Kepergian Keti Yang Misterius


Saya dan suami sebetulnya bukan penyuka binatang peliharaan. Bukan gak suka juga sih. Tapi kami sepakat tidak mempunyai hewan peliharaan apapun di rumah. Pengalaman sekali punya ikan di aquarium. Maaf kata, ikan yang lucu-lucu dan rumah mereka tak terurus dan akhirnya cerita berakhir tak indah.

Nah soal kucing, dari dulu di rumah saya di kampung. Err rumah orang tua saya tepatnya. Kucing memang berkeliaran di rumah. Lumayan banyak. pastinya kami beri makan tapi memang bukan sengaja dipelihara, dimandikan, diberi tempat khusus dan seterusnya. Ya mereka jadi bagian kehidupan sehari-hari. Gitu aja.

Saya pribadi sejak dulu agak takut lebih tepatnya geli dengan kucing. Entah mengapa, meski tidak bermusuhan tapi saya memilih berjarak dengan kucing-kucing. Jujur suka agak ketakutan juga sih. Parno dengan hewan yang berbulu kali ya. Pun saya agak trauma. Sering sekali lemari baju saya dijadikan tempat melahirkan oleh para kucing di rumah. Bukan sekali dua kali, tapi sering sekali. Biasanya saya langsung nangis karena kaget, geli, dan takut melihat kucing-kucing kecil berlumuran darah di atas baju-baju saya yang berantakan. Haduh pasti stress karena harus membersihkan sendiri semuanya.

Mungkin sebagian memori itulah yang membuat saya tidak terlalu dekat dengan kucing. Saya sempat agak latah dengan menyebut kata "kucing, kucing" saat kaget. Duu untungnya gak keterusan tuh latahnya.

Cerita berawal dari kepindahan kami ke rumah yang sekarang kami tempati. Sejak awal pindah, ada kucing gendut yang bersih dengan bulu yang cantik yang sering berkeliaran di rumah. Anak mulai menyukai kucing ini. Lama kelamaan kucingpun betah main di rumah. Bolak balik setiap hari. Tentu jika punya makanan kami selalu juga sisihkan untuknya saat dia mengeong seperti meminta icip.

Ternyata kucing ini milik salah satu tetangga di komplek kami yang memang penyuka kucing. Sebagai kucing peliharaan kucing yang kemudian kami namai Keti ini memang terhitung cantik dan anggun. Keti sering bolak balik ke rumah karena Ia masih suka bolak balik ke rumah tetangga saya itu. Tetangga saya sendiri sudah pindah ke Jepang mengikuti suaminya tak lama setelah kami menempati rumah kami. Jadilah Keti Kucing tak bertuan. Entah mengapa Keti tidak ikut hijrah ke Jepang.

Tanpa kami sadari, lambat laun Keti menjadi bagian dari keluarga ini. Dari awalnya bolak balik ke rumah empunya yang lama hingga akhirnya Keti memilih menetap di rumah kami. Saya yang semula kurang sreg dengan kucing lama-lama jatuh hati juga. Apalagi anak-anak mudah dekat dan makin akrab dengan Keti. Mbah Uti dan Ayahnya yang malah lebih kurang sreg dengan kucingpun mulai luluh juga.

Dulu, awal-awal saat saya misalnya ingin memberi makan. Mbah Uti atau ayahnya keberatan kalau saya menaruh makanan Keti di sekitar rumah. Kasih makannya yang jauh aja. "Nanti kebiasaan dia makan di sini! nanti kotor!, dan lain lain". Memang Mbah Uti concern dengan kotoran kucing atau muntahan kucing dan sejenisnya. Apalagi kalau kucingnya kurang sopan, Mbah dan ayah terlihat  keberatan ada kucing tinggal di rumah. Karena saya kerja, saya tak banyak menghadapi hal-hal sejenis. "Ophi kan gak tahu, pulang ke rumah tahunya udah beres. Udah malem..."

