Journaling dari Hati dengan Handmade Journal Hibrkraft


Journaling dan Manfaatnya

Ada banyak pengertian Journaling. Yang paling umum dipahami rasanya adalah:

A  daily record of news and events of a personal nature; a diary.

Ada juga yang mendefinisikan Journaling sebagai:

Cara menuangkan seluruh pikiran dan perasaan ke dalam bentuk tulisan supaya bisa dipahami secara lebih jelas.

Sederhananya, journaling seperti menulis diary.  Menulis apapun yang kita mau: isi pikiran, kejadian yang dialami, planning dan goals, atau emosi yang sedang dirasakan. 

Manfaat Journaling sudah banyak dikupas oleh ahlinya. Mulai dari melatih ketrampilan dan kreatifitas menulis sampai manfaatnya bagi kesehatan mental seseorang. Bahkan di dunia kesehatan mental, ada terapi journal yang membuat jurnal untuk manfaat terapeutik. Terapi journal ini dibimbing oleh professional kesehatan mental tentunya.

Bahkan belakangan ada penelitian yang menyatakan bahwa selain bermanfaat bagi kesehatan mental, journaling bisa juga meningkatkan kesehatan fisik seperti mengurangi tekanan darah tinggi, meningkatkan fungsi hati, serta meningkatkan performa atletik. Wow, amazing ya!

Journaling juga mampu mengasah disiplin dan membuat pelakunya lebih fokus pada target, meningkatkan  rasa percaya diri, dan mindfulness. Journaling dengan cara konvensional yakni menulis di buku diclaim menghadirkan manfaat ganda. Walaupun saat ini sudah banyak yang melakukan journaling secara digital seperti menulis blog.

Terkait manfaat Journaling, saya tidak akan membahasnya terlalu dalam karena saya bukan ahlinya. Saya hanya pelaku journaling yang menikmatinya dan secara tidak langsung sudah merasakan manfaatnya. Well karena secara mendasar saya mempercayai "writing is healing".  Menulis merupakan salah satu cara penyembuhan diri. Saya mempraktikkannya dan merasakan manfaat positif dari menulis.

“Keeping a personal journal a daily in-depth analysis and evaluation of your experiences is a high-leverage activity that increases self-awareness and enhances all the endowments and the synergy among them.” - Stephen R.Covey

Intinya buat kamu yang belum memulai journaling dalam bentuk sederhana sekalipun,  It’s definitely worth to try. Believe me! 

Journaling & Me  

Sejak kapan saya melakukan journaling atau menulis diary ?gitu lah ya sederhananya. Orang sering mengasosiasikan menulis diary atau journaling sebagai kegiatan orang zaman old. Saya sudah suka menulis semacam diary sejak masih usia belasan tahun. ABG ya sebutan masa itu. Semacam ajang curhat karena buku diary adalah teman setia yang kita percaya. Sebagai gadis remaja yang rasanya "introvert" saya lebih suka menyimpan hal-hal privasi salah satunya dengan menuliskannya di buku harian.

Saya mulai menggunakan buku khusus atau buku diary sejak mendapatkan hadiah ulang tahun yang ke-17 dari salah satu senior yang mengungkapan isi hatinya pada beberapa lembar buku diary tersebut. Aduuh ternyata saya masih bisa mesem-mesem mengenangnya. Ups, maapkeun Pak Suami, ini hanya sepenggal kisah remaja zaman old. Jujur, buku tersebut masih saya simpan hingga sekarang. Eh tapi memang saya masih menyimpan sebagian besar buku diary yang saya miliki hingga sekarang lho.



Sejak saat itu, buku dengan cover bunga tulip (yang kemudian menginspirasi saya untuk melangitkan mimpi bisa mengunjungi negeri-negeri di mana tulip tumbuh ) menjadi sahabat setia. Selain mencurahkan perasaan (bahagia, marah, sedih, kegalauan) juga tempat saya melabuhkan impian-impian dan asa. Journaling juga menjadi ajang untuk berbicara pada diri sendiri, mendengarkan diri sendiri, dan cara berkomunikasi pada yang Mahabaik secara tertulis.

Saya tidak mengharuskan diri menulis setiap hari. Saya menulis di saat menginginkannya atau membutuhkannya. Kegiatan menulis ini kemudian berlanjut bahkan hingga saat ini. Hanya saja belakangan bentuk journaling tidak lagi berbentuk diary semata. Terutama sejak kuliah, journaling saya jadi campur-campur dengan bullet journal. Selain curhat,  beberapa paragraf puisi, selfnote, baris-baris doa, juga to do list atau target harian/mingguan/bulanan.



