Tips Working Moms Jaga Kehangatan Keluarga


Bagi Ibu bekerja seperti saya waktu bersama anak-anak dan keluarga menjadi sangat berharga. Fakta bahwa saya tidak bisa selalu membersamai anak-anak setiap waktu, saya coba minimalisir dengan menjaga kualitas kebersamaan dan menjaga kehangatan komunikasi dengan anak-anak.

Drama menggalau sebagai Ibu bekerja di luar rumah saya sudahi dengan fokus pada hal-hal positif yang bisa saya lakukan untuk tetap hadir di hati anak-anak meskipun kebersamaan kami lebih terbatas. Menguatkan diri untuk beberapa hal yang membuat saya merasa lebih baik dalam menyikapi kekurangan waktu bersama anak-anak.



Keluarga yang Utama

Keluarga nomor satu. Ini merupakan prinsip yang rasanya kita semua sepakat. Sunatullah, keluargalah tempat semua kita kembali dalam kondisi apapun. Senang apalagi susah. Bahagia terlebih terluka. Keluarga tempat kembali.

Bukan sekedar skala prioritas. Buat saya mindset bahwa keluarga yang utama dari segala hal yang saya jalani merupakan semacam batasan bagi saya ketika harus menemukan pilihan. Meski saya harus menjadi pegawai yang baik dan mengikuti tugas dan kewajiban, namun dalam hal saya harus memilih antara keduanya maka kita tidak lagi merasa galau bahwa keluarga yang utama dengan segala konsekuensinya.

Drama pagi saat Dek Paksi datang pintarnya, tantrum dan membuat saya tidak bisa bergegas berangkat maka saya memilih untuk menenangkannya dulu baru berangkat. Terlambat dan potongan tunkin saya anggap sebagai konsekuensi.

Memasak Sendiri


Saya menyiapkan makan dan bekal sendiri untuk anak-anak. Selain karena tidak mempunyai ART yang stay di rumah. Tidak lain karena saya ingin menyimpan kenangan manis anak-anak tentang masakan Ibunya. Tentang pepes lele yang kata mereka bikin mereka kangen. Ikan tenggiri goreng yang segar yang bikin mereka mau makan ikan. Vietnamese spring roll ala-ala yang membuat mereka bangga menawarkan bekal unik pada teman-temannya, atau bahkan tentang telor ceplok kering dengan kecap dan nasi panas yang membuat mereka semangat makan. Iya kadang sesederhana itu.

Sarapan pagi dengan masakan Ibu meski sederhana meninggalkan cinta dan kehangatan di sepanjang hari mereka. Itu yang saya percayai dan membuat saya tetap bertahan meneruskan rutinitas ini meski setiap pagi harus berjibaku di dapur dengan aroma rempah, bumbu, dan irisan bawang yang kadang masih tersisa aroma dan warna di jari jemari tangan saat saya sudah berada di kantor.
"Itu kok tangannya kuning-kuning bu?"
"Iya nih habis ungkep ayam tadi pagi buat anak-anak". 

Pelukan Hangat dan Telinga yang Siap Mendengar


Serbuan Tiga krucils yang kadang disertai dengan deraian air mata menyambut saat saya baru saja turun dari motor sekembali dari kantor.  Ya sudah, siapkan saja pelukan paling hangat, telinga yang siap mendengar, dan tisu untuk mengusap air mata mereka.

Meski rasa lelah kadang menggelayut. Sekembali pulang ke rumah, Ibu harus tetap menyimpan energi positif untuk menghangatkan suasana atau sekedar menjadi "laci" tempat mereka menyimpan cerita. Duka, resah, bahagia, keseruan, bahkan kekonyolan yang terjadi sepanjang hari saat Ibu jauh.