Untungnya karena Keti memang merupakan kucing peliharaan. Bukan kucing liar atau kucing kampung sehingga Keti sudah menguasai "manner". Tidak pipis dan pup sembarangan. Saat memakan hewan lain seperti tikus atau burung, Keti membawanya menjauhi rumah. Intinya Keti tidak memenuhi kriteria untuk ditolak di rumah. Pun kami mulai bisa berkomunikasi dan menjadi lebih dekat dari waktu ke waktu.

Sejak Ka Zaha masih berusia beberapa bulan hingga sekarang Ka Zaha sudah tujuh tahun bahkan sudah ada Dek Paksi. Memang dibandingkan Ka Alinga, Ka Zaha dan Dek Paksi lebih akrab dan dekat dengan Keti. Sebetulnya ada beberapa kucing lain yang suka berkeliaran di rumah. Ada Dimbrong, Dipsy, dan beberapa kucing lainnya. Tapi entah kenapa, mereka yang tidak akur dengan Keti akan mundur teratur dari rumah kami. 

Hanya yang akur dan sejalan dengan Keti yang bisa bertahan dan diterima Keti. Salah satu yang menjadi "musuh" Keti adalah Dimbrong. Mereka tak pernah akur. Dimbrong hanya berani ke rumah saat Keti tidak ada di rumah. Setibanya Keti di rumah. Mereka langsung berseteru dan biasanya Dimbrong segera kabur menjauh. Hahaha


Saya bahkan belakangan makin dekat dengan Keti karena semakin hari Keti makin manja pada saya. Tak mau jauh dari saja. Bergelayutan atau memanggil-manggil mengajak bercengkrama. Hmm akhirnya saya bisa jatuh hati juga pada kucing. Kucing yang menjadi teman anak-anak di rumah. Kucing cantik dengan bulu menawan dan badan yang montok.

Oh iya kenapa Ayah dan Mbah akhirnya say "yes" Keti tinggal di rumah adalah karena Keti memang tidak pernah hamil dan punya anak sejak pertama kami mengenalnya. Menurut Mbah Uti, Bu Endang pemiliknya yang lama - tetangga kami - sudah mensteril Keti. Jadi Keti dipastikan tidak akan hamil. Hmm mungkin itu sebabnya badan Keti relatif cantik dan terjaga. Bahkan hingga usianya sudah cukup tua. Iya kemungkinan Keti berusia sekitar 8-9 tahun. Karena saat pertama kami bertemu dia sudah menjadi kucing dewasa dan saat itu umur ka Zaha rasanya baru 2 bulan.

Hanya saja pernah suatu kali kami mendapati Keti terluka di bagian leher. Seperti ada yang menyakitinya. Duh kasihan. Tapi kata Ayah, Keti berantem, makanya terluka. Hmm Ketiii. Pun Keti meski terlihat kesakitan seperti menghindar saat kami ingin melihat lebih lanjut luka di lehernya. Keti yang cantik dan anggun kini memiliki bekas luka di lehernya. Ternyata ada juga kucing tetangga yang mengalami hal serupa dengan Keti dalam waktu yang hampir bersamaan.


Sampai akhirnya kami sudah tidak bisa lagi mendengan suara manja Keti mengeong di pagi hari saat saya membuka pintu atau saat dia lapar minta makan. Tak ada Keti yang menemani anak-anak bermain dan menonton TV. Yup tepatnya setelah liburan tahun baru ke Bandung. Kami tak mendapati Keti di rumah lagi.

Akhir Desember tahun lalu saat liburan sekolah, natal dan akhir tahun kami memang menghabiskan waktu cukup lama di luar kota. Sekitar 10 hari. Tapi ada Mbah Uti dan Akung yang bolak balik ngecek rumah setiap hari. Pun setiap pagi Bude As yang membantu beres-beres dan cuci gosok datang ke rumah. Kami yakin Keti akan baik-baik saja.