Dengan model bullet journaling saya jadi lebih rutin dan disiplin menulis setiap hari. Bahkan sekedar menuliskan: Doing nothing, just relax and enjoy the movies! pada satu tanggal dan hari di mana saya butuh istirahat total dan hanya pingin menghabiskan waktu seharian leyeh-leyeh nonton film yang biasanya sudah lama pingin saya tonton tapi belum ada waktu.

Selain merupakan tumpahan rasa dan asa, saya juga menulis target tahunan, bulanan, dan bahkan to do list harian. Untuk working mom dengan tugas yang cukup banyak baik pekerjaan kantor, pekerjaan rumah, maupun sebagai blogger menuliskan semua itu membantu meminimalisir keruwetan yang sangat mungkin terjadi karena banyaknya kegiatan dan jadwal yang harus saya tunaikan.  It helps me, indeed!

Bayangkan di kantor saya terlibat dalam beberapa tim kerja, urusan anak-anak dengan persoalan tugas dan kewajiban mereka sebagai murid kelas 3, kelas 6, dan kelas 8 yang juga harus saya pantau, dateline kewajiban blogging, belum lagi daftar belanjaan dan jadwal menu masakan. Ups!

Menuliskannya membuat saya lebih waras menjalani hari-hari yang hampir selalu hectic. Belakangan saya cenderung memilih journal book atau notebook yang lebih kecil, ringkas, dan mudah dibawa kemana-mana. Entahlah meskipun sudah ada gadget, menuliskannya di atas kertas rasanya tetap berbeda. Terlebih saat edisi menumpahkan rasa saya bisa menambahkan gambar atau menyisipkan hiasan tertentu, poto, atau menggambar vignet dan sejenisnya.

Secara tidak langsung saya melakukan journaling digital lewat blog ini. Karena blog ini menyimpan peristiwa dan kisah yang saya alami. Namun demikian hingga saat ini, menghidu aroma kertas, memegang pulpen dan menggorekannya di buku memberi "rasa" tersendiri. Sense-nya tak tergantikan. Uhuyy! Entahlah type memory keeper kaya saya, mengagungkan media konvensional menulis seperti buku-buku yang dibuat khusus untuk journaling.

Journal book bentuknya macam-macam. Tentu saja sejak belasan tahun lalu saya menulis, saya pernah memiliki banyak macam journal book. To be honest saya suka mengoleksi souvenir atau cindera mata berupa planner book , note book, atau sejenisnya dari berbagai lembaga dan perusahaan dalam dan luar negeri yang pernah berhubungan di dunia kerja. Semakin banyak macam saya koleksi, semakin semangat saya menorehkan kata-kata di dalamnya. 

Handmade Journal Hibrkraft

Gaya menulis journal dan media yang dipilih tentu saja kembali kepada kepribadian masing-masing. Iyes, terserah aja. Bebaskeun! Kalau menurut saya, jangan dibikin pusing dengan berbagai teori. Menulis sajalah dan biarkan semuanya mengalir. Bahkan soal kewajiban rutin tiap hari mengisi journal misalnya, tentu sangat tergantung dari kebutuhan. Just enjoy your time, write down anytime you want it. 

Kali ini saya mau cerita tentang Journal Book yang beda dari yang lain. Kenapa? ada beberapa hal yang membuatnya istimewa. Namun yang paling mengesankan buat saya adalah proses pembuatannya yang handmade. Setiap karya rupa yang dibuat langsung dengan sentuhan tangan menurut saya adalah pancaran rasa cinta akan karya tersebut.  Gak salah dugaan saya karena memang demikian latar belakang foundernya mendirikan Hibrkraft

“Hibrkraft didirikan karena saya ingin mengembalikan kecintaan kepada dunia tulis-menulis” Ibrahim Anwar - Founder

Mengetahui bagaimana kisah di balik usaha yang menggeluti bidang yang tidak banyak dipilih orang ini membuat saya excited. Kecintaan pada tulis menulis dan kondisi minim yang memaksa Pak Ibrahim  mencari cara untuk tetap menjalankan hobby dan kecintaannya. 

