Awas Ada Copet di Commuter Line

Senin pagi yang hectic plus cuaca gloomy yang tak bersahabat. Saya dan suami hampir tak bisa terangkut commuter line. Penuh sesak dan berdesak-desak, yup perjuangan baru dimulai. Saya memaksakan diri nyempil hampir di depan pintu. Saya minta suami saya mendorong saya hihihi. Tak sanggup mendorong bapak-bapak yang lebih dulu berebut masuk di gerbong yang memang sudah penuh. So, Suami saya pas di depan pintu dan saya di belakangnya. Commuter line saya di jalur Serpong - Tanah abang yaa

Pada saat itu tiba-tiba seorang penumpang pria merasa kehilangan telepon selular (hp) nya. “Sialan hp saya kecopetan nih, ada copet nih”. Namun suasana rusuh berebut masuk membuat kami tak terlalu mengambil perhatian. Korban pencopetan ini tak terangkut bersama kami, so...bisa dipastikan copetnya yang terangkut dan berada di antara mereka yang berdesak-desakan bersama kami. Saya langsung memeluk erat tas punggung di mana hp saya simpan. Maklum masih parno, saya masih trauma saat menjadi calon korban pencopetan...jiyaah apa pula itu istilahnya. calon korban...sekarang berarti bakal calon korban niih *tuing waspada tingkat tinggi*

Beberapa bulan lalu saya hampir kecopetan. Si copet memang tampaknya mengincar hp saya.Meski saat itu kondisi tidak terlalu penuh si copet rusuh mendorong-dorong kami yang sedang mengantri di depan pintu. Maaf sebelumnya, saya sudah memvonisnya sebagai copet karena saya sangat yakin meskipun belum berhasil mengambil hp saya tapi kejadian yang akan saya ceritakannya membuat saya yakin dia memang copet. Ibu-ibu sebelah saya sempat marah-marah karena sudah didorong-dorong padahal commuter belum datang.”Eh ngapain sih mas dorong-dorong”. Saya kemudian meyakininya si copet ini sudah hendak melakukan tekanan psikologis untuk mengalihkan perhatian kami. Jadi calon korbannya kemungkinan besar saya dan si Ibu sebelah saya tadi. 

Tampaknya si copet juga sudah mengamati saya. Hmm catatannya buat semua roker jangan menarik perhatian si copet dengan sibuk memainkan hp pada saat commuter akan tiba. Pun karena terburu-buru saat commuter tiba dan kita masih asyik dengan hp kemudian kita menempatkan hp kita sembarangan. Seperti saya saat itu yang menyimpan di kantong depan tas punggung  saya atau si korban pencoptan hari senin yang terburu-buru menyimpannya di kantong celananya. Hmm sasaran sangat empuk bagi si copet yang sudah mengawasi sejak awal.

Saat itu, yang mencurigakan adalah meski di dalam gerbong terhitung cukup kosong dibandingkan biasanya. Lelaki bertubuh besar, - dengan tinggi sekitar 170cm dengan kemeja lengan pendek garis-garis, lengkap dengan tas ransel digantung ke bagian dada; penampilannya layaknya pekerja kantoran, - mendorong-dorong dan mendesak saya hingga ke lorong tengah bahkan menarik-narik tas saya. Padahal tidak ada yang mendorong dan mendesak dia. Jujur saya kesal dan langsung curiga. “ngapain sih...” saya langsung mengungkapkan kekesalan karena keanehannya. Penumpang lain sekitar saya “yang cenderung cuek”, justru memperhatikan saya..”hmm mungkin dikiranya ibu-ibu bawel”. 

Commuter yang melaju cepat membuat keseimbangan tubuh kita tidak mudah beradaptasi sehingga mudah terdorong ke sana kemari. Tapi tindakan lelaki besar ini sangat mencurigakan. Untung segera saya sadari dua resleting tas punggunng yang saya taruh di dada sudah terbuka. Buru-buru saya teriak ke si copet. “henpon sayaah...” sambil melotot. Kejadiannya sangat cepat commuter melaju terus mendekat stasiun berikutnya jurangmangu yang cukup dekat. Sesaat setelah saya melotot, si copet langsung mengangkat kedua tangannya. Menunjukkan bahwa dia tidak memegang apapun. Sayapun langsung mengecek dompet dan terutama hp saya. Alhamdulillah masih ada. Rupanya dia gagal mengambilnya. 

