Hakikat Hidayah (Petunjuk) dan Dhalalah (Kesesatan)



Materi diberikan kepada kami siswa Bengkel Diri setelah menerima materi tentang Qadha dan Qadr. Meski sudah mendapatkan pencerahan tentang konsep Qadha dan Qadr, tak ayal masih banyak pertanyaan yang terserak dalam benak. Well, salah satunya tentang konsep hidayah (petunjuk) dan dhalalah (kesesatan).

Jadi pertanyaan yang sering muncul terkait dengan hal ini adalah tentang di mana posisi hidayah?Apakah mereka yang masih kafir itu karena belum mendapat hidayah dari Allah SWT? Sebaliknya jika ada muallaf apakah Ia masuk Islam karena hidayah Allah? Hidayah itu kehendak Allah atau berasal dari usaha manusia?

Jika dikembalikan pada skema Qadha dan Qadr maka kita akan di manakah posisi hidayah ini? Jika hidayah berada dalam wilayah yang dikuasai manusia maka hidayah berasal dari hasil usaha manusia dan ini akan dihisab. Namun jika hidayah ini berada pada wilayah yang mengusai manusia dan berasal dari Allah. Maka itu merupakan ketetapan/Qadha Allah dan tidak akan dihisab.

Baca: Hakikat Qadha Qadr

Pemahaman umum tentang hidayah dan dhalalah adalah bahwa keduanya merupakan kehendak Allah. Artinya siapa yang dikehendaki Allah diberi hidayah, Ia akan mendapat petunjuk sebaliknya siapa yang dikehendai Allah sesat maka akan tersesat.Lalu apa indikator seseorang akan diberi hidayah yang lainnya dikehendaki sesat oleh Allah.

Ada beberapa ayat yang kemudian dipahami sebagai dalil mengenai hal tersebut seperti QS Al A'raf 178, QS Al Baqarah 272, QS Al An'am 125.

مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِي ۖ وَمَنْ يُضْلِلْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi. QS Al A'raf 178,
 لَيْسَ عَلَيْكَ هُدَاهُمْ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ ۗ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ خَيْرٍ فَلِأَنْفُسِكُمْ ۚ وَمَا تُنْفِقُونَ إِلَّا ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ ۚ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ خَيْرٍ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تُظْلَمُونَ

Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan).QS Al Baqarah 272
فَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ أَنْ يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ ۖ وَمَنْ يُرِدْ أَنْ يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِ ۚ كَذَٰلِكَ يَجْعَلُ اللَّهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ

Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. QS Al An'am 125.
Berdasarkan pemahaman di atas maka konsekuensinya manusia yang mendapat hidayah akan menjadi baik dan mendapat pahala lalu dimasukkan ke syurga sebaliknya manusia yang disesatkan Allah menjadi jahat, Ia mendapat dosa dan dimasukkan ke neraka. Lalu di mana keadilan Allah? Apakah dalam proses ini tidak ada sama sekali peran dan kontribusi manusia?

Baca juga: Upgrade Your Time Manajemen Skill

Konsekuensi selanjutnya, akan memunculkan pemahaman bahwa manusia sengaja berbuat jahat disebabkan karena disesatkan Allah dan tidak mendapat hidayah sehingga manusia tidak bersalah sehingga menisbatkan kedzoliman yang diperbuat kepada Allah. SubhanaAllah, padahal Allah tidak akan mendzalimi hambanya dan bahwa hakikat masalah ini dapat dipahami dari ayat-ayat sebagai berikut:




مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا ۗ وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ

Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hamba-Nya. QS Fushshilat 46

وَيَقُولُ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلَا أُنْزِلَ عَلَيْهِ آيَةٌ مِنْ رَبِّهِ ۗ قُلْ إِنَّ اللَّهَ يُضِلُّ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَنْ أَنَابَ
Orang-orang kafir berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) tanda (mukjizat) dari Tuhannya?" Katakanlah: "Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menunjuki orang-orang yang bertaubat kepada-Nya" QS Arra'du 27
مَنِ اهْتَدَىٰ فَإِنَّمَا يَهْتَدِي لِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا ۚ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ ۗ وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّىٰ نَبْعَثَ رَسُولًا

Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul. QS Al Isra 15
قُلْ إِنْ ضَلَلْتُ فَإِنَّمَا أَضِلُّ عَلَىٰ نَفْسِي ۖ وَإِنِ اهْتَدَيْتُ فَبِمَا يُوحِي إِلَيَّ رَبِّي ۚ إِنَّهُ سَمِيعٌ قَرِيبٌ

