Liburan ke Taman Mini Indonesia Indah

Sebuah Miniatur Indonesia Indah Warisan Bagi Generasi Masa Datang

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) merupakan suatu kawasan taman wisata bertema budaya Indonesia di Jakarta Timur dengan luas kurang lebih 150 hektar. Taman ini dilengkapi dengan 33 anjungan daerah dari Provinsi Nangoroe Aceh Darussalam di ujung barat hingga Provinsi Papua di ujung timur; 18 museum diantaranya yang terfavorit versi saya, ada Museum Transportasi, Museum Serangga, dan Museum Bayt Al-Qurán; 7 rumah ibadah, unit taman flora dan fauna yang paling anak-anak saya suka ada Taman Dunia Air Tawar, Taman Kupu dan Taman Kaktus; wahana rekreasi yang paling banyak favorite list-nya: ada Kereta Aeromovel, Theater 4D, Istana Anak-Anak, Theater IMAX Keong Mas, Kereta Gantung (Skylift) dan Snowbay;  dan berbagai fasilitas penunjang lainnya. Gagasan lahirnya sebuah kawasan yang merupakan miniatur dari Indonesia ini lahir dari ide Ibu Negara Tien Soeharto pada tahun 1970. Ide briliant ini kemudian mulai diwujudkan dalam suatu pembangunan secara bertahap pada tahun 1972. Akhirnya di suatu senja yang terik pada 20 April 1975, Presiden Soeharto meresmikan dan membuka TMII.


Saya menyebutnya sebagai ide briliant. Mengingat kekayaan dan keragaman Indonesia baik dari sisi budaya, suku bangsa dan bahasa, sumber daya lingkungan, seni arsitektur, dan seni tari yang merupakan potensi yang sangat luar biasa di satu sisi namun rentan dengan konflik di sisi lain membutuhkan suatu ikon pemersatu. Miniatur Indonesia yang merangkum kekayaan dan keragaman budaya dari Sabang sampai Papua ini merupakan sebuah pemersatu keberagaman yang indah tersebut. Setiap daerah memiliki kekhasan yang tidak hanya indah namun memiliki makna dan nilai kultural yang tinggi. Luasnya Indonesia yang tersebar dalam ribuan pulau membutuhkan waktu untuk mengenal dan mempelajarinya. TMII sebagai miniatur Indonesia mencoba mewakili dengan menghadirkan keberagaman tersebut dalam satu tempat yang sangat strategis dan lebih mudah dijangkau.

Sebagai sebuah taman wisata, TMII hadir sebagai sebuah sarana edukasi bagi setiap pengunjungnya, baik lokal maupun internasional, usia anak-anak, remaja hingga dewasa dan usia lanjut bahwa Indonesia adalah sebuah negara besar dengan beragam kekayaan dan keragaman budaya masing-masing daerah dengan potensi dan keunggulan masing-masing. Selain di sekolah, maka pendidikan kebangsaan dan kewarganegaraan yang dapat memicu timbulnya rasa kecintaan terhadap keragamaan budaya Indonesia sekaligus memupuk rasa persatuan dapat dipelajari langsung melalui suatu wisata edukasi di TMII. Selain dapat melihat gambaran profil daerah secara nyata, wisata edukasi sangat membantu menumbuhkan rasa kebanggaan akan budaya dari berbagai suku bangsa di Indonesia. TMII membantu saya memvisualisasikan keragaman Indonesia. Simak dialog saya dengan Ka Alinga (6,5 Tahun) dan Ka Zaha (5 tahun) berikut:


