Persiapan Ibu Cerdas Hadapi Tahun Ajaran Baru: Antara PJJ dan PTM

Sahabat Mom of Trio, apa kabar nih? Semoga semua dalam kondisi sehat ya. Para Mom and Dad gimana kabar hari ini? Baru saja lega karena Penilaian Akhir Tahun  (PAT) anak-anak baru saja usai seperti saya kah? Eits meski PAT telah usai dan libur telah tiba, namun masih akan ada challenge buat kita para orang tua di tahun ajaran depan. 

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) saja rasanya masih menyisakan banyak persoalan ya. Jeng jeeeng challenge berikutnya! apakah itu? apalagi kalau bukan kebijakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang sudah mulai diujicobakan di sekolah anak-anak kita. Gimana ya? Mau PJJ atau PTM nih?

Minggu lalu pada tanggal 5 Juni 2021, saya mengikuti sebuah webinar yang penuh nutrisi seputar isu PJJ dan PTM. Webinar ini diselenggarakan oleh Faber Castell yang menghadirkan narasumber pemerhati pendidikan Ibu Saufi Sauniawati. Webinar ini mengusung tema yang sangat pas dalam situasi saat ini: “Refleksi Pendidikan Indonesia diantara PJJ dan PTM”.  



Hadir juga dalam webinar ini Bapak Christian Herawan, Product Manager PT Faber-Castell International Indonesia. Acara dimoderatori oleh Mas Andri Kurniawan, PR Manager Faber-Castell. Pemaparan yang seru dari Bu Saufi dan respon peserta yang sangat antusias membuat webinar penuh manfaat ini berlangsung cukup seru.

PJJ dan Permasalahannya

Pandemi COVID 19 mengubah banyak sendi kehidupan kita sehari-hari termasuk proses belajar anak-anak kita. Setahun lebih kita menjalani sistem belajar secara PJJ. Kondisi pandemi memaksa kita menjalaninya dengan persiapan yang belum matang sehingga harus kita akui banyak permasalahan yang timbul dari proses PJJ ini. 

Jika banyak negara lain yang sudah menjalani PJJ jauh hari sebelum pandemi melanda dengan persiapan yang jauh lebih baik dari kita, sementara sampai hari inipun kita masih tergopoh-gopoh dengan berbagai persoalan yang belum sepenuhnya terselesaikan secara solutif.

Ibu Saufi memaparkan selain masalah sarana seperti alat/perangkat komunikasi dan jaringan internet dan stabilitasnya di seluruh wilayah nusantara, banyak masalah yang juga  masih menjadi PR kita bersama. Peran guru, orang tua, kesiapan materi ajar , dan metode yang adaptif dengan proses PJJ, bahkan soal motivasi anak dalam menjalani proses belajar juga cukup challenging.

Sumber gambar bahan paparan Narasumber


Output dari PJJ ini adalah tetap terjaganya kualitas pendidikan selama pandemi sehingga tuntutan terhadap berbagai stakeholders juga meningkat. Guru dituntut semakin kreatif dan komunikatif, tidak sekedar memberi tugas kepada siswa.

Guru berperan sebagai motivator, evaluator, dan bahkan fasilitator.  Guru harus mulai membiasakan diri dengan pola pemberian materi dengan berbagai platform, dituntut untuk bisa menciptakan bonding walau pembelajaran jarak jauh, dan membuat proses pembelajaran bisa tetap menarik dan menyenangkan.

Kondisi PJJ menuntut peran orang tua sebagai fasilitator, pendamping, sekaligus, motivator. Permasalahan muncul karena tidak semua orang tua memiliki waktu dan kapasitas menjalankan peran tersebut.

Banyak orang tua terkendala dalam penyiapan fasilitas, belum mengetahui secara rinci platform, dan masalah teknis lainnya. Selain kendala teknis, orang tua juga harus menghadapi perilaku dan gaya belajar anak serta penerapan disiplin pada mereka. Bahkan  target pembelajaran antara guru dan orang tua kadang berbeda sehingga menimbulkan persoalan tersendiri.

