Cara Jitu Lindungi Rumah dari Bahaya Listrik


Listrik yang mengalir di rumah kita ternyata menyimpan bahaya. Penting sekali untuk tahu cara melindungi rumah dan penghuninya dari bahaya listrik nih.Bayangkan, di rumah saya misalnya daya listrik yang terpasang seluruhnya adalah 3500 Volt Amphere. Sengatan listrik dengan daya 0,5 mA (mili Amphere) hanya menyebabkan kejutan tapi dengan daya 30mA sudah bisa menyebabkan kontraksi otot dan paru-paru, 80 mA dapat menyebabkan jantung berdetak abnormal, bahkan daya 1 Amphere  bisa menyebabkan jantung berhenti. Jadi bayangkan dengan daya 3500 vA, apa yang akan terjadi jika terjadi kebocoran, arus pendek atau korsleting. Aliran istrik 220 vA saja bisa menyebabkan seekor gajah yang tersengat mati. 


Baru tahu? Hmm saya juga nih. Makanya saya senang banget bisa ikutan acara gathering bareng Kumpulan Emak Blogger (KEB) bareng Schneider Sabtu kemarin. Gathering ini dikemas dalam sebuah Talkshow dengan tema "Cara Jitu Lindungi Rumah dari Bahaya Listrik". Wih agak berat ya kedengerannya. Kita, Ibu-ibu syantiik #eh bakalan ngomongin tentang bahaya listrik nih. Talkshownya dikemas secara interaktif deh, maklum audience-nya emak-emak yang pasti jarang mendengar istilah-istilah perlistrikan.

Karena ini penting lho buat kita semua untuk punya dasar pengetahuan tentang hal ini. Urusan listrik di rumah menjadi tanggung jawab kita semua. Bukan apa-apa, karena ada hal penting yang harus kita ketahui untuk melindungi seluruh anggota keluarga dari bahaya listrik yang mengintai.


Pembicaranya Bapak Frankco Nasarino selaku product marketing retail business  dari Schneider dimoderatori oleh Makpon Mira Sahid. Selain diselingi berbagai games seru ada juga lomba live tweet dan IG. Salah satu gamesnya bahkan kita para peserta diminta merakit RCBO ke dalam MCB. Eh apaa sih? Bingung? tenang, saya akan sharing hal-hal yang sederhana dan mudah kita cerna aja kok.  Berikut beberapa hal yang saya catat sebagai cara jitu melindungi rumah kita dari bahaya listrik.


1. Pasang stop kontak di tempat yang aman dan terlindung

Siapa yang memasang stop kontak atau sering kita sebut colokan di rumah di dinding bagian bawah dekat lantai? Alhamdulillah saya enggak sih! Semua stop kontak atau colokan di rumah dipasang agak tinggi sekitar setengah hingga satu meter dari lantai. Tempatnya juga kami posisikan di tempat yang relatif aman, misalnya di pojok ruangan atau belakang pintu.

Biasanya untuk alasan estetika, stop kontak dipasang dekat lantai agar kabel-kabel yang terpasang tidak menjalar ke sana kemari. Padahal posisi ini justru tidak aman terutama jika kita memiliki anak kecil atau bayi. Posisinya yang menarik perhatian sekaligus mudah diraih bisa berpotensi menggugah mereka untuk menyentuh atau memainkannya. Untuk anak sudah lebih besar kita bisa ingatkan bahayanya. Bayi yang baru bisa merangkak misalnya kan tidak mungkin kita beritahu. Kita harus mengawasi mereka secara ketat. Hmm riskan kan ya?

2. Jangan pasang banyak sambungan T atau terminal  untuk satu stop kontak.

Nah kebiasaan selanjutnya yang juga berbahaya adalah memasang beberan sambungan T atau colokan atau panjangan pada satu stop kontak. Hmm jadi satu stop kontak disambungan dengan beberapa terminal. Kabel listrik yang berada berdekatan sangat riskan menimbulkan arus pendek (short circuit) atau biasa disebut konsletting. Daya listrik yang mengalir pada beberapa sambungan/terminal yang dipasang pada satu stop kontak sangat mungkin menimbulkan percikan api akibat konstletting. Ini bisa memicu terjadinya kebakaran dan juga kesetrum.

