Aqidah Kokoh, Bekal Kehidupan

[Materi dasar Islam berikutnya adalah tentang Aqidah] 

Manusia merupakan makhluk terbaik yang diciptakan Allah serta diberi peran di dunia sebagai pemimpin.. Hidup manusia harus memiliki visi misi dan tujuan yang ini harus selaras dari tujuan dan visi misi penciptaan/keberadaan kita di dunia.

Sebagai manusia kita tidak boleh punya prinsip hidup apa adanya. Kita harus menjadi makhluk dengan visi misi yang terbaik. Manusia dilengkapi dengan akal untuk memaksimalkan diri dalam mencapai tujuan hidupnya. Akallah yang membedakan manusia dengan makhluk ciptaan Allah lainnya.

Dalam mencapai visi, misi, dan tujuan hidupnya manusia harus memiliki ilmu agar dapat menjalani hidup secara maksimal. Kita pun harus selalu melakukan evaluasi secara terus menerus terhadap visi misi yang disusun apakah sudah dan masih sejalan dengan tujuan dan hakikat keberadaan kita di dunia. kegalauan dan kegabutan yang kita alami, bisa jadi karena kita kehilangan arah dan tak memahami hakikat tersebut.

Baca: Adab Menuntut Ilmu 

Memahami Hakikat Keberadaan dan Kehidupan kita di Dunia.

Akal adalah salah satu potensi yang diberikan Allah sebagai pelangkap dalam menjalani hidup. Dengan akal kita mengalami proses berpikir. Proses berpikir terjadi saat indera menyerap fakta dan dikaitkan dengan infomasi yang didapat sebelumnya yang kemudian disimpan dalam otak. Bersama waktu semakin banyak kejadian yang terjadi yang membuat proses berpikirnya makin berkembang.

Ada 3 pertanyaan mendasar dalam diri manusia (Uqdatul Kubro) yang mendorong manusia untuk terus menjalani proses berpikir dalam menjalani hidupnya. Keingintahuan untuk mendapatkan jawaban dari ketiga pertanyaan mendasar inilah hakikat dari keberadaan hidup manusia.

  • Dari mana kita berasal?
  • Untuk apa kita hidup?
  • Kemana setelah kita mati?


Terkait dengan pertanyaan mendasar tersebut ada setidaknya 3 versi jawaban:
  • Jawaban 1  versi material (atheis), kita berasal dari materi, hidup untuk materi, berakhir sebagai materi.
  • Jawaban 2 versi selanjutnya mulai melibatkan Tuhan sebagai pencipta (kapitalis liberalis), kita berasal dari sang pencipta, hidup untuk materi, dan kembali pada sang pencipta.
  • Jawaban 3 versi selanjutnya selain pelibatan pencipta juga lebih dalam, detail, dan saling terkait (Islam) : kita berasal dari sang pencipta, hidup untuk menjalankan aturan pencipta, dan kembali pada sang pencipa dengan mempetanggungjawabkan apa yang sudah dilakukan di dunia.

Dari ketiga jawaban ini mana yang benar? apa yang bisa kita pakai sebagai kriteria kebenaran?
Jawaban itu benar bila: 

1. Masuk akal, menentramkan hati, sesuai fitrah manusia 
2. Mampu mengkaitkan atau membuat benang merah dari ketiga pertanyaan/jawabannya
3. Berasal dari sumber yang pasti benar.

Dari kriteria tersebut tentu kita bisa memastikan bahwa jawaban versi yang ketigalah yang benar.


Apa buktinya bahwa sumber jawaban dari uqdatul kubra itu berasal dari sumber yang valid. Al Qur'an merupakan sumber rujukan tanpa ada kekurangan. Sempurna dan pasti benar sebagai kalam Allah, pencipta. Kita perlu melalui proses pembuktian bahwa Al Qur'an adalah kalam Allah.

Allah menantang orang yang menyatakan bahwa Al Qu'ran adalah syair karangan berbahasa arab untuk membuat yang sejenis atau semisal . Nyatanya, tidak ada yang dapat melakukannya. Karena bahasa Al Quran sungguh sempurna, tidak ada yang mampu menandingi. Ketinggian bahasanya di luar batas bahasa manusia.

Adakah sebuah buku yang bisa menjelaskan kehidupan sebelum kehidupan saat ini dan sesudah kematian. Adakah buku yang bisa menjelaskan secara rinci tentang alam semesta, manusia, dan kehidupan, yang menjelaskan hal-hal yang tdiak bisa dijangkau oleh indera, sesuatu yang tidak bisa  dipahami nalar? Pasti buku yang seperti itu adalah buku yang dibuat oleh pencipta kehidupan alam semesta dan isinya.