Beberapa hari lalu, saya mengikuti seminar "Smart Parents, Smart Children". Narasumber menyebutkan bahwa tugas Ibu yang hakiki adalah menyemaikan cinta dalam keluarga. Al wadud, kalau istilah agamanya. Jika kehadiran kita bukan lagi yang diharapkan anak-anak, maka kita harus segera mawas diri. Fungsi Ibu adalah cinta bagi anak-anak. Ketika Ibu, Ibu, dan Ibu yang selalu jadi maunya anak-anak, maka itulah Ibu yang berhasil menjalankan fungsinya.
Hadir dan selalu ada di hati anak-anak seharusnya menjadi tujuan dari semua tugas dan peran yang dijalankan.
Tampak sesederhana itu ya, back to nature.
Kembali ke rumus alaminya. Ibu adalah sumber kasih sayang bagi anak-anak.
Hati hati saat mereka mulai cuek.  Tidak ada lagi yang menyambut di depan pintu dan berseru "Ibu pulang." Entah karena sudah sibuk atau mereka kemudian lebih dekat dengan gadget atau karena memang kita sudah tidak sedekat dulu?

Duuh, saya mulai mengeja diri. Beberapa waktu belakangan meski mereka masih menunggu saya pulang bahkan saat pulang telat sekalipun. Namun saya mulai merasa ada yang berbeda.

Beberapa hari lalu, saat baru sampai ke rumah dan mendapati mereka tidak seantusias dulu, saya ajak mereka bicara dari hati ke hati. Well tidak selalu karena mereka tidak kangen kita lagi sih Moms. Mungkin karena mereka sudah makin besar dan mulai berkurang kemanjaan mereka. Bisa jadi mereka mulai paham untuk memberi Ibunya ruang setibanya di rumah untuk sejenak melepas lelah dulu.

Selama "pillow talk" dengan mereka masih berlangsung. Keseruan dan candaan masih membuat kita tertawa bersama. Selama kita masih jadi tempat curhat mereka. Kita masih bisa berbahagia bahwa mereka mulai tumbuh namun mereka akan tetap menyimpan kita di hati mereka. Rutinitas memberi pelukan dan ciuman hangat jangan pernah ditinggalkan ya Moms.

Pastikan juga pada mereka, pelukan hangat dan telinga yang siap mendengar akan selalu ada untuk mereka sampai kapanpun.

Selalu Siaga Untuk Hal yang Tak Terduga


Alhamdulillah kalau segala hal bisa berjalan smooth atau hanya kerikil kecil yang insyaAllah bisa kita atasi. Tapi yang namanya hidup, ya gak selalu mulus kan? Kadang ada hal-hal yang tak terduga. Paling mudah bikin resah dan galau adalah saat anak-anak sakit atau tidak fit.

Beberapa tahun belakangan saya mencoba menularkan pola makan sehat. Intinya sih banyak mengasup sumber makanan alami yang sehat. Mengajak mereka untuk merasakan cita rasa alami dari makanan yang mereka asup. Sehingga zat gizi alami lebih maksimal mereka dapatkan.

So far, kondisi kesehatan mereka alhamudlillah baik. Sakit juga terhitung jarang, terlebih sampai membuat mereka dirawat di rumah sakit. Tapi namanya anak-anak, kemungkinan mereka kecapekan, terserang batuk pilek ringan, flu, atau bermasalah dengan pencernaan. Kadang tidak bisa kita hindari. Lingkungan yang semakin rentan juga membuat kita harus lebih waspada menyiapkan ketahanan tubuh mereka.



Meski baru "Anak SD" tapi kesibukan dan kepadatan kegiatan mereka lumayan tinggi. Terlebih ketiganya merupakan type kinestetik yang memang tidak bisa diam. Pulang sekolah, alih-alih istirahat, mereka malah langsung main di luar rumah. Yang wajib diingatkan adalah banyak minum air putih. Kalau kecapekan main, malam-malam Ibunya siap-siap jadi tukang pijit. Kadang kompak pula, semua mengalami nyeri otot karena kecapekan aktivitas seharian. Terutama bagian paha dan betis. Selain pijit, saya siapin juga Sari Jahe Herbadrink.



