Lupakan Gadgetmu, Mari Bermain Bersama...



Yup, kiranya itulah tema yang diusung oleh penyelenggara Festival of Play ini. Liburan seru - kreatif dan pintar. Sebuah kegiatan yang berisi serangkaian kegiatan bermain yang dilakukan dalam satu arena dan dalam satu time frame, pesertanya tentu saja anak-anak. Penyelenggara membatasi usia 4 - 10 tahun. Penyelenggara ternyata salah satu sekolah alam yang menggerakkan anak-anak grade 7 atau setingkat 1 SMP untuk menjadi panitia pelaksana dari acara tersebut. Saya mendapatkan infonya dari broadcast rekan melalui whatsapp.



Kebetulan sedang mencari kegiatan untuk mengisi liburan krucils, saya dengan antusias menghubungi panitia dan menanyakan lebih lanjut detail acaranya. Flyer via broadcast yang dibagikan cukup menggoda. Untuk mengikuti acara Festifal of Play ini peserta harus membayar Rp.100.000,- Kegiatan bermain yang ditawarkan dibagi dalam 10 pos kreatifitas dan 4 Pos bermain. Selain 14 pos tersebut, ada pos tambahan yang dikenai biaya diluar tiket awal tadi.


10 pos kreatif terdiri dari pos origami, pos musik, pos berkebun, pos magic trick, pos dongeng boneka, pos magic science, pos melukis, pos reuse crafting, pos fun math, dan pos cooking class. Adapun 4 pos main terdiri dari bowling bottle, transfer hullahop, tali rintang dan balon pimpong. Nah untuk pos tambahan yang sifatnya optional dan dikenai biaya tambahan ada flying fox (ini yang paling favorit), two line bridges, menangkap ikan, dan main pasir.


Peserta diminta datang pukul 7.30 pagi. Acara dijadwalkan selesai pukul 12.00 siang. Tidak disediakan makan siang, sehingga saya harus mempersiapkan bekal selain makanan ringan juga menu makan siang. Meski sedang kurang fit, Ibu Ophi tetap harus bangun subuh dan menyiapkan konsumsi para krucils termasuk baju ganti sebagaimana disyaratkan panitia. Ka Alinga dan Ka Zaha, bangun dan langsung mandi lalu sarapan pagi sesuai arahan Ibu sebelumnya. Hmmm kasian dek Paksi, masih terkantuk-kantuk dan agak marah saat Ibu bangunkan. Maklum dek Paksi selalu begadang tiap malam. Terlebih malam itu ada tamu jauh Bu Cek dari Bengkulu yang menginap di rumah. Setelah melepas Bu Cek yang berangkat pagi menuju bandara.Krucils langsung bersiap berangkat, tak lupa sarapan dulu yaa.



Kami datang tepat waktu. Kebetulan ayah tahu jalan "tikus" dari rumah kami di ciputat ke tempat acara di daerah Meruyung Depok. Kami termasuk peserta yang datang awal waktu. Lokasi acara ini rupanya di sebuah sekolah alam. Lapangan tengah di persiapkan menjadi pos-pos permainan. Panitia masih tampak sibuk. Selesai mendaftar ulang anak-anak mendapat kalung name tag. Rupanya warna tali dari kalung menunjukkan kelompok.

Selain di area terbuka di lapangan beberapa pos main di lakukan di ruang kelas dari sekolah alam. Ruangannya bukan di ruang kelas tertutup seperti biasanya tetapi di ruang kelas yang berbentuk bangunan terbuka seperti gubuk besar atau saung dengan dua tingkat. Bangunan semua terbuat dari kayu. Jadi bukan bangunan permanen. Suasanya persis seperti di sekolah TK kakak Alinga dulu yang memang sekolah Islam alam terbuka.

Ternyata jumlah peserta cukup membludak. Kalau tidak salah jumlah peserta mencapai 170an orang anak. Ditambah panitia dan para orang tua makin ramailah tempat ini. Kami sempat menunggu lama. Molor acaranya satu jam lebih. Selain banyak peserta yang telat datang. Kami melihat panitia masih sibuk menata ini itu. Peserta dibagi dalam beberapa kelompok berdasarkan warna tali pada name tagnya. satu grup dibimbing oleh satu orang pemandu yang merupakan murid grade 7 dari sekolah alam tersebut. Selain itu tampaknya ada juga satu pendamping. Mungkin dari guru atau pembina mereka. Orang tua dilarang mendampingi anak-anak selama kegiatan berlangsung. Saya dan suami bergantian mengawasi Ka Alinga dan Ka Zaha yang kebetulan satu grup, grup kuning.