Bagaimana dengan siswa sendiri? Mereka dituntut untuk menjadi pribadi yang jujur, kreatif, inovatif, dan punya kemauan mencari dan menggali. Seringkali motivasi belajar mereka semakin tertantang dalam kondisi PJJ.  

Terlebih tugas yang dirasakan berat dan makin banyak. Belajar di rumah merupakan paradigma baru bagi mereka yang sebelumnya tertanam pemahaman bahwa tidak pergi ke sekolah adalah libur. Kemampuan komunikasi siswa juga dituntut menjadi lebih baik karena proses belajar jarak jauh. 

Hikmah di Balik PJJ

PJJ sudah setahun berlalu apakah berbagai permasalahan dan kendala tersebut masih ada? Tentu saja semua pihak, guru, orang tua, siswa, bahkan pemerintah sebagai pemangku kebijakan bergerak terus guna memperbaiki dan mencari solusi dari berbagai persoalan yang ada. Meskipun masih ada kekurangan di sana di sini, namun bersama waktu kita mulai beradaptasi dan membiasakan diri dengan perubahan paradigma belajar ini.

Well, mungkin masih tambal sulam ya. Namun selalu ada hal yang bisa kita jadikan pelajaran dalam proses PJJ yang tampaknya masih akan kita jalani beberapa waktu ke depan.

Orang tua meski harus menjalani peran yang jauh lebih berat dari sebelumnya namun hakikatnya dipaksa memiliki waktu lebih banyak dengan anak-anak. Mereka bisa melihat dan mengalami sendiri bagaimana menantangnya mendidik buah hati di rumah. Kondisi ini membuat anak dan orang tua menjadi lebih dekat dan intens berkomunikasi dari sebelumnya. Orang tua mau tidak mau harus lebih mendukung proses belajar anak selama di rumah.

Gurupun mau tidak mau harus belajar kembali bagaimana membuat materi ajar yang lebih kreatif bagi anak-anak. Selain butuh keahlian tentu saja harus pandai mengolah bahan dan menyiapkan waktu khusus. Guru akhirnya harus beradaptasi dengan teknologi pendidikan. Menguasai platform yang ada, membuat komunikasi jarak jauh menjadi lebih efektif dan menarik bagi anak didik.

Proses belajar dalam PJJ ini juga membuat anak-anak lebih banyak mendapat tugas yang terkait dengan pengembangan soft skill mereka. Mereka menjadi semakin kreatif dan mulai terbiasa untuk menggunakan perangkat digital dalam belajar dan mengerjakan tugas. Tidak hanya sekedar untuk bermain game atau kegiatan sejenisnya.

Bagaimana dengan PTM?

Sebetulnya pemerintah dalam hal ini Kementrian Pendidikan telah membuka kesempatan pelaksanaan PTM secara terbatas sejak bulan Januari 2021. Penyelenggara pendidikan yang sudah melakukan vaksinasi terhadap guru dan tenaga pendidik di sekolahnya wajib membuka kelas tatap muka terbatas.  PTM terbatas merupakan kombinasi PTM dan PJJ.  Syarat utamanya sekolah berada di wilayah zona hijau pandemi.

Sumber gambar bahan paparan Narasumber


Dalam PTM maksimal jumlah siswa yang hadir adalah 50% siswa dari kuota normal dalam satu kelas. Pihak sekolah juga dipastikan memberikan kebebasan kepada orang tua untuk memilih bagi anak mereka. Apakah akan memilih PTM terbatas atau tetap melakukan PJJ.