Katakanlah: "Jika aku sesat maka sesungguhnya aku sesat atas kemudharatan diriku sendiri; dan jika aku mendapat petunjuk maka itu adalah disebabkan apa yang diwahyukan Tuhanku kepadaku. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Dekat". QS Saba 50 
وَدَّتْ طَائِفَةٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يُضِلُّونَكُمْ وَمَا يُضِلُّونَ إِلَّا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ

Segolongan dari Ahli Kitab ingin menyesatkan kamu, padahal mereka (sebenarnya) tidak menyesatkan melainkan dirinya sendiri, dan mereka tidak menyadarinya. QS Ali Imran 69

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ آمَنُوا بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَنْ يَتَحَاكَمُوا إِلَى الطَّاغُوتِ وَقَدْ أُمِرُوا أَنْ يَكْفُرُوا بِهِ وَيُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُضِلَّهُمْ ضَلَالًا بَعِيدًا

Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya. QS Annisa 60


SubhanaAllah Allah tidak akan mendzolimi hambanya. Ini adalah penegasan dari Allah bahwa Allah tetap akan menilai segala sesuatunya dari usaha manusia. Sehingga kita harus memahami secara komprehensif semua ayat-ayat Alquran, tidak setengah-setengah karena memang penjelasannya bisa jadi saling berhubungan antar satu nash ayat dengan nash ayat berikutnya. Kata kunci dari persoalan hidayah dan dhalalah ada dalam potongan QS Ar Ra'du tadi yang mana Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menunjuki orang-orang yang bertaubat kepada-Nya. Demikian juga dalam QS Al Isra yang mempertegas peran manusia dalam menemukan petunjuk dan kesesatan.

Berdasarkan ayat-ayat tersebut kita dapat mengambil beberapa pokok kandungannya sebagai berikut:

  • Manusia sendiri yang mengusahakan petunjuk dan kesesatan untuk dirinya. Apabila dia mengikuti hawa nafsunya maka dia akan mengikuti kesesatan, sedangkan mereka yang memilih taat tentu akan menjalani jalan hidayah.
  • Manusialah yang menyesatkan dirinya sendiri dan orang lain.
  • Syaitan pun ikut menyesatkan manusia.


Ketiga hal ini yang disebut sebagai Qarinah atau indikator yang tidak langsung kepada Allah terkait hidayah dan dhalalah atau bukan nisbah langsung. Jadi hidayah dan dhalalh itu bukan nisbah yang langsung meskipun memang merupakan iradah Allah. Bukan nsibah yang langsung memahami secara tasyri'iy Ini merupakan nisbatul khaliq (nisbah penciptaan hidayah khalqiyah, manusia diciptakan Allah dengan potensi dalam dirinya yakni kebutuhan jasmani, naluri, akal (fakta, indera, otak, ma'lumat tsabiqah/informasi masa lalu).

Baca juga: Adab Menuntut Ilmu

Nah akal inilah salah satu kecenderungan yang akan membantu manusia membedakan mana yang baik dan buruk. Maisng-maisng kita diberi perangkat untuk berupa qabiliyah (kecenderungan) mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Kecenderungan dalam diri dan watak manusia. yakni akal.



Dalilnya sebagai berikut:

وَهَدَيْنَاهُ النَّجْدَيْنِ
Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan QS Al Balad 10 
وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا
فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا
dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. QS Asy Syams 7-8
Allah sendiri sudah memberikan jalan kepada kita. Menunjuki kita dua jalan. Disitulah letak kebebasan manusia untuk memilih dan disitulah peran akal manusia untuk memilih.

Ada baik dan buruk. Fakta menunjukkan baik dan buruk menurut manusia sangatlah relatif, contohnya pacaran baik atau buruk? membagi waris secara sama rata, kebebasan bicara, hukuman mati, kebebasan kepemilikan harta baik atau buruk?

Jika semua penilaian terhadap hal tersebut hanya  dikembalikan kepada manusia,  jawabannya akan berbeda-beda sesuai dengan kepentingannya sendiri. Kehidupan manusia akan hancur. Karena akan ada banyak versi, banyak pertentangan, banyak yang merasa benar dengan versinya sendiri dan seterusnya.  Masing-masing akan mempertahankan pendapat dan kepentingannya. Karenanya manusia membutuhkan petunjuk tambahan.

Baca Juga: Aqidah Kokoh Bekal Kehidupan

Selanjutnya ada nisabatul Irsyad wal Bayan (tuntunan dan penjelasan) ini disebut sebagai Hidayah irsyad wal bayan. Di sinilah pentingnya diutusnya Rasul dengan membawa kitab yang berisi petunjuk yang baik dan buruk yang dapat dibedakan secara pasti dan tegas (QS Al Baqarah 213). Hal ini tentu menghilangkan relativitas pikiran atau penilaian manusia.