3. Lengkapi rumah dengan perangkat wajib pengaman listrik.

Seebelumnya kita perlu mengetahui dan mengenal instalsi yang harus terpasang di rumah kita guna melindungi kita dari bahaya listrik. Secara umum bahaya listrik ada dua macam. Bahaya dari sengatan listik akibat arus bocor atau bahaya kebakaran akibat korstleting atau arus pendek misalnya. Ada beberapa peralatan pengamaan yang harus kita ketahui:

MCB atau Miniature Circuit Breaker

MCB berfungsi melindungi instalasi listrik yang terpasang di rumah kita jika terjadi pemakaian daya yang berlebihan dan hubungan singkat arus listrik (short circuit/korsleting).  MCB terpasang di kWh meter listrik PLN dan juga di Box MCB. Itu lho yang terpasang di depan rumah kita. Biasanya petugas PLN mencatat penggunan daya listrik kita dengan melihatnya dari kh tersebut.

Kalau ada kelebihan daya yang kita gunakan, biasanya listrik turun lalu anjlok atau jatu atau trip dan aliran listrik putus. Kita sering mendengar bunyi "jepret"dari MCB Box atau kWh. Yang artinya MCBnya turun. Untuk menyalakan kembali kita harus tekan atau posisikan tombolnya ke tempat semula.

Jika MCB gagal berfungsi, maka akan menimbulkan potensi percikan apu dan bisa mengakibatkan kebakaran. Saat dilakuakn perbaikan instalasi listrik di rumah sebaiknay MCB dimatikan. MCB memang berfungsi utama sebagai pengaan arus berlebih atau hubungan singkat.

ELCB atau Earth Leakage Circuit Breaker

ELCB berfungsi melindungi aset dari kebakaran dan melindungi anggota keluarga dari bahaya sengatan listrik ketika terpercik air, bersentuhan langsung dengan stop kontak, atau kabel terkelupas. Berdasarkan persyaeatan umum instalasi listrik (PUIL) guna mencegah mengalirnya arus gangguan melalui badan manusia, hewan peliharaan atau ternak dan sesuatu yang menyebabkan kebakaran, suatu jaringan listrik di rumah harus dipasang alat tambahan berupa ELCB. Penggunaan ELCD harus berdampingan dengan MCB.

RCBO atau Residual Currrent Circuit Breaker with Over Current Protection 

RCBO berfungsi melindungi keluarga dari kebakaran dan korsletting. RCBO merupakan inovasi dari Schneider bentuknya slim sehingga lebih ekonomis dan hemat ruang. Padahal RCBO merupakan gabungan dari fungsi MCB dan ELCB dalam satu alat. Dengan menggunakan RCBO kerusakan jaringan listrik yang terjadi di rumah lebih mudah untuk dideteksi sehingga dapat mencegah bahaya lanjutan. 


RCBO dipasang bersama MCB yang sudah kita pasang di rumah pada kWh meter prabayar atau di MCB Box. Sebagai gabungan dari MCB dan ELCB, RCB menggabungkan 3 fungsi dalam satu alat saja, yakni perlindungan beban lebih, perlindungan hubungan singkat, dan perlindungan arus bocor.

Dimana RCBO sebaiknya dipasang? Sebaiknya RCBO dipada di sirkuit listrik di tempat yang lembab seperti di dapur, kamar mandi, taman, dan kolam renang. RCBO juga sebaiknya dipasang di tempat yang aman jauh dari jangkauan anak-anak. Jika biasanya dalamsatu rumaha hanya memasang satu MCB dengan alasan "saving cost" maka sebaiknya tetap dipasakan juga satu RCBO. RCBO slim produk Schneider ini misalnya hanya dibandro di harga sekitar 200 ribuan. Worth it banget ya dengan fungsinya melindungi dari bahaya listrik di rumah.

4. Pastikan hanya menggunakan peralatan listrik yang asli, berkualitas, dan berstandar SNI.

Untuk fungsi yang sedemikian penting kita tentu harus hati-hati menggunakan peralatan listrik dengan hanya memilih yang asli. Keaslian bisa dilihat salah satunya dari strip kode produksi yang tercetak lebih tebal dari yang asli. salah satu yang pasti juga kita harus pastikan bahwa peralatan tersebut sudah berstandar SNI. Jangan ambil resiko deh.