Sepulang liburan saat kami kembali kami disambut Keti dengan kemanjaannya. Anak-anakpun melepas kangen dengan Keti. Dek Paksi makin gemas pada Keti karena lama tak main bersama. Dek Paksi ini suka gemas, meski mukanya pernah dicakar Keti namun tidak kapok. "Iya karena adek terlalu gemas, jadi Keti juga gemas sama adek".

Sampai akhirnya, tahun baru kemarin kami liburan beberapa hari ke Bandung. Sempet dadah-dadah sama Keti. Kasihan juga ditinggal lagi nih. Sepulang dari Bandung kami tak melihat Keti di rumah. Santai saja, mungkin lagi main. Kalo tidak di pos satpam, di bunderan, atau bahkan ke arah pinggir danau di belakang komplek kami. Komplek kami tak luas, penghuninya hanya sekitar 20 KK dan Keti juga memang suka main kemana-mana. Tapi pasti pulang juga ke rumah. Nah kok, sampai keesokan harinya kami tak juga melihat Keti. 

Saat membuka pintu rumah di pagi hari, ada suara kucing mengeong. Hmm saya pikir Keti pulang. Ternyata suara Dipsy. Jadi sudah satu bulan kami tak lagi melihat Keti. Entah kemana? Semoga Keti baik-baik saja. Mungkin ada yang mengambil dan membawanya. Kami positive thinking saja. Tak mengapa ada yang mengambil atau membawa Keti asalkan Keti baik-baik saja. Kami hanya takut Keti diperlakukan tidak baik. Ahh semoga tidak demikian.

"Dek, Keti kemana ya? Kok gak pulang-pulang?". "Cekalang Keti cudah benci cama Dimblong, jadi Keti gak pulang-pulang bu..." walah demikian analisa Dek Paksi. Dimbrong dan Dipsy yang sekarang bolak balik di rumah. Tapi Keti tetap menyimpan kenangan tersendiri bagi kami. Andaikan Keti tak kembali, Keti semoga baik-baik saja di manapun. Kini anak-anak mulai terbiasa tanpa Keti dan mulai jatuh hati pada Dipsy. 

48 comments

  1. Wah mba Ophi, kasihan Keti, semoga Keti baik-baik saja ya...
    sebagai penyuka kucing baca tentang Keti jadi gimana gitu..saya pernah kehilangan kucing jadi sedih, sampai keliling komplek beberapa hari mencari kucing saya, tapi ga ketemu juga, eh beberapa hari kemudian balik sendiri kucingnya, senangnya bukan kepalang...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah biasanya pasti baliknlag mba. Tp udah sebulan lebih nih

      Delete
  2. Hiiksss.. ikutan baper nii
    I hope Keti will be fine ya, Mom
    Kalau masih rezeki, pasti kembali :)

    ReplyDelete
  3. Keti jangan kabur dung.

    Agak rempong miara kucing. Ibu sya miara kucing cowok namanya leon. Gila dia setia bgt ama tuannya, termasuk pada saya dan adik...
    Miara kucing ada suka dukanya...
    moga kei cepat balik ya... atau paling enggak dia aman di manapun keberadaanya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kayaknya sih bukan kabur mba..
      Iya yg penting dia baik2 aja

      Delete
  4. Anak2 jg pengen punya kucing peliharaan tp sy kayanya ga sanggup mgurusnya..kalau udah ada d rmh kan amanah ya mak harus dijaga

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbaa...
      Alhamdulillah kmrn Keti tuh dah pinter bgt

      Delete
  5. Lho..Mab, kucingku dulu juga namanya juga Keti.. Persis sama belangnya itu lho.. Jadi inget Keti-ku..

    ReplyDelete
  6. hiks..sedih banget..sesama pecinta kucing aku tau kok perasaan kehilangan kucing...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Klo liat photo2 Keti anak2 suka drama niih.
      Sedih ternyata mrk

      Delete
  7. Duh, kemana si Keti kok bisa raib gitu mbak?
    Apakah mungkin ia tersesat?

