Godzilla: Yuyus Punuk nan Baik Hati

Minggu, 18 Mei kemarin, kami mengajak trio krucils mencoba bus tingkat city tour yang sudah pernah kami liat beberapa kali. Tidak kami temukan informasi yang jelas tentang rute dan jadwalnya. Hanya disebutkan beberapa bus stop yakni Sarinah, Bundaran HI, Pasar Baru. Kami bahkan pernah melihat bus ini stop di sekitar Masjid Istiqlal. Jadi rencananya, naik bus tingkat city tour, klo cukup waktu kita duduk saja di taman Monas atau nonton di Djakarta Theatre.
Kami berangkat sudah agak siang dari rumah di Ciputat sekitar pukul 9 lebih. Minggu tak berarti tak ada kemacetan, terutama karena "pasar kaget" di daerah Sandratek Cirendeu. Karena hari itu hari bebas mobil "car free day". Kami harus mencari jalan alternatif untuk mencapai sarinah. So agak berputar-putar, akhirnya sampailah ke Sarinah dari pintu belakang jalan Sabang.

Setelah parkir, kami tak bisa segera turun. De Paksi baru saja tertidur sekitar 15 menit di kursi depan di samping ayahnya. Begitu juga Ka Zaha. Ka Al yang sudah tertidur cukup lama, justru terbangun. Rasanya tak tega membangunkan mereka. Ya udah kita maem rujaknya dulu yuk kak. Saya memang membawa bekal irisan buah dan bolu Meranti dari Medan. Kali ini irisan buah disertai bumbu rujak, ada dua macam pedas untuk ayah dan Ibu, tidak pedas untuk krucils. Dari dalam mobil kami belum melihat sekalipun Bus Tingkat lewat. Hmm kamipun tak tahu jadwal dari City Tour Bus ini.

Karena waktunya justru sudah mendekati tengah hari. Tampaknya kami harus merubah rencana. "Kayaknya kita makan dulu deh yah, kasian anak-anak" kata saya. "Kita belum tahu jadwal busnya, mending cek jadwal film yang sudah pasti."

Akhirnya setelah krucils semua sudah bangun, kami putuskan Sholat Zhuhur dulu di Masjid belakang Djakarta Theatre. Klo sudah sholat, pastinya lebih tenang. Waah serasa de javu, karena doeloe saya lumayan sering sholat di Masjid ini saat jalan-jalan bareng temen-temen semasa single. Sekedar cuci mata di Sarinah, nonton atau wisata kuliner di sepanjang jalan Sabang. Masjidpun terlihat masih sama seperti dulu, termasuk para pedagang makanan dan minuman yang berderet di depan jalan menuju Masjid. Ka Al dan Ka Zaha mau berjamaah Zuhur dengan Ibu. De Paksi ikut ayah di barisan laki-laki.

Selesai sholat, perut sudah keroncongan memanggil. Krucils pasti juga sudah lapar. Kami putuskan mengecek jadwal film terlebih dahulu. Ternyata Jadwal pemutaran film Godzilla pukul 13.30. Ayah langsung membeli tiket. Menunggu waktu pemutaran sekitar 30 menit, kami putuskan makan siang dulu ke bawah. Ternyata di luar hujan. Kami tak punya pilihan kecuali makan di gedung yang sama. Sebuah cafe dengan menu utama steak, kami memesan 3 porsi. Ka Al dan Ka Zaha berduet. Saya dan de Paksi dan ayah makan sendiri. Selesai makan buru-buru kami kembali ke atas. Tak lupa popcorn manis dan air mineral.

Sampai di dalam theatre sudah penuh. Tempat duduk kami, di baris paling atas di kursi paling tengah, sangat strategis :).  Para krucils langsung mengambil duduk sendiri. Ruangan sudah gelap. Saya wanti-wanti mereka tidak berisik, berbicara keras, atau menjerit karena akan mengganggu penonton lain.

 De Paksi duduk sendiri dengan tenang sambil sibuk mengunyah pop corn. Di sebelahnya Ka Zaha yang agak pecicilan tak mau diam. Sebelah ka Zaha, Ka Al yang tampak lebih kalem, menikmati film yang diputar. Meskipun berbahasa inggris, namun Ka Al sudah bisa menikmati filmnya karena sudah bisa membaca text di layar.

Saat terasa lebih dingin dan popcorm habis, krucils mulai "rusuh"... De Paksi turun naik kursi. KA Zaha kedinginan dan minta dipangku. Ka Al, sesekali menutup mata, melihat adegan seru pertarungan antara Muto dan Godzilla.