Ibu: Ka, Ibu pamit ya, seminggu ke depan, Ibu mau tugas ke Padang. Kaka baik-baik di rumah ya, sama ayah dek Zaha dan dek Paksi.
Ka Za: Padang itu jauh bu?? naik pesawat ya bu??
Ka Al: Padang itu ada di pulau apa bu?? Itu masih Indonesia kan?
Ibu: Iya Padang itu kota di Sumatera Barat, Salah satu provinsi di Indonesia, pulau Sumatera di sebelah kiri pulau Jawa sayang... Jauh jadi harus naik pesawat.
Ka Za: Ooh Padang itu Indonesia juga ya bu, Kalau di sini pagi, di padang siang apa malem bu?
Ibu: Iya Indonesia, itu lhoo yang punya rumah tradisional yang atapnya kayak tanduk kerbau, Rumah Gadang... yang kita main di Taman Mini.. Itu rumah tradisional orang Sumatera Barat. Sama aja sayang di sana juga masih pagi.
Ka Al: Oh iya bu, rumahnya bagus ya bu, pake panggung dan banyak hiasannya, baju adatnya juga lucu...oh itu jauh ya bu, harus naik pesawat.
Ka Za: oh itu ya buu, yang kita poto-poto sama badut-badut ya... nanti kita ke sana lagi ya buu

Saya sepakat dengan penetapan TMII sebagai aset negara (1977) dan objek vital nasional (2008) yang sangat penting untuk dijaga dan dilestarikan. Mengingat sangat strategisnya peran dan fungsi dari taman wisata budaya ini bagi edukasi generasi mendatang Indonesia. Beberapa gelar dan penetapan bagi TMII yang juga diberikan oleh beberapa institusi seperti Taman Satwa Taman Konservasi (Menhut, 2010), Lembaga Pelestarian Budaya Indonesia (Mendikbudpar, 2011), Wahana Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama (Menag, 2012), dan Wahana Keberagaman Museum, Sumber Inspirasi Peradaban Bangsa (Mendikbud, 2013) kiranya bukan sekedar simbol dan hal yang mengada-ada.

Di tengah krisis budaya dan identitas yang menerjang gereasi muda kita, akan sangat penting artinya menumbuhkan kembali kecintaan dan kebanggaan akan budaya lokal. TMII menghadirkan sarana dan fasilitas untuk mengembalikan kecintaan dan kebanggaan itu di sebuah tempat yang jauh lebih terjangkau bagi semua kalangan. Dengan berbagai penghargaan tersebut, tidak menjadi ringan tanggung jawab yang diemban oleh pengelola TMII. Selain menjaga yang sudah baik, tentunya tetap perlu dilakukan berbagai inovasi agar potensi yang sudah ada bisa lebih berkembang dan meningkatkan daya tarik dan menjadi pilihan gerenasi muda kita untuk mengenal Indonesia secara lebih komprehensif.

Pengajuan TMII sebagai Wahana Perekat Persatuan dan Kesatuan Bangsa kepada Kemendagri (2014) dan Pengajuan sebagai Nominasi Warisan Budaya Tak Beda kategori Best Practices UNESCO oleh Kemendikbud merupakan ajang bagi TMII untuk terus memperbaiki diri dan mengembangkan inovasi tanpa meninggalkan filosofis awal pendiriannya. Gagasan pembangunan TMII dilandasi oleh suatu keinginan untuk membangkitkan kebanggaan dan rasa cinta terhadap bangsa dan tanah air, serta untuk memperkenalkan Indonesia kepada bangsa-bangsa lain di dunia. Dengan tetap mengedepankan kekhasan, keunikan dan keunggulan potensi daerah, TMII dapat menjadi salah satu tujuan wisata yang selalu dirindukan oleh seluruh kalangan masyarakat.

TMII Bagian dari Cerita Indah Keluarga Indonesia

Bukan basa basi kalau saya (dan keluarga kecil saya) merupakan penggemar TMII. Ada beberapa tempat yang jadi favorit kami dan sudah beberapa kali berkunjung kesana. Sejak masih berbuntut satu, Kaka Al, lalu bertambah menjadi dua dengan hadirnya Ka Za,  Bahkan saat sudah bertiga dengan Dek Paksi... TMII masih jadi favorit. Tidak bosan??? belum tuh ... masih banyak yang belum kami eksplore sepenuhnya.

