Tsurumi Ryoukuchi Park - Osaka




Jepang, negara yang unik dan khas.  Mungkin jadi wishlist semua traveler untuk dikunjungi. Instead of Tokyo yang merupakan kota yang sibuk dan ramai beberapa kota seperti Osaka, Kyoto, dan Nara bisa jadi pilihan destinasi saat ke Jepang. Suasana di ketiga kota ini sangat terasa "Jepang". Ya iyalaah hahaha

Sekitar seminggu including penerbangan, Osaka, Kyoto, dan Nara merupakan kota yang menjadi tujuan explore wisata sekaligus belajarku beberapa tahun lalu, tepatnya 2018. Maret menjelang April, Jepang baru saja meninggalkan musim dinginnya menuju musim semi. Jika kita beruntung, bisa menikmati balutan salju sekaligus sakura bloom. Tapi bisa menikmati salah satu momennya aja tetap menyenangkan sih. 

Dalam postingan kali ini tampaknya saya hanya bisa mengupas satu dari beberapa destinasi wisata di Osaka yang sempat saya kunjungi. Well, awalnya berniat mengulas semua dalam satu postingan ini. Ah ternyata terlalu panjang gais. Jadi nantikan ulasan aku di destinasi lainnya yaa.

Baca juga:  Kimono Show Kyoto

Banyak sekali destinasi yang bisa dikunjungi di Osaka.  Kebetulan waktu itu, saya dan rombongan menginap di hotel kecil di daerah Osaka. Tak jauh dari stasiun kereta. Saya cukup yakin, rasanya jalur kereta berada tepat di belakang kamar saya. Yang sayangnya gak bisa memastikan dengan mengintip karena tak ada jendela ke arah belakang. Namun suaranya yang demikian jelas saat kereta melintas, memastikan hotel ini tak jauh dari jalur kereta. 

Cukup strategis untuk wisatawan yang traveling menggunakan public transport karena untuk mencapai stasiun cukup dengan berjalan kaki sekitar 200-300 meter. Hampir semua tempat wisata di Jepang biasanya bisa ditempuh dengan public transport. Jikapun agak jauh dari train stasion, pasti ada jalur bus atau tram yang bisa menyambung dan stop di sekitar tujuan wisata tersebut. Enakeun sih yaa.
 
Random ya, saya mau cerita dulu gimana rasanya mengunjungi taman bunga yang sedemikian luas di tengah udara dingin hihihi. Tak tepat waktu? bisa ya, bisa tidak. Namun suasana sepi saat itu bisa membuat kita merasa berada di taman pribadi karena hanya rombongan kita saja yang visit hahaha. Mungkin ada juga visitor lain tapi kami memang hanya bertemu dengan sedikit orang. Sebagian visitor  seperti kami, beberapa memang petugas di sana. Tapi memang sepi sekali sih waktu itu.




Nanti saya infokan kapan waktu yang paling baik untuk mengunjungi taman ini ya. Meskipun bisa dibilang "tak tepat waktu", tetap terasa seru dan menyisakan memori tersendiri dan tak mau ku simpan sendiri. Jadi terkadang bagaimana kita menyikapi dan merespon setiap situasi (seburuk apapun), kadang yang paling menentukan ending ceritanya. Suasana khas sisa musim gugur di mana pepohonan tampak meranggas juga jadi pemandangan yang bagus untuk diabadikan. Yang penting pose andalan dulu kita! Yuk Jump!!

Tsurumi Ryoukuchi Park

Sebuah taman yang sangat luas menghijaukan Kota Osaka dari pandangan di atas ketinggian. Taman Tsurumi Ryokuchi, yang secara resmi dikenal sebagai Taman Peringatan Tsurumi Ryokuchi Expo '90. Menyelimuti lebih dari 300 hektar persegi kota dengan warna hijau. Taman yang merupakan rumah bagi beragam hewan dan tumbuhan, rumah teh tradisional, dan bunga sakura yang semarak. tempat untuk "escape gateaway" yang indah di pinggiran Osaka.



Taman ini awalnya dibuat untuk menyelenggarakan festival/pameran bunga dan tanaman internasional, "International Flower and Greenery Exhibition" pada tahun 1990 dan menarik jutaan pengunjung. Kabarnya mencapai 20 jutaan pengunjung. Hmm amazing gak sih? Nah setelah itu, situs ini diabadikan sebagai taman dan dirancang sedemikian rupa sehingga memiliki bunga-bunga yang bermekaran setiap musim. Bahkan di musim dingin, taman ini bersifat kaleidoskopik. 