Kenapa memilih menonton dan kenapa Godzilla. Sudah lama tidak mengajak krucils menonton di Bioskop. Terakhir kami menonton film dinosaurus di Teater Keong Emas TMII, setahunan yang lalu. Nah selain di film tersebut, kami juga sering memutarkan film dinosaurus lain di rumah. De Paksi ngefans berat sama dinosaurus, dia menyebutnya sebagai Yuyus. Setiap malam jelang tidur, "cerita yuyus" menjadi cerita wajib yang harus didongengkan Ibunya. Bahkan de Paksi sudah hafal jalan ceritanya, sehingga kadang-kadang Ibu cukup memancing di awal. De Paksi sendiri akan melanjutkan setiap penggalan ceritanya. Naah Godzilla ini penampilannya persis dengan si Yuyus Punuk (Dinosaurus dengan punuk berduri di punggungnya). Itulah kenapa ayahnya ingin mengajak anak-anak menonton film ini. Kebetulan sedang tidak ada film anak-anak yang diputar minggu-minggu ini.

Ka Al dan Ka Zaha yang sudah lebih paham, tampak agak tegang menonton film tersebut. Buat saya sih film ini cukup seru. Cuma sayangnya ada adegan dewasa walaupun tak lebih dari 1 menit. Tapi untungnya dalam hal ini ceritanya antara suami isteri, ayah Ibu dari Sam anak kecil dalam film tersebut. Meskipun filmnya seru dan saya suka pake banget, tapi saya tak sepenuhnya menikmati karena lebih banyak harus mengawasi krucils.

Selesai menonton, anak-anak yang masih ingat rupanya kalau tujuan awal kami adalah keliling Jakarta dengan bus tingkat. Kami langsung kembali ke halte bus, tempat tanda bus city tour terpampang. Tampaknya sudah ada beberapa rombongan keluarga yang juga tengah menunggu bus tersebut. 10 menit berlalu, tak ada tanda-tanda busnya akan lewat. Anak-anak mulai gelisah setelah hampir 20 menit kami melihat bus tingkat melaju pelan di tengah jalan. Lhoo kok tidak ke kiri dan mengangkut kami. Waah kenapa ya busnya lewat begitu saja?? Padahal ada anak yang sengaja melambaikan tangan agar bus menepi. Kelihatannya tidak terlalu penuh busnya?

Waah apa karena bus tersebut tidak terjadwal untuk stop di halte ini ya. Di depan bus tertulis, Bunderan HI - Pasar Baru. Apa karena itu? Apakah memang hanya berhenti sesuai dengan rutenya?. Dalam kebingungan tiba-tiba seorang Bapak berujar, "kalau yang tadi pasti hanya naikin penumpang di HI, tunggu aja lagi ada kok yang khusus naikin penumpang dari sini". "Ooh gitu ya pak, harus naik sesuai rutenya pak?", "kalau hari biasa sih enggak, bisa naik di halte mana aja, ga sesuai rutenya bu, mungkin karena hari minggu, banyak yang naik bus ini jadi lebih tertib", "kalau mau naik dari HI semua berhenti di HI, tp kalau mau nunggu ada juga rute yang khusus berhenti di sini". "Ooooh". Hmm ternyata seperti itu ya.

Anak-anak tampaknya masih penasaran ingin tetap naik, de Paksi berkali-kali merengek, "Ibuu buss tingkat, buss tingkat." "Waah sudah hampir jam 4, kita gak tahu busnya dateng lagi jam berapa. Sholat ashar aja dulu yuuk". Kamipun kembali ke Masjid yang sama, sholat ashar dan minum es cincau. Sekembali dari Masjid, tak kunjung terlihat bis tingkat. Hari sudah sore, anak-anak bakal kecapean, karena udara masih panas menyengat, dengan udara yang lembab, mungkin akan turun hujan di malam hari. Kami putuskan kembali ke rumah. InsyaAllah lain kali bisa mewujudkan keinginan anak-anak naik bis tingkat ini.

Sepanjang jalan pulang percakapan krucils berkisar seputar si Yuyus punuk baik hati yang bertarung melawan Muto.

2 comments

  1. Lucu mbaca sebutan yuyus punuk buat Godzilla. Sy blom sempet nonton filmna tpi keliatanna seru...

    ReplyDelete
    Replies
    1. seru klo menurut saya sih... haha iya itu panggilan akrabbya hihihi...

      Delete

Terimakasih sudah silaturahim, silahkan meninggalkan jejak di sini. Comment yang masuk saya moderasi terlebih dahulu ya. Mohon tidak meninggalkan link hidup.