Apa yang Ia sebut sebagai "iseng" membuat buku sendiri. Antara butuh dan iseng, Ia memutuskan membeli lem, beberapa lembar kertas HVS, dan benang serta menggunakan bahan-bahan bekas seperti kalender bekas, board bekas, dan kain kasa sisa.  Bahan-bahan ini dibentuk dengan bookbinding technique. Inilah awalnya tercipta 3 buah buku produksi Hibrkraft.

Buku Hibrkraft pertama


Long short story, pada 1 Mei 2013, berdirilah Hibrkraft, dengan visi “mengembalikan kecintaan masyarakat Indonesia pada dunia tulis menulis” Pada perjalanannya, Hibrkraft banyak mengalami pasang surut hingga akhirnya bisa memiliki kantor dan showcase sendiri pada tahun 2017. Sempat runtuh namun bangkit lagi di tahun 2020.

Nama yang unik. dan bisa jadi kamu agak kesulitan melafalkannya di awal. Well, kalau saya bilang di situlah justru unsur brandingnya. Namanya unik dan tak biasa membuat orang penasaran kan? Hibrkraft dulu bernama Hibrcraft. 

Berasal dari dua kata, yaitu Hibr dan Craft. Hibr (dibaca: hiber) sendiri merupakan akronim dari Haji Ibrahim, yang merupakan cita-cita foundernya untuk menjadi seorang Haji. Selain itu, hibr kerap diartikan sebagai “hiber”, yang dalam bahasa sunda berarti “terbang”.  Ada juga yang mengartikan Hibr sebagai “eksklusif dan premium”.

Hibrkraft menjadi usaha mikro kecil menengah yang bergerak terutama di bidang pembuatan jurnal/agenda kulit dan paket branding/merchandise. Mereka terus berimprovisasi dan berkreasi membuat berbagai jenis produk lain mulai dari gantungan kunci, pouch, totebag, dan lainnya untuk memenuhi kebutuhan branding customer.

Kini Hibrkraft tidak hanya melayani pembuatan agenda dan jurnal kulit, tapi juga menjadi one stop branding service yang meliputi konsultasi branding, pembuatan merchandise dan suvenir mulai dari pouch, totebag, buku catatan, pulpen, box exclusive, dan lainnya. Hibrkraft juga melayani reparasi atau repurpose buku loh!

Secara umum, Hibrkraft menyediakan produk dalam dua lini: personal dan institusi agar keduanya dapat berjalan secara simultan, dan bukan berdasarkan antrian. Bermarkas di Bojonggede, Bogor, Hibrkraft sudah melayani pesanan baik personal maupun institusi di seluruh Indonesia. Hibrkraft juga pernah mengirimkan produknya ke pelbagai negara seperti Jerman, Belanda, Kanada, Australia, dan Uni Emirat Arab.

Sumber poto: Hibrkraft


Seperti saya sampaikan sebelumnya, yang membuat Journal dari Hibrkraft istimewa adalah hampir semua proses pembuatannya dilakukan dengan tangan.  Secara default, Hibrkraft mengambil gaya old-world binding, di mana tepian kertas kecuali sisi yang bersentuhan dengan tangan disobek dengan tangan. Teknik binding ini sudah ada sejak 1500an tahun lalu dan masih bisa ditemui di museum.  Unik dan lassic gak sih?

Teknik bindingnya sendiri disebut “single thread longstitch binding”. Gap antara tumpukan kertas (signature) yang diterapkan Hibrkraft adalah 1/8 inch. Sehingga untuk jurnaling, scrap book, kliping, menyematkan foto, dan lain-lain struktur buku tidak rusak. Itulah mengapa benang di bagian tengah kertas yang dipasang berjarak untuk memudahkan pengguna menempel beragam tambahan seperti bunga kering, karcis, ticket, atau apapun yang mempercantik journaling

Salah satu contohnya adalah produk mereka di seri tenun yang saya punya. Kita bisa melihat tepian kertas yang tampak natural sobekannya. Kesan classic kentara sekali memang di produk-produk Hibrkraft. Hibrkraft juga memproduksi notebook fine edge (tepian dipotong mesin) pada beberapa seri seperti seri Amabilis, Trevi,  dan Plain.

sumber poto: hibrkraft

Keistimewaan lainnya adalah produksi dan rilis setiap produk Hibrkradft dilakukan setelah proses kurasi dan quality check yang panjang.  Hibrkraft juga terus menerus meningkatkan mutu produk (constant improvement)  tidak hanya produksi lalu jual namun benar-benar memperhatikan agar produk tidak hanya enak dilihat tapi juga enak dipakai.