Iya ternyata minuman alami dengan Sari Jahe ini multi fungsi lho. Selain membuat pencernaan dan lambung terasa nyaman dengan kehangatannya, sari jahe bermanfaat menjaga kesehatan otot untuk aktivitas mereka yang melelahkan. Jahe mampu menghilangkan rasa nyeri pada otot.  Ini berdasarkan uji coba oleh para atlet yang mengalami penurunan nyeri otot yang signifikan selama mengonsumsi jahe.

Suami dan saya harus mengendarai motor dari rumah ke stasiun demikian sebaliknya, lalu ditambah berada di ruangan ber AC berjam-jam lamanya, Sari Jahe bisa banget jadi minuman penghangat badan yang praktis.  Selain menghangatkan badan, memberikan efek relaksasi, juga bermanfaat meredakan masuk angin, kembung dan mengurangi mual.



Kalau saya sih suka Sari Jahe yang hangat. Anak-anak terutama Ka Alinga malah suka yang dingin. Saya gak perlu risau karena Herbadrink dibuat dari resep minuman tradisional yang tanpa bahan pengawet.
"Kita pilih yang sugar free aja. "
"Kita kan sudah manis" :) 
Untuk masalah khas Si Ayah dan Ka Alinga yang suka susah BAB atau konstipasi. Selain stock Sari Jahe, saya juga menyimpan Lidah Buaya Herbadrink. Lidah Buaya ternyata berkhasiat  memelihara kesehatan fungsi pencernaan dan melancarkan buang air besar tanpa efek melilit yang mengganggu. Kalau pola makan Ayah kacau sedikit saja, Ia bisa dengan mudah konstipasi.  Seduhan Lidah Buaya Herbadrink yang dingin dengan rasa masam manis cocok untuk membantu masalah Ayah dan Si Kakak. Oh iya Lidah Buaya Herbadrink hanya boleh dikonsumsi untuk usia 10 tahun ke atas ya.






Sebenarnya kami kenal Herbadrink ini sudah lama. Awalnya saat ayah merasa perutnya sakit lalu melakukan pemeriksaan. Berdasarkan hasil lab, ada lemak di hati. Fatty Liver istilahnya. Alhamdulillah masih di tahapan ringan. Ada yang menyarankan konsumi temulawak. Si Ayah saking semangatnya, borong deh temulawak di Pasar Cimanggis. Saya diminta mengolah jadi minuman. Sayangnya rasanya jadi gak puguh. Getir dan langu.

Sampai akhirnya berjodoh dengan Sari Temulawak Herbadrink dari resep tradisional tanpa bahan pengawet. Manfaat alami sari temulawaknya tetap dapet, rasanya enak, plus bikinnya praktis. Kami suka dengan seduhan air dingin ditambahkan sedikit es batu. Seger bangeet. Awalnya cuma Ayah yang minum, lama-lama saya dan anak-anak ikutan. Selain untuk kesehatan hati/liver, juga bagus untuk daya tahan tubuh.



Saya pernah tulis cerita tentang menjaga hati dengan cara alami. Mampir yaa :)

Intinya, saya selalu mengajak keluarga kembali alami untuk menjaga kesehatan dan vitalitas mereka sehari-hari. Karena dalam tubuh yang sehat, ada jiwa yang sehat dan bahagia.

Quality Time is a Must


Saat kita sadar akan keterbatasan waktu yang kita miliki untuk mengeratkan hati satu dengan yang lain, maka saat ada kesempatan, manfaatkanlah semaksimal mungkin. Jadi waktu yang berkualitas merupakan keharusan. Menjadi bagian dari apa yang sedang dilakukan anak-anak, membuat kita hadir seutuhnya dengan mereka. Saat mereka tengah bermain tidak ada salahnya kita juga ikut mengambil peran. Sebaliknya kita bisa melibatkan mereka dengan aktif saat melakukan pekerjaan rumah misalnya.

