volume kerucut, volume tabung, dan lain-lainnya.  Izzan menemukannya dengan membayangkan benda-benda tersebut dalam pikirannya.

"Bu, Ibu aku punya bayangan. Aku punya sulap untuk Ibu" ...
"cepat, Ibu ambil kertas dan pulpen. Tolong Ibu gambarkan tabung. Ini sulap untuk Ibu" ...

Proses penemuan yang berawal dari apa yang dibayangkan oleh Izzan ini kemudian dibantu sang Ibu menghasilkan temuan "baru"nya.  Proses yang saat dimintakan Ibunya untuk dijelaskan dijawab dengan jawaban khas anak-anak yang polos dan cuek seperti:

"Aku sih cuma ngebayangin kalau akunya lagi ada di atas tabung. Kan, kelihatan begitu aja ada 3 kerucut dalam tabung? Makanya aku bilang pasti volume kerucut itu sepertiga volume tabung. Karena tiga buah kerucut akan mengisi penuh tabung itu." (hal 128)    
"Aku mengkhayal ... aku jadi kecil...terus aku berdiri di atas tabung. Aku ngebayangin... aku ngelihat ke arah bawah tabung. Dalam khayalan aku itu, aku seperti ngelihat tiga buah kerucut di dalam tabung. kalau kita lagi ngebayangin ada di atas tabung, kan kita bisa lihat segitiga yang seperti kerucut, dua kerucut menghadap ke bawah dan satu kerucut menghadap ke atas." (hal 129)
Pada usia 7 tahun 9 bulan Izzan dengan konsisten berpendapat bahwa pusat bumi, tempat pertemuan gaya-gaya yang bekerja di bumi, adalah Indonesia dan Arab Saudi. Semua diungkapkannya dengan gaya dan cara pandangnya sendiri. 

"Bu, Bu! Sebenernya begini lho! Sebelum bumi menjadi dingin atau dimulainya zaman es sebenernya bumi itu dulu panas! bagian yang paling panas dari bumi adalah Indonesia. jadi setelah bumi mendingin dan menjadi es, Indonesia saat itu tidak ikut membeku tetapi tetap hangat" (195)
Baca juga: [Book Review] Melihat Dunia: Delapan Tahun Pergulatan Memahami Anak Gifted dengan Keluarbiasaan Ganda

Ibu Ratih Zimmer seorang psikolog menyimpulkan bahwa cara Izzan melihat benda tidak sama seperti kita melihat benda. Dia akan melihat benda dengan cara lain sehingga benda-benda itu punya makna yang berbeda atau lain buatnya. (hal 128)  Apa yang dilihatnya seolah "memilki makna lain" Benda-benda yang dilihat Izzan dengan "cara berbeda" maknanya tidak sama dengan kebanyakan orang melihat. (hal 248)

Dalam suatu observasi ringkas yang dilakukan Ibu Ratih pada Izzan ditemukan beberapa poin di antaranya bahwa Izzan memiliki gaya berpikir yang berbeda dengan rata-rata anak seusianya. Izzan lebih menyukai cara-cara yang tidak biasa dalam menyelesaikan persoalan. Ketika diminta menyusun balok atau diarahkan dengan instruksi sekuensial yang praktis Izzan menolak keras dan memilih menyusun dengan cara yang rumit menurut idenya sendiri. Ibu Ratih juga melihat Izzan cenderung menggunakan otak kanan dalam berpikir dan bertindak. (hal 245)

Tatkala belajar geometri, Izzan menemukan hubungan volume kerucut dengan volume tabung, volume limas dengan volume kerucut, luas lingkaran dengan luas permukaan bola dan volume kerucut dengan volume bola dengan menemukan berbagai hubungan tersebut  dengan cara memvisualisasikan atau "melihat". Semua ia lakukan begitu saja seakan tanpa berpikir keras. Mungkin inilah yang dimaksud melihat benda dengan cara yang berbeda dan melihat benda mempunyai makna lain.

Cara Izzan melihat ini kemudian juga terbukti saat suatu hari dilakukan tes/konsultasi psikologi, yang meskipun kemudian disesali oleh Bu Yanti karena cara psikolog di tempat tersebut menemukan "kondisi" Izzan dengan cara yang membuat Izzan tertekan dan tidak nyaman, menunjukkan bagaimana Izzan memiliki cara yang berbeda dalam melihat suatu obyek.