Beberapa aturan teknis terkait PTM terbatas yang harus dipenuhi antara lain:

  1. Kondisi kelas yang memadai, sehat, dengan sirkulasi udara yang cukup.
  2. Jumlah hari dan rombongan belajar yang diatur sedemikian agar tidak melebihi maksimal 50% dari kuota perkelas.
  3. Perilaku wajib di lingkungan sekolah yakni menggunakan masker 3 lapis, rajin mencuci tangan dengan menyiapkan sabun dan hand sanitizer di lingkungan sekolah, menjaga jarak dan mencegah kerumunan anak-anak, dan menjaga etika batuk dan bersin.
  4. Kondisi kesehatan warga satuan pendidikan. Semua pihak yang hadir di sekolah dipastikan dalam kondisi kesehatan yang baik dan prima. Jika sedang kurang sehat sebaiknya tetap memilih belajar di rumah.
  5. Kantin tidak boleh dibuka,  siswa harus membawa bekal sendiri dari rumah.
  6. Kegiatan olahraga dan esktra kulikuler pada 2 bulan pertama dilarang.
  7. Kegiatan selain pembelajaran dilarang seperti MOS atau pertemuan orang tua siswa.
  8. Pembelajaran di luar unit sekolah diperbolehkan namun terbatas.

Menyongsong tahun ajaran baru pada Juli 2021, beberapa sekolah yang memenuhi syarat dan mendapatkan izin telah melakukan uji coba PTM secara terbatas dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Tentu saja pemberian izin ini juga terkait dengan kondisi pandemi di wilayah tersebut. Hanya sekolah di zona hijau yang boleh membuka kelas tatap muka terbatas.

Apa yang Harus Disiapkan Menghadapi PTM Terbatas?

Beberapa hal yang harus dipersiapkan menghadapi PTM terbatas dan mulai kita lakukan sedini mungkin antara lain:

  • Cermati dan cari tahu aturan PTM terbatas di wilayah sekolah anak kita. Secara umum aturannya seperti yang sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya ya.
  • Mulai mendisiplinkan kembali jam tidur dan jam bangun anak-anak.
  • Orang tua tetap harus mengawasi pembelajaran PJJ dengan lebih cermat dan cerdik.
  • Memastikan anak-anak memahami dan menjalankan protokol kesehatan. Ingatkan anak-anak untuk tidak meminta makanan atau minuman temannya, tidak berpelukan, atau bergantian masker.
  • Mengurangi aktivitas anak-anak yang menggunakan gadget seperti main game dan mulai memberikan after school activity yang sifatnya offline.

Well, karena PTM belum dilakukan secara penuh maka menurut Ibu Saufi, orang tua harus lebih cerdas dalam menyikapi pembelajaran online di masa mendatang. Jangan sampai bekerja terlalu keras namun bagaimana bekerja cerdas agar bisa meminimalisir stress dengan sistem hybrid PJJ dan PTM yang akan datang.

Sumber gambar bahan paparan Narasumber


Ibu Saufi memberikan penekanan terkait dengan sistem evaluasi pembelajaran yang selama ini dilakukan selama PJJ. Sistem evaluasi pembelajaran selama PJJ biasanya terdiri dari:

  • evaluasi harian bentuknya bisa berupa pengerjaan LKPD/LKS atau pemberian tugas pasca meet secara luar jaringan/off line.
  • evaluasi berupa praktik biasanya berupa tugas yang dibuat dalam bentuk video atau foto langkah pengerjaan bahkan ada yang berbentuk voice note.
  • evaluasi berupa ujian biasanya berupa tugas di lembar kerja atau melalui aplikasi pengerjaan soal baik dalam bentuk google form atau quiz dengan aplikasi tertentu.

Cara Cerdas & Praktis Belajar Online dengan Paket Belajar Online Faber-Castell

Pemberian tugas evaluasi pembelajaran yang bentuknya bermacam-macam sering menuntut orang tua menyediakan lebih banyak perlengkapan kerja.  Mulai dari gadget atau komputer/laptop, printer untuk mencetak soal dan mengerjakan tugas, dan alat tulis manual untuk pengerjaan tugas secara manual. 

Belum lagi tugas yang dikerjakan kemudian harus dipoto/scan dan diunggah kembali ke dalam aplikasi sekolah atau dikirimkan lewat whatsapp atau media sosial untuk mendapatkan penilaian dari guru.

Terbayangkan betapa "riweuh"nya saat anak-anak harus mengerjakan tugas-tugas evaluasi tersebut. Terlebih saat model hybrid dijalankan semua alat tulis dan perlengkapan harus disiapkan kembali. Double beban dan persiapannya bu? Tenang, sabar, fokus Mom! Semua permasalahan tidak akan selesai dengan mengeluh. Kita fokus cari solusinya yuk!