Meskipun tidak terlalu padat (sampai tak bisa bergerak seperti biasanya). Kereta cukup ramai sehingga keributan kecil tersebut tak terlalu mengundang perhatian. Saya tak berani berteriak atau memberi tahu yang lain karena meskipun tas saya sudah terbuka ke dua resletingnya dan si copet sudah mengangkat tangan sebagai tanda bahwa memang dia tidak jadi/berhasil mengambil apapun, namun barang bukti pencopetan yakni dompet dan hp saya memang belum berpindah tangan. Jujur saya masih gemetaran karena takut. Saya yakin si copet tidak sendiri. Saya juga takut “ditandai” oleh mereka kalau saya memberitahu penumpang lain. Commuter semakin penuh saat berhenti di Jurangmangu- satu stasiun setelah sudimara di mana saya naik. Sepanjang perjalanan itulah saya melototin dan memperhatikan si copet yang salah tingkah. Selain kesal, saya khawatir ada korban lain. 

Kecurigaan saya semakin menjadi dan membuat saya makin yakin bahwa si copet memang copet ketika dia yang tadinya berada agak masuk ke lorong dalam kondisi penuh sesak kemudian memaksakan diri keluar dan turun di pondok ranji, stasiun berikutnya. Setelah si copet turun saya baru menceritakan pada penumpang yang berdiri di samping saya. “Lhoo kenapa ga bilang dari tadi bu?”,” saya takut, takutnya juga masih ada temannya pak”. Saya memang masih gemetaran. Yaa gimana enggak...galaxy s5 yang diincer si copet belum lama menemani saya. Bisa nangis bombay kalau sampai kena.

Nah kembali ke peristiwa hari senin. Saat ada yang kecopetan hp (positif kecopetan) tadi. Suami saya bilang: “tuh hati-hati hpnya...si bapak tadi yang kecopetan main hp mulu, commuter dateng baru masukin hp ke kantong celana”. Aiiih persis seperti kejadian saya waktu itu. Lalu saya segera berusaha mengedarkan pandangan, meski sulit sekali karena penuh sesak. Badanpun terhimpit. Boro-boro membalik atau membelokkan badan. Tapi salah satu penumpang di belakang saya yang berbadan berkemeja hitam lengan pendek, sekilas seperti mengingatkan saya pada seseorang. 

Karena posisi sangat berdekatan, saya memberi kode kepada suami. Hmm tapi rupanya suami saya belum paham. Oh iya pada saat kejadian saya hampir kecopetan, saya tengah tidak berangkat bersama suami. Kami tidak bisa bercakap bahkan berbisik karena posisi kemudian kami agak jauh. Justru si terduga pencopet tadi berada tepat di belakang saya. Sambil memegangi tas saya, karena takut dicopet lagi. Saya mencoba mencuri lihat dan mengingat-ingat, wajah yang tampaknya tidak asing buat saya. Yup setelah kondisi agak lega, sekitar 3 stasiun dari kami naik, yakni di stasiun kebayoran saya baru yakin bahwa si kemeja hitam berbordir lengan pendek itu orang yang sama dengan yang mencoba mencopet hp saya waktu itu. Sampai kebayoran saya baru bisa membisik suami tapi tampaknya belum sepenuhnya paham karena tetiba si copet pas berdiri di depan saya dan saya langsung memelankan suara .

 Jiaah siap-siap niih, dia beroperasi justru saat penumpang berdesakan naik dan turun. Di kebayoran tadi meski posisinya di belakang saya berusaha mendorong-dorong saya. Pura-pura ikut turun untuk memberi jalan yang mau turun. Ahh lebay...saya aja ga perlu turun cukup menggeser ke samping, ngapain dia yang di belakang saya pura-pura mau ikut turun. Ihh modus banget sih. "Ngapain pak, mau turun??" kata saya galak saat dia mendorong-dorong tak jelas. "Enggak bu, ini ada yang mau turun." Hmm lebay!! aya juga sudah tahu kali kondisi kayak gini tiap hari juga begini. 