Banyak kisah indah dan seru yang sudah kami lewati di TMII, menjadi warna kehidupan keluarga kecil kami. Menjadi begitu menyenangkan dan menyelipkan rasa yang disebut bahagia dengan catatan-catatan yang tertinggal dalam setiap kunjungan kami. Beberapa First Moment-nya anak-anak dialami di TMII. Pertama kali menonton bioskop di Theater IMAX Keong Emas, saat itu bahkan dek Paksi baru melewati usia 1 Tahun. Selain anak-anak saya juga mengajak keponakan dan adik saya waktu itu. Mereka masih ingat film yang ditonton saat itu tentang Tyrex si Dinosaurus. Sampai hari ini dek Paksi masih mengingatnya sebagai si Yuyus (dinosaurus). Selesai menonton  anak-anak masih nagih, akhirnya kami kemudian mengajak mereka berpetualang di wahana theater 4D-nya. Kisah keluarga burung yang berpetualang meninggalkan kesan mendalam bagi anak-anak. 

Lalu pertama kali tidak menangis berpoto dengan badut, yaa si badut kelinci TMII. Pertama kali berani naik kereta gantung, mau lagi dan lagi, yaa kereta gantung TMII. Pertama kali naik awak ebang eh pesawat terbang hahaha... iya di Garuda-nya Museum Transportasi dan Perhubungan. Ngantri naik kereta sampai kaki pegel.... hahaha ya di wahana kereta api. Pertama kali berenang dan bermain air serasa di tengah salju yaa di Snowbay. Oh iya, anak-anak juga suka sekali dengan becak mini-nya TMII. Becak mini ini tersedia di beberapa tempat antara lain di wilayah sekitar theater IMAX Keong Mas. Saya yakin keluarga saya hanya satu di antara sekian banyak keluarga Indonesia yang merupakan pecinta TMII. Ada ribuan keluarga Indonesia lain yang memiliki kenangan indah di TMII.

Aah tak sabar membuka poto-poto lama... mengenang keseruan di TMII  Beberapa saya bagikan di sini. Sayapun punya catatan tersendiri bagi TMII.  Catatan yang semoga saja bisa membuat TMII semakin okeh...selain mempertahankan yang sudah baik, tapi perlu terus memperbaiki dan meningkatkan pelayanan.  jangan sampai karena menjadi favorit lalu pelayanan menjadi seadanya atau kemudian menaikkan harga tiket dan jasa tanpa meningkatkan fasilitas dan pelayanan. No.. jangan sampai seperti itu ya. 

Selamat Ulang Tahun TMII-ku

Saya yakin TMII masih menjadi tempat wisata terfavorit bagi sebagian besar warga Jakarta dan sekitarnya, bahkan bagi wisatawan dari luar kota/daerah, TMII biasanya masuk list yang wajib dikunjungi. Hal ini setidaknya karena beberapa hal, yaitu: 1. letaknya yang strategis dan mudah dijangkau, 2. harga tiket masuk dan wahana relatif terjangkau, 3. wahana yang tersedia dengan alternatif yang sangat memadai dan lengkap, dan faktor lain yang juga sangat menentukan adalah kebersihan, keamanan dan kenyamanan. Setidaknya  3 hal yang sudah menjadi nilai strategis TMII ditunjang sepenuhnya dengan aspek kebersihan, keamanan dan kenyamanan tadi.