Dari 10 pos kreatif dan 4 pos main yang ditawarkan panitia, beberapa mungkin sudah menjadi hal yang biasa dikerjakan anak-anak di rumah atau di sekolah. Namun melakukannya dalam kelompok yang merupakan gabungan anak-anak yang baru saja bertemu di tempat terbuka dan hanya dipandu oleh satu orang dengan jumlah grup masing-masing sekitar 15 orang membuat suasana riuh dan ramai. Apalagi grup dengan jumlah peserta yang banyak. Terlihat perbedaan antara mereka yang berada di grup dengan kakak pemandu yang supel, komunikatif dan bisa bergaul dengan anak kecil dengan mereka yang terlihat pendiam dan kaku.

Dari jauh saya ikut memperhatikan hal tersebut. Meskipun baru grade 7, beberapa pemandu tampak menikmati menjadi pemadu, sabar, komunikatif dan bisa membawa suasana meriah pada setiap pos. Sayangnya pemandu grup Ka Alinga dan Ka Zaha tampaknya agak pendiam dan kaku. Beberapa kali mereka juga salah memasuki pos yang seharusnya. Tapi tampaknya grup kuning tak sendiri beberapa grup lain juga ada yang melakukan hal yang sama.


Perlu diketahui setiap grup sudah diberi jadwal kegiatan bermain di setiap pos secara bergiliran. Setiap kegiatan di masing-masing pos untuk satu grup diberi waktu 15 menit. Pergantian pos dan kegaitan ini yang kadang-kadang menyebabkan "kerusuhan". Delain peserta cukup banyak. Usia masing-masing peserta dalam satu grup sangat variatif. Para pemandu harus ekstra perhatian dan ekstra sabar. Hal ini juga mungkin yang menjadi penyebab acara tidak selesai tepat waktu. Selain banyaknya peserta dan group yang menyebabkan rolling  kegiatan untuk masing grup menjadi agak rusuh karena tidak ada pengaturan agar perpindahan antar pos tidak terlalu jauh atau terkesan bolak-balik.


Meskipun demikian, Ka Alinga dan Ka Zaha lumayan menikmati. Terlebih mereka berdua memang sangat senang bermain di luar, bergerak, berlarian dan sejenisnya. Pos main tampaknya menjadi favorit mereka. Saat saya tanya pendapat mereka. Mereka cenderung lebih antusias bermain di pos main. "Seru bu", iya dari ke empat kegiatan di pos main mereka suka semuanya. "Kita bisa minkan di rumah bu, kita siapkan alatnya." Yup memang kita bisa praktikan permainan ini di rumah. Menarik dan edukatif juga lhoo. Transfer hullahop misalnya, menguji konsentrasi sekaligus kerja sama tim. Untuk balon pimpong, tali rintang dan bowling bottle memang lebih individual namun tetap membutuhkan konsentrasi. Saya janji untuk mencoba permainan-permainan ini bersama mereka di rumah.


Untuk pos kreatif pertama kali mereka masuk pos musik. Di pos ini mereka belajar tentang alat musik tabuh tradisional gendang atau rebana. Yang memberi materi kelihatannya juga kaka-kakak grade 7 didampingi pendamping. Selain mencoba memainkan mereka diberi penjelasan dan cerita tentang alat musik tersebut. Ka Alinga dan Ka Zaha juga suka di pos melukis layangan, sayangnya ini pos terkahir dan waktu agak mepet sehingga tampak buru-buru.

Hmm pos cooking class, mereka juga tampak excited, sebenarnya bukan memasak tapi menghias cake. Lumayan juga ya daya kreasi mereka bisa menghias cakenya. Dek Paksi yang diberi hasil kreasi Kakak-kakanya melahapnya dengan antusias. Saya bilang sih kurang enak hahaha...terlalu banyak creamnya, tapi lumayan sih buat seseruan.


Di pos berkebun diajari menanam dan diberi bibit sayuran untuk dibawa pulang. Ehh bukannya ditanam sendiri, malah diberikan ke Kakungnya. "Akung jangan lupa yaa nanti bibit yang aku kasih ditanam yaa..." Untuk reuse crafting mereka diajari menghias disc bekas dengan bahan flanel membentuk kepik dan bisa digantung menjadi hiasan. Oh iya dengan antusias ka Alinga menceritakan tentang magic trik yang diajarkan dan berusaha mempraktikkannya, jujur saya kurang paham yang dia ceritakan tapi berusaha tetap terlihat antusias. Di pos magic science diajarkan dan dipraktikkan cara membuat  roket dari botol minuman mineral yang dibentuk seperti roket lalu diisi air. Roket ini kemudian diluncurkan ke udara dengan menggunakan pompa. Waah magic, roket tersebut melesat tinggi ke udara.