5. Biarkan orang yang ahli dan bersertifikat yang melakukan.

Meskipun kita sudah tahu dan mengenal tentang peralatan listrik, tapi kita tidak boleh mengutak-atik sendiri semua peralatan tersebut. Mereka yang boleh melakukannya hanyalah orang yang memiliki keahlian dan bersertifikat. 

6. Lakukan cek dan penggantian secara berkala.

Nah ini yang sering kita abaikan. Jika terjadi kecelakaan kecil seperti korsleting dan sejenisnya biasanya baru kita mau mengecek kondisi alat listrik atau kabel-kabel yang ada di rumah. Padahal kita harus rutin mengecek kondisinya. satu lagi jangka waktu ideal melakukan penggantian suatu alat listrik adalah 10 tahun. Hmm cukup lama dan alat yang harus diganti seperti RCBO misalnya masih cukup affordable lah yaa untuk penggunaan 10 tahun.

Naah sudah tahu kan beberapa cara jitu untuk melindungi rumah dari bahaya listrik. Ternyata tidak terlalu sulit yaa. Yang pasti kalau kita masih punya banyak pertanyaan dan ingin mengenal lebih lanjut berbagai produk Schneider bisa menghubungi langsung ke customer care mereka nih. 

Pusat Layanan Pelanggan (Jakarta)
Telepon 1500055 
Fax. (62) (21) 750 4415-16 
Email: customercare.id@schneider-electric.com

62 comments

  1. Iya sy juga klau urusan listrik panggil suami ga berani deh...

    ReplyDelete
  2. asyik sekali acaranya ya Mbak Ophi. Iya Mbak, pernah tahu beberapa kejadian yang rumahnya ditinggal, tiba-tiba hangus terbakar sendiri. Ternyata mungkin kejadiannya seperti ini ya, korsleting listrik tapi gak ketahuan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mba...bahaya2 listrik seperti ini harus disikapi secara hati2

      Delete
  3. nah ini yang baru tau, bahwa utak atik peralatan listrik ga bisa dilakukan sendiri, melainkan sudah ada pihak yang bertanggung jawab khusus ya mak

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mba...mrk selain ahlinya juga mmg tersertifikasi

      Delete
  4. Bagus ya acara seperti ini, untuk menambah wawasan para Ibu. Apalagi pas minta tolong sama tukang, ketika ada masalah, bisa memberi saran atau masukan yang sesuai agar perlindungan rumah tetap terjaga.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mba...gak nyangka juga sih mendapat pengetahuan yg penting banget

      Delete
  5. Betul sekali, melakukan cek dan penggantian secara berkala itu yang jarang menjadi perhatian ya, Mbak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. padahal penting banget yaa utk ngecek berkala

      Delete
  6. Mba Ophy, diriku nggak sempet ngobrol2 sama mba Ophy di event Schneider ini :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha iya ya mba...smoga lain waktu bs ngobrol banyak yaa

      Delete
  7. Belajar listrik memang perlu ya buat emak2 macam kita, minimal tau dasarnya jadi ngerti dan gak parno klo ada sesuatu

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul mba..pengetahuan dasar penting juga ya buat emak2 kayak kita

      Delete
  8. Noted infonya mak, yang dishare di acara terangkum apik
    Btw, ga ada foto bongkar tasnya ya? Hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha bongkar tas mah justru harus disembunyikan maak wkwkwkw *tutup muka

      Delete
  9. Yeay mampir blog mbak ophi.abia ikut gathering kemarin jd ngerti kalo bukan cuma helm aja yg harus sni tapi sekring juga. Duh aku harus infoin ke mama papaku nih pentingnya si rcbo.

    Masalah paling sulit adalah kebiasaan satu colokan dipasangin kabel roll yg satu kabel terminalnya bisa dipake 4 colokan :"""'

    ReplyDelete
  10. Aku udah pake MCB maak, pingin ganti RCBO gara2 ikut talk show sama KEB dan Schneider kemarin. Hoho

    ReplyDelete
  11. Pernah kejadian bohlam mendadak pecah pas ga ada suami di rumah.

    ReplyDelete
  12. sekarang jadi nambah pinter satu derajat deh soal listrik ini dan jadi cerewet sama anak-anak yang suka ninggalin charger hp masih nempel di stop kontak :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. lumayan sih mba saya kayaknya 2 derajat hahaha
      penting bgt nih ibu2 kyk kita tahu soal listrik

      Delete
  13. Sebetulnya nggak ribet, ya, kalau memang mau. Demi melindungi keluarga dari bahaha listrik.