Hibrkraft juga memiliki misi community development. Kehadirannya dapat menjadi manfaat tidak hanya bagi customer  tapi juga untuk lingkungan. Hibrkraft memberdayakan masyarakat sekitar dengan meningkatkan kemampuan dan keahlian masyarakat.

Kalau yang penasaran pingin tahu lebih dalam tentang Hibrkraft dan produk-produknya yang ngemesin. Cuus bisa mampir ke website mereka sekaligus bisa order di sana, boleh juga intip-intip instagramnya di @hibrkraft yak.

Happy Journaling everyone.


Love

Ophi


23 comments

  1. Kalau mpo hari minggu hari bisa Leha-leha. Tidak mikirin konten dan blog walking. Pokoknya konsisten aja diatur dalam note cantik hibrkraft

    ReplyDelete
  2. Aku sebenernya juga mupeng buat rutin journaling, tapi ya gitu deh, masih dalam tataran wacana belaka.

    Padahal, kalo lihat benefitnya, buanyaaakkk bgt ya.
    Utamanya di dunia kesehatan mental, ada terapi journal yang membuat jurnal untuk manfaat terapeutik. Terapi journal ini dibimbing oleh professional kesehatan mental tentunya.

    Kapan2 mau coba ahh, apalagi klo pakai journal handmade gini, niscaya makin semangaaattt!

    ReplyDelete
  3. Buat bunda yg selalu merasa ewbie jd penasaran nih pengen aja langsung klik nih linknya? Seperti apa sih ya Hirbkraft + produk2nya yg menurut
    Ophie menggemaskan itu.

    ReplyDelete
  4. masa-masa sekolah, kuliah hingga pertama kali kerja aku sangat gemar menulis segala sesuatunya di dalam jurnal yang dibeli di toko buku terus dihias sendiri

    ReplyDelete
  5. Mba Ophiii aku jadi inget suka nulis diary sampai gedeee kayaknya 😆
    Pas sd punya diary, trus smp jg. Kalau sma di buku tulis aku sampulin kertas kado. Wah ini cakeeep mba.. gemes2 yaak. Bener jadi smangat journaling..

    ReplyDelete
  6. Akuuuu! Suka sekali journaling, dan ... pernah ngalamin buku jurnalnya dicuri orang? Nah itu aku!

    Jadi dulu aku suka sekali bikin buku sendiri, dijilid, lalu isinya tentu saja aneka gambar gambarku
    punya ART yang belajar jahit, dan dia lihat isi buku aku orang dengan aneka busana, yheeessssss dicuri dong itu buku.. hiks hiksssss.....

    ReplyDelete
  7. Aku dulu suka nulis diary. Tapi lama kelamaan udah nggak nulis diary lagi. Tapi anakku yang kecil suka mba bikin hanmade journall gitu. Kreatif dia kayak mba Ophi :)

    ReplyDelete
  8. Mbaa lucu banget handmade jurnalnyaa... Waktu kuliah saya rajin journaling, biar ga lupa juga tugas-tugas kuliah. Belakangan mulai kepikiran pengen mulai journaling lagi karena suka kelupaan kalo ada deadline. Hahaha.

    ReplyDelete
  9. Aku nulis di buku diary sejak SD mbak :D
    Dan itu terus berlangsung sampai aku menikah dan punya anak. Nah, sejak kenal blog thn 2008 mulai deh berjarak dengan buku diary, pindah ke blog :))

    Aku setuju, saat kita menulis, menulis sajalah dan biarkan semuanya mengalir. Jangan dibuat ribet oleh berbagai teori. "Just enjoy your time, write down anytime you want it."

    Terima kasih info tentang Hibrkraft nya. Aku sudah buka IG nya, dan kagum. Terlihat sangat profesional, dibuat dan dikerjakan dengan hati, jelas sekali dengan passion. Semoga sukses mbak.

    ReplyDelete
  10. aku dulu juga rajin mbak nulis diary tapi sejak kenal komputer aku lebih sering ngetik di komputer sih soalnya tulisanku jelek. hihi. dan sekarang aku lagi nyoba nulis di buku lagi tapi lebih ke agenda dan rencana harian gitu sih

    ReplyDelete
  11. siap Mba, mampir ke webnya sebab menarik dan bisa nambah wawasan serta inspirasi baru buat diri sendiri, anak dan orang lain yah

    ReplyDelete
  12. Menulis di jurnal banyak manfaatnya ya..apalagi kalau dilakukan dengan teratur dan rapi.. Ntar pas pemngen baca lagi jadi seru deh... Jurnal handmade paling idola deh ..apalagi yang motif etnik gini...