Kegiatan seseruan yang bisa dilakukan bersama juga sangat bermanfaat untuk membuat suasana hati kita makin hangat. Nonton bareng, keluar makan bareng, main tebak-tebakan, main monopoli, baca buku dan story telling. Apapun yang kita lakukan saat ada di sekitar mereka. Manfaatkan untuk mengeratkan bonding.

Jangan lupa simpan dulu gadgetmu Moms ;)

Well, Moms punya tips lain untuk menjaga kehangatan dalam keluarga. Sharing yuk!
Coz Sharing is Enriching, Sharing is Caring.

36 comments

  1. Wah suami saya suka nih minuman jahe. Biasanya ribet kudu marut dan rebus. Enaknya sekarang ada yang praktis ^_^

    ReplyDelete
  2. quality time buat working mom emang harus ya mba mau aktifitas apapun yang penting bisa bangun bonding sama anak2 :)
    btw aku belum coba yang temulawak herbadrink jadi pengen beli

    ReplyDelete
  3. Aku suka yg Temulawak juga mba Ophii.. bagus banget Temulawak. Mau lagi konsumsi herbadrink yg lain. Khasiat alami ya. Anak2 juga suka

    ReplyDelete
  4. Saya selalu sedia jahe di Rumah karena suami suka masuk angin. To suami sukanya jahe merah yg pedesss..ga tahan Saya..Saya pasnya herbadrinksarijahe Ini yg Hangatnya pas

    ReplyDelete
  5. Suamiku minum yang jahe. Anak-anakku sukanya yang lidah buaya apalagi kalau dikasih es batu. Segeer

    ReplyDelete
  6. Ngerasain juga makin kesini anakku makin suka main diluar,lari2an,main bola dll. Aku suka produk herbadrink,satu yg belum dicoba,yang aloe vera

    ReplyDelete
  7. Aku pengin juga nih nyobain herbadrink temulawak buat anak-anak krn manfaatnya bagus ya buat kesehatan hati dna daya tahan tubuh. Mungkin kalo diberi es batu rasanya bakal lebih enak dan segaar.

    ReplyDelete
  8. Ini aman juga dikonsumsi anak-anak ya Mbak?

    ReplyDelete
  9. Working mom memang punya cara sendiri ya untuk membuat waktu bersama keluarga menjadi berkualitas...

    Kok jadi pengen minum herbadrink jahe juga

    ReplyDelete
  10. Kalau yang jahe, nikmat diminum saat cuaca dingin. Tapi, kalau lagi panas begini, enakan yang lidah buaya :)

    ReplyDelete
  11. secapek-capeknya orang tua kerja, begitu sampai rumah kudu siapkan telinga mendengarkan cerita anak. Mereka butuh kehadiran orang tua secara 100%, that's quality time.

    ReplyDelete
  12. Weekend quality time sama anak dan suami.

    ReplyDelete
  13. Tipsnya bermanfaat banget nih mbak buat working mom macam saya.
    Suami saya sering bgt minta dibikinin minum es-esan sirup gitu. Mending diganti sama yg lebuh sehat kayak herbadrink aja kali ya

    ReplyDelete
  14. Minuman herbal yang satu ini memangenak mba. Anak-anakku suka yang lidah buaya. Diminum pakai esbatu, seger banget.

    ReplyDelete
  15. "Pelukan hangat dan telinga yang siap mendengar" so sweet banget sih mba. bukan sekedar berada di satu tempat, tapi juga benar benar hadir ya mbaaa

    ReplyDelete
  16. Kumpul bareng jadi moment seru ya Mbak, jadi bisa saling berbagi sama anggota keluarga. Nah untuk Herbadrinknya kusuka rasa Jahe. Hangat di badan

    ReplyDelete
  17. Quality time bersama hanatnya keluarga dengan minum yang hangat makin poll ya mba 😀👍

    ReplyDelete
  18. Quality time bersama hangatnya keluarga ditambah minuman hangat tambah makin poll ya mba 😀👍

    ReplyDelete
  19. Asik ya Herbadrink bisa jadi minuman kesehatan untuk keluarga. Di rumah, baru aku sama suami yang mengonsumsi Sari Jahe

    ReplyDelete
  20. Ibu yang hebat. Cuma ibu yang selalu bisa menjaga kehangatan keluarga. Terima kasih tipsnya mbak

    ReplyDelete
  21. Pengin nyobain yg lidah buaya soalnya suami srg konstipasi.tfs ya mbak ophie.