Namun demikian ada yang dibedakan dari pembebanan atau penerapan hukum yang dibawa seorang Rasul yakni Orang gila, anak kecil, orang di pedalaman yang terisolir dan tidak terpapar oleh informasi tentang kenabian dibebaskan dari taklif (pembebanan). Diutusnya Rasul dengan hujjah yang kuat dan tidak ada Azab sebelum datangnya Rasul yang membawa petunjutk tersebut (Qs 17: 15).

Ada nabi dan rasul pada setiap periode manusia, sehingga mestinya manusia dalam semua kurun waktu mendapatkan petunjuk dengan diutusnya rasul pada setiap kurun waktu tertentu untuk memastikan apa yang Allah inginkan itu sampai kepada manusia dan dipahami manusia.

Ada beberapa dalil terkait hidayah irsyad wal bayan sebagai berikut:

وَيَقُولُ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلَا أُنْزِلَ عَلَيْهِ آيَةٌ مِنْ رَبِّهِ ۗ إِنَّمَا أَنْتَ مُنْذِرٌ ۖ وَلِكُلِّ قَوْمٍ هَادٍ

Orang-orang yang kafir berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu tanda (kebesaran) dari Tuhannya?" Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan; dan bagi tiap-tiap kaum ada orang yang memberi petunjuk. QS Ar Ra'du 7 
وَأَمَّا ثَمُودُ فَهَدَيْنَاهُمْ فَاسْتَحَبُّوا الْعَمَىٰ عَلَى الْهُدَىٰ فَأَخَذَتْهُمْ صَاعِقَةُ الْعَذَابِ الْهُونِ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Dan adapun kaum Tsamud, maka mereka telah Kami beri petunjuk tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan) daripada petunjuk, maka mereka disambar petir azab yang menghinakan disebabkan apa yang telah mereka kerjakan. QS Fushshiat 17 
مَنِ اهْتَدَىٰ فَإِنَّمَا يَهْتَدِي لِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا ۚ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ ۗ وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّىٰ نَبْعَثَ رَسُولًا

Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul. QS Al Isra 15
Setelah hujjah tegak, Allah memebaskan manusia untuk memilih jalan petunjuk atau jalan kesesatan. Pada saat manusia memilih jalan petunjuk, Allah mentaufiqkannya (memeprtemukannya) dengan sebab-sebab datangnya hidayah. Ini yang disebut Nisbatut Taufiq atau Hidayah Taufiq. Ketika sudah terbersit untuk hidup benar, lalau kita mencoba mencari tahu jalan untuk menemukannya, kemudian Allah berikan jalan atau petunjuk ke arah tersebut.

Ada beberapa hujjah yang menjadi dalil dari nisabtut taufiq atau hidayah taufiq sebagai berikut:

وَالَّذِينَ اهْتَدَوْا زَادَهُمْ هُدًى وَآتَاهُمْ تَقْوَاهُمْ
Dan orang-orang yang mau menerima petunjuk, Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan balasan ketakwaannya. QS Muhammad 17 
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. QS Al Ankabut 69 
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ يَهْدِيهِمْ رَبُّهُمْ بِإِيمَانِهِمْ ۖ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمُ الْأَنْهَارُ فِي جَنَّاتِ النَّعِيمِ

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka diberi petunjuk oleh Tuhan mereka karena keimanannya, di bawah mereka mengalir sungai-sungai di dalam surga yang penuh kenikmatan. QS Yunus 9

Ini menjadi jalan bagi kita untuk berusaha untuk mengenal Islam, mencari jalan kebenaran, maka Allah akan semakin mudahkan kita untuk menemukan apa yang kita cari.

Sementara mereka yang memilih jalan kesesatan, menolak kebenaran, dan menentang Rasul, Allah tidak akan mentaufiqkannya. Allah akan menghukum mereka dantidak diberihidayah taufiq termasuk mereka yang memiliki sifat sifat yang berlawanan dengan hidayah.

Sifat-sifat yang bertentangan dengan hidayah:
  • kafir (ingkar)
  • dzalim (aniaya)
  • fasiq (fasik)
  • takabbur (sombong)
  • dholal (sesat)
  • hubbud dunya (mencintai dunia)
  • musrif (berlebihan)
  • kadzib (pendusta)
Jika di dalam hati kita masih ada 8 sifat ini maka Allah tidak akan memberikan hidayah kepada kita. Sehingga kita harus selalu introspeksi diri, apakah masih ada satu atau bahkan ke 8 sifat ini dalam diri kita. Karena jika masih ada, maka bisa jadi ini yang menghalangi hidayah Allah sampai kepada kita.

