Belitung Trip: Belitung Timur

Salah satu bagian dari family trip yang kami lakukan ke pulau Belitung akhir tahun lalu yang belum sempat di-share di blog ini adalah perjalanan kami ke Belitung Timur. Objek wisatanya masih terkait dengan film Laskar Pelangi yakni Museum Kata Andre Hirata dan SD Muhammadiyah Gantong tempat sekolah laskar pelangi. Selain itu saya mampir ke rumah Gubernur DKI Koh Ahok yang juga memiliki gallery untuk wisatawan.
Museum Kata Andrea Hirata

Hari itu hari kedua di Belitung. Puas bermain air di Pantai Tanjung Tinggi yang serasa private beach, karena hanya kami yang ada di lokasi saat itu, setelah makan siang kami melanjutkan perjalanan ke tujuan selanjutnya, Belitung Timur. Dalam perjalanan dari Kota Tanjung Pandan menuju Belitung Timur kami mampir ke obyek wisata Batu Mentas untuk melihat binatang langka nan misterius "tarsius" yang ceritanya sudah saya tuliskan di sini.

Perjalanan dari Tanjung Pandan ke Belitung Timur sangat lancar jalanan yang berkelak kelok masih bisa dinikmati karena kondisi jalan raya yang sangat baik. Kondisi jalan kurang baik hanya ditemukan di jalan menuju kawasan batu mentas. Sepanjang sekitar 7 km dari jalan raya. Selain ruas jalan itu, hampir seluruh kondisi jalan sangat baik.
Ibu Ophi mengajar di Kelas Laskar Pelangi

Sesampai di Belitung Timur, saya mengenali beberapa kelokan jalan yang menjadi lokasi syuting laskar pelangi. Kami berhenti di depan museum kata terlebih dahulu. Bangunan tampak biasa saja dari luar. Bukan bangunan museum yang megah layaknya museum sejarah. Gerbang sederhana yang sengaja tidak ditutup semen sehingga tampak seperti belum selesai. Meski tidak besar namun ditata dengan unik. Di bagian halaman depan terdapat karya seni berupa visualisasi tokoh Gulliver yang tengah dikerubuti oleh para makhluk mungil. 
Sudut Kantor Pos




Sesampainya di dalam rumah kita akan menyaksikan poto-poto seputar laskar pelangi dan karya-karya Andrea Hirata. Interior juga ditata seperti rumah Belitong jaman dulu kala seperti kita lihat di film laskar pelangi. Meja kursi, lukisan, pajangan, buffet dan benda-benda lawas yang ditata artistik. Di bagian belakang rumah ada sudut yang ditata persis seperti warung kopi dalam film laskar pelangi dan sudut kantor pos di mana Ayah ikal menerima dan mengirim surat. Sudut warung kopi, lengkap dengan tungku kayu, meja kursi dan perlengkapan lainnya. Tentu saja kita juga bisa memesan kopinya di sini. Dituang dari teko kaleng ke dalam gelas kecil persis yang kita lihat di film. Kami juga mencoba mencicipi kopi yang disajikan panas dari air yang direbus langsung diatas tungku.

Selain bangunan utama ini ada 2 bangunan lain di belakang. Bentuknya lebig terbuka, seperti perpustakaan atau ruang baca yang terbuka. Sekitar 50 meter ke belakang kita bisa melihat bangunan terpisah yang bentuknya mirip dengan SD Muhamadiyah Gantong dalam bentuk yang lebih kecil. Kursi dan meja di dalam kelas ditata serupa kelas Ikal dan teman-teman. Di sebelah kanan papan tulis, dipajang lemari kayu dengan kaca transparan lengkap dengan piala yang diperoleh saat lomba cerdas cermat. Dinding kelas juga dilengkapi dengan jadwal piket kelas.
Dek Paksi dan Kakak Al dan Kakak Zaha, membaca buku di perpustakaan mini

Puas melihat-lihat dan mengambil photo. Pun sempat terjadi insiden karena dek Paksi kekeuh ingin ikut memotret dengan kamera besar ayah. Kamera DLSR itu jatuh dan memecahkan pelindung lensa di bagian depan. Hmm masih untung ada pelindungnya, sehingga kaca lensa tetap selamat.
really love this quote

Perjalanan selanjutnya kami sempatkan mampir di Rumah Pribadi Ahok dan keluarganya. Rumah besar tersebut juga dilengkapi galery. Meski harga barang yang dijual terbilang mahal. Namun anak-anak tertarik memiliki kaos laskar pelangi yang bahan dan kualitasnya jauh lebih baik dari yang sudah kami beli sebelumnya di sebuah toko souvenir. Saya juga membeli batik tulis khas Belitong Timur. Sayangnya stock terbatas sehingga meski beli sepasang tapi kami tak bisa sarimbitan. Tak lupa kami mengambil gambar di depan rumah Ahok yang memang tersedia kursi.
di depan rumah pak Ahok

Hari sudah makin sore, kami sempatkan ke lokasi syuting SD Muhammadiyah Gantong. Menurut pemandu, meskipun suasana dan bangunan tersebut sama persis namun ini hanya replika di mana syuting dilakukan. SD Muhammadiyah Gantong yang asli letaknya bukan di lokasi yang sama.

