Malmo is not usually a name that comes to mind when the country of Sweden is mentioned, but this city undoubtedly has its own charm and prominence.
Sepakat banget sama pernyataan di atas. Saat berangkat ke Swedia waktu itu, sama sekali gak tahu kalau ada sebuah kota yang juga relatif cukup besar dengan nama Malmo. Selain Stockholm saya hanya hafal Hassleholm, ternyata kota ketiga terbesar di Sweida yang terletak di sudut paling selatan dari negara skandinavia ini. Kota ini memiliki sebuah kastil yang spektakuler, Malmo Castle yang penuh dengan makna sejarah yang sangat besar karena banyaknya serangan berulang ke Benteng dan Kastil ini. Bagi pecinta museum, ada banyak sekali museum yang tersebar di seluruh kota.
Baca juga: Mengintip Gedung Parlemen Swedia
Unfortunatelly saya tidak mengunjungi castle dan museum karena memang saat itu berkunjung ke Malmo bukan dalam rangka jalan-jalan tetapi dalam rangka kunjungan dan study banding ke Malmo University sebagai bagian dari sebuah program training yang tengah saya ikuti di Stockholm. Namun jejak singkat yang saya tinggalkan dan saya ikat dengan mengambil gambar di beberapa spot sungguh menjadi bagian dari lembaran hidup yang memorable. Tidak semata bahwa saya pernah menjejak kaki di sana, namun kemudian seperti biasa ada banyak pelajaran dan hikmah yang saya dapatkan. Kemudian mengapa tidak mengikatnya lebih erat dalam sebuah tulisan.
Jelang akhir Oktober, layaknya kota lain di belahan utara eropa ini tengah memasuki awal musim dingin. Musim gugur baru saja memasuki hari-hari penutupnya. Suasana gloomy dan angin yang makin menusuk menjadi penanda musim dingin segera tiba. "Ah tapi sepanjang tahun selalui dingin Ophi, kami jarang berkawan dengan panasnya matahari meski kadang sinarnya terang namun angin membuat kami tetap berselimut dingin." Saya teringat kata-kata Mathias Svenson, salah satu panita yang selalu siap membantu kami.
Kegiatan di pagi hari kami habiskan di Malmo University. Jika sebelumnya sempat mengunjungi Lund University, kampus Lund terkesan klasik dengan gedung-gedung berarsitektur tua dan membawa kita mundur ke beberapa abad ke belakang, maka di Malmo Uni kita merasakan vibes yang berbeda. Nuansa kekinian dan shopisticated sangat terasa baik di fasad exterior maupun interior gedung. Selesai menerima materi dari salah satu profesor dan timnya di Malmo Uni dilanjutkan dengan diskusi tentunya, kami sejenak mengeksplor kampus.
Usai kegiatan di kampus kami kemudian diberi free time untuk mengekspor sejenak Malmo city sambil menunggu waktu makan malam. Tentu bukan tanpa pertimbangan dan perhitungan ketika panitia kemudian mendrop kami di pusat kota untuk strolling around sebelum berkumpul kembali di sebuah restaurant Asia untuk dinner.
Sebetulnya gambar utuh kota Malmo adalah sebuah kota yang memiliki taman-taman yang sangat terawat dengan pepohonan dan rumput hijau dan banyak air mancur. Kota Malmo juga sering mengadakan berbagai konser secara regular. Baik konser musik, seni, mapun budaya. Banyak kalangan yang menyebutkannya sebagai kota yang sangat tepat untuk dipilih sebagai tujuan berlibur. Namun secuil tempat saja yang bisa dieksplore tetap sungguh membuat saya sangat terkesan. Beberapa site yang menarik di seputar pusat kota tetap mencuri hati dan perhatian kami.
Baca juga: Belajar dari Hassleholm Municipality
Kawasan ini secara keseluruhan merupakan kawasan Kota Tua (Gamla Staden), yang menakjubkan penuh dengan pesona dunia lama. Berjalan di sepanjang jalan berbatu di Kota Tua, serasa berada di kehidupan bertahun-tahun ke belakang. Kemudian kita menemukan salah satu dari banyak galeri funky, butik trendi, atau kafe bergaya yang berjejer di jalan-jalan sempit.
Town Hall of Malmo/ Balai Kota Malmo: Stortorget Square: Alun-alun Kota Tertua
Stortorget adalah alun-alun terbesar dan tertua di Malmö yang telah ada sejak tahun 1530. Alun-alun ini adalah salah satu hal tersibuk yang bisa dilihat di Malmö dan merupakan tempat terbaik untuk berjalan-jalan, terlepas dari musim apapun. Alun-alun ditutupi di semua sisi oleh bangunan-bangunan yang memiliki makna sejarah dan arsitektur yang sangat besar. Di alun-alun, kita akan menemukan balai kota, Hotel Kramer dan rumah Kockska, serta rumah Jörgen Kock walikota pada abad keenam belas. Balai Kota yang dibangun pada tahun 1547 dan diberi sentuhan Renaisans Belanda pada tahun 1860.