Nah salah satu tips dari Ibu Saufi adalah dengan menggunakan produk terbaru Faber-Castell, Paket Belajar Online. Faktanya orang tua sering direpotkan dengan keharusan menyiapkan materi secara print out (dicetak kembali) setelah mendapatkan materi dari pengajar.  Terutama untuk evaluasi pembelajaran atau tugas-tugas yang hampir selalu ada setiap hari.



Rempong ye kan? kerempongan ini bisa diatasi dengan cerdas jika materi evaluasi maupun pembelajaran tersebut dapat langsung di jawab melalui gawai/gadget yang dipakai, tentunya dengan bantuan produk Paket Belajar Online Faber-Castell.  

Bapak Christian Herawan menjelaskan bahwa Paket Belajar Online Faber-Castell memang diciptakan berdasarkan hasil survey  terhadap masyarakat khususnya terkait proses PJJ. Masyarakat banyak yang terkendala dengan gadget/gawai sebagai perangkat utama PJJ yang dinilai kurang optimal dalam mendukung kegiatan pembelajaran terutama saat mengerjakan tugas evaluasi pembelajaran.

Paket Belajar Online Faber-Castell ini sendiri  terdiri atas alat tulis yang lengkap seperti pensil, penghapus dan juga ballpoint yang dibutuhkan saat belajar, serta dilengkapi dengan stylus. Nah stylus inilah yang merupakan produk cerdas yang sangat membantu dalam menggunakan gadget dalam aktivitas belajar online anak. 



Stylus ini memiliki banyak fungsi dan keunggulan. Diantaranya dapat membantu saat pertanyaan jawaban yang sifatnya pilihan maupun essay. Selain  itu juga berfungsi untuk menggeser layar dan juga menulis, sehingga sangat cocok untuk segala jenis ujian. Kelebihan lainnya, karet ujung stylus bertekstur lembut sehingga tidak akan merusak layar smart phone dan dapat digunakan di semua jenis atau merek smart phone.

Untuk cara penggunaannya mudah banget kok, untuk menjawab soal misalnya. Cukup dengan mengcapture soal, kemudian buka edit gambar, lakukan penulisan dengan stylus, lalu save atau simpan dan kirimkan kembali kepada guru melalui aplikasi yang disepakati bisa kirim via google classroom, whatsapp, atau platform belajar online seperti scola. 



Saat ini paket belajar online Faber-Castell telah tersedia di official store Faber-Castell di Tokopedia, Blibli, Bukalapak, Lazada serta toko tradisional market maupun modern market terdekat. Harga dari paket belajar inipun sangat ekonomis dan terjangkau. Paket belajar online Faber-Castell bisa menjadi solusi lengkap untuk proses PJJ yang lebih maksimal baik dari tingkat sekolah dasar  hingga mahasiswa.

Jadi gimana Moms... Jangan sampai pusing dan stress lagi, coba deh cara cerdas dengan menyiapkan Paket Belajar Online Faber-Castell untuk anak-anak untuk tahun ajaran akan datang.  PJJ atau PTM, kita siapkan semaksimal mungkin, Yes! Untuk informasi lebih lanjut Moms bisa juga follow media sosial Faber Castell atau Cuss ke www.faber-castell.co.id ya.

Semangat dan sehat selalu yaa.

25 comments

  1. Dengan adanya PJJ - gadget mumpuni, kelengkapan belajar virtual juga harus mumpuni
    Terbayang anak-anak dari keluarga tidak mampu ya Ophi, rasanya ingin galang dana untuk kelengkapan gadget mereka.

    Untung Faber Castell memberikan stylus ini juga, mengurangi biaya ortu untuk perlengkapan gadget mahal! Salut untuk Faber Castell!

    ReplyDelete
  2. Ahh iya mbaa.
    memang PJJ dan PTM ini super bikin dilema para emak, yha.
    Untunglah, selalu ada jalan untuk bikin happy.
    salah satunya, dgn kehadiran Paket Belajar Online Faber-Castell
    Aku sukaa banget!