Seluruh rangkaian kegiatan yang seharusnya selesai jam 12 sesuai jadwal ternyata tidak bisa selesai tempat waktu. Panitia memutuskan untuk break untuk ishoma. Makan siang tidak disediakan panitia. Saya sudah menyiapkan bekal untuk anak-anak. Ada juga bazar tempat berjualan makanan di bagian depan lapangan. Untuk mereka yang berminat melakukan permainan tambahan seperti flying fox sudah bisa dilakukan sejak pukul 11.00 dengan membeli tiket di bazar. Ternyata memang flying fox yang paling jadi favorit. Antriannya lumayan panjang. Selesai ishoma, peserta melanjutkan permainan yang belum selesai. Sebagian peserta memilih pulang.

Cuaca tampak mendung dan lembab, tak lama memang hujan turun. Selama kakak-kakaknya bermain dek Paksi juga tak mau diam selain berlarian dan bermain di beberapa arena main yang kosong, di atas saung yang merupakan kelas yang dijadikan pos tunggu orang tua banyak mainan karya anak-anak. Dek Paksi dengan antusias memainkan mobil-mobilan, pesawat, kereta dan aneka mainan lainnya yang merupakan prakarya murid kelas tersebut yang dibuat dari berbagai bahan daur ulang.

Meski masih ada kekurangan dari pelaksanaan festival ini namun ide yang diusung panitia sangat kreatif. Melibatkan anak-anak grade 7 juga merupakan ide yang sangat baik untuk mengajarkan mereka bagaimana mengorganisir suatu kegiatan. Kegiatan bermain seperti ini juga bisa mengalihkan perhatian dari gadget. Mereka dipaksa harus konsentrasi, belajar berinteraksi dengan teman baru, bahkan bergerak ke sana ke mari satu pos ke pos lain tepat waktu. Ide dari festival of play ini juga sebetulnya bisa kita praktikkan di rumah atau di sekolah. Tinggal juga kreatifitas kita membuat permainan yang menarik sekaligus kreatif. Panitia menyebutkan kegiatan ini akan dilakukan lagi di masa yang akan datang, yang pertama namun bukan yang terakhir.

Jadi mari bermain dan lupakan gadgetmu yaa...

16 comments

  1. makjleb mak judulnya...ini yg dibutuhkan anak2ku

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mak...permainan yg interaktof kayak gini membuat mrk bergerak dan sekaligus komunikasi dlm tim. Tdk st arah spt main gadget

      Delete
  2. xixixixix pinter ya anak2nya,kakungnya suruh nanem hehe..seru banget acaranya ya mak^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mrk tahu banget nih klo akung yg nanam pasti numbuh...akung tangannya dingim selalu sukses nanem.
      Hbs dibilang akung tangan dingin... eh zaha langsung cuci tangan dan bilang bu tanganku jg dingin

      Delete
  3. Begini ini kreatip Mak.. sukaa banget. Aku juga pengen ah, ngadain kayak beginian. :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaa kreatif banget...ayooo diadain bagus buat anak2 biar mrk gak terllaua ddict sm gadget..

      Delete
  4. Sepertiny judul di sini untuk para ortunya ya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha bisa juga mak...untuk para ortu yg sibuk ngegadget dan Anaknya dicuekin smp ngerayu bilangnya begitu ya ke ortunya.

      Delete
  5. Kegiatan seperti ini yang harus diperbanyak. Supaya jiwa sosialisme tumbuh. Nggak hanya berdiam diri di kamar dengan bermain gadget.

    ReplyDelete
    Replies
    1. yup setuju mas...anak2 bisa berkomunikasi dan belajar berinteraksi tdk terhipnotis sm gadgetnya

      Delete
  6. Kegiatan seperti ini yang harus diperbanyak. Supaya jiwa sosialisme tumbuh. Nggak hanya berdiam diri di kamar dengan bermain gadget.

    ReplyDelete
  7. Mba Ophi
    Top banget tulisannya
    Saya &para ortu siswa SL7 Sekolah Alam Indonesia turut bangga & tersanjung dgn tulisannya
    Kebanggan ini seolah amonisi bagi kami unt menyelenggarakann kembali. Alhamdulillah akhir Jan 15 kami kembali menyelenggarakan FoP2
    Insya Allah di bulan Maret kami akan mengadakan di luar Depok dgn tema & tajuk yg lebih seru Science&Astro Day
    Boleh kami share tulisannya di twiter

    Wassalam
    Follow tweeter:
    @pujinurwanto

    ReplyDelete

Terimakasih sudah silaturahim, silahkan meninggalkan jejak di sini. Comment yang masuk saya moderasi terlebih dahulu ya. Mohon tidak meninggalkan link hidup.