Menikmati Yogyakarta di Ketinggian

Menikmati Yogyakarta dan Malioboro-nya rasanya selalu menghadirkan sensasi tersendiri. Seperti tengah mengulang cerita puluhan purnama lalu. Berjalan di sepanjang trotoarnya, sekali dua kali saling menggenggam tangan, di antara riuhnya para pengunjung dan sapaan para pedagang menawarkan barang. Meski berkali-kali menyusuri jalan ini, dari ujung hingga ujung. Sepenggal rasa yang pernah tertinggal di sana seperti tak mau membuatku lupa.



Hmm bukan karena bosan, namun karena Yogya sekarang menawarkan banyak tempat untuk menyimpan rasa dalam memori. Tak ada salahnya mencoba suasana berbeda dari biasanya. Bagaimana kalau kita menikmati Yogyakarta dan sekitarnya di ketinggiannya. Ternyata tak kalah menggoda dari syahdunya Malioboro.

Jurang Tembelan, Negeri di Atas Awan 

Mestinya kita datang untuk berburu sunrise ke tempat ini. Spot photo yang sedang ngehits di Yogyakarta ini memang akan menyajikan pemandangan yang super dramatis saat matahari mulai menampakkan wajahnya di antara gumpalan awan yang seolah-olah berada di atas bebukitan yang juga dilengkapi dengan liukan sungai melatarbelakangi tempat ini. Kece-lah, cek aja di IG hahaha.

Well recommended time is sunrise time. Saya yang sudah kesiangan tetap senang sih bisa menyempatkan diri untuk berphoto di atas awan. Meski hanya sejenak untuk meninggalkan sepotong kenangan.

Baca Juga: Yogya - Cirebon, Silaturahim Travelling menutup dan mengawali tahun.

Saya dan suami yang sebetulnya punya jadwal penerbangan siang. Nekat jalan ke tempat ini sekedar ini menuntaskan rasa penasaran sebelum kembali ke Jakarta. Lokasinya di dekat Kebun Buah Mangunan di Kabupaten Bantul. Kita harus naik sedikit lagi untuk sampai ke spot photo yang sedang hits ini. Jurang Tembelan  secara administratif terletak di Dukuh Kanigoro.




"Kalau di Mangunan kan harus bayar masuk ke dalam, kalau di sini tidak ada biayanya bu, pak. Hanya sekedar sumbangan seikhlashnya dan ongkos parkir. Mudah-mudahan waktunya cukup ya pak. Biasanya antri...Kan Bapak sama Ibu harus kembali ke hotel dan bandara."

Driver yang mengantar kami menjelaskan panjang lebar. Rupanya dia lebih khawatir dari kami.

Alhamdulillah meski cukup ramai, antrian untuk berphoto di gardu pandang dan gazebo di sana tidak terlalu panjang. Spot photo berbentuk perahu dari bambu yang hanya bisa dinaiki satu orang.  Saya yang sebetulnya takut ketinggian berusaha melawan rasa takut. Sudah sampai sini masak gak berphoto sih, gak perlu sampai ke ujung perahu lah yaa. Yang penting bisa exsis di IG. Halah!!! Yang  juga membuat saya agak takut adalah angin yang demikian kencang seolah siap membawa saya terbang dan membuat perahu terasa bergoyang. Ketinggian dan hari yang semakin siang membuat angin semakin kencang bertiup.

                         Yuk geser ke kanan untuk melihat negeri di atas awan dari Jurang Tembelan

Kami juga sempatkan photo berdua di spot yang berbeda. Hmm kalau mau photo prewedding di spot ini bisa lhoo. Hmmm jangan lupa saat sunrise yaa. Teman saya ada yang bilang harus jalan dari  Kota Yogya jam 3 malam. Huwalaah gak sekalian tahajjud dan subuh di TKP tuh hahaha. Tapi memang para pemburu photo melakukan hal ini untuk mendapatkan gambar yang dramatis tadi.

Tebing Breksi, Saksi Cinta dari Ketinggian Yogya


Unik. Karena selain berada di ketinggian, ada dua hal yang membuat tempat ini menjadi menarik. Satu sisi ada tebing-tebing batu yang meskipun buatan tangan manusia namun tampak eksotis dan cantik untuk menjadi obyek photo, di sisi lain saat kita naik ke atas tebing kita akan mendapati pemandangan yang menyejukkan mata. Yogyakarta dan sekitarnya di kejauhan.  Jika beruntung dan cuaca cerah dari puncak tebingnya, kita dapat melihat lanskap Candi Prambanan, Candi Sojiwan, Candi Barong dan kemegahan Gunung Merapi bahkan kota Yogyakarta.

Suasananya di bagian atas tebing juga dibuat alami dan unik, serta tentu saja instagramable. Ada kursi atau bangku, di antara pepohonan dengan tulisan-tulisan lucu dan menginspirasi. Tak usah khawatir karena untuk sampai ke atas sudah dibuatkan tangga yang berundak-undak memudahkan kita sampai ke atas.