Al Qur'an adalah bukti eksistensi Allah yang mengajak manusia berpikir dan memperhatikan makhkuknya.

Mengupas Al Uqdatul Kubra

Dari mana kita (dan alam semesta) berasal? manusia, alam semesta, dan kehidupan diciptakan Allah SWT. 

Untuk apa kita hidup di dunia? Kita perlu bertanya kepada yang menciptakan kita. Allah mengutus salah satu di antara kita (manusia) untuk memberikan jawaban dengan memberikan wahyu melalui utusan ini. Jawaban terkait dengan pertanyaan ini jelas dinyatakan dalam QS Adz Dzariat: 56 bahwa penciptaan jin dan manusia hanyalah untuk beribadah kepada Allah sebagai pencipta. Ibadah dalam hal ini tentu dalam arti luas.



Kemana setelah kita mati? tidak ada informasi tentang hal ini selain yang ada/dinyatakan dalam Al Qur'an karena ilmu pengetahuan dan teknologi setinggi apapun tidak mampu menjangkau pengetahuan tentang hal ini yang di luar indera manusia.

Dalam Al Qur'an dinyatakan bahwa ada 4 tahapan yang harus kita lewati sebelum kita diputuskan untuk memasuki syurga (jannah) atau neraka (nar), yakni:

  • Qiyamah: kebangkitan. Semua manusia dari zaman Nabi Adam sampai manusia terakhir akan dibangkitkan/dihidupkan kembali (QS Al Zalzalah, Al Qori'ah)
  • Mahsyar: Manusia akan dikumpulkan di suatu tempat yang amat sangat panas, 10  mil di bawah matahari , tidak ada perlindungan, kehausan, ketakutan, sibuk dengan dirinya sendiri, tidak kenal kerabat, kalut dengan waktu menunggu yang sangat lama sekitar 50 ribu tahun. (QS Al kahfi 47, Al Ma'arij: 4, Abasa)
  • Hisab: penimbangan amal. Mulut dikunci, kaki dan tangan menjadi saksi. Timbangan kebaikan akan diterima di tangan kanan, timbangan keburukan di tangan kiri. (QS Yasin, Al Haqqah 19, 25)
  • Sirath: jembatan di atas neraka, gelapnya lebih gelap dari gelapnya malam, lebih kecil dari rambut dibelah tujuh.

Setelah melewati 4 fase tahapan hidup setelah kematian tersebut barulah kita akan sampai pad pilihan dua destinasi kehidupan kita yang sesungguhnya.

Neraka

Neraka, pada bagian ini digambarkan bagaimana neraka. Ya Rabb, saya gak sanggup juga buat menuliskannya di sini. Astaghfirullah ya Rabb... Naudzubilah min dzalik. 

Neraka, seburuk-buruknya tempat kembali. Dalam Al Qur'an dan hadits digambarkan beberapa kondisi neraka. Salah satunya QS Al A'raf: 71 yang artinya 
"Bagi mereka tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka). Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang zhalim." 

Terdapat hadits yang diriwayatkan Imam Muslim mengenai siksa neraka yang paling ringan. 
"Sesungguhnya penghuni neraka yang paling ringan siksanya, ia memakai dua sandal dari neraka, seketika itu mendidih oraknya disebabkan panasnya dua sandalnya itu." 

Astaghfirullaah (mau nangis denger penjelasan Ummi Rosa tentang Neraka). Ya Allah, aku gak akan kuat, aku gak akan sanggup ya Rabb... 😭😭😭😭

Ayat-ayat tentang neraka harus sering-sering dibaca agar kita terus semangat muhasabah dan memperbaiki diri. Agar terhindar dari kembali pada tempat yang pasti kita tak akan sanggup menanggungnya ini.

Syurga

Sebaliknya, ada syurga. Tempat kembali yang indah dengan kehidupan yang menyenangkan bagi mereka yang bertaqwa. Menjalankan kehidupan sesuai tuntunan Al Qur'an dan Hadits. Menjalankan perintah dan menjauhi laranganNya.