    ReplyDelete
  22. Aku jadi penasaran loh sama rasa Herbadrink lidah buaya.

    Suami doyan Jahe dan suka nyari susu jahe merah. sepertinya perlu stok Herbadrink Jahe biar praktis, karena skrg susu jahe merah udah jarang yg jual.

    ReplyDelete
  23. Ini toh ternyata rahasianya mbak Ophi, aku jadi ingin mencoba HerbaDrink dan penasaran sebenarnya sama yang lidah buaya kalau aku. Heheheee

    ReplyDelete
  24. Aku dan suami juga doyan ni mbak sari jahe. Kita sering buat malem2 sambil ngobrol

    ReplyDelete
  25. Wah banyak ya ternyata varian Herbadrink. Kupikir cuma Sari Jahe aja.

    ReplyDelete
  26. Lengkap nih stok minuman herbalnya. Anakku suka banget yang lidah buaya, dicampur es batu jadi segeeeerr...

    ReplyDelete
  27. Wah, rahasia sehat kita ternyata sama ya mba. Percayakan kesehatan working mom pada Herbadrink ya mba.

    ReplyDelete
  28. Kalau aku biasanya pas akhir pekan masak bareng camilan, demi menjaga kekompakan bersama hehee.. nyetok juga nih sari jahe di rumah demi kebugaran bapak-bapak dan ibu-ibu, heee

    ReplyDelete
  29. Oh, aman juga ya buat anak herbadrink ini
    Btw, kayanya malah nemang lebih mudah ibu bekerja buat fokus bareng anak saat waktu luang
    Soalnya yang di rumah kaya aku kadang2 suka nggampangin hahaha

    ReplyDelete
  30. Bener banget Mbak, seharusnya orang tua, ibu atau bapak harus mawas diri saat anaknya mulai cuek, mulai tidak mau mengobrol dengan orang tua, jadi emamng sebagai orang tua, harus memulai lebih dulu untuk membuka obrolan dengan anak-anak ya. Herbadrink praktis ya, saya juga masih mengkonsumsinya nich, kalau siang begini saya pingin yang lidah buaya. Oya sari jahenya saya belum nyoba yang sugar free

    ReplyDelete
  31. paling suka bikin teh hangat dengan campuran jahe keprek, rasanya nyaman banget di perut, tapi agak repot klo lagi bepergian gitu, boleh dicoba nih herbadrink sari jahe klo lagi pergi2

    ReplyDelete
  32. MasyaAllah Mba Ophi, bekerja tapi selalu menyempatkan masak sendiri 😍😍

    Btw kelaurgaku juga suka banget minum jahe, apalagi pas lagi mendung gini

    ReplyDelete
  33. Jangan sampai sakit membuat quality time kita sampai terganggu. Sehat selalu mbak 😊

    ReplyDelete
  34. Jadi ibu memang harus siap dengan segala musti tasking jobnya ya Mba', apalagi kalau harus ditambah bekerja. Untungnya zaman sekarang banyak kemudahan, terutama minuman jahe ini.

    ReplyDelete
  35. Anakku yang pertama sukak banget nih minuman jahe Herbadrink ini. Kadang dicampur teh. Hehe.. semoga kita selalu sehat yaa...

    ReplyDelete

Terimakasih sudah silaturahim, silahkan meninggalkan jejak di sini. Comment yang masuk saya moderasi terlebih dahulu ya. Mohon tidak meninggalkan link hidup.