Salah satu catatan penting untuk TMII adalah masalah kebersihan. Bagaimanapun indahnya potensi wisata suatu tempat dan dilengkapi dengan ragam budaya dan tradisi yang kaya tak akan menjadi nilai lebih jika tidak dijaga kebersihannya. Kebersihan tempat wisata sebagai tempat umum adalah harga mati. Tidak berarti menjaga kebersihan hanya merupakan kewajiban pengelola. Pengunjungpun seharusnyalah dikenai tanggung jawab menjaga kebersihan. Namun demikian, kebersihan tetap harus menjadi prioritas utama bagi pengembangan TMII ke depannya. Beberapa hal yang menjadi indikator adalah tersedianya tempat sampah yang memadai dan mudah dijangkau di semua tempat di kawasan TMII, tersedianya petugas kebersihan yang siap siaga membersihkan dan mengingatkan pengunjung yang melanggar aturan kebersihan, tersedianya toilet yang memadai dan selalu bersih.

Awal bulan April ini saya berkesempatan mengunjungi beberapa tempat wisata unggulan di Beijing, The Summer Palace, Tiananmen Square, Forbidden City dan Great Wall, satu hal yang sangat mengesankan buat saya selain indahnya tempat-tempat tersebut adalah kebersihannya. Ratusan bahkan ribuan pengunjung yang datang ke tempat tersebut pada hari saya berkunjung, namun semua lokasi tetap terlihat bersih, mengagumkan. Saya melihat banyak disediakan tempat sampah di sudut-sudut yang strategis dan banyaknya petugas kebersihan yang hilir mudik menjaga kebersihan dan mengawasi ketertiban pengunjung.

Adanya para pedagang kaki lima terutama pedagang makanan di sekitar anjungan/wahana/museum di satu sisi memudahkan pengunjung, namun jika tidak ditata dengan baik justru menimbulkan ketidaknyamanan. Salah satunya, sampah yang diakibatkan, menumpuk dan berserakan, mengganggu pemandangan, dan merusak keasrian. Yang juga menjadi concern saya adalah tersedianya tempat beribadah (musholla) yang lebih memadai dan mudah dijangkau di semua anjungan/museum/unit/wahana. Sebagian besar sudah menyediakan musholla, namun kondisinya banyak yang tidak terawat seperti ketersediaan dan kebersihan alat sholat dan tempat wudhu. Saya biasanya membawa alat sholat sendiri sehingga merasa lebih nyaman namun saya melihat banyaknya pengunjung dengan alat sholat yang tersedia tidak seimbang, begitu pula kondisi dan kebersihannya. Tempat wudhu dan toilet di beberapa tempat juga tidak memadai dalam hal kebersihan dan ketersediaan air.

Kiranya dilakukan evaluasi yang serius terhadap hal tersebut guna kenyamanan pengunjung.Contoh konkrit yang masih saya ingat, selama dua kali mengunjungi Museum Transportasi saya pasti melewatkan waktu sholat Zhuhur dengan anak-anak di sana. Tiga tahun lalu, musholla yang sama dengan setahun lalu kondisinya sangat jauh berbeda. Dari sisi kebersihan baik tempat sholat maupun tempat wudhu. Di toilet di mushola museum transportasi yang terletak di lantai bawah tersebut tidak saya temukan tempat sampah sehingga saya melihat banyak tumpukan sampah seperti tissu, pembalut dan diaper anak yang diletakkan di salah satu pojokan toilet. Ahhh sangat mengganggu dan mengecewakan. Pantas musholla terlihat sepi. Dua tahun sebelumnya saya cukup merasa nyaman melakukan sholat di sana.

Dari aspek keamanan dan kenyamanan yang juga penting untuk dilakukan perbaikan antara lain sistem parkir, sistem antri,  dan sistem informasi di berbagai wahana/museum/unit. Sistem parkir kendaraan yang tertib dan teratur, sekaligus aman menjadi salah satu pekerjaan rumah bagi TMII. selain itu adanya kerusakan dan perbaikan beberapa wahana yang seharusnya ditangani secara serius dan cepat. Terakhir kami berkunjung ke TMII, Pesawat Garuda yang menjadi Favorit anak-anak masih dalam perbaikan dan belum kunjung direnovasi. Ini tentu agak mengecewakan bagi para pengunjung. Bagi kami yang masih tinggal di sekitar Jakarta, kami masih bisa punya banyak waktu untuk berkunjung lagi ke sana, tapi bagi mereka yang tinggal jauh tentu hal ini mengecewakan. Beberapa kali kunjungan terakhir, kereta areomovelpun juga sedang tak bisa digunakan. Sayangnya tak ada kepastian kapan bisa dinikmati kembali. Kondisi ini seolah-olah menunjukkan tak ada kesiapan dan kesigapan pengelola menindaklanjuti adanya kerusakan. Padahal saya yakin kereta areomovel inipun salah satu wahana favorit bagi pengunjung TMII.