Hmm salah satu yang membuat saya semakin yakin, si copet tadi bertingkah berlebihan aka lebay..kami yang terbiasa dengan kondisi penuh berdesakan akan memilih diam dan tidak complain atau mengomel dengan kondisi semacam ini. Lhoo memang sudah setiap hari harus menghadapi kondisi seperti ini. Kami memilih tidak berkomentar berlebihan. Tapi sepanjang perjalanan si baju hitam ini ngoceh terus, hmmm mengalihkan perhatian tampaknya. 

Pada saat turun dari commuter di stasiun Palmerah saya makin yakin. Saya sayangnya tidak sempat mengambil gambar si copet tersebut. Dan sumpah saya menyesal sekali tidak bisa melakukannya. Saya harus berlari mengambil posisi antrian untuk tapping keluar gate. Ahhh...saya langusng ngetwit kejadian tadi. Sekedar mengingatkan pengguna commuter line yang lain. Artinya memang si copet ini benar-benar beroperasi di commuter line. Saya yakin juga kalau dia tidak sendiri dan bekerja dalam sebuah tim. Sepanjang perjalanan dia mengoceh ditanggapi oleh seorang penumpang lainnya yang juga tingkahnya agak mencurigakan. Sayangnya saya tidak bisa memastikan yang lama. Semoga lain kali saat saya bisa melihat si copet ini saya bisa mengambil gambarnya secara candid lalu sharing/twitpic ke komunitas pengguna commuter line. Eh tapi jujur saya agak takut juga lhoo, kalau nanti saya jadi target mereka untuk dijahati. Hiksss kumaha atuh??

Intinya, hati-hati yaa semua pengguna commuter line. Ternyata dalam kesempitan dan kesusahan seperti itu, masih ada oknum yang berniat jahat. Hmm tapi saya mau sharing saja kalau si copet tadi gambarannya kurang lebih: tinggi 170cm, badan besar suami saya bilang beratnya 70-85kg, rambut lurus pendek, gaya pakaiannya layaknya pekerja kantoran. Dulu memakai tas punggung, kemarin memakai tas selempang ukuran sedang. Setelah mengamati target dia akan mencoba memberikan tekanan psikologis atau membuat suasana yang sudah hectic makin rusuh untuk mengalihkan perhatian. Satu lagi dia tampaknya profesional, si pemilih hp yang dicopet berusaha menelpon hp tersebut dengan hp miliknya yang lain tapi sepanjang perjalanan saat itu tak terdengar suara dering hp. jadi kemungkinan besar sudah langsung dimatikan oleh si copet sebelum diamankan. Semua kejadiannya dalam hitungan detik lhooo.

Semoga kita semua terhindar dari kejahatan yaa...amiiin. so selalu hati-hati, jangan memainkan hp sebelum naik commuter line yang menyebabkan kita terburu-buru menyimpannya secara sembarangan.

32 comments

  1. Saya pengguna comline, Mba tapi ga utk kerja.
    Makasih infonya Mba, bikin sy utk lebih berhati-hati.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jam yang lebih longgar mungkin si copet sdh istirahat mak...tp tetep hati2 aja. Krn kita gak pernah tahu ya...

      Delete
    2. iya kak, setiap saat memang harus selalu berhati-hati

      Delete
  2. Huaduhh makk... Copet mmng punya bnyk cara u memuluskan aksinya. Semoga hal2 buruk tdk terjadi pd kita semua

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mak...mmg profesional tampaknya.jd dia sdh py strategi. Amiin smoga kt semua dilancarkan kegiatannya

      Delete
  3. Bener juga ya mbak.. jangan sampai main2in HP sambil menunggu kendaraan atau situasi serba buru2. Kita bisa asal taruh dan jadi sasaran empuk. TFS mbak..... dan selamat karena selalu waspada sehingga terhindar dari pencopetan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mak...sasaran empuk bgt. Mencegah lbh baik kan ... krn teledor yg kayak gini sering bgt deh kita lakukan saat terburu...