Referensi mengenai syurga hanya ada dalam Al Qur'an dan hadits dan kita tidak perlu mereka-reka seperti apa. Cukup meyakini saja bahwa sebagai balasan atas Taqwa, Allah telah siapkan tempat terindah. Ada beberapa Ayat Al Qur'an dan hadits yang menggambarkan keindahan dan kenikmatan Syurga. Diantaranya QS Al Baqoroh: 25:


Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu". Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.
Diriwayatkan dari anas bin malik radhiallahu anhu dia berkata;"Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah ditanya apa itu kautsar,beliau menjawab," kautsar adalah sungai yang allah ta'ala anugerahkan kepadaku yaitu sungai di dalam surga warnanya lebih putih daripada susu dan rasanya lebih manis daripada madu,padanya terdapat burung-burung yang lehernya sama seperti leher unta," umar radhiallahu anhu berkata," sungguh burung itu adalah burung unta."rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjawab," rasa burung itu lebih enak daripada burung unta."(HR.At tarmizi)

Membaca ayat-ayat dan hadits tentang syurga semoga memotivasi kita untuk memperbaiki diri dan amalan kita di dunia. Bismillah, semangat... Yang susah, yang berat, imbangi dengan mengingat nikmat dan indah SyurgaNya.


Kesimpulannya manusia (dan alam semesta) berasal dari pencipta - Allah SWT, hidup untuk beribadah kepada Allah dan yakin  kita setelah kehidupan di dunia kita akan dihidupkan di Akhirat sebagai fase pertanggungjawaban hidup kita di dunia. Inilah Aqidah yang menjadi dasar dan fondasi dalam kita menjalani kehidupan.



Naah jadi jawaban dari Uqgadul Kubro adalah Aqidah Islam. yakni: 
Cara pandang yang komprehensif terhadap dunia, yang meyakini adanya Allah sebagai Al Khaliq yang menciptakan manusia di dunia untuk semata-mata beribadah kepadaNya dan adanya akhirat di mana manusia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap semua amalannya.
Keimanan harus dibangun dari aqidah. Pembenarannya harus pasti, seratus persen yakin atau tasdiqul jazim dan dibangun atas dasar fakta. Tasdiqul jazim merupakan keyakinan yang pasti kepada Allah, malaikatNya, rasul-rasulNya, kitab-kitab suciNya, Hari Akhir, Qada dan Qadar baik dan buruknya dari Allah. Selain itu keimanan itu harus disertai dengan landasan, baik dalil aqli (berdasarkan proses berfikir) dan dalil naqli (berlandaskan kitab suci). 

Sebagai muslim kita harus menjadikan Islam sebagai Qaidah Fikriyyah dan Qayyidah Fikriyyah. Islam sebagai landasan berpikir dan sebagai landasan kepemimpinan dalam cara berpikir. Islam sebagai ideologi, aqidah, pegangan. Di mana kita menundukkan pandangan, amal, dan tindakan sesuai syariat Islam.

Ada 3 protoptype manusia:
  1. keyakinannya sebagai muslim (beriman kepada Allah dan Rasulullah) dan perbuatannya menunjukan ketaatan kepada syariat Islam. Kekal dan bahagia di syurga.
  2. keyakinannya sebagai muslim tapi perbuatannya tidak sinkron dengan ketaatan kepada syari'at Islam. Type ini akan menyesal karena tidak melakukan amal kebaikan di dunia.
  3. keyakinannya tidak mengimani Allah dan rasulullah, perbuatan mereka tertolak di sisi Allah. Mereka kelak akan menyesal dan ingin dikembalikan dalam bentuk tanah (tidak dibangkitkan).

Gaya Hidup Manusia


Gaya hidup sekuler: memisahkan agama dari kehidupan.
  • Hidup untuk mencari kesenangan
  • Landasanya hawa nafsu
  • Tolok ukur perbuatan adalah manfaat yang didapatkan
  • Orientasi hidup di dunia semata
  • Tujuan hidup hanya sekedar untuk kepentingan diri dan keluarga sendiri
  • Makna bahagia: kepuasan

Gaya hidup Islam: menjadikan agama sebagai panduan dalam kehidupannya.

  • Hidup untuk ibadah
  • Landasanya Iman
  • Tolok ukur perbuatan adalah aturan Islam (halal - haram)
  • Orientasi hidup dunia dan akhirat
  • Tujuan hidup kemuliaan diri, keluarga, umat, dan perjuangan agama (dakwah)
  • Makna bahagia: ridho Allah
Waktunya untuk mengevaluasi sejauh mana gaya hidup yang kita jalankan saat ini. Yuuk evaluasi dan bebenah diri.

WaAllahu a'lam.

No comments

Terimakasih sudah silaturahim, silahkan meninggalkan jejak di sini. Comment yang masuk saya moderasi terlebih dahulu ya. Mohon tidak meninggalkan link hidup.