Belanja Sepuasnya atau Setidaknya Cuci Mata di Jalan Södergatan
Setiap destinasi wisata memiliki jalan atau alun-alun yang memancarkan pesona klasik Beverly Hills. Jalan Södergatan adalah Beverly Hills of Malmo, karena terdapat beberapa toko mulai dari butik kecil hingga toko desainer terkenal. Pada tahun 1978, kawasan ini menjadi jalan pertama bagi pejalan kaki di Malmo yang menampung merek asli Swedia.
Baca juga: Perjalanan Pertama ke Eropa (Utara)
Flensburgska Huset, bangunan tertua di Malmo yang dibangun pada abad ke-16, membentuk pemandangan yang menakjubkan dengan batu putih dan tukang batu merahnya yang khas. Optimistorkestern adalah kunjungan wajib bagi orang-orang yang ingin menjelajahi setiap sudut Malmo. Patung eksentrik dari marching band yang dipimpin oleh seorang drummer dipasang di tempat pada tahun 1985. Ini adalah tempat terbaik untuk mengumpulkan sepotong Swedia untuk dibawa pulang.
Saya iseng mengambil gambar salah satu toko dengan nama penyelenggara Svenson, "waw Mathias you have a great butique here..." Saya pribadi sama sekali tidak masuk ke dalam salah satupun toko dan butik di Södergatan. Sadar diri karena dompet yang tipis dan status "student" bukan tourist beneran hahaha.
Jelajahi Toko dan Restoran Lilla Torg
Lilla Torg dapat diterjemahkan sebagai 'kotak kecil', dan meskipun kotak itu tidak terlihat di peta, itu menarik banyak wisatawan. Dihiasi dengan batu bulat dan dikelilingi oleh restoran dan kafe yang mengatur teras luar ruangan mereka di musim panas. Banyak kedai makanan, resto, cafe berjajar terkonsentrasi di alun-alun dan menjadikannya salah satu hal terbaik untuk dilihat di Malmö.
Lilla Torg masih menyimpan pesona abad ke-17, dengan trotoarnya yang terbuat dari batu bulat dan rumah-rumah yang terbuat dari kayu. Ini adalah alun-alun yang dikelilingi oleh toko barang antik, kafe, restoran, dan pusat perbelanjaan.
Alun-alun ini dulunya adalah semacam pusat perbelanjaan bagi penduduk, karena di dalamnya terdapat toko daging, toko grosir, dan toko roti. Restoran di area ini menyajikan hidangan Skandinavia yang lezat, yang tidak tersedia di tempat lain. Ini adalah tempat terbaik bagi pengunjung untuk berbelanja oleh-oleh juga.
Momen yang terukir di Malmo menjadi lebih berkesan saat bertemu dengan seorang pria asal Suku Kurdi yang berjualan buah di area dekat Town Hall atau alun-alun kota yang menyapa dan mengajak bincang. Pria dengan kaos bertuliskan 'Importerad Skanning" ini berkisah tentang bagaimana hingga Ia berada di Swedia berpisah dengan anggota keluarganya akibat perang Irak. Betapa meskipun kehidupan yang dijalaninya mungkin cukup baik saat ini, namun Ia tetap merindukan tanah air dan keluarganya yang juga terpencar ke berbagai negara akibat perang. Baca cerita lengkapnya di link di bawah yaa.
Baca juga: Importerad Skanning
MasyaAllah kota kuno dan klasik yang indah, tempat seperti ini selalu punya kenangan berharga walau hanya sejumput. Letaknya yang strategis pun bikin jalan-jalan di sana lebih menyenangkan. Terima kasih informasinya!
ReplyDeleteiya mba..klasik tp asik hehe
DeleteItulah kenapa aku lebih suka traveling drpd di rumah kelamaan. Bisa melihat kehidupan langsung orang2 yang berbeda culturenya, merasakan budaya mereka, kehidupan kotanya, selalu jauuh lebih menarik ❤️❤️.
ReplyDeleteSuami yang udah pernah kesana mba, akunya kalo Eropa masih dikit, baru 4 negara. Semoga THN depan bisa bener2 kliling Eropa Ama suami. Pengen banget mampir Swedia juga
Aamiin, aku jg blom banyak kok ke negara2 di Eropa, pingin nambah lagi sih
Delete