SD Muhammadiyah Gantong

Hari mulai gelap saat kami memutuskan kembali ke Tanjung Pandan. Malam terakhir...lanjut wisata kuliner. Mudah-mudahan anak tidak rewel dan kecapekan dan masih semangat menikmati malam di Belitung.

29 comments

  1. Waaahhh mupeng, sepertinya saya perlu ke Belitung juga nih, apalagi ke tempat laskar pelangi, di sana asli Indonesia banget

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayoo ke Negeri Laskar Pelangi mak...pasti pengen balik lagi mak

      Delete
  2. Ini adalah salah satu contoh ...bagaimana kekuatan aksara bisa membuat berkembangnya sebuah wilayah ...
    Saya rasa ini bisa juga ditiru untuk daerah lainnya

    Salam saya
    (19/1 : 12)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Memang luar biasa Om... kumpulan aksara yg menginspirasi dunia dan memberi efek positif pd sekitarnya

      Delete
  3. Wah, keren ya Mba.
    Keren museumnya juga keren rumahnya Pak Ahok.

    ReplyDelete
  4. asli bikin ngiler...pengen banget ketempat ini...indah sekali...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Worth it buat diusahain ..selain pantai2nya seru abis banyak hal yg bs dieksplore di belitung lhoo

      Delete
  5. satu museum yang pengen banget saya datangi,,, museum kata Andrea HIrata..
    *mupeeng -_-

    ReplyDelete
  6. itu di depan SD pasir ya mak? indah...

    ReplyDelete
  7. wah,ke rumah pak ahok juga mak..seru ya.itu SDnya masih kayak di film ya,nggak berubah...

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mampir mak...satu lokasi kok. emm maksudnya deket2an gitu sm museum kata. cm beda gang/jalan gitu. Iya SDnya persis spt di film, bahkan ada tiang penyangga kelas yang hampir roboh itu juga masih ada.

      Delete
  8. Ketulusan penulis laskar pelangi dalam berterimakasih kepada gurunya dan mengabadikan masa-masa kecilnya berbuah manis. Sebenarnya cerita itu hampir mirip dengan cerita setiap anak yang seusianya di daerah lain, hanya saja mereka belum mampu ataupun mempunyai kesempatan untuk menulisnya. Semoga kedepannya ada andrea herata dari setiap daerah yang bermunculan

    ReplyDelete
    Replies
    1. setuju mas...saya juga merasakan kisah seperti laskar pelangi ini. di kampung saya dulu. hmm mungkin semua anak2 di daerah mengalami hal tersebut. tapi baru andrea hirata yang menduniakan pengalaman indah tersebut

      Delete
  9. Duh...mudah2n bisa bawa anak-anak kesana suatu saat nanti...:)

    ReplyDelete
  10. Wuaahh..serunya, laskar pelangi benar2 jadi jendela saya untuk melihat Belitung

    Jadi mupeng kesana...

    ReplyDelete
  11. waaa... mak Ophi bikin iri aja... ini salah satu tempat impian... mudah2an bisa bawa anak2 ke Belitung...

    ReplyDelete
  12. Pengen ke sana jugak ah, Mbak.. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayo ...sy jg masih pengen ke sana lg...msh ada destinasi wisata yg blm sy kunjungi

      Delete
  13. ah, pelosok indonesia memang menyajikan sejuta hal menarik.
    belitung itu bersejarah ya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pastinya..uniknya hampir setiap daerah punya cerita n sejarah sendiri2

      Delete
  14. Inspiratif.... wah jadi pengen ke belitung nih...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayooo ke Belitung...seruu dan banyak yg bs dikunjungi

      Delete
  15. ihh jadi pengen ke belitung nih, keren tempat tempat nya sama penasaran hehe

    ReplyDelete

Terimakasih sudah silaturahim, silahkan meninggalkan jejak di sini. Comment yang masuk saya moderasi terlebih dahulu ya. Mohon tidak meninggalkan link hidup.