      Delete
  4. Duh, ngeri ya mak...di mall juga sering ada lho, nggak rame nggak apa, main desak2 di obralan baju gitu..ternyata komplotan copet..perempuan..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sy jg prnah dengar yg modus.spt itu di mall...nah di comline ini kabarnya ada juga yg perempuan mak

      Delete
  5. Duh, serem juga ya, Mba. >.<
    Terima kasih sudah sharing.

    ReplyDelete
  6. Benarkah.....? masih ada juga ya....setahu saya kondisi terminal dan stasiun kereta saat ini sudah aman. Berbeda dengan 10-15 tahun yang lalu yang mana banyak preman dan pelaku kriminal di dua lokasi tersebut

    ReplyDelete
    Replies
    1. Revitalisasi stasiun sdh lumayan maju pak. Kasat mata jauh lebih aman. Tp ternyata masih ada tuh oknum kriminal. Malah penampilannya bikin kita sulit membedakan dg penumpang laiinya. Klo dia punya tiket bs taping dan penampilannya spt itu juga kan petugas di stasiun tdk mengenali sbg copet .

      Delete
  7. waahhh tampaknya kita satu jalur nih keretanya ;). Tapi saya biasa di gerbong perempuan. Sejauh ini sih belum pernah ketemu yg aneh-aneh. Mudah2an jangan deh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mak...sy pernah denger ada jg yg cewek tp blm ketemu kasus langsungnya. Klo yg kmrm sih mmg cowok. Hati2 aja tp mak. Takutnya mrk berkomplot gt.

      Delete
  8. saya pernah kecopetan juga di Kereta Api, sama persis yaitu mendorong-dorong dan teman di depannya menahan saya untuk tidak ke depan *aaach copet! kok aku esmosi lagi mengingat peristiwa hampir 12 tahun itu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dul zaman msh KRL dan KAnya msh penuh n blm serapih sekarang sy menyaksikan jg mak. Tas penimpang dirobek pas masuk n berebut di pintu. Makanya mrk yg berjejal di pintu pdhal di dalam.longgar kadang agak mencurigakan

      Delete
  9. Iih..serem juga ya mbak...penumpang dituntut harus lebih hati-hati, jika berada di tengah kerumunan orang banyak

    ReplyDelete
  10. wahhh saya mau berpergian jauh dengan kereta ini padahal :( semoga selalu dilindungi Allah SWT Aamiin.

    www.novawijaya.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hati2 tetap harus dilakukan mak...bukan nakut2i tp kejahatan mengintai di mana saja. Bismillah mak

      Delete
  11. duuuh jadi inget suami, tiap hari kan dia berjuang ke kantor naik ini. semoga semua pahlawan keluarga dilindungi Allah SWT dari kejahatn pencopet

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amiin... semoga copetnya segera bs tertangkap dan kapok deh

      Delete
  12. aamiin...duh ngeri banget ya mbak,harus bener2 waspad nih.tfs mak^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya ... karena tampak lebih aman. Banyak yg santai main hp di Comline. Kdang kita ikut2an dan tidak waspada. Pdhal.bs jadi kita sdh diawasi. Hati2 tetap selalu perlu. Mudah2an ga smp parno

      Delete
  13. memang biasanya komplotan mbak... dulu saya dan kawan sekolah saya pernah beradu mulut dengan para pencopet di dalam kereta api di bandung mbak... dan teman yang lain itu seolah 'malaikat' yang menengahi kami. pokoknya gereget bangeeet. penumpang yang lain gak ada yang berani, pada cuek mbak, sebel deh... pada takut kali ya...?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya aja jujur agak takut mak...takut dikerjain atau ditandai gt.

      Delete
  14. Makasih mbak, udah diingatkan kembali untuk lebih berhati-hati saat menaiki kendaraan umum :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama...sip. harus bs jada diri mak. Yg penting hati n tdk mengundang si copet...yg mmg sdh berniat jahat

      Delete
  15. Saya barusan kecopetan HP xiaomi redmi note 3 pro di stasiun jurangmangu. persis seperti cerita diatas. dalam hitungan detik hp sudah tidak bisa dihubungi

    ReplyDelete

Terimakasih sudah silaturahim, silahkan meninggalkan jejak di sini. Comment yang masuk saya moderasi terlebih dahulu ya. Mohon tidak meninggalkan link hidup.