    ReplyDelete
  3. Inovasi yang sederhana tapi solutip tenan ya Faber Castell ini ..Paham dengan kebutuhan anak jaman now.. Sepertinya Juli nanti masih PJJ kayaknya..

    ReplyDelete
  4. Dududuhhh, PJJ memang bikin stres anak2, guru dan orang tua deh :( Udah di ubun2 kepengen relaksasi nih gegara PJJ. Mau PTM aja masih butuh evaluasi sedetail mungkin. Btw paket belajar online Faber Castell ini menarik untuk dicoba. Anak2 bakala suka. Makin kreatif, ga mager dan bisa menjadi alat/cara edukasi santai tapi tepat sasaran.

    ReplyDelete
  5. Waaah, jadi stylus ini bisa dipakai untuk gawai apa saja ya.. Bisa nih kalau buat anakku yang masih balita tapi kepengin "hape dengan pensil" :)
    Kalau aku, daring ini membawaku pada keputusan untuk homeskuling. Jadi TA baru ini insya allah anakku tak akan pergi ke sekolah lagi. Deg2an karena...bisa nggak ya...tapi the show must go on.

    ReplyDelete
  6. keren banget inovasi dari faber castell yang mengerti banget tantangan yang dihadapi anak-anak dan ibunya saat melakukan belajar jarak jauh

    ReplyDelete
  7. Beberapa kasus PJJ yang rie=weh, kadang dari sekolahnya. Guru menugaskan merangkum lalu diprint, misalnya. Padahal kan cukuplah merangkum (misalnya di Google Doc) kemudian dikirim hasilnya tanpa dicetak.

    ReplyDelete
  8. Aku udah siap2 untuk PTM dan begitu pun sekolah. Tapiii kasusnya lagi tinggi lagi ya mba, kayaknya bakal pending sampai bbrp lama, nunggu agak mereda. Faber castell idola dari dulu ya mbaa, aku suka..ditambah lagi dia bikin kayak gini, inovasinya keren ^^. pengiiin

    ReplyDelete
  9. sekarang anak-anak alhamdulillah sudah mulai sekolah lagi. permasalahan utama pjj di negeri ini ialah masalah jaringan internet yang tidak merata. jd untuk di wilayah timur dan pedalaman, sulit bila terus-menerus pjj.

    ReplyDelete
  10. Alat tulis di rumahku juga pada pake Faber Castel nih, Teh. Aku suka ngumpulin pulpen warna warninya buat nulis to do list atau keperluan lainnya. Eh nambah lagi pilihan baru, stylus. Walau ga PJJ-an aku mau punya juga. Kayaknya bisa bermanfaat suatu hari nanti. Btw, ponakanku juga bakal butuh ini. Drama banget emang kalau mendampingi anak-anak PJJ

    ReplyDelete
  11. Memang PJJ ini membutuhkan penyesuaian tersendiri, ya. Asyik nih, ada paket belajar online dari fabel castell yang sangat membantu.

    ReplyDelete
  12. Anakku mulai ogah-ogahan biin tugasnya walhasil banyak yang skip nggak dikerjakan, nilainya turun kabeh semoga makin semangat di tahun ajaran baru karena untuk tatap muka masih jauh kayaknya ya huhu

    ReplyDelete
  13. wah iya, anakku sudah ada yg Ptm
    pjj ataupun ptm tetap ya, ibu harus membantu menyiapkan kebutuhan anak
    termasuk dgn perlengkapan faber castle ini ya mbak

    ReplyDelete
  14. PJJ bikin darting saat adaptasi tetapi sebenarnya jadi mengenalkan fungsi gawai yang lebih produktif untuk belajar. Ditambah paket belajar online Faber Castell Makin enak belajar via daring.