Mulai dari interpretasi gambar bongkahan es yang jatuh, gambar anak yang mau ganti baju di rumah,  dan gambar aktivitas binatang-binantang di suatu tempat menunjukkan Izzan melihatnya dengan cara pandang yang "sangat akademis dan tinggi", yang mungkin tidak "normal" seperti layaknya cara melihat anak seusianya yang biasanya lebih sederhana dan sekuensial. Meski dianggap sebagai cara pandang "yang bermasalah" oleh psikolog yang mengujinya, namun cara pandang yang jika digali lebih jauh ternyata juga memiliki sisi kebenaran dan rasional, dan sebetulnya sangat saintifik dan akademis. Jauh melompati cara pandang anak seusianya. Logika yang disampaikan Izzan atas jawabannya ternyata sangat masuk akal. 

Pada akhirnya sang Ibu memilih untuk berkesimpulan bahwa pada dasarnya semua perilaku yang Izzan tampakkan  semata didorong oleh misi hidup Izzan yang telah diamanatkan Allah. Sang Ibu memilih untuk percaya kembali  pada Izzan, bahwa cara Izzan melihat dunia adalah cara yang telah dititipkan oleh Sang Pencipta.

#BookReviewSeries Buku Melihat Dunia belum selesai, Baca postingan terakhir dan ikuti Mini Giveawaynya yaa. Klik aja di sini.

38 comments

  1. Katanya anak2 ABK itu jauh lebih pintar mba dr anak normal kalau di asah trus

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah di buku ini diulas lhoo soal anak indigo dan sejenisnya..yuuk ikutan GAnya mba

      Delete
  2. Mbak, buku ini bagus sekali ya. Saya penasaran dengan Izzan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mba..izzan udah gede lho sekarang..sdh 13 tahunan

      Delete
  3. Mbak, buku ini bagus sekali ya. Saya penasaran dengan Izzan.

    ReplyDelete
  4. buku yang bagus, sebenarnya cata Izzan memandang benda-benda tersebut, bisa menyadarkan pada orang dewasa bahwa mereka juga bisa memandang suatu hal melalui sudut pandang yang berbeda, sudut pandang yang tak melulu dipengaruhi konformis.

    Nice book, makasih Mba Ophi ulasannya menarik

    ReplyDelete
  5. ibu anak gifted seperti Izzan mesti sabar dan pengertian ya :)

    ReplyDelete
  6. Wah, kalau saya ketemu sama Izzan, trus ngobrol bareng, mungkin saya kebanyakan bengong ya karena enggak nyambung sama daya pikirnya yg tinggi :)))

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha...bisa jadi mba...tp bisa juga enggak..meski kita bakal lama loadingnya

      Delete
  7. Kayaknya menarik ya mbak bukunya. Jd pengen baca :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. menarik mel..yook dibaca bukunya ada GAnya lhoo

      Delete
  8. Allah memang ngga main2 yaa mba dlm memasangkan sesuatu, ibu izzan luar biasa. Izzan superrr,koq bisa yaa, wallahualam

    ReplyDelete
  9. Allah memang ngga main2 yaa mba dlm memasangkan sesuatu, ibu izzan luar biasa. Izzan super, koq bisa yaa, wallahualam

    ReplyDelete
  10. gak sabar nunggu postingan terakhir hahaha....

    ReplyDelete
    Replies
    1. udah publish mba postingan terakhir..ayoo ikutan GAnya

      Delete
  11. Luarrrr biasaahhh.. sy serasa menemukan calon habibie baru utk masa depan.. andai sy bs ktmu izzan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Izzan dah besar skrg mba..ada di FBnya lhoo..pernah masuk tv jg di hitam putih

      Delete
  12. Saya jadi pingin ketemu anak ini plus kenalin ke anak-anak saya, biar nular gitu mba..hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha...iya bs langsung nular mbaa...
      Kenalin via med sos aja mba..
      Ada jg video izzan di youtube pas wawancara di hitam putih

      Delete
  13. Mba, anak2 gifted itu sampai akhir hayatnya tetap seperti itu atau akan ada masanya menjadi " normal?"

    Ternyata izzan ngeliat benda itu penuh makna ya beda sama kebanyakan orang.