    Mudah2an Keti bisa segera pulang dan main2 lagi di rumah yah mbak :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Klo pergi maunya dia sendiri biasanya mesti balik lagi.
      Makanya ini jd mikirnya macem2

      Delete
  8. Semoga Keti baik-baik saja yah Mbak Ophi, amin..

    ReplyDelete
  9. Saya jg geli Mbak dgn bulu kucing, apalagi klo lihat kucing bunting yg udh mau brojol, iishh buru2 tutup pintu jg lemari. Konon katanya klo udh sekali ditempati brojol, dia bakalan terus ke tempat itu utk brojol lagi besok2.

    Semoga Keti segera kembali ya Mbak, dan baik2 saja.

    ReplyDelete
  10. Dulu pingin banget pelihara kucing, tapi sama Ibu gak boleh. Apalagi aku orangnya pelupa, bisa dosa kalo gak ngasih makan. :(

    ReplyDelete
  11. Turut berduka cita atas kepergian keti, hiks

    ReplyDelete
  12. Yaah ketii kamu kemana siik.. semoga apapun itu dia baik2 saja ya mak, atau nanti kalau udah bosen diluar, jadi balik lagi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Udah sebulan lebih...kemungkinan balik kecil. Tp klo balik alhamdulillah

      Delete
  13. Huhu, saya bisa bayangin sedihnya kayak apa mbak... saya juga pernah ngalamin kehilangan kucing secara misterius, dan bener2 bikin termehk-mehek..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya terutama anak2 niih. Suka drama klo inget Keti n liat potonya

      Delete
    2. Iya terutama anak2 niih. Suka drama klo inget Keti n liat potonya

      Delete
  14. Semoga Keti akan kembali dengan baik-baik saja ^^

    ReplyDelete
  15. Hiks. kisahnya persis banget sama Luna, kucing di kosan kami waktu itu,
    awalnya datang gitu aja, lama-lama jadi kesayangan penghuni kos dan tiba2 dia ngilang setelah melahirkan anaknya. sedih.. dan kasihan juga sama anaknya yang kecil2 itu..

    semoga Keti segera pulang..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waah namanya cantik luna.
      Nah mungkin klo luna mmg mau ninggalin anaknya mba

      Delete
  16. :( kalau udah ketemu, update ceritanya ya mbak :(

    ReplyDelete
  17. ketiiii... datanglah kembali..
    dulu pernah mba, waktu kecil saya pindahan rumah, kucingnya ikut dibawa. si Bobo sempat ilang beberapa hari, mungkin syok. tapi alhamdulillah datang lagi... and happy forever..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waah Bobo perginya gak lama ya. Klo Keti udah sebulan lebih

      Delete
  18. Hiks... Keti kamu dimana?klo kak nadia udah nangis tu tiap hari. Dlu pernah pas muezza ilang sampe dia keliling komplex naik sepeda panggil2 muezza
    moga2 keti cepet pulang ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Anak2 jg suka drama gt klo inget Keti. Tp sekarang ada Dipsy di rumah jd agak terhibur

      Delete
  19. mirip kisahnya dengan kucing di rumah. Belli dan popo. entah dimana mereka kini. hiks.., kangen

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waah kok banyak kisah ucing yg menghilang...mudah2an Belli n popo baik2 aja

      Delete
  20. Kalau kucing yang suka pipis dan buang air besar sembarangan emang kadang ngeselin, Mba, hehe

    Duh, itu Keti kemana perginya? Moga cepet balik, Mba.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Blom balik smp sekarang mba. Mdh2n sih baik2 aja

      Delete
  21. Sedih ya kalau kucing peliharaan tiba-tiba menghilang begini :(

    ReplyDelete

Terimakasih sudah silaturahim, silahkan meninggalkan jejak di sini. Comment yang masuk saya moderasi terlebih dahulu ya. Mohon tidak meninggalkan link hidup.