Dalil-dalinya sebagai berikut:

إِنَّ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ لَا يَهْدِيهِمُ اللَّهُ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah (Al Quran), Allah tidak akan memberi petunjuk kepada mereka dan bagi mereka azab yang pedih. QS An Nahl 104 
قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ كَانَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَكَفَرْتُمْ بِهِ وَشَهِدَ شَاهِدٌ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَىٰ مِثْلِهِ فَآمَنَ وَاسْتَكْبَرْتُمْ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku, bagaimanakah pendapatmu jika Al Quran itu datang dari sisi Allah, padahal kamu mengingkarinya dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang tersebut dalam) Al Quran lalu dia beriman, sedang kamu menyombongkan diri. Sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim". QS Al Ahqaf 10

اسْتَغْفِرْ لَهُمْ أَوْ لَا تَسْتَغْفِرْ لَهُمْ إِنْ تَسْتَغْفِرْ لَهُمْ سَبْعِينَ مَرَّةً فَلَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَفَرُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ

Kamu memohonkan ampun bagi mereka atau tidak kamu mohonkan ampun bagi mereka (adalah sama saja). Kendatipun kamu memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali, namun Allah sekali-kali tidak akan memberi ampunan kepada mereka. Yang demikian itu adalah karena mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik. QS at Taubah 80
ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمُ اسْتَحَبُّوا الْحَيَاةَ الدُّنْيَا عَلَى الْآخِرَةِ وَأَنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ

Yang demikian itu disebabkan karena sesungguhnya mereka mencintai kehidupan di dunia lebih dari akhirat, dan bahwasanya Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang kafir. QS An Nahl 107 
إِنْ تَحْرِصْ عَلَىٰ هُدَاهُمْ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ يُضِلُّ ۖ وَمَا لَهُمْ مِنْ نَاصِرِينَ

Jika kamu sangat mengharapkan agar mereka dapat petunjuk, maka sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang yang disesatkan-Nya, dan sekali-kali mereka tiada mempunyai penolong. QS An Nahl 37 
وَقَالَ رَجُلٌ مُؤْمِنٌ مِنْ آلِ فِرْعَوْنَ يَكْتُمُ إِيمَانَهُ أَتَقْتُلُونَ رَجُلًا أَنْ يَقُولَ رَبِّيَ اللَّهُ وَقَدْ جَاءَكُمْ بِالْبَيِّنَاتِ مِنْ رَبِّكُمْ ۖ وَإِنْ يَكُ كَاذِبًا فَعَلَيْهِ كَذِبُهُ ۖ وَإِنْ يَكُ صَادِقًا يُصِبْكُمْ بَعْضُ الَّذِي يَعِدُكُمْ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ مُسْرِفٌ كَذَّابٌ

Dan seorang laki-laki yang beriman di antara pengikut-pengikut Fir'aun yang menyembunyikan imannya berkata: "Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena dia menyatakan: "Tuhanku ialah Allah padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Tuhanmu. Dan jika ia seorang pendusta maka dialah yang menanggung (dosa) dustanya itu; dan jika ia seorang yang benar niscaya sebagian (bencana) yang diancamkannya kepadamu akan menimpamu". Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta QS Al Mu'min 28
Ada 4 Hukuman dari Allah SWT bagi orang yang didalam hatinya amsih ada sifat-sifat yang berlawanan dengan datangnya hidayah.

  • Allah akan memalingkan hatinya dari  kebenaran
  • Allah tidak akan memberikan hidayah taufiq
  • Allah akan mengunci hatinya dari kebenaran
  • Allah akan menutupi hatinya dari kebenaran
Naudzubillahi min dzalik. Yuuk semangat introspeksi agar kita terus mengeliminasi diri dari sifat-sifat di atas dan berupaya menjalani hidup dengan cara yang diridhoi Allah.