    Dan kebanyakan, ibu2 kalo anaknya berulah sesuatu yg "nyeleneh" dikiit aja biasanya udah protes krn ngga sesuai. Bu yanti itu hebat krn sabar, ngga seperti itu, jadi potensi anaknya beneran keluar dan diasah. Ga mudah loh bisa kaya gitu :)

    Ending buku nya gmn mba ? Hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha penasaran yaa...
      Yook baca sendiri bukunya he2..m
      Ikutan GA nya dan smoga beruntung ya mba

      Delete
  14. Mba, anak2 gifted itu sampai akhir hayatnya tetap seperti itu atau akan ada masanya menjadi " normal?"

    Ternyata izzan ngeliat benda itu penuh makna ya beda sama kebanyakan orang.

    Dan kebanyakan, ibu2 kalo anaknya berulah sesuatu yg "nyeleneh" dikiit aja biasanya udah protes krn ngga sesuai. Bu yanti itu hebat krn sabar, ngga seperti itu, jadi potensi anaknya beneran keluar dan diasah. Ga mudah loh bisa kaya gitu :)

    Ending buku nya gmn mba ? Hehe

    ReplyDelete
  15. saya sangat salut terhadap Izzan , diusianya yang baru segitu dia sudah memiliki kecerdasan yang luar biasa. Mungkin dia memiliki banyak pertanyaan-pertanyaan yang menguji kita. Dan mungkin saya nggak akan mengerti apa yang harus saja jawab jika Izzan bertanya kpd saya. Luar biasa Ibu Yanti, dia juga memiliki pengetahuan yang luar biasa. Ibu Yanti banyak belajar dari Izzan dan sebaliknya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mba..memang luar biasa. mereka berdua "pasangan" yg cocok yaa

      Delete
  16. Keren ya, Mbak. Jadinya rumah penuh dengan suasana sains. Tapi kudu sabar.

    ReplyDelete
  17. Kk Izzan begitu cerdasnya membuat inspirasi banyak adik-adik dan juga bu Yanti untuk orang tua yg lain terlebih yang memiliki anak dgn diagnosa gifted + komorbid atau gifted disinkroni.

    ReplyDelete
  18. Kereeen euy. Bahkan saya sendiri ga akan terpikir rumus-rumus yang rumit itu. Tapi Izzan Masya Allah :')

    ReplyDelete
  19. Izzan diberikan anugerah untuk mempelajari sesuatu dari sudut pandang lain ya mbaak, subhanallah

    ReplyDelete
  20. Izzan bisa menemukan dan menurunkan rumus dari benda yang ia lihat. Izzan keren. Ibunya keren. Memang sudah dipasangkan sama Allah ini mah :) makin penasaran pengen baca sendiri hehe

    ReplyDelete
  21. mungkin anak gifted akan lebih baik belajar di rumah bersama orang tuanya atau istilahnya homeschooling. untuk sosialisasi ikutkan les yang dia sukai. atau sekolah khusus anak gifted, waktu itu ada di tv tentang sekolah anak gifted tapi lupa namanya. karena jika masuk sekolah umum dia akan di cap sebagai anak yang tidak normal dan rentan akan bully. saya seorang guru anak-anak, saya belum pernah ketemu sama anak gifted, tapi anak yang hiperactive pernah dan merasakan beratnya mengajar mereka, mesti sabar banget. jadi pengen ketemu izzan dan bundanya ya. biar bisa belajar jadi ibu yang sabar. salam buat izzan dan bundanya yang sama-sama hebat. Allah menitipkan ilmunya sama izzan. tinggal tunggu waktu munculnya einstein abad ini.

    ReplyDelete
  22. Semua orang memang diciptakan dengan kelebihan dan kekuragan masing-masing. Saya jadi pengen cepat-cepat baca buku ini. Sungguh banyak pesan yang dapat diambil.

    ReplyDelete
  23. Makin penasaran dengan perjuangan Bu Yanti menghadapi anaknya yang luar biasa kecerdasannya di atas rata-rata ya, duuuh gimana menghadapi kesehariannya?

    ReplyDelete

Terimakasih sudah silaturahim, silahkan meninggalkan jejak di sini. Comment yang masuk saya moderasi terlebih dahulu ya. Mohon tidak meninggalkan link hidup.