Selain hamparan rumput yang luas, ada danau besar yang juga magical sih. Kami sampai ke dekat danau ini menjelang senja sehingga bisa menyaksikan pemadangan yang syahdu kombinasi danau dan matahari serta langit senja yang dramatis. Di area ini juga disediakan tempat  barbekyu dan berkemah, area pegunungan, area cultural, area olahraga, restaurant, dan banyak lagi. Saya bisa bayangkan di musim semi atau musim panas, tempat ini sempurna untuk melarikan diri dari keramaian kota terdekat.

Mengunjungi taman ini di ujung musim dingin memang terasa agak kurang pas. Udara sangat menusuk sementara kita harus berjalan menyusuri area taman yang super luas. Namun demikian pemandangan khas sisa winter dan mulai masuknya musim semi membuat hati menjadi terhibur karena mulai bermunculan bunga warna warni di beberapa lokasi. Yang paling bikin happy karena bisa melihat sakura dan plum atau ume mulai bermunculan meski belum merata. Mengunjunginya di musim semi pasti bikin penuh kamera karena gak bisa berhenti mengambil gambar.

Sakuya Konohana Kan Conservatory


Dari pintu kami masuk saat itu (kelihatannya banyak entrance gate), spot yang paling pertama terlihat adalah Sakuya Konohana Kan Conservatory. Dibangun oleh Pemerintah Kota Osaka sebagai paviliun International Garden and Greenery Exposition pada 1990 tersebut. Sejalan dengan tema pameran, “Harmonious Co- Eksistensi antara Manusia dan Tanaman Hijau, ” konservatori menampung tanaman liar yang dikumpulkan dari seluruh dunia. 




Ini adalah salah satu konservatori terbesar di Jepang, dan salah satu dari sedikit konservatori di dunia yang secara artifisial menjaga kondisi iklim dan geografis daerah tempat tanaman tumbuh. Tanaman yang menjadi daya tarik utama konservatori, seperti bunga lili air tropis dan bunga poppy biru, akan mekar sepanjang tahun.

Ada sekitar 15.000 tanaman dari 2.600 spesies dan asal-usul taman yang dipamerkan.  Pameran ini menawarkan kesempatan langsung bagi pengunjung untuk belajar tentang alam yang luar biasa dari planet kita. Sumber keanekaragaman hayati  yang bernilai tinggi. Konsep konservatori ini juga menawarkan perjalanan yang menakjubkan untuk menghargai aneka ragam bunga di dunia yang sangat banyak jenisnya.

Sayang sungguh sayang, kami tidak bisa masuk. Entah apakah memang ditutup sementara karena satu dan lain hal saat itu atau ada alasan lain. Kami hanya bisa melihat gedungnya yang megah dan membaca papan penjelasannya. So cuss, dalam udara dingin yang menggigit kulit kami berjalan menuju Yama no Eria.

Yama no Eria - Mountain Area


Dari sekian luas area, kami hanya mengunjungi beberapa spot saja. Salah satunya, yang kabarnya paling favorit dikunjungi adalah area pegunungan (Yama no Eria). Landscapnya memang berbukit-bukit, menampilkan taman internasional yang mewakili banyak negara, dari India, Spanyol, hingga Iran, dengan tanah asli dan arsitektur yang mewakili penduduk setempat. Ada juga taman tulip dengan kincir angin, latar dari buku cerita Belanda, serta taman Jepang yang besar. Kami fokus dan banyak stop di kedua area terakhir yang saya sebutkan. 


International Park


Taman internasional menyajikan teknik berkebun dan tanaman dari seluruh dunia . Park ini mungkin yang paling ngehits pada saat  International Flower and Greenery Expo  tahun 1990 diadakan. Taman ini masih bisa dilihat di Tsurumi Ryoukuchi. Selama bertahun-tahun, lanskap penanaman telah berubah dan ada tempat-tempat di mana kita tidak dapat memasuki taman karena sudah sedemikian lama (tua) usia taman ini sehingga kondisinya jauh lebih dijaga. Namun area ini tempat photo-photo dan selfi yang paling populer justru karena suasana unik yang tercipta di sini.


Windmill Hill

Duuh lagi-lagi saya agak menyesali karena gak bisa mendapati pemandangan magical ala kampung-kampung di Belanda dengan kincir angin dan hamparan tulip yang mekar karena saat itu tulip baru saja ditanam dan bahkan batang dan daunnya pun belum tumbuh. Hikss...