    ReplyDelete
  14. Wah makasih tipsnya mbak. Kadangkala kelupaan ngecek instalasi yang ada masih berfungsi dengan baik atau tidak

    ReplyDelete
  15. Suka ke PD an ya utak atik listrik sendiri, hahaha. padahal aku sering kesetrum enggak kapok

    ReplyDelete
    Replies
    1. waah beranian euy mba Nefer...serahkan ke ahlinya aja mba

      Delete
  16. seruuu banget ya mak event kemarin, jadi tau dasarnya dunia listrik dirumah tangga dan jadi lebih aware lagi

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya bener seru hahaha pdahal temana berat buat ibu2

      Delete
  17. Seru banget acarqnya ya mak. Aku nih harus banyak belajar soal listrik biar ga gampang parno kalo ada apa2

    ReplyDelete
    Replies
    1. perlu tahu yg dasar2nya listrik nih mak..biar ada bekal

      Delete
  18. Aduh, padahal di rumah kabel dan colokan listrik masih suka berantakan mbak. Jadi takut sendiri nih :(

    ReplyDelete
  19. ini yang harus di jaga kalau pengen aman rumahnya, instalasi listrik yang sesuai dengan standart

    ReplyDelete
    Replies
    1. betuul...kaadang kita tdk aware soal standar ini

      Delete
  20. aaggg thnks infonyaa. baru tau ada pengaman listrik buat di rumah gini. harganya jg masih terjangkau pula.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mbaa...worth it lah yaa segitu untuk 10 tahun

      Delete
  21. Soal stop kontak setuju kalau diletakkan diatas bukan dekat lantai. Kebiasaan anak balita, suka eksplor apa yang menurut mereka menarik, termasuk colokan. Ngga kebayang kalau mereka masukin tangannya ke dalam colokan :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. serem kan yaa...pdhal balita suka penasaran sm yg kayak gitu

      Delete
  22. Semoga layanan pasang gratisnya nyampe ke Jogja juga huhuhu

    ReplyDelete
  23. Iya y mb, harusnya pengecekan rutin. Tp baru dkerjain klo udh ad kejadian korsleting

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah itu dia, kita suka reaktif pdhal preventif lebih penting

      Delete
  24. wah penting banget nih mba Ophi, kebetulan banget aku lagi mau 'beresin' peralatan listrik di rumah karena beberapa kali korslet...

    ReplyDelete
  25. ini acara beneran deh asyik banget mana banyak games jd emak banyak bawa vocer hehehe

    ReplyDelete
  26. Sampe sekarang masih agak bingung mau pasang mcb aja atau beralih ke rcbo.

    ReplyDelete
  27. Wah sosialisasinya bermanfaat banget, sy jadi ada ide buat keg KKN

    ReplyDelete
  28. buat yang punya anak emang kudu kestra hati2 emang sama listrik ya
    ini gratis g??

    ReplyDelete
    Replies
    1. ada promo 100 orang pertama gratis pemasangan cha

      Delete
  29. Jadi paham dan melek soal perlistrikan ya? Satu langkah lebih tahu dari suami, hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha tapi tetep yg ngerjain kudu ahlinya ya mba

      Delete
  30. Terlihat sepele ya.. Tp penting jg u diketahui,seneng jg ni aku bs ikut kumpul di acara keren ini, apalagi kita jadi bs ketemu lg ya mak.. Hehe..

    ReplyDelete
  31. bener banget nih,, terkadang orang tua banyak yang g ngejagain anaknya pas main, jadi bahaya deh

    ReplyDelete
  32. aku termasuk yang trauma ama listrik
    pernah sembrono megang kabel yang telanjang nyentrum ampe lemes dan listrik rumah padam mendadak >.<
    alhamdulillah waktu itu masih selamat
    memang kudu hati2 banget ya

    ReplyDelete
  33. Dulu sempat pernah kesetrum, untungnya aliran di rumah termasuk rendah... setelah itu jadi lebih berhati-hati saat berhadapan dengan alat2 elektronik, terimakasih infonya mba Ophi

    ReplyDelete

Terimakasih sudah silaturahim, silahkan meninggalkan jejak di sini. Comment yang masuk saya moderasi terlebih dahulu ya. Mohon tidak meninggalkan link hidup.