Semoga catatan saya sebagai pengunjung setia TMII menjadi bahan masukan bagi perbaikan TMII ke depan. TMII sangat berpotensi menjadi ikon wisata budaya dan pendidikan yang representatif bagi pengembangan generasi mendatang. Potensi yang besar dari TMII harus diimbangi dengan peningkatan pelayanan, inovasi dan kreatifitas. Berbagai fasilitas yang ada, banyaknya event-event yang diselenggarakan di TMII juga menjadi faktor pendukung lain yang tak kalah potensial. Pada akhirnya, saya mengucapkan Selamat Ulang Tahun Taman Mini Indonesia Indah-ku... Bergerak terus memajukan Indonesia dengan menjaga, melestarikan dan mengenbangkan budaya nusantara yang kaya dan khas. 39 tahun TMII, Pesona Indonesia.


Referensi:
www.tamanmini.com

16 comments

  1. Wow, komplit mak Oppi, thanks infonyaaa (kebetulan besok fieldtrip Derry - TK ke TMII)

    ReplyDelete
    Replies
    1. sama-sama mak... have fun yaaa, banyak yg bisa di eksplore di TMII mak

      Delete
  2. mantap mak...sukses utk lombanya ya :)

    ReplyDelete
  3. keren mak,, sudah lama sekali ga ke TMII.. pengen ke sana lagi...
    sukses ya mak untuk kontes yang diikuti..

    ReplyDelete
    Replies
    1. ayo ke sana lagi mak... eksplore lebih detail setiap wahana... seruuu.
      makasih ya doanya :)

      Delete
  4. deket rumah ku nih mak hhheee...sukses mak, bagus infonya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. waah dah ga keitung dung yaa main ke sana mak hihi... mampir ah klo ke TMII :P
      makasih mak

      Delete
  5. heuheu say ajuga mau ikutan nich mak tapi belum publish ...semoga sukses ya kontesnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. ayoo buruan publish mak... amin... smoga sukses juga ya mak

      Delete
  6. Pengen ikut lombanya mak..but ga punya foto update kaya mak. Foto2 TMII trakhir saya ambil th 2009, wktu sy hmil prgi k sana. Pasti dh buanyak yg beda ya mak...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ga apa-apa mak, ambil dr angle "kenangan"gitu mak... cerita lama yang berkesan di TMII heheh *sekedar saran... artinya sejak dulu sudah punya kenangan di sana.
      semangat mak, smp akhir bulan lhoo

      Delete
  7. wah yg komennya emak2 smua... jgn smpe sya dipanggil emak jg.. bagus artikelnya mak, gudlak! :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasih yaa... hihi.. yang buat tulisan emak2, tp yang comment boleh kok non emak2...

      Delete
  8. asyikkk, lengkap banget foto2nya :) good luck mak

    ReplyDelete
  9. hihi iya mak, seru aja bawaannya klo ke TMII dan harus diabadikan ah... nti klo dah pada besar para krucils bisa mengenang terus plus sapa tahu juga mewariskan ke anak-anak mrk hihihi..
    makasih Mak Rodame...

    ReplyDelete

Terimakasih sudah silaturahim, silahkan meninggalkan jejak di sini. Comment yang masuk saya moderasi terlebih dahulu ya. Mohon tidak meninggalkan link hidup.