    ReplyDelete
  15. Semoga bisa PTM ya mba dengan pengawasan protokol kesehatan yang ketat. Soalnya Mall, pasar, tempat wisata ,hajatan sudah dibuka secara

    ReplyDelete
  16. PJJ dan PTM ini harus benar benar banyak persiapan ya mbk. Baik dari pihak sekolah maupun orangtua. Kalo ngeliat kondisi sekarang, mau PTM kok masih ragu ragu ya.
    Wah, ini keren banget produk terbarunya Faber-Castell. Mau nyobain yang stylus

    ReplyDelete
  17. berguna banget ya mba ini styluss pennya buat bantu belajar di rumah.. apalagi zaman pJ sekarnag ada banyak tugas dan kegiatan anak yang berkaitan dengan gadget ya... jadi memudahkan.

    aniwei saya setuju nih sama mba ophi, salah satu kelebihan PJJ ini lifeskill anak jadi terasah ya untuk lebih terampil dan dunia digital

    ReplyDelete
  18. iya mbak, memang jadinya tarik ulur ya antara PJJ atau PTM ini, tapi melihat kasus pandemi yang semakin tinggi, sepertinya memang sebaiknya PJJ dululah, apalagi skrg anak anak udah mulai kerasan belajar di rumah, tinggal sistemnya aja diperbaiki

    ReplyDelete
  19. Stilusnya Faber castell ini jadi rebutan anak-anak di rumah. Soalnya membantu banget. Kebetulan aku punya dua tapi tetap kurang karena anaknya banyak hahahaha

    ReplyDelete
  20. wooo in stylus nya bisa dipakai sama gadget apa saja ya mak? aihh enak ini anak kalau belajar pakai stylusnya. belajar di rumah bentar lagi masukan sekolah jadi lebih semangat kalau ada beginian ya mak

    ReplyDelete
  21. Dengan menggunakan Stylus dari FAber, anak-anak bisa belajar lebih tepat sasaran yaa...apalagi kalau menggunakan lembar kerja online.
    Anakku yang kelas 2 SD, sering banget mainan sama Ustadzahnya untuk mengisi lembar online secara bersamaan.

    ReplyDelete
  22. Sangat membantu nih perangkat dari Faber Castell, terutama stylusnya yang bisa digunakan pada tablet maupun smartphone, terutama kalau pas isian gitu ya, lebih mudah dibandingkan dengan menggunakan jari langsung.

    ReplyDelete
  23. Metode menjawab soal dengan cara mengcapture, mengedit, menulis, dan kemudian mengirimkannya dalam bentuk file gambar, tampaknya memang bisa jadi salah satu solusi dari soal-soal yang biasanya harus dicetak dulu, diisi, discan, baru dikirim. Hemat waktu karena lebih cepat. Hemat kertas. Hemat listrik juga jadi nggak perlu nyalain printer ya :D

    Aku pernah lihat lembar tugas anakku, berisi soal-soal bentuk digital. Kayak form gitu mbak, ada kolom pilihan dan ada kolom isian dengan jawaban tinggal diketik. Ga perlu screenshot lagi. Karena pada saat submit, otomatis terekam. Kalau yang ini gak perlu pakai metode screenshot dulu baru tulis ya. Nah kalau soal stylus, anakku juga pakai, dan alat satu itu memang membantu banget. Kegiatan mengetik, atau menandai pilihan jawaban, jadi lebih cepat dan mudah. Apalagi buat pekerjaan menggambar/mendesain, dengan stylus jadi lebih lancar.

    Hebat Faber Castell menghadirkan paket belajar online dengan stylus. Tentu akan sangat membantu anak dalam kegiatan belajarnya.

    ReplyDelete
  24. keren ya paket belajar ini, muncul berdasarkan hasil sirvey jadi benar2 sesuai kebutuhan banget. semnagat belajarnya dedee

    ReplyDelete
  25. Dengan adanya paket belajar online Faber-Castell ini, anak jadi lebih siap menghadapi PJJ, ya. No drama drama lagi. Mengerjakan tugas jadi lebih praktis dan mudah, ya 😃

    ReplyDelete

Terimakasih sudah silaturahim, silahkan meninggalkan jejak di sini. Comment yang masuk saya moderasi terlebih dahulu ya. Mohon tidak meninggalkan link hidup.