Windmill Hill atau  Bukit kincir angin berada di sisi barat Furusato no Mori. Kincir angin di atas bukit dibangun dengan cetak biru dari Belanda dan telah ada di sini bahkan sebelum International Flower and Greenery Exhibition itu diadakan. Hamparan bunga di kaki kincir angin dihiasi dengan bunga musiman seperti tulip, bunga matahari, dan kosmos. Kebayang kan cantiknya? meskipun kami ga sempat menyaksikan kecantikan tersebut saat itu hehehe.

Selalu ada yang tetap bisa kita syukuri, meski tak menyaksikan warna warni tulip di sekitar bangunan kincir angin yang melegenda itu, kami tetap mendapat spot cantik mengabadikannya di antara kuntum sakura yang mulai bermekaran. Gak kalah cantik dan eksotis sih. Kalau mau dijadiin wallpaper juga kece banget kan hehehe.




Taman Jepang


Taman ini didesain menggunakan teknik "Shukkeien", salah satu teknik lansekap yang mewakili Jepang dan memadatkan lanskap alam. Temanya adalah " pemandangan air pegunungan yang indah, dinamis, dan lembab" dengan motif pegunungan yang mencitrakan bintik-bintik hijau di Kansai seperti hutan cedar di Gn. Kitayama.



Landscapenya memang dibuat sangat Jepang. Selain berbukit-bukit seperti terasering, pohon sakura dan ume (yang alhamdulillah sebagian sudah mulai bermekaran), juga rumah kayu terbuka khas Jepang. Waah kalau musim panas bisa gelar tikar, bawa bekal, sambil main, dan gogoleran di sini. Seru dan tempatnya nyaman sekali. Kami cukup lama berhenti di sini karena sebagian teman-teeman menggelar tikar dan mengejar sholat yang belum dijamak dari Zhuhur karena waktu mulai menepi menuju senja.






Rose Garden


Taman mawar dengan nuansa dan aroma Eropa, di mana selayaknya kita bisa menikmati sekitar 400 varietas dan 1900 bunga mawar, termasuk "Tsurumi '90" yang dibuat untuk memperingati pameran bunga dan penghijauan Internasional. Again saat itu, bunga-bunga mawar masih malu-malu saat kami berkunjung. Untuk bisa puas menikmati taman mawar ini waktu terbaik untuk berkunjung memang di musim semi pada pertengahan Mei hingga pertengahan Juni atau di musim gugur pada sekitar pertengahan Oktober hingga pertengahan November.

Nature Experience and Observation Garden


Di sini ada 4000 tsubo farm yang mereproduksi satoyama dan lanskap pedesaan yang menghilang. Tempat ini membuat pengunjungbelajar tentang pentingnya lingkungan alam dan ekosistem melalui kontak dengan alam dan pengamatan makhluk hidup. Di sini, pengunjung dapat merasakan pengalaman menanam dan memanen padi sepanjang tahun, mengamati kentang, bawang bombay, akar teratai, dan lainnya, bahkan ikut serta memanen.

Tsurumi Niiyama

Gunung buatan dengan ketinggian 39m, puncak tertinggi di Kota Osaka, dibuat pada bulan April 1983. Perbukitan, Oike, dan sungai diatur di sekitar Tsurumi Shinzan ini. Jika  kita menaiki tangga yang landai,  kita dapat melihat dataran Osaka dari atas. Wow pasti indah sekali yaa. Sayangnya kita tak sampai ke atas. Kaki pegel euy...  Matahari juga sudah mulai menepi. 

Jalan kembali keluar area park juga lumayan jauh hiks. padahal kami dijemput di entrance gate yang berbeda dengan saat kami masuk. Duh kebayang kalau harus balik lagi ke pintu masuk yang sama. Gempor. Sejujurnya udara Osaka hari itu luar biasa dingin buat saya yang meskipun sudah menggunakan kostum winter namun tetap merasa ditembus dingin.




Yang membuat lelah dan dingin terusir perlahan adalah suasana magical di tepian danau yang luas dengan naungan mentari senja yang semakin menjingga di antara bayangan dahan pohon yang meranggas dimakan musim gugur. Hmm berpoto ramai-ramai dengan landscape ini atau sendirian mematung di tepi danau sama indahnya.  Ups, sayangnya waktunya kita segera kembali untuk mengistirahatkan diri untuk kejutan esok hari.

Baca juga: Nara Park 

Meski datang di waktu yang kurang tepat, tapi ternyata tetap seru dan indah untuk dikenang. Ada quote yang bagus untuk menyemangati diri "tersesat" dalam sebuah perjalanan, entah salah arah atau salah waktu sebagai sebuah hal baru yang tetap memperluas cakrawala kita.