Baca Juga: Kuliner Yogyakarta yang Unik dan Tidak Mainstream

Kabarnya  tebing ini dulunya merupakan endapan abu vulkanik dari Gunung Api Purba Nglanggeran. Kawasan ini merupakan areal penambangan batu kapur. Naah rupanya disisakan tebing-tebing kapur yang menjulang tinggi dan kemudian dihias dengan pahatan-pahatan yang artistik. 

Warna putih yang bergradasi juga menampilkan kesan dan seni tersendiri. Kamu yang mau photo pre-wedding dan sejenisnya bakalan dramatis banget nih kalau mau mengambil gambar di sini. Photo sama pasangan juga boleh kok meski bukan pre-wedding. Siapa tahu jadi terinspirasi kan?

A post shared by OPhi Ziadah (@ophiziadah) on
                                 Tebing Breksi, Eksotis dan Instagramable, geser ke kanan yaa

Yang juga unik di sini ada banyak burung hantu yang ekostis dan jinak yang bisa kita ajak berphoto. Kita hanya membayar sejumlah tertentu pada pemilik burung untuk kemudian mengambil phose dengan burung cantik yang misterius ini.

Tebing Breksi terhitung baru karena baru dibuka untuk umum pada tahun 2015. Lokasi tebing ini berada di area yang sama dengan Candi Ijo dan Candi Ratu Boko yang terletak di wilayah Prambanan Sleman. Jadi kalau dari Yogya bisa mengunjungi beberapa tempat ini dalam sekali jalan karena masih di satu wilayah yang sama.Tidak terlalu jauh dari Kota Yogyakarta, jadi bisa dalam perjalanan satu hari untuk beberapa Lokasi di sekitarnya. 

Saat saya mengunjungi tempat ini, kawasan ini masih tengah dibangun untuk dilengkapi dengan fasilitas umum. Di bagian atas dekat parkir dibangun toko souvenir dan warung jajanan. Ada juga Masjid kecil yang tampaknya masih baru, namun cukup membantu pengunjung yang hendak melaksanakan sholat. Toilet dan trempat wudhu juga tampaknya belum lama rampung pembangunannya.

Menanti Senja di Candi Ijo


Masih di wialyah kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman.

Candi Ijo, candi yang dibangun sekitar abad ke-9 di sebuah bukit hijau atau Gumuk Ijo. Penyebutan nama Desa Ijo pertama kalinya disebut di dalam Prasasti Poh yang berasal dari tahun 906 Masehi. Kabarnya Candi Ijo merupakan candi yang letaknya tertinggi di Yogyakarta. Posisinya di ketinggian 375 meter di atas permukaan laut (Mdpl).  


Untuk mereka yang hendak menikmatinya sebagai wisata alam, komplek candi yang tampak berteras-teras ini  merupakan tempat yang direkomendasikan untuk menikmati pemadangan alam Yogyakarta. Kita dapat melepaskan pandangan ke seluruh penjuru mata angin dengan hembusan angin yang sepoi-sepoi. Naah momen dramatisnya adalah momen sunset. Menikmati saat sang mentari mulai tenggelam dilatari pemandangan kota Yogyakarta di kejauhan menyisakan nuansa tersendiri.

                               *Digeser yaa untuk menikmati syahdunya senja dari Candi Ijo
   
Untuk penikmat wisata sejarah, Candi Ijo masih meninggalkan banyak cerita yang misterius dari beragam peninggalan fisik berupa prasasti-prasasti, arca, dan beragam ukiran di sana. Ada beberapa candi yang tidak terlalu besar dalam komplek ini yang masing-masing memiliki makna dan sejarah tersendiri.  Saat diterpa jingga sinar mentari yang hendak menepi menimbulkan siluet yang tak kalah cantik dan eksotis. 

Bercengkrama dengan orang yang kita kasihi sambil menanti senja menutup har, ditemani angin yang ramah membelai wajaah. Hmm suasana yang sempurna. Sayangnya saya ke sana berama-ramai hahaha. Tidak kalah syahdu dan tetap seru kok :)


7 comments

  1. Nice. Syahdunya jogja dari ketinggian....

    ReplyDelete
  2. Keren ya pemandangannya. Eksotis banget. Saya paling tertarik sama Tebing Breksi itu 😍

    ReplyDelete
  3. Semuanya udh masuk itinerary bulan depan nih mba. Tapi bawa krucils kesananya.

    ReplyDelete
  4. Jogja selalu romantis. Penasaran sama Tebing Breksi, semoga saya dan suami bisa juga ke sana. Indah sekali tebingnya.

    ReplyDelete
  5. Mbaca tulisan ini kemudian aku bertanya pada diriku...

    Dulu 5 tahun di Jogja gua kemanea ajeeeeeeeee.. taunya malioboro doank kwkkwkwkw

    Huaaaaaa jd pengen ke jogja lagihhh

    ReplyDelete
  6. Penasaran sama Jurang Tembelan, belum pernah ke sana tapi pengen... Tebing Breksid dan Candi Ijo sich udah... sekalian ke Ratu Boko

    ReplyDelete

Terimakasih sudah silaturahim, silahkan meninggalkan jejak di sini. Comment yang masuk saya moderasi terlebih dahulu ya. Mohon tidak meninggalkan link hidup.