Dalil-dalilnya sebagai berikut:

فَبِمَا نَقْضِهِمْ مِيثَاقَهُمْ وَكُفْرِهِمْ بِآيَاتِ اللَّهِ وَقَتْلِهِمُ الْأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَقَوْلِهِمْ قُلُوبُنَا غُلْفٌ ۚ بَلْ طَبَعَ اللَّهُ عَلَيْهَا بِكُفْرِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُونَ إِلَّا قَلِيلًا

Maka (Kami lakukan terhadap mereka beberapa tindakan), disebabkan mereka melanggar perjanjian itu, dan karena kekafiran mereka terhadap keterangan-keterangan Allah dan mereka membunuh nabi-nabi tanpa (alasan) yang benar dan mengatakan: "Hati kami tertutup". Bahkan, sebenarnya Allah telah mengunci mati hati mereka karena kekafirannya, karena itu mereka tidak beriman kecuali sebahagian kecil dari mereka. Qs An Nisa 155 
وَإِذْ قَالَ مُوسَىٰ لِقَوْمِهِ يَا قَوْمِ لِمَ تُؤْذُونَنِي وَقَدْ تَعْلَمُونَ أَنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ ۖ فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ ۚ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ

Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, mengapa kamu menyakitiku, sedangkan kamu mengetahui bahwa sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu?" Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik. QS Shaf 5 
كَلَّا ۖ بَلْ ۜ رَانَ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka. QS Al Mutahffifiin 14

Jadi hidayah dan kesesatan itu manusia sendiri yang mengusahakan. Kesesatan tidak terjadi sejak dari permulaan. Allah maha adil, memberikan hidayah khalqiyah (akal) dan hidayah irsyad wal bayan (Rasul dengan kitabnya) kepada seluruh manusia. Allah tidak mentaufiqkan kesesatan kepada manusia. Allah juga berkuasa menghilangkan hukuman, apabila manusia mau bertaubat dan mencari hidayah. Sebesar apapun dosa dan kemaksiatan yang kita buat, saat kita bersungguh-sungguh mau berubah dan bertaubat, maka Allah akan mempertemukan kita dengan sebab-sebab datangnya hidayah.

Baca Juga: Bengkel Diri Sekolah Baruku Memperbaiki Diri

Seorang mukmin wajib waspada dan senantiasa memupuk rasa  takut kepada Allah karena Allah akan menghisab perbuatannya. kelak di hari akhir semua yang kita perbuat akan menerima konsekuensinya. "tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya". QS Al Mudatstsir  38. Manusia juga sangat lemah, mudah tergelincir dalam dosa.  Sehingga Allah memerintahkan untuk selalu berdo'a memohon taufiq, pertolongan, dan ditetapkan hatinya berada di jalan kebenaran.

Bahkan Rasulullah pun tidak pernah berhenti memanjatkan do'a untuk memohon petunjuk pada Allah. Doa-doa yang banyak dipanjatkan Rasulullah SAW:
" Tunjukilah kami jalan yang lurus". QS Al Fatihah 6
"Ya Allah yang kuasa membolakbalikkan hati, tetapkanlah hatiku dalam agama-Mu" HR Tirmidzi dan Al hakim
"ya Allah dengan kemuliaanMu, tiada Ilah selain Engkau, aku berlindung agar Engkau tidak sesatkan aku." HR Muslim
"Ya Allah, hiasilah aku dengan perhiasan iman, dan berikanlah aku hidayahnya orang-orang yang mendapat petunjuk." HR An Nasaa'i
To sum up, Hidayah dan kesesatan memang atas kehendak atau iradah Allah. Manusia dapat dipaksa untuk kafir semuanya atau beriman semuanya. Namun Allah telah berkehendak untuk membebaskan manusia dalam memilih jalan hidupnya.

وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَآمَنَ مَنْ فِي الْأَرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيعًا ۚ أَفَأَنْتَ تُكْرِهُ النَّاسَ حَتَّىٰ يَكُونُوا مُؤْمِنِينَ

Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya? QS Yunus 99

وَقُلِ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكُمْ ۖ فَمَنْ شَاءَ فَلْيُؤْمِنْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيَكْفُرْ ۚ إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلظَّالِمِينَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَا ۚ وَإِنْ يَسْتَغِيثُوا يُغَاثُوا بِمَاءٍ كَالْمُهْلِ يَشْوِي الْوُجُوهَ ۚ بِئْسَ الشَّرَابُ وَسَاءَتْ مُرْتَفَقًا

Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.

Di sinilah kita harus berhati-hati agar setiap perilaku kita mengarah kepada jalan hidayah. Karena saat kita memilih jalan yang salah, kita akan semakin dijauhkan dari jalan petunjuk dan semakin tersesat. Bentengi diri kita untuk senantiasa terikat dengan hukum syara' dan memohon kepada Allah untuk istiqamah serta menjaga hati dari sifat-sifat yang bertentangan dengan hidayah.

Allahu'alam.


2 comments

Terimakasih sudah silaturahim, silahkan meninggalkan jejak di sini. Comment yang masuk saya moderasi terlebih dahulu ya. Mohon tidak meninggalkan link hidup.