“Man cannot discover new oceans unless he has the courage to lose sight of the shore.” – Andre Gide




14 comments

  1. Masya Allah Teeeeh, seru banget ya. Adikku pindah-pindah tinggalnya sempat di Oyama dan Osaka juga, kalau kirim foto atau video, rasanya mau nyusul saat itu juga, haha. Semoga suatu saat dapat menjejak ke Jepang Ya Allah, Amiiiin

    ReplyDelete
  2. Jepang ini bucket list traveling sejuta umat ya mbaaa
    termasuk dirikuuu
    apalagi kalo lihat Youtuber Jerome Polin, dihh makin mupeng ke Jepang!!

    ReplyDelete
  3. ya ampun mba.. menyenangkan banget pengalaman traveling ke Tsurumi Ryoukuchi Park Osaka. memang Jepang tuh bagus banget ya

    ReplyDelete
  4. wiuuuu....cakeep2 maaak ophi. Meski mbolang di 2018, jadi masih rapi tersimpan dalam ingatan yaaa..
    aku belum pernah ke jepun sih, mudah2an suatu saat bisa hehehe

    ReplyDelete
  5. Wah...asyiknya, saya baca saja sudah bayangin serunya mengunjungi Tsurumi Ryoukuchi Park Osaka ini. Meski sempat menyesal karena mengunjungi bagian yang bukan harapan, tapi setuju dengan quote-nya: Man cannot discover new oceans unless he has the courage to lose sight of the shore. Karena entah salah arah atau salah waktu bisa jadi hal baru yang tetap memperluas cakrawala kita.

    ReplyDelete
  6. Wah Ophiiie komplit banget ulasannya!
    Aku jujur aja termimpi mimpi pengen ke Jepang ini, pengeeeen pake banget!

    Liat foto foto di sini jadi tambah pengen, amiiiin bisa pergi sekeluarga aaamiiiin

    ReplyDelete
  7. Seru pisan Maak, beneran meski datang ga tepat waktu tetepberkessan dan indah yaa. Aplagi kalo pas datang tepat waktuu, makiin mempesona dan terkenang sepanjang massa. Ahhh next kalo ke Osaka wajib mengunjungi Tsurumi Ryoukuchi park inii, duh kbayang cantiknyaaa.

    ReplyDelete
  8. Baca artikelnya pelan-pelan, biar terasa kalau lagi ikut trip online, ngunjungin taman-taman di jepang. Suka banget sama jepang.

    ReplyDelete
  9. Mba aku langsung melongo baca "International Flower and Greenery Exhibition" pada tahun 1990 ada 20 juta pengunjung wowwww rame bangettt kebayang ya lautan manusia demi melihat bunga-bunga yang indah :) jadi semangat pengen travelling ada beberapa negara yg jadi list buatku semoga bisa kesampean nih

    ReplyDelete
  10. Meskipun bukan sesuai harapan, tetapi tetap aja dapatnya seindah ini ya, Mbak. Kepengen saya banget nih suatu saat bisa ke Jepang. Semoga aja terkabul. Minimal bisa 1x, lah ^_^

    ReplyDelete
  11. Yakin ini gak cukup seminggu yaa, kak?
    Jarak antar lokasinya jauh-jauh gak?
    Aku sempat 11 hari ke Jepang, tapi hanya bisa mendatangi Tokyo dan Yokohama (rumah mas di sini), heuheuu...kalau lihat foto-foto Jepang, kan jadi pengen ke Fuji-san.
    hihii...tapi gak kebayang dinginnya yaah..

    ReplyDelete
  12. Keren bangettt. Bener2 aku bacain biar jadi berasa kayak lagi disana deh. Kira2 taman sekece dan seluas itu biaya operasionalnya gimana ya? Hahaha.. malah jadi mikir kes itu soalnya di Indoensia itu kalau ada kawasan wisata kan pengelolaannya suka rumit jadi berdampak ke kondisi tempat wisatanya juga.

    ReplyDelete
  13. lengkap sekali ulasan tentang wisata di osaka ini mbak ophi,bikin pengen ke Jepang
    Apalagi lihat taman taman indah karena bunga sakura yg bermekaran

    ReplyDelete
  14. Osaka dan Kyoto, kota yang saat remaja dulu sering saya ingat dan harapkan bisa ke sana karena jadi setting novel kesayangan.
    Membaca ini lebih memvisualkan harapan yang lama terkubur itu

    ReplyDelete

Terimakasih sudah silaturahim, silahkan meninggalkan jejak di sini. Comment yang masuk saya moderasi terlebih dahulu ya. Mohon tidak meninggalkan link hidup.