    ReplyDelete
  13. Auto intip instagramnya di @hibrkraft...
    Inspiratif Mbak ophi dengan journaling-nya. Kebayang memang hecticnya dan pas jika mesti ditulis semua agar ga kelewat dan tertunda.
    Aku juga tipe old yang lebih suka nulis di agenda gitu...meski enggak sekomplit Mbak ophi ya...diantaranya Dl kerjaan, biar ga lupa dan ingat udah dibayar belum fee-nya :)

    ReplyDelete
  14. Aku waktu SD pernah dikasih diary sama mama nulis di situ tapi sejak ada yang baca aku kapok. Nah kalau sekarang nulis di kertas setelah selesai aku buang hehehe.
    Tapi jadi tertarik lagi untuk journaling nih sebagai pengungat aktivitas juga bisa ya.
    Kreatif mbak bukan iseng ini hasilnya bagus ya handmade journalnya

    ReplyDelete
  15. Unik banget ini handmade journal. Jadi berasa spesial journalingnya yaaa karena namanya handmade pasti nggak ada yang benar-benar sama.

    ReplyDelete
  16. Bagus sekali buku jurnal ya, apalagi yang cover ya kulit. Aku dulu rutin journaling mbk, tapi makin kesini karena sibuk ini itu jadi lupa dan keterusan huhu. Pingin gitu aktif nulis diary lagi

    ReplyDelete
  17. ah bagus banget ini homemade jurnalnya mbak
    klo nulis dgn jurnal dari hibrkraft ini pasti semangat jurnaling tiap hari ya mbak

    ReplyDelete
  18. Aku tuh dulu sempat trauma mbak sama yang namanya nulis diary, karena pernah suatu ketika ada salah satu saudaraku yang lancang membaca tanpa sepengetahuan aku, alhasil aku jadi bahan ledekan. Dari pengalaman tersebut aku jadi berhenti nulis-nulis di jurnal lagi padahal kalau dilihat manfaatnya yang banyak banget aku jadi mupeng pengin nulis di jurnal lagi

    ReplyDelete
  19. Waktu abege aku juga suka nulis jurnal kayak buku buat curhat gitu. Dikasih hiasan kayak rumput atau bunga kering, hahahaa... Alay banget rasanya. Nah sekarang baru mulai lagi tapi belum rutin. Aku kepo dulu ah website nya Hibrkraft, cakep sih karyanya

    ReplyDelete
  20. Aku dulu suka nulis diary dan journaling suka tempel2 kenang2an apa aja kek tiket ini itu, bunga kering dll
    Skrng lbh ke agak malas hehe
    Tapi skrng jdnya malah lbh sering bikin DIY tapi buat anak
    Mungkin nanti aku akan biasakan anakku bikin catatan2 gtu dengan gambar2 semacam diary juga suaya aku lbh paham perasaan mereka :D
    Jd dapat ide kaaan :D TFS

    ReplyDelete
  21. aku masih pakai bullet journal mba seru aja sehari-hari bikin nulis diari begitu kalau dibaca lagi seneng aja rasanya :")
    pakai handmade gini pasti bikin semangat nulisnya

    ReplyDelete
  22. Berhubung aku anaknya kurang suka curhat ke orang lain. Journaling ini bisa jadi penyelamat mencurahkan unek-unek dan mengenang segala peristiwa di dalamnya.

    Pas SD sempat bikin journaling di buku biasa, sayangnya ngga dirutinin sampai sekarang. Padahal manfaatnya banyak ya mba

    ReplyDelete
  23. Naah itu dia mbaaa, sedari SD sampai kuliah, eh kayaknya malah sebelum nikah, saya ini nulis diary, berarti emang ada introvert dalam diri saya. Ndilalahnya punya blog, butuh foto utk ditampilkan, mgkn itu fase peralihan ke ekstrovert kali ya?

    ReplyDelete

Terimakasih sudah silaturahim, silahkan meninggalkan jejak di sini. Comment yang masuk saya moderasi terlebih dahulu ya. Mohon